Hampir saja hari Seina sepenuhnya buruk, namun saat dia tiba di rumah dirinya sudah mendapat sebuah kejutan.
Dimana seorang pria berjaket hitam lengkap dengan upluknya sudah duduk menunggunya di teras.
Seina tak mengenali pria itu karna dia juga memakai masker, namun setelah pria itu membuka masker dan upluknya, alangkah bahagianya saat mengetahui jika dia adalah Ranvir.
Dia sudah kembali, bersama hujan di bulan oktober tahun ini.
"kakak!" senyumnya seketika merekah, dia langsung berlari dan memeluknya erat, sangat erat, pelukan yang terdesak oleh sebuah kerinduan.
Dadanya terasa panas, nafasnya naik turun, sangat sesak, tak mengira kalau kerinduan itu bisa sedalam ini.
"apa aku sedang bermimpi?" tanya Seina masih tak percaya.
" kenapa kau berfikir ini mimpi? Apa pelukan ini tak nyata untukmu?" Ranvir semakin mengeratkan pelukannya, diciumnya puncak rambut Seina sebanyak yang dia mau.
"aku merindukanmu kak..." ucapnya lirih
"aku juga"
Usai melepas kerinduan, mereka langsung saja mengobrol santai, tak ada yang bisa Seina suguhkan selain segelas air putih.
"kalau kakak datangnya tidak mendadak, aku pasti akan menyambut kedatanganmu dengan baik" ujar Seina agak menyesal.
"tidak perlu begitu, untuk dapat bertemu denganmu saja itu sudah lebih dari cukup" senyum Ranvir penuh arti.
Seina balas tersenyum, ternyata Ranvir tak banyak berubah, ia masih pria dengan jambul anehnya itu. Membuat Seina begitu mudah untuk dapat mengenalinya.
Dan dia selalu tersenyum pelangi, Seina sangat suka senyumnya, ingin rasanya menghentikan waktu jika Ranvir sedang tersenyum seperti itu.
Kemudian pria itu beranjak, berdiri di teras dan menatap langit yang kembali mendung. Di ikuti oleh Seina yang juga berdiri di sampingnya.
Tangan besar Ranvir terulur, menggenggam tangan Seina erat.
"kenapa kak?"
"Bola Bola hujan, apa kau ingat?"
Seina tersenyum penuh nostalgia, tentu saja ingat, dulu mereka sering bermain hujan bersama Vero. Menari bersama di bawah hujan, saling menyipratkan air, dan keseruan lainnya.
"dulu kita sangat bersenang senang,dua orang yang kau panggil kakak membuatku dan Vero sering melirik bersamaan, tapi sekarang tak satupun kakak yang bisa kau sebut setiap harinya, tapi kau kuat Seina, kau mampu bertahan meski tuhan telah menjauhkan orang orang yang kau sayangi"
Seina masih tak memudarkan senyumnya. lalu ia memeluk Ranvir dari samping.
"Kakakku memang sudah meninggalkanku untuk selamanya, tapi kakakku yang ini masih bisa datang mengunjungiku, meski butuh waktu yang lama karna jarak kita terpisah jauh, kita juga masih bisa berkirim surat, jadi aku tidak sendirian"
Ranvir tertegun, tak bisa berkata kata yang lebih dalam dari ini, sebagai gantinya dia langsung mengeluarkan sebuah topi rajut berbentuk katak dari tas yang dibawanya.
"ini dari nenek, untukmu!"
"waah bagus sekali, nenek yang membuat ini?" tanya Seina kembali antusias.
"yah, nenek juga sangat merindukanmu"
"kenapa kakak tidak membawanya?"
"nenek tidak kuat perjalanan jauh, dan butuh berjam jam lamanya untuk sampai ke rumahmu, jadi nenek memberikanmu topi rajut ini"
"katakan terimakasih pada Nenek, dan sampaikan salamku padanya"
"baiklah"
...--------SKIP--------...
Malam sudah tiba, Setelah membuat es Jelly dan di bantu dengan Ranvir, Seina langsung merebahkan diri di kamarnya, dia lelah, banyak hal aneh yang dilaluinya hari ini. Namun semua terbalas dengan akhir yang baik.
"Jadi kamu jualan di sekolah untuk mencukupi semua kebutuhanmu?" tanya Ranvir sambil berbaring di sampingnya.
"yah, aku berhasil membujuk ibu kantin dan menitipkan daganganku di sana"
"apa itu cukup?"
Seina menghela nafas berat, mengingat jika hari ini Lily sudah merusak dagangannya, dan itu pasti rugi banyak.
"em...itu cukup, lagipula di hari libur aku juga jualan di pasar minggu bersama Bi Santi"
"syukurlah kalau begitu"
"kakak sendiri? Apa kakak sudah bekerja?"
Ranvir mengangguk pelan, seperti tak puas dengan hasil yang sudah di dapatnya. "aku hanya seorang kasir di sebuah Toserba"
"itu bagus, bekerja seperti itu tidak terlalu capek, asal kakak nyaman saja dengan pekerjaannya"
"hem...sudahlah, kita bertemu bukan untuk membicarakan pekerjaan" Ranvir mendekatkan diri dan mulai memeluk Seina.
"kakak kita tidak boleh seperti ini!" ujar Seina menjauhkan diri.
"tapi aku maunya seperti ini, kenapa memangnya?" tanya Ranvir kembali mendekatkan diri dan memeluk Seina.
"aku merasa tidak nyaman"
"aku pernah bilang, nyamankan dulu dirimu padaku"
Seina terdiam, kata kata itu selalu saja Ranvir ucapkan dan membuat Seina langsung menurut padanya, ia segera menenangkan hatinya yang gelisah, membuang jauh fikiran buruknya, dan mulai merapatkan diri pada Ranvir, membenamkan wajahnya di dada bidang pria tersebut, menghisap aroma teh dari Parfum yang dipakainya.
"sudah nyaman?"
"hemm"
Ranvir langsung saja mengelus rambutnya dengan lembut, menepuk nepuk pelan punggungnya, mencium halus rambutnya, dan terakhir memeluk dengan erat hingga mereka tertidur dengan lelap.
......................
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Sleepyhead
Apakah Ruh Vero bersemayam di Raga Ranvir??
2024-11-12
0