Masih di tempat yang sama, hujan masih belum reda. Obrolan mereka yang baru saja berteman itu semakin dalam.
"itu..Termos daganganmu kan?" tunjuk Elena pada Termos dan es yang tetap dibiarkan berantakan sejak pagi tadi.
"iya, kamu kan melihatnya tadi, terimakasih sudah menolongku" senyum Seina agak dipaksakan.
"jadi, mereka itu sudah biasa mengganggumu seperti itu?" tanya Elena tak percaya.
"iya, aku tidak pernah berani untuk melawan mereka"
"kenapa bisa? Apa Lily punya masalah denganmu?"
Seina menggelang cepat. "tidak pernah, aku rasa dia hanya senang mengganggu orang orang sepertiku, tidak ada unsur dendam atau apapun"
"dasar mereka ini keterlaluan, lain kali aku akan melawan mereka"
"berani?"
"tentu saja aku berani"
"lalu kenapa kau diam saat orang gila itu memaksamu melakukan hal yang gila?"
"Arkhan maksudmu?"
"yah siapapun itu namanya"
"itu karna..." Elena menggantung kalimatnya, wajahnya seketika memerah, antara kesal dan malu.
"Karna?"
"karna aku suka padanya"
Seina mengedipkan matanya berkali kali, tak percaya, tak mengerti, bagaimana bisa dia yang sangat tertekan karna paksaan pria itu bisa mencintainya?
"Berarti kejadian tadi bukan karna terpaksa?" tanya Seina.
Elena menggelang, wajahnya semakin memerah, tak ingin menjelaskan lebih, tapi apalah daya, Seina sudah melihat kejadian tadi.
"karna tempatnya tidak tepat, dia memang tidak pernah menyentuhku, tapi dirinya selalu ingin di sentuh"
"maksudnya?"
"tanganku ini harus meremas miliknya, dan mulutku ini harus menghisap habis miliknya, kau mengerti?"
Fikiran Seina jadi melayang kemama mana, dia malah membayangkam adegan dewasa pasangan yang sedang bercinta. Sampai ia bergidik ngeri, dan bulu kuduk meremang karnanya.
"yah aku mengerti, tak usah dilanjutkan lagi ceritamu, simpan saja rahasia kalian, aku tidak akan mengganggu kalau tau begitu" ucapnya sambil menepuk nepuk pelipisnya agar fikiran kotornya segera menghilang.
Melihat itu Elena terkekeh, benar benar Seina yang polos.
"Heh mau sampai kapan jongkok di situ?" teriak orang yang baru saja mereka bicarakan.
keduanya langsung berdiri, dan menatap Arkhan yang sudah basah kuyup di hadapan mereka.
Seina memindainya dari ujung rambut hingga ujung kaki, namun matanya berhenti tepat dibalik gundukan Resleting celananya. Seuatu yang menonjol semakin terlihat jelas karna pakaian Arkhan basah.
Seina langsung saja menutup rapat matanya, dan terngiang ngiang akan penjelasan Elena barusan.
Tanganku ini harus meremas miliknya, dan mulutku ini harus menghisap habis miliknya, kau mengerti?"
"astaga, kenapa itu terus saja terbayang bayang" batinnya berusaha keras menepis otak kotornya.
"Seina, kau baik baik saja?" tanya Elena.
"ya aku baik" jawabnya sebiasa mungkin.
"oh ya, kenalin, ini Arkhan"
"hay" Arkhan langsung mengulurkan tangannya.
"H h hay, a aku Seina" jawabnya agak gugup dan terbata bata.
"Kalau begitu aku pergi duluan yah, mungkin hujannya tidak akan reda, daah Elena!" ucapnya lagi, buru buru pergi dan menggiring sepedanya serta termos dagangannya.
"Siapa dia?" tanya Arkhan setelah Seina menghilang dari pandangan.
"mangsa baru" ucapnya dengan senyum picik.
"untukku?"
"yah, aku tidak perlu melakukannya lagi setelah dia menggantikan posisiku kan?"
"memangnya Kau tidak akan cemburu?"
"cemburu? Pada pria gila sepertimu? Jangan bercanda" kekehnya mengejek.
Prok prok prok
Arkhan bertepuk tangan bangga.
"waw, hebat, sekarang seleramu sangat tinggi, semoga kau tidak menelan ludah sendiri" peringat Arkhan langsung saja pergi setelah menepuk bahu Elena.
Gadis itu hanya mengepalkan tangan, tapi tak bisa merasakan emosi apapun, seolah semuanya menjadi beku. Dia tidak tahu, apakah dirinya orang baik atau orang jahat. Yang jelas untuk saat ini dia tidak tahu siapa dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
ArgaNov
singgah kembali ke ceritaku ya Kak
2023-01-13
0
Lili Lintangraya
ternyt jahat elenany😡😡😡
2022-09-19
0