...Happy Reading 💚...
Episode 19
" Sayang, ayo buka mata kamu! Nanti Daddy bakal turutin semua yang kamu mau." Samar samar dia mendengar suara familliar itu.
" Daddy? Daddy!!!" Yang dia rasakan hanya hampa. Seolah dia terkunci di suatu tempat yang tidak berujung.
" Daddy!!" Teriaknya lagi berharap daddynya mendengar suaranya.
" Kamu mimpi apa sayang, kenapa kamu betah banget boboknya? Hiks... Mommy mohon Cepet bangun!"
" Mommy!! Ani disini! Tolong bawa Ani mommy, hikss Ani pengen pulang!" Raungnya menangis mencoba menggerakkan tangannya.
" Itu kondisi keluarga kamu, Reva! Tolong cepat selesaikan tugasmu. Tubuhmu sudah terlalu lama kamu tinggalkan. Waktumu tinggal sedikit lagi, ingat! 1 tahun dari sekarang atau akibatnya sangat fatal."
Mata Aluna terbuka lebar, nafasnya naik turun dengan keringat yang memenuhi seluruh badannya. Dia merasa keberadaan seseorang dan itu adalah Garvan.
" Kamu baik baik saja?" Tanyanya. Tanpa berkata Aluna langsung menghamburkan pelukan pada Garvan. Dia memeluk garvan dengan isakan.
" Tenang... ada aku disini, kamu tidak sendirian." Garvan mengelus punggung Aluna dengan lembut berharap dia tenang.
" Dokter sedang dalam perjalanan, kamu tiduran saja, ya." Tanpa menolak Ani membaringkan dirinya namun tidak menutup matanya. Dia menatap Garvan yang tersenyum lembut menatapnya, dia mengecup kening Aluna.
" Aku kedapur ambil makanan dulu," Aluna hanya diam tanpa menjawabnya.
Setelah beberapa saat seorang dokter wanita datang, dia memeriksa keadaannya. Dia menatap Aluna dalam kemudian beralih pada Garvan yang harap harap cemas.
" Semoga Aluna tidak papa karena masakan sialan itu!" Batinnya berdoa. Sedangkan aluna menatap dokter dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, dokter tersebut terdiam sesaat.
" Nona Aluna tidak papa, dia hanya kelelahan dan terlalu banyak pikiran. Saya akan memberikan resep untuk obat dan vitaminnya. Tolong sering minum air hangat ya?" Ucap Dokter tersebut. Garvan mengangguk lega, dia hendak keluar mengantar dokter itu namun Aluna menahannya.
" Tunggu! Ada yang aku bicarakan dengan dokter sebentar. Rey, kamu bisa keluarkan?" Pinta Aluna. Ingin menolak tapi melihat tatapan penuh harap itu membuat Garvan mengangguk dan pergi keluar.
" Jadi, apa yang ingin anda katakan?"
...***...
Di bandara Soekarno-Hatta seseorang baru saja keluar dari pesawat. Dia seorang gadis dengan tas koper ditangannya. Rambut hitam pendek sebahu bergoyang sedikit akibat angin berhembus kencang. Dari penampilannya saja sudah terlihat bahwa dia bukanlah orang yang biasa saja, apalagi wajahnya yang sangat cantik luar biasa membuat perhatian orang orang tertuju padanya.
" Welcome back Indonesia!" Ucapnya tersenyum.
" Hmm, 3 tahun berlalu dengan cepat ternyata! Sayang, tunggu aku disana." Gumamnya berseri seri seolah suatu hal yang baik akan terjadi padanya.
Siapakah gadis itu?
...***...
Di SMA Bintang tepatnya di kelas 12 IPA 1 sekumpulan pemuda pemuda tengah berkumpul dipojok kelas. Biasalah disana ada pojok santuy buat ngopi atau rebahan.
" Ntar pulang sekolah kita jenguk si boss gimana?" Tanya Sangga.
" Asal ada makanan, gue sih gas aja lah!" Jawab Gulzar. Sangga menatapnya malas.
" Selain makan apa yang Lo pikirin?"
" Eat, maybe?" Gulzar menjawab dengan acuh.
" Goblok!" Umpat Sangga menjitak kepala Gulzar. Fikar menggeleng kelapanya.
" Sorry, gue gak bisa ikut. Sore ini gue ada jadwal kerja, tolong sampein salam gue sama si boss." Ungkap Fikar. Syam mengangguk paham, temannya yang satu ini memang selalu sibuk mencari nafkah untuk keluarganya. Jadi dia memaklumi Fikar tidak dapat ikut. Dia menepuk pundak Fikar seolah menyemangati.
" Eh ngomong ngomong gue nggak lihat neklam, deh!" Ujar Sangga. Jangan lupa dia itu seorang informan handal. Jadi dia pasti tahu segalanya.
" Denger denger, Garvan suka sendiri. Gak tahu Alunanya kemana, yang pasti kata si Leni Garvan kalo sekolah matanya udah kayak zombie gitu." Sambung sangga.
" Mungkin lagi liburan." Sanggah Gulzar.
" Atau nggak, dia lagi nenangin diri disuatu tempat. Gue rasa dia tidak sejahat yang kita lihat." Timpal Fikar. Sangga mengangguk saja.
" Yah, kita gak tahu pasti nya sih. Lagian apa gunanya ngurusin hidup orang kalau hidup sendiri aja belum bener. Si paling merasa bener!" Ketus Gulzar sambil memakan cemilannya.
Sangga menabok kepalanya, " makan mulu kerjaan Lo!" Cibirnya. Tak terima, Gulzar membalas tabokannya.
" Gibah mulu kerjaan Lo!" Sindirnya.
...***...
Aluna merebahkan tubuhnya setelah selesai mandi. Sedangkan Garvan dia tengah pulang karena ditelpon orang tuanya. Tangannya terulur mengusap perut yang terlihat rata.
" Aku nggak nyangka ternyata sekarang aku mengandung anaknya." Lirihnya pelan.
" Tidak apa, satu tahun cukup membuatmu keluar. Setelah itu aku akan menitipkanmu pada Garvan. Tapi, apa dia akan menerimanya? Bagaimana kalau dia tidak menerimanya?" Gumam Aluna berfikir.
" Sebaiknya aku membicarakannya pelan pelan saja."
Drtt drtt
Ponselnya berdering pertanda sebuah panggilan masuk, dia mengambilnya dan menekan tombol hijau.
" Halo?" Aluna meletakkan ponselnya pada telinga sebelumnya dia melihat nomor tersebut.
' Cakra:v '
" Una! Bagaimana kabarmu?" Aluna terdiam sebentar mengingat siapa cakra ini dan apa hubungannya.
[ Cakra Alfarez merupakan sahabat baik Aluna. Dialah satu satunya orang yang Aluna anggap sebagai keluarganya. Hanya Cakra yang dekat dengannya dan selalu baik kepadanya. Mereka berdua bersahabat sejak kecil dengan seorang gadis lain, namun mereka semua malah terpisah. Cakra sendiri, dia mencintai Aluna. Bahkan saat Aluna meninggal dia ikut menyusul sang kekasih hati tersebut. ]
" Emm, baik." Jawab Aluna canggung.
" Hey ada apa? Kenapa canggung sekali, seperti yang sudah lama tidak bertemu saja. Eh, tapi terakhir bertemu itu 3 bulan terakhir kan?"
Aluna tertawa canggung, sungguh dia jadi malu sendiri mengingat alur novel.
" Ngomong ngomong, besok aku akan ke Jakarta. Kita haru ketemu, oke? Aku punya kejutan untukmu."
" Oh ya? Aku jadi penasaran,"
" Baiklah, ak- tunggu dulu! Ini masih jam sekolah kan?" Aluna menggigit bibirnya gugup.
" Ah, aku sedang tidak enak badan. Jadi tidak pergi sekolah," Jawab Aluna. Terdengar helaan nafas panjang dari sebrang.
" Kamu harus jaga kesehatanmu, sudah minum obat? Kamu sudah makan? Jangan lupa minum vitaminnya, kamu ini susah sekali minum oba-" tiba tiba sebuah tangan merebut ponselnya. Aluna kaget menatap Garvan yang entah dari kapan sudah ada disana.
" Gak usah perhatian!" Usai mengucapkan itu Garvan memutuskan panggilannya dan melempar ponselnya asal ke kasur.
" Kenapa kamu angkat telpon dia?" Kesal Garvan.
" Lah, masa aku diemin?" Heran Aluna.
" Ya kamu gak usah angkat! Biarin aja," gerutu Garvan mengerucutkan bibinya kesal.
" Terserah deh," malas meladeni Aluna membaringkan tubuhnya dan membalikkannya membuat dia memunggungi Garvan.
" Kenapa malah dia yang marah? Seharusnya gue!" Dumel Garvan ikut berbaring dengan memeluk Aluna dari belakang.
...Bersambung 🙏...
Hay gimana kabar kalian 👋 jangan lupa untuk terus bahagia ya..
Kiw kiw jangan lupa tinggalkan jejak ya😘
besok ku kasih double up kalo udah beli Kouta😌
Btw ada tokoh baru nih... Kira kira kalian suka gak nih sama Cakra? apa tetep sama Garvan? kalo dedek mah gamau Garvan soalnya dia- UPS! gaboleh spoiler 🤣
Udah ya see you 👋💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Susilo Wati
sama garvan kasihan dedeknya yg didkm perut
2022-09-29
1
Hermalinda Nova
klo gak ama garvan gmn dong nasib kecebong yg didalam perut itu dek🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
2022-09-29
2