Seina keluar kamar mandi dengan derai air mata, dia tidak pedulikan apapun lagi di sekitarnya. Sementara dua orang gadis saling cekikikan dan ber tos ria saat melihat kepergiam Seina yang menyedihkan itu.
Tak lain mereka adalah Lily dan Elena.
"terima kasih, kita punya keuntungan masing masing dengan membuat dia seperti itu" senyum iblis Elena.
"yah, sisanya biarkan saja dia yang urus, kau yakin tidak akan cemburu? Melepas pria gila itu pada gadis lain?" tanya Lily memastikan.
"heh siapa yang kau sebut gila?" tanya Arkhan sambil menghampiri mereka.
"ya, aku memang gila, aku sudah tergila gila pada gadis itu, bibirnya sangat lembut, berbeda dari yang lain, aku pasti akan menjadi candu" jelasnya tak tahu malu.
"kau berciuman?"
"ya, dia yang mulai duluan"
Elena terdiam, tak percaya, karna selama ini, Arkhan sama sekali tidak pernah menyentuhnya.
"terima kasih sudah berikan dia padaku, jujur saja dia akan lebih baik dan lebih penurut darimu" ucapnya langsung saja pergi.
Sementara Seina, begitu tiba dirumah ia langsung saja menjatuhkan dirinya di sofa bututnya, menumpahkan tangis yang tersisa di balik bantalnya.
"apa apaan tadi itu? kenapa aku harus menjatuhkan harga diriku di hadapan orang gila itu, fikiran macam apa yang telah aku buat ini" isaknya tak habis habis memaki dirinya sendiri.
Setelah puas mengoceh, lama lama Seina mulai tertidur hingga larut malam, tanpa mengganti seragam, tanpa makan terlebih dahulu, dan tanpa menutup pintu ataupun kain gorden.
Segala sesuatunya di biarkan terbuka, bahkan saking pulasnya, Seina tak merasa kedinginan dengan seragamnya yang sedikit tersingkap, memperlihatkan sedikit perutnya.
padahal di luar hujan, cipratan airnya sampai masuk ke ambang pintu karna terdorong angin.
Bertepatan dengan itu, Ana datamg untuk memberinya makanan, namun langkahnya berhenti di depan pintu tatkala melihat Seina yang malang itu.
Ana berjalan menghampiri Seina yang masih tertidur pulas, disimpannya Kantung yang dibawanya di atas meja, lalu Ana pergi ke kamar Seina untuk mengambil selimut. Setelah itu kembali lagi ke ruang tengah dan menyelimuti Seina.
Ia lakukan dengan perlahan agar tak membangunkannya, hatinya merasa iba saat melihat wajah damai Seina dengan segala kesedihan yang terpendam.
"aku, tetangga yang payah" ucapnya miris.
Ana cepat cepat pergi setelah menutup jendela dan pintu, bukan tak ingin menemani Seina semalaman. Hanya saja hatinya tak akan sanggup, Ana selalu tak sanggup dan ingin menutup mata saat melihatnya menderita seperti ini.
...~~~SKIP~~...
Pagi ini, Seina terbangun karna kakinya yang menjuntai ke lantai terasa basah dan dingin. Ia pun mengerjapkan matanya berkali kali saat mendapati silaunya matahari yang cahayanya masuk melalui celah celah kecil.
"ya ampun" kagetnya begitu menyadari kalau rumahnya sudah digenangi air hujan bekas semalam. Rupanya itu berasa dari salah satu genteng yang bocor dari arah dapur.
Saat hendak mengeceknya ke dapur, tiba tiba Seina melihat sebuah kantung bersisi roti berbagai Varian, lalu ia melihat pintu dan jendela yang sudah tertutup.
"siapa yang datang ke rumahku semalam?" gumamnya mulai curiga. "ah pasti ibunya Ana" ucapnya lagi, tak memusingkan hal itu.
Lalu dia pergi ke dapur. benar saja, keadaan di dapur jauh lebih buruk lagi. Kacau, seperti kapal pecah, karna ketiduran Seina juga lupa tidak membuat Es Jelly.
Di tambah, waktu sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi, Seina benar benar sangat terlambat.
Karna itu dia memutuskan untuk membersihkan diri, dan bersiap dengan jurus kilatnya. Masalah rumah bisa ia selesaikan sepulang sekolah nanti. Yang penting ia tidak boleh ketinggalan pelajaran .
......................
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments