Bola Bola Hujan
Satu persatu Orang yang kita sayangi akan pergi meninggalkan kita, menyisakan kenangan indah yang akan terasa pilu saat mengingatnya.
Hari ini, dibawah langit yang mendung, gemericik air perlahan turun dari langit, jatuh menghantam payung bening yang dipakai Seina yang tengah berdiri di dekat pusara sang kakak.
"Apa sekarang aku tumbuh jadi adik yang seperti kakak inginkan? Sekarang aku pintar, aku menjuarai beberapa Olimpiade, selalu juara 1 di kelas dan sebentar lagi aku akan lulus SMA, apa kakak senang?" Seina mengusap nisan bertuliskan Vero Fikaters,
Sang kakak yang merasa dirinya hanya tercipta untuk Seina, tak pernah mau ditinggal, tak diizinkan untuk menikah, Tak boleh memerhatikan wanita lain, Vero harus memerhatikan dirinya, hanya dirinya seorang.
Tapi sekarang Seina menyesal, umur kakaknya yang tidak panjang, harus berakhir seperti ini, bahkan dia tidak sempat menyukai seorang gadis karna kesibukaannya mengurus Seina, Hanya Seina yang Vero lihat selama hidupnya.
"Kakak, kenapa kakak menghukumku dengan cara seperti ini, ayo bangun, marahi aku lagi, cubit hidungku lagi, ajari aku lagi, jawab semua pertanyaanku lagi..." Seina meracau tak jelas, di tepuk tepuknya tanah merah itu sambil menangis sesegukan. Entah kenapa ia jadi ingat momemt bersama kakaknya dulu...
...~FLASHBACK...
"Astaga Lia, kamu dapat nilai nol lagi?" Tanya Vero sudah berkacak pinggang. Sementara Seina hanya memasang tampang biasa saja.
"Kakak kan sudah mengajari pelajaran ini sebelumnya padamu, kenapa nilaimu bisa nol?"
Seina tak menjawab, seolah tak mendengar ocehan kakaknya ini.
" penjelasan kakak sama guru kamu sulit dimengerti atau gimana? hah?" Vero sedikit menarik dagu Seina agar dia berani menatap matanya.
Seina langsung menggerakan bola matanya kesana kemari, tak berani menatap kemarahan sang kakak.
"hah?" Vero membentak meminta klarifikasi.
"iya aku tidak mengerti, meski aku sudah berusaha untuk memahaminya aku tetap tidak mengerti, kenapa otakku ini tidak berjalan dengan benar?" Seina mulai merengek.
Vero mencubit hidungnya gemas, terlalu gemas sampai hidung Seina memerah. Namun gadis itu tidak mengaduh, hanya mengusap usap hidung kecilnya dengan ekspresi lucu. Membuat Vero terkekeh pelan.
"kakak kan sudah bilang, kalau tidak mengerti tanyakan saja, tidak masalah jika kakak harus menjawab seribu pertanyaan yang sama darimu, sampai kau benar benar memahaminya"
"lalu sekarang bagaimana?"
"kita belajar lagi, bagian mana yang kamu tidak fahami?" Tanyanya sambil membuka buku pelajaran Seina.
"memangnya kakak nggak capek? kan baru pulang kerja, terus belum mandi"
Lagi, Vero terkekeh lalu menatap adik bungsunya yang baru menginjak 12 tahun itu.
"capek sih, tapi kalau mau kasih sentuhan penyemangat, disini!" Vero menunjuk nunjuk pipi sebelah kirinya sebagai isyarat untuk sebuah ciuman.
Dengan polosnya Seina duduk lebih dekat, menarik wajah tampan Vero dan memberi kecupan singkat di pipinya.
"Apa kakak juga begitu pada wanita lain?" Tanya Seina penasaran.
"apa kamu akan senang kalau kakak berbuat begitu pada wanita lain?"
Seina langsung menggelang cepat, di peluknya kakak tercintanya itu meski tubuhnya bau keringat.
"Jangan pernah berfikir seperri itu lagi, kakak bukan Pria seperti itu" Ucapnya begitu lembut.
...FLASHBACK END~...
Sedekat itu hubungan persaudaraan mereka, Vero sendiri tidak pernah memanggil namanya dengan panggilan Seina, melainkan nama belakangnya, Lia,
Seina Aurelia.
Nama yang spesial, panggilan kesayangan, yang hanya berhak dikatakan oleh Vero. Namun kini, Seina tidak akan pernah mendengar panggilan itu Lagi.
Semoga kakak bahagia di sana, selamanya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Sleepyhead
I have no word this is too sadly 😭
2024-11-12
0
Sleepyhead
Vero fikaters what a nice name
2024-11-12
0
ArgaNov
Hai Kak, aku datang ☺️
2023-01-13
0