...Episode 02...
" Sayang, tenanglah. Kenapa begitu terkejut?" Ucap seseorang itu yang ternyata laki laki. Ani semakin membola melihat pria itu terlihat telanjang dada.
" Siapa lo? Ngapain lo dikamar gue sambil telanjang gitu? Dasar mesum! Pergi gak?" Pekik Ani mengambil sesuatu yang ada didekatnya dan membabi buta.
Pria itu terlihat kewalahan dan mencoba menenangkan, terbukti dia mencoba menangkap tangan Ani dan ya tertangkap.
Kini Ani tidak bisa menggerakkan tangannya, tak habis akal dia mencoba menendang pria itu menggunakan kakinya. Tapi pikirannya terbaca hingga pria itu menindih kaki Ani menggunakan kakinya.
" Stop, hei! Dengarin aku dulu, bisa?" Bujuk pria itu dengan wajah datar.
Ani menggeleng brutal, dia mencoba melepaskan kungkungan pria itu.
" Lepasin gak? Kalo gak gue bak teriak." Ancam Ani namun dibalasan kekehan ringan.
" Kamu lupa ruangan ini kedap suara?" Ejek pria itu membuat Ani geram.
Sayangnya dia tidak bisa melawan, akhirnya dia terdiam menahan amarah.
" Oke gue diem, lo bisa lepasin kan tangan gue? Kaki lo juga berat tau!" Ketus Ani membuang muka.
Dia baru menyadari mereka terlalu dekat ditambah pria itu sangatlah tampan. Tolong garis bawahi, pria itu sangat TAMPAN. Astaga Ani itu lemah dengan yang namanya makhluk tampan.
" Bagus diamlah seperti itu, kamu tidak perlu marah begitu." Ucap pria itu melepaskan cekalan ditangan Ani. Ani hanya mendengus mendengar perkataan pria itu.
" Jadi kenapa lo bisa ada dikamar gue?" Tanya Ani sewot.
Pria itu terlihat mengerutkan dahinya. " Kamarmu? Kamu tidak salah kan? Kamu masih mabuk?" Mendengar ucapan pria itu membuat Ani segera menatap sekelilingnya.
Oh Gosh!
Dimana ini?
Ani membelalakkan matanya melihat ini bukanlah kamarnya. Sedangkan pria itu hanya tersenyum culas melihat ekspresi Ani.
Ani langsung bangkit dari duduknya dan mengelilingi kamar luas dan mewah itu. Dengan wajah keruhnya dan kening mengerut, dia berjalan menuju pria yang tengah duduk dengan elegan dikasur king size.
" Katakan ini dimana? Lo nyulik gue kan? Apa alasannya?" Tuduh Ani dengan tajam pada pria itu. Jelas dia ingat dirinya tertidur dikasur setelah minum obat pereda sakit gigi.
pria itu tiba tiba tertawa, Ani menatapnya aneh. " Haha, nyulik? Untuk apa aku menculik pacarku sendiri."
" Apa kamu masih marah dengan kejadian kemarin? Baiklah, aku minta maaf, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi." Ucap pria itu menatap Ani dengan menyesal.
Untuk satu detik Ani terhenyak, namun sejurus kemudian dia tertawa keras. Bahkan dia sampai terbatuk batuk akibat terlalu puas tertawa.
" Kalo mau bercanda jangan disini. Pacar? Gue punya pacar? Hahahaha!" Wajah pria itu menggelap. Rahangnya mengeras dan tangannya terkepal.
Pria itu bangkit dan berjalan menuju Ani yang masih tertawa. Pria itu berhenti tepat didepan Ani, Ani langsung berhenti tertawa dan menatap pria itu.
" Apa?" Ucap Ani risih ditatap intens oleh pria itu.
" Maafin aku! Aku tau aku salah! Tapi jangan gini ya? Kamu boleh marah, kamu boleh bilang kasar, kamu boleh pukul aku, tapi kamu tetep pacar aku! Pokoknya terserah kamu mau apa, tapi jangan bilang kayak gitu!" Rengek pria itu menggoyangkan kedua tangannya layaknya anak kecil.
Ani melongo, dia tersadar dan langsung mendorong pria itu menjauh. " Siapa sih lo?! Kenal aja engga, ngaku ngaku pacar orang! Gila!" Umpatnya segera keluar dari ruangan yang berisikan pria gila menurutnya.
Gak gila gimana coba kenal aja enggak ngaku ngaku pacar. Begitu keluar dari kamar itu yang dia lihat sebuah ruangan seperti ruang tamu. Ani menduga dia berada disebuah apertement, yang pastinya milik pria gila tadi.
" Tunggu sebentar!" Ani menghentikan langkahnya untuk pergi. Dia meraba bajunya yang berganti menjadi sebuah bathrobe.
Ani memutar ingatannya, yang dia ingat semalam dia memakai piyama. Tapi sekarang sudah berganti, matanya membulat. Tangannya spontan menutup mulutnya tak percaya.
Dia tidak diperkaoskan?
Apa sudah?
Dia sudah tidak suci lagi?
Tiba tiba kepalanya menjadi pening, tubuhnya limbung kebelakang. Sebuah tangan menarik pinggangnya, Ani terkejut. Pria gila itu menahannya tidak jatuh.
" Sayang, kamu tidak apa apa?" Tanya pria itu cemas. Ani menepis tangan pria itu dari pinggangnya.
"Lo?! Katakan apa yang semalam terjadi?!" Sentak Ani menuntut. Pria itu bingung, namun tak urung menjawab.
" Semalam? Semalam kita tidur babe, apa lagi?" Jawabnya, Ani menatapnya selidik.
" Bener cuma tidur?" Pria itu mengangguk yakin. Ani menghela nafas lega.
" Sayang, kamu kenapa sih? " Tanya pria itu menghela nafas. Dia menarik tangan Ani dan menuntunnya untuk duduk di sofa.
" Aluna, aku tau salah karena berbohong sama kamu. Aku memang ga pergi karena urusan keluarga tapi malah keluar sama Anita-" Pria itu menjeda sebentar.
" Tapi kami tidak ada hubungan, kamu harus percaya. Aku juga sudah bilang kalo aku itu cemburu liat kamu deket sama Cakra. Oke, aku tau kalian cuma sahabat. Tapi aku tetep cemburu liat kamu berdua sama dia. Jadi semalam aku berniat pergi untuk meredakan rasa cemburuku dengan pergi dengan Anita. Aku tidak bermaksud selingkuh, aku... Aluna pokoknya kamu harus percaya aku tidak selingkuh." Lanjutnya. Sedangkan Ani terdiam, melihat itu pria itu menggenggam tangan Ani erat.
" Tunggu." Ucap Ani membuat pria itu menatapnya.
" Aluna? Hah, sepertinya lo salah paham deh." Ucap Ani. Pria itu tetap diam menunggu Ani menjelaskan.
" Gue bukan Aluna yang lo maksud. Gue Giani, Giani Revaya Atezz, gue yakin lo tau keluarga Atezz. Jadi sekarang lo anterin gue pulang kerumah gue sebelum bokap gue ngamuk." Lanjut Ani yang dihadiahi tatapan bingung.
" Honey, are you okay?" Bukannya menurut pria itu malah menyentuh dahinya. Ani menepis tangan itu.
" Lo ngerti ga sih gue ngomong apa?!" Karena kesal Ani bahkan sampai membentak pria dihadapannya.
" Kita kerumah sakit aja." Oke, Ani semakin tidak tahan dengan pria didepannya.
" Lo ada ponsel?" Tanya Ani. Pria itu menatap bingung. "Untuk apa?" Ani berdecak.
" Udah siniin aja, bawel banget." Meski bingung pria itu menurutinya. Dia mencari ponselnya dan menyerahkan pada Ani.
Segera Ani menghidupkan ponsel milik pria itu tapi tunggu sebentar!
Alis Ani tertaut melihat bayangan wajah dilayar hp. Wajah oval, pipi tirus, mata yang bulat dan terlihat samar berwarna hitam, hidungnya mancung dan bibir tebal. Sangat bukan mencerminkan seorang Atezz.
" Lo punya kaca?" Tanya Ani membuat pria yang sedari tadi menatapnya tersentak.
" Hmm?" Pria itu menaikkan alisnya, sedari tadi dia terlihat kebingungan.
" Cermin, dimana cermin?" Tanya Ani cepat.
" Ah, dikamar ada c-"belum selesai pria itu bicara Ani sudah bangkit.
Masuk kekamar Ani langsung berdiri didepan sebuah lemari besar dan terpampang lah cermin besar.
"AAAAAAA SIAPA ITU?!!"
...Bersambung...
...Dalam tahap revisi 🙏 ...
...jangan lupa tinggalkan jejak ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments