BAB 4

Perasaan Andika saat ini benar-benar tidak menentu, dan akhirnya memilih untuk pergi ke kantor.

Ya, selain menjadi seorang Pengacara.

Pria yang sudah menginjak kepala tiga itu juga merupakan pemilik dari salah satu Perusahan Besar yang bergerak di Bidang Teknologi Multinasional. Merancang, mengembangkan, dan menjual barang elektronik konsumen, perangkat lunak komputer, dan layanan daring.

Perusahaan yang di beri nama TC. Indokom tersebut, merupakan perusahaan turun temurun yang di wariskan oleh kakeknya kepada dirinya sejak 2 tahun yang lalu, setelah kematian kakek Tedi.

Jika kalian semua bertanya, kenapa tidak di berikan oleh anak dari kakek Tedi terlebih dahulu? Itu di karenakan ayah Andika yang merupakan putra kandung satu-satunya kakek Tedi meninggal dalam kecelakaan pesawat sejak 20 tahun yang lalu bersama dengan istrinya. (Ibu Andika).

Pada saat itulah Andika pun di rawat oleh kakek dan juga neneknya. Menjadi cucu kesayangan dan juga sangat di manja oleh Nenek Nur.

Meskipun kedua orang tuanya telah tiada, namun Andika sama sekali tidak kekurangan kasih sayang sedikit pun, dan selalu di perhatikan oleh Nur, selaku nenek yang merawat nya sejak kecil.

Sesampainya Andika di Kantor, pria itu sudah terlebih dahulu di beri sambutan berkas dari sang sekertaris yang bernama Eva. Dan tak lupa di saat dirinya hendak masuk ke dalam ruangan CEO, tiba-tiba saja seseorang wanita yang tak lain adalah tunangannya datang menghampiri dan langsung memberikan sebuah kecupan di pipi kanan maupun kirinya.

Sesaat Rosi menatap wajah pria yang sangat di cintainya itu, dengan tatapan begitu sendu dan juga di penuhi oleh kesedihan. Mereka berdua sudah menjalin hubungan bersama sejak 1 tahun lamanya. Dan harus berakhir seperti ini.

"Istrimu sangat cantik, aku tidak yakin jika kau tidak tertarik dengannya. Kau berbohong kepadaku kan? Katakan jika kau mencintainya!" ucap Rosi dengan suara yang berat.

Setelah bertemu dengan Shinta, membuat Rosi menjadi ragu jika Andika akan menikahinya setelah permasalahan nya dengan wanita itu selesai. Karena sejak awal Andika menjanjikan bahwa pria itu akan menikahinya cepat atau lambat, dan pasti akan meninggalkan Shinta.

"Aku tidak mencintainya, percayalah padaku. Dia hanya wanita yang tidak tahu malu karena meminta pertanggung jawaban dari pelanggannya." Andika berkata dingin, dan menatap lekat wajah Rosi.

"Oh ya? Sejak kapan kau sering jajan di luar seperti ini? Aku tidak mengerti, ku pikir kau adalah pria yang baik-baik, tapi ternyata sangat menghanyutkan." jawab Rosi yang langsung mengikuti langkah kaki Andika, masuk ke dalam ruangan.

BRAK! Pria itu meletakan berkas nya di atas meja. "Entahlah, mungkin ini karma dari tuhan." Sesaat Andika termenung ketika mengingat kejadian di Hotel beberapa hari yang lalu.

Seingatnya, ada seorang gadis yang menawarkan jasa bercinta satu malam, dan meminta bayaran senilai 2 Milyar. Tentu awalnya Andika menolak, namun Shinta memaksa dan berkata bahwa wanita itu sangat membutuhkan uang tersebut. 2 Milyar untuk membayar keperawanan seorang gadis cantik dan juga seksi, membuat Andika pun akhirnya setuju dan akhirnya mereka pun melakukan nya di Hotel itu.

"Baiklah kau bisa pergi sekarang, aku sedang sibuk! Tolong jangan ganggu aku." pintanya kepada Rosi, agar wanita itu mau meninggalkannya sendirian disini.

"Hm, kalau kau ada waktu luang tolong hubungi aku. Setidaknya aku masih mengharapkan dirimu sampai sekarang."

Andika lantas mengangguk, dan hanya bisa memandang kepergian dari tunangannya itu.

Sementara di lain sisi...

Terlihat seorang gadis yang saat ini sedang merendam seluruh tubuh maupun kepalanya di dalam bathtub.

Ini bukan aksi bunuh di*ri tapi melainkan sebuah cara agar dirinya bisa tenang, di kala merasakan dinginnya air yang menyentuh kulitnya.

Pikiran wanita itu sudah terlanjur stres, akibat pertengkaran yang terjadi tadi pagi.

Shinta mengakui, bahwa ini bukanlah kesalahan dari pria itu, tapi melainkan karena kesalahannya sendiri.

Dirinya terlalu berharap bahwa suaminya akan berubah, dan mau membuka hati untuknya setelah mereka berdua melakukan hubungan int*im untuk yang kedua kalinya. Memang benar, jika seorang pria bisa bercinta dengan siapapun meskipun tanpa melibatkan sebuah rasa kepada wanitanya.

Sementara Shinta, wanita itu sudah terlanjur terbawa perasaan. Hingga akhirnya perasaan itu sendiri yang melukainya. Tak menyangka jika Andika hanya akan memanfaatkan dirinya sebagai seorang yang tak lebih dari seorang pemuas naf*su untuk suaminya sendiri.

Semuanya sudah jelas di saat Andika yang mengatakan bahwa pria itu tak pernah menganggap dirinya sebagai seorang istri.

8 menit Shinta menahan nafas di dalam air, karena merasakan dadanya yang sudah sangat sesak, wanita itu pun terpaksa mengakhiri aktivitasnya dan segera keluar dari dalam kamar mandi.

Hari ini ia berinisiatif ingin menjenguk sang ayah, yang sudah lama tidak di temui nya. Beberapa bulan wanita itu berfokus untuk mendapatkan seorang pria yang sekarang ini sudah berhasil menjadi suaminya. Dan mungkin inilah waktunnya untuk memberitahukan yang sebenarnya kepada Herman, bahwa putri kecilnya itu sudah menikah sekarang.

Dengan menggunakan salah satu mobil milik Andika, Shinta langsung melesat pergi begitu saja. Tidak peduli jika nantinya pria itu akan marah. Karena biasanya Andika memang selalu marah-marah kepadanya. Wanita cantik itu sekarang sudah kebal dengan bentakan yang di berikan oleh pria itu.

Sesampainya Shinta, ia pun langsung bergegas menemui salah satu polisi yang bertugas untuk memanggilkan ayahnya.

Di saat sedang menunggu, tak lama kemudian pria yang sangat di rindukannya itu akhirnya datang juga. Polisi hanya memberikan waktu jenguk kepada Shinta selama 15 menit saja. Benar-benar sangat singkat, dan ia harus bisa menggunakan waktu yang singkat ini sebaik mungkin.

"Ayah pikir kau sudah lupa, selama berbulan-bulan dirimu tak pernah menjenguk ayah lagi kesini." ucap Herman bercanda, karena pria tua itu mengatakan ucapannya sambil sedikit tertawa.

"Tidak ayah!" sangkal wanita itu langsung menggeleng. "Maafkan Shinta sebelumnya karena tidak pernah menjenguk ayah kesini. Tapi Shinta punya alasan untuk itu."

"Apa alasannya?" tanya Herman langsung.

"Sekarang Shinta sudah menikah Yah! Shinta sudah menikah dengan seorang pengacara hebat di negri ini yang nantinya akan membantu ayah untuk keluar dari penjara. Dan nama pria itu adalah Andika Dwi Kurniawan!"

"Apa, kau sudah menikah?" tanya Herman di buat terkejut.

"Iya, apa ayah akan marah?"

Herman langsung menggeleng, dan tersenyum. "Ayah malah senang, karena setelah kejadian yang menimpa keluarga kita. Ayah pikir kau akan trauma dengan seorang laki-laki, karena melihat ayahmu yang brengsek seperti ini."

Secara perlahan Shinta pun mulai menggenggam tangan ayahnya. Dan langsung menggeleng, menujukan betapa tidak senangnya ketika sang ayah berkata seperti itu. Karena bagi Shinta ayahnya adalah pahlawan yang selalu mengerti akan dirinya selama ini.

"Kau menikah dengan seorang Pengacara hebat hanya karena ingin menyelamatkan ayah dari dalam penjara ini?" tanya Herman, seketika membuat Shinta langsung menunduk ragu, dan tidak sanggup untuk memandang wajah ayahnya.

"Aku sangat mencintainya, tapi dia tidak mencintai ku sama sekali."

Deg. Jantung Herman seketika langsung berdetak kala mendengar ungkapan yang begitu menyakitkan dari putrinya itu.

"Ta-tapi ayah tidak perlu mencemaskan hal ini, karena sekarang pria itu sudah mulai mencintai Shinta secara perlahan." Bohong wanita itu, dengan menutupi semuanya hanya dengan menggunakan sebuah senyuman manis. Agar ayahnya tidak curiga.

Shinta sengaja berbohong, karena tidak ingin membuat ayahnya kepikiran tentang hubungannya bersama Andika.

"Baguslah kalau begitu, ayo ceritakan bagaimana awalnya kau bisa menikah dengan seorang pengacara hebat. Dia pasti tertarik kepada mu kan? Karena putri ayah ini sangatlah cantik, dan memiliki pemikat yang sangat kuat. Jadi mana mungkin ada seorang pria yang mau menolak." seloroh Herman sembari tersenyum, dan tak lupa mengacak-acak rambut putrinya.

"Tapi nyatanya pria itu ada yah! Andika, suamiku sendirilah yang menolak diriku secara mentah-mentah. Dan sangat membenciku sekarang. Semuanya tidak seindah yang aku pikirkan sejak awal. Aku mengira akan sangat mudah mendapatkan hatinya. Dan semoga ayah mau bersabar untuk menunggu sampai aku berhasil mendapatkan cintanya, dan setelah itu aku akan membebaskan ayah dari sini dengan menggunakan kekuasaan dari Andika. Jika sekarang aku meminta kepadanya, Andika pasti akan marah besar ketika mengetahui bahwa ayah mertuanya adalah seorang pembunuh bayaran." batin Shinta.

Wanita itu berfikir demikian, karena meyakini jika seseorang akan melakukan apapun demi wanita yang di cintainya. Tidak peduli meskipun itu berupa nyawa sekalipun. Dan sekarang itulah yang ia inginkan dari Andika, berharap agar pria itu mau membalas cintanya, dan rela memberikan apapun untuknya. Bahkan Shinta sangat berharap jika nantinya Andika mau menerima nya di saat pria itu mengetahui tentang dirinya yang sebenarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!