"Tidak! Ayah tidak boleh mati di penjara, bagaimana pun juga ini semua terjadi karena kesalahan ku sendiri. Jadi tidak ada salahnya aku menebusnya, meskipun harus merelakan nyawa ku sekalipun." ungkap Shinta benar-benar terobsesi untuk segera membebaskan ayahnya dari dalam penjara, bagaimanapun caranya itu.
"Adipati, dengarkan aku!" ucap Shinta.
Wanita itu pun langsung menceritakan sebuah kejadian yang sempat terjadi beberapa tahun lalu, sebelum sang ayah tertangkap oleh polisi.
Flasback On.
"Shinta, kau mau kemana?" tanya Herman mencegah langkah kaki wanita itu.
"Aku mau keluar sebentar ayah, ada sesuatu yang ingin aku kerjakan." balas Shinta.
"Pekerjaan? Kau ingin membunuh?" tanya Herman merasa tak percaya.
"Em, iiyaa!" balasnya ragu-ragu.
"Jangan nak! Tolong berhentilah melakukan pekerjaan kotor ini, sudah cukup! Ayah mohon kepadamu, sebelum ayah tutup usia berjanjilah bahwa kau tidak akan melenyap kan nyawa manusia lagi." pinta Herman dengan bersungguh-sungguh.
Dirinya benar-benar tidak ingin jika harus melihat putrinya menjadi jahat sama sepertinya.
Sesaat Shinta terdiam, dan hanya bisa menghela nafas dalam.
"Tidak, aku tidak bisa melakukannya! Aku sudah terbiasa dengan semua ini, dan sangat sulit untuk menghilangkan nya." jawab Shinta berterus terang menolak.
"Kenapa? Apa kau tidak ingin memulai kehidupan yang baru? Dunia hitam sangat buruk untuk masa depan mu kelak. Masih banyak tahap kehidupan lainnya untukmu, sementara ayah sudah tidak memiliki tahap lagi selain menunggu mati." protes Herman. Dan tentu Shinta langsung di buat tidak terima akan hal itu. "Masa depan? Masa depan apa yang ayah maksud? Aku sudah tidak memiliki harapan lagi, selain di kehidupan ku saat ini. Aku bahagia sekarang! Daripada jika nantinya aku memulai kehidupan baru, belum tentu semuanya akan sama ayah!"
Pria tua itu benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi, dan hanya bisa memejamkan matanya sejenak sebelum akhirnya kembali berbicara.
"Perasaan ayah tidak enak sekarang! Tolak saja misi kali ini." perintah Herman, namun Shinta malah menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa dirinya menolak untuk membatalkannya, dan memilih untuk langsung pergi setelah itu.
Flasback Of.
"Jika saja waktu itu aku mendengarkan perkataan ayah untuk membatalkan misinya, mungkin kejadian yang menimpa ayah sekarang tidak akan pernah terjadi." ucap Shinta pelan, sehingga membuat Adipati cukup merasa prihatin ketika mendengarnya.
"Jadi, ayahmu ternyata sudah memiliki firasat buruk, sebelum akhirnya di tangkap oleh polisi. Hanya saja kau terlalu abai!" pendapat Adipati.
"Kau benar! Entahlah, aku pun tidak pernah tau jika ayah mengikuti ku pada saat itu." Shinta hanya bisa menghela nafasnya, ketika mengingat kejadian di mana sang ayah tertangkap oleh polisi dan di siksa oleh mereka terlebih dahulu di hotel tempat pembunuhan itu terjadi. Sementara dirinya hanya bisa melihat kejadian nya lewat cctv setelah beberapa hari lalu, itu pun karena dirinya merasa kehilangan akibat Herman tak juga kunjung kembali. Dan malah tak sengaja melihat berita yang begitu sangat mengejutkan lewat televisi di rumahnya.
"Sudah lupakan!" kata Adipati sehingga membuat lamunan Shinta langsung buyar seketika.
"Oh, ya! Kau ingat Panjaitan?" tanya pria itu lagi.
Tentu Shinta langsung mengangguk, karena bagaimana mungkin dia bisa melupakan orang yang telah berhasil membuat seluruh kehidupannya berubah drastis.
"Pria itulah yang sudah berbuat curang!" ungkap Adipati.
"Apa maksudmu?" tanya Shinta merasa bingung.
Falsback On.
"Apa yang kalian lakukan!" bentak Panjaitan kepada pihak kepolisian itu. Ketika melihat ada banyak uang yang bertebaran di atas meja.
Dengan ragu-ragu, salah satu dari mereka pun berusaha untuk menghadap kepada Tuan Panjaitan. Seorang pejabat yang begitu sangat di hormati di Negara ini.
Sementara Adipati, berusaha untuk memasang telinga, dan mendengarkan dialog mereka dari balik dinding.
"Begini tuan! Anak dari pembunuh bayaran itu meminta kepada kami untuk tidak menghukum ayah nya, dan mencabut hukuman mati yang nantinya akan di putuskan oleh hakim. Dengan cara membayar dengan uang senilai 40 Miliyar." jelas polisi itu.
Membuat Panjaitan seketika langsung melotot. "40 Miliyar?" tanya nya serius.
"Iya!"
"Hh! Jadi kalian akan melepaskan hukuman mati untuk pembunuh itu? Lalu bagaimana dengan istriku? Ayo jawab!" bentak Panjaitan marah besar, sehingga membuat pria itu langsung mencengkram kerah baju sang polisi.
"Maaf kan kami tuan! Ka-kami akan kembali kan uang nya, dan tetap memberikan hukuman mati itu, kepada pembunuh istri tuan." balas polisi itu dengan tergagap.
"Tidak usah!" tolak Panjaitan langsung, dan spontan melepaskan tangan nya.
Pria itu berbalik badan ke belakang, dan melirik ke arah banyak nya uang yang ada di atas meja itu.
"Berikan separuh uang itu untuk ku, dan separuh ambil untuk kalian! Tapi ingat jangan lepaskan pembunuhnya. Jika anaknya ingin pria tua itu lepas. Maka dia harus membayarnya lagi dengan nilai yang sama. Yaitu 40 Miliyar!" sambung Panjaitan lagi.
"Oke Tuan!" balas ketiga polisi itu secara kompak.
"Bagus, dengarkan aku baik-baik! Jika media bertanya, kenapa pembunuh itu bisa lolos dari hukuman mati yang sudah di rencanakan sejak awal? Maka kalian haruslah menjawab! Bahwa Tuan Panjaitan sudah mengikhlaskan kematian istrinya, dan tidak ingin dendam kepada pembunuh itu." ujar Panjaitan memberikan arahan.
"Tapi, jika tuan mau! Kita bisa saja berkhianat, dengan tetap menghukum mati pembunuh itu. Karena uang sudah ada di tangan kita sekarang." balas salah satu orang polisi memberikan sebuah ide, yang membuat Panjaitan langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak, tidak! Aku kasihan padanya. Lihat, dia sudah sangatlah tua. Tidak mesti di hukum mati, karena palingan sebentar lagi dia juga akan tewas di dalam penjara." Panjaitan mengatakan kalimat tersebut sambil tertawa hingga membuat ke tiga polisi itu pun juga sama-sama ikut tertawa.
Flasback Of.
Mendengar penjelasan dari Adipati membuat Shinta hanya bisa terdiam mematung. "Tidak heran! Pejabat dengan polisi itu memang sama saja. Sama-sama biadab!" ucap Shinta, seketika membuat Adipati langsung spontan melirik.
"Tidak semua polisi seperti itu! Kau ini terlalu berlebihan." balas pria itu merasa tersindir dengan ucapan Shinta barusan.
"Hm! Tidak semua polisi seperti itu, tapi yang seperti itu sudah jelas polisi." ketus Shinta tidak terima.
"Ya, ya..Baiklah! Sebenarnya tujuan ku waktu itu ingin bertemu dengan mu karena ingin menceritakan masalah ini, sekaligus ingin bertemu dengan suamimu karena penasaran. Namun sepertinya kedatangan ku tidak di terima dengan baik!" ujar Adipati sambil tersenyum miring.
"Oh, ya?" tanya Shinta.
"Ya!" balas nya berbicara kebenaran.
Satu detik kemudian.."Istriku sudah menelpon, aku harus segera pergi karena memiliki janji untuk mengajak anakku ke taman bermain. Kalau begitu sampai jumpa! Senang bertemu dengan mu hari ini." pamit Adipati yang langsung hendak pergi meninggalkan Shinta.
"Tunggu!" cegah wanita itu. Membuat Adipati terpaksa harus berbalik badan.
"Ya?" tanya nya.
"Istri? Anak? Apa kau sudah menikah?" tanya Shinta dengan mata yang membola.
Mendengarnya membuat pria itu hanya bisa tersenyum. "Sudah sejak lama aku menikah, anak ku bahkan sudah berusia 12 tahun sekarang." terang Adipati.
"Apa? Tapi kenapa aku tidak tau?" protes Shinta merasa tak percaya dengan kenyataan ini.
"Pada saat itu aku sebenarnya ingin mengundangmu! Tapi semenjak aku mengutarakan cinta kepadamu, kau malah menolaknya dan langsung menghilang entah kemana. Setelah kembali, keadaanmu malah seperti ini sekarang. Kacau!" balas Adipati sambil tersenyum.
Perasaan Shinta benar-benar tidak menentu, dan hanya bisa membalas senyuman Adipati. Ia berlari dan langsung memeluk tubuh pria itu dengan sangat eratnya. "Maafkan aku Adipati! Karena selama ini aku sudah memandang buruk tentangmu, aku salah paham bahkan sempat berniat ingin membunuh mu." Shinta hanya bisa mengucapkan kalimat tersebut, sebagai ungkapan rasa bersalahnya terhadap pria itu.
"Kau tidak bersalah, aku mengerti posisimu." balas Adipati tulus.
Kini pelukan keduanya pun telah terlepas. Dengan tatapan mata yang intens, Shinta terus menatap kedua bola mata pria itu dengan menyimpan banyak harapan untuk kedepannya.
"Aku harap kau tidak memberi tahukan semuanya kepada ayah! Berjanjilah Adipati, bahwa kau tidak menceritakan pernikahan seperti apa yang sedang ku jalani bersama Andika kepada ayah." pinta Shinta dengan melayangkan tatapan memohon, sehingga membuat Adipati tak kuasa untuk menolaknya.
"Dengarkan aku! Andika adalah cinta pertamaku, dan juga karena nya aku bisa memiliki harapan baru untuk meninggalkan dunia hitam, sama seperti yang ayah minta sebelumnya. Aku telah berubah! Kau pasti akan mendukungku bukan?" tanya Shinta dengan bersungguh-sungguh.
"Aku tidak punya alasan untuk menolaknya, dan pasti akan mendukungmu."
Mendengar jawaban nya, membuat Shinta lantas langsung di buat tersenyum setelah itu. Karena merasa senang atas respon dari Adipati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments