Hujan sore ini, menyebabkan para siswa harus pulang terlambat demi menunggu hujan reda.
Sementara Seina sibuk menyapu karna hari ini jadwalnya piket.
"Seina, kalau sudah selesai bawa patung manusia ini ke gudang yah" ucap Pak guru sebelum pergi meninggalkan kelas.
"iya pak" Sahut Seina segera saja di laksanakan setelah ia selesai menyapu.
Ia membawa patung manusia itu menuju gudang, karna memang tempatnya di sana. Namun saat dirinya tiba disana, pintu gudang sedikit terbuka. Seina jadi heran, karna tak biasanya. Diapun mengendap ngendap untuk memastikan.
Di dalam sana terdengar perbincangan antara pria dan wanita, Seina mengintip lewat jendela kecil di sana.
Tampak seorang siswa yang berdiri membelakanginya sedang memaksa seorang gadis di depannya untuk melakukan hal hal yang berbau sek sual
"cepat lakukan!" titah siswa itu.
"aku tidak mau..." gadis itu menggelang tak mau, tapi dia tetap memaksa,
"Cepat lakukan! Sebelum aku benar benar memaksamu!" paksa Pria itu
"apa mereka sedang..." batin Seina mulai curiga. Dia langsung mencari cara untuk menghentikan apa yang akan mereka lakukan.
Cepat cepat Seina sedikit menjauh dari pintu, dan menjatuhkan patung manusia yang dibawanya.
Bruk!
"aduh!" seru nya pura pura baru tiba disana.
Sontak, mereka berdua langsung terkejut dan segera mengubah posisi mereka begitu Seina hendak masuk.
"oh ada orang ya" ucapnya seolah tak mengetahui apapun sebelumnya.
"i iya, kita di hukum untuk membereskan gudang" jawab Siswa mesum itu dengan suara terbata bata.
"oh begitu, dimana aku harus meletakan ini?"
"di sana saja!" Siswa itu menunjuk kursi kosong dipojok ruangan.
Seina berjalan menuju kursi tersebut dan melirik ke arah siswi yang wajahnya sudah tertekan, yah siswi itu yang berteriak untuk menyuruhnya pergi pagi tadi. Namanya Elena.
"kebetulan kita bertemu, kamu di panggil pak Anton untuk segera ke ruangannya" ucap Seina berbohong, demi menyelamatkan gadis tersebut.
"ayo cepat!" Seina cepat cepat menarik tangan Elena agar menjauh dari pria sinting itu.
...--------SKIP--------...
Kini keduanya sedang menunggu hujan reda di dekat parkiran Sepeda, utamanya untuk menghindari bulyian dari orang orang yang suka mengganggu.
"kok kita ke sini, katanya aku disuruh ke ruangannya pak Anton" Ujar Elena masih mengira kalau Seina tak melihat kelakuan mereka sebelumnya.
"aku berbohong, demi menyelamatkanmu" ucap Seina berharap dia tak tersinggung dengan ucapannya.
"maksudnya?" Tanya Elena memastikan, agar dirinya tak salah faham.
"aku tidak sengaja melihat semuanya tadi, kufikir kau akan senang kalau aku datang membantu"
Mendengar itu, Elena langsung menghembuskan nafas kasar. Aib terbesar dalam hidupnya sudah diketahui Oleh Seina, untung Seina, kalau yang lain, mungkin nama buruknya akan tercemar besok. Namun dia percaya, jika Seina bukan gadis yang seperti itu.
"terimakasih, aku sedikit lega kalau kau yang mengetahui hal ini"
Seina tersenyum kecut, Dia fikir yang selalu ditindas di sekolah ini hanyalah dirinya, tapi ternyata dia tidak sendiri, nasib mereka jauh lebih buruk darinya.
"kenapa kita tidak berteman sejak dulu" keluh Seina menyesal karna mereka baru bisa berbincang walau setiap hari berpapasan.
"aku tau kamu kok, kamu kan siswa berprestasi dan selalu mengharumkan nama sekolah ini" puji Elena tulus.
Seina tersipu malu. "tidak juga"
"jangan begitu, kau itu hebat, sebenarnya sudah lama aku ingin mengenalmu, tapi aku terlalu segan, aku kira kau itu sombong, tidak suka berteman, tapi setelah aku tau sekarang, ternyata kau sangat perhatian"
"dia tidak tahu saja kalau aku sering di bully" batinnya
"Jangan menilai buku dari sampulnya" ucapnya dengan senyum pelangi, ingat jika Ranvir pernah mengatakan hal itu padanya.
"jadi sekarang kita berteman?" tanya Elena seraya menyodorkan telapak tangan kanannya.
Degh!
Seina tak segera menerima uluran tangan itu, ia mematung cukup lama menatap telapak tangan Elena yang mulus. Mendadak ingat sesuatu.
...~Flashback...
"Kakaak!" Seina langsung berhambur memeluk Vero yang saat itu baru pulang sekolah.
"ada apa? Kenapa kamu menangis?"
"Aku tidak mau sekolah, aku tidak mau belajar, aku tidak mau berteman, dan aku tidak mau melakukan apapun" ia menangis sesegukan dipelukannya.
"Kenapa begitu?"
"mereka memasukan cacing ke dalam kotak makan ku, dan mereka memaksaku untuk memakannya, aku tidak suka itu...kenapa aku diperlakukan begitu.."jelasnya di sela sela tangisnya.
"kasihan sekali adikku" Vero memeluk iba sang adik. "Lia, kakak yakin, suatu hari nanti pasti akan ada orang yang memahami dirimu, dia akan menjadi orang pertama yang mengulurkan tangannya untuk menjadi temanm"
"Kakak bohong kan?"
Vero melepas pelukannya, menangkup pipi Seina dan menatap matanya, memastikan kalau ucapannya bukan sebuah kebohongan.
"aku tidak berbohong"
"sungguh?" tanya Seina masih tak yakin.
"sungguh!"
...~Flashback End...
"Seina!" tegur Elena membuyarkan lamunan Seina.
di tatapnya tangan Elena yang masih terulur, tak lama kemudian Seina langsung menjabat tangannya dengan harapan kalau mereka bisa berteman dengan baik.
"terima kasih" ucap mereka bersamaan, dan detik berikutnya tertawa bersama pula.
Membuat Seina merasa yakin jika Elena akan menjadi teman yang baik untuknya.
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
......................
...----------------...
Q: Thor kenapa setiap ceritamu selalu ada hubungan adek kakaknya?
A: gak papa sih, sebenernya cuman untuk mengenang jasa orang yang udh aku anggap kakak sendiri, dan dia udh lama meninggal. Jadi nulisnya lebih nyentuh ke hati aja☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Sleepyhead
Owh My this is about your behinds stories??
2024-11-12
0
Lili Lintangraya
lanjut dong💪
2022-09-19
1