Keesokan paginya..
Andika keluar dari dalam kamar dengan keadaan sedang memakai handuk saja. Shinta yang melihat akan hal itu hanya bisa memandang punggung suaminya yang saat ini sudah masuk ke dalam kamar utama.
Dirinya bisa menebak jika Andika baru saja selesai mandi, dan pasti ingin mengambil pakaian di kamarnya.
Dan benar saja! Karna tak lama kemudian, pria itu sudah kembali lagi keluar dengan menggunakan sebuah jas berwarna navy. Dan tak lupa dengan asecoris seperti dasi dan juga jam tangan yang semangkin membuat penampilan pria itu bertambah gagah dan juga tampan.
Hingga tanpa sadar sebuah senyuman manis terbit di bibir wanita itu.
Andika yang sedang memperhatikan istrinya, sampai di buat terheran-heran.
"Aduh!" terdengar suara Shinta yang terkejut, akibat keningnya di pukul oleh Andika dengan menggunakan piring yang ada di atas meja makan.
Pria itu berlalu begitu saja dari hadapan Shinta. Dan tidak peduli dengan keadaan istrinya itu yang sedang kesakitan karena ulahnya barusan.
"Sayang, kau tidak makan dulu?" reflek Shinta karena melihat suaminya yang sudah pergi berlalu.
Hingga akhirnya wanita itu berinisiatif ingin membawakan bekal untuk Andika agar pria itu bisa memakannya di jalan.
Buru-buru ia pun langsung mengejar suaminya, berlari dengan membawa sekotak nasi, lengkap dengan sayur dan lauk pauknya.
Sesampainya di parkiran mobil, Shinta langsung saja menyodorkan berkal tersebut ke arah suaminya, membuat Andika seketika langsung mematung tak percaya dengan apa yang di lakukan oleh wanita yang ada di hadapannya ini.
Namun detik berganti, pria itu pun langsung menangkis sekotak nasi yang di pegang oleh Shinta hingga membuat kotak tersebut langsung pecah, dan seluruh isi di dalamnya langsung tumpah berserakan di mana-mana.
Shinta yang tak percaya seketika langsung di buat melotot sekaligus memandang ke arah Andika dengan tatapan sulit di mengerti.
"Jangan pernah mencoba untuk mengambil hati saya dengan memberikan perhatian-perhatian seperti ini. Kamu pikir dengan begitu rasa benci di dalam hati saya akan berubah menjadi rasa cinta?" tanya Andika kepada Shinta. Sesaat kemudian pria itu langsung menggeleng dan melayangkan tatapan miris.
"Asalkan kamu tau, aku gak butuh di layani oleh pelacur sepertimu." tunjuk Andika ke arah wajah Shinta, dirinya yang sudah terlanjur merasa muak dengan situasi ini. Hingga akhirnya memutuskan untuk segera membuka pintu mobil, dan langsung masuk begitu saja.
Melihat mobil milik Andika telah pergi, tangan Shinta seketika langsung terkepal dengan sendirinyaWanita itu langsung mengambil kembali kotak makannya yang pecah, dan membuangnya ke dalam tong sampah. Shinta pun memilih untuk masuk ke dalam rumah setelah itu.
...----------------...
"Apa? Pagi ini kamu membuat sarapan untuk suamimu?" tanya Helen kepada Shinta. Awalnya ia memang sudah mendengar cerita dari Shinta ketika Andika yang mengabaikan wanita itu begitu saja. Merasa sangat iba dengan keadaan Shinta. Dirinya hanya bisa tersenyum, dan mengelus pelan tangan sahabatnya.
"Aku tau Andika sangat kecewa, dan pasti akan marah disaat ada seorang wanita yang menjebaknya dengan menggunakan cara yang menjijikan seperti itu. Tapi aku melakukan ini semua, karena memiliki sebuah alasan." balas Shinta dengan sesaat membalas pandangan Helen.
Ya, dari awal setelah kejadian tadi pagi. Wanita itu pun langsung memutuskan untuk segera bertemu dengan sahabatnya agar ia bisa menangkan diri. Sekaligus meminta pendapat dari Helen. Dan untungnya Helen selalu ada dan sedia di saat ia sedang membutuhkan tempat curhat.
"Ya aku tau, dan aku sangat mendukungmu atas keputusan ini. Percayalah suatu saat Andika pasti akan mencintaimu, dan mau membantu ayahmu keluar dari dalam penjara. Sesuai dengan keinginanmu sebelumnya."
Dari awal Helen maupun Samudra telah mengetahui rencana Shinta untuk melakukan misi penjebakan kepada Andika hingga akhirnya berunjung pada pernikahan.
Shinta Imanuella adalah seorang pembunuh bayaran, yang memiliki seorang ayah yang juga berprofesi sama sepertinya. Ayah Shinta tertangkap oleh polisi karena sengaja ingin melindungi putrinya itu. Maka membuat Shinta harus menanggung sebuah rasa ketidaknyamanan di saat melihat sang ayah mendekam di penjara, hanya karena ulahnya yang lalai dalam menjalankan misi di kala seseorang memerintahkannya untuk membunuh wanita parubaya yang merupakan Istri dari salah satu pejabat negara.
Pembunuhan berjalan seperti biasanya, dan berhasil menewaskan target. Namun sayang pada saat itu Shinta lupa membersihkan jejak-jejak miliknya yang mampu membuat polisi mengetahui pelaku pembunuhannya. Alhasil Herman ayah dari Shinta yang menyadari akan hal itu, langsung saja berinisiatif ingin menghapus semua hal yang bisa menjadi bukti kriminal tersebut, tapi na'as polisi sudah terlanjur datang dan langsung menangkap Herman untuk segera di adili dalam penjara. Bahkan Herman sempat terancam hukuman mati, tapi Shinta langsung cepat menangani agar hal itu tidak terjadi. Yaitu dengan cara menyuap pihak kepolisian dengan total uang senilai 40 Miliyar.
Uang yang dirinya hasilkan dari pekerjaan kotornya itu telah habis untuk menyelamatkan nyawa sang ayah. Namun sayangnya pada saat itu pihak kepolisian ingkar janji, dan tidak mau membebaskan Herman, sebelum Shinta kembali memberikan mereka uang senilai yang sama. Barulah Herman akan di bebaskan dari penjara.
Serasa di khianati, membuat Shinta langsung marah. Namun dirinya juga tidak bisa berbuat apa-apa, selain menyimpan dendam untuk segera membalas perbuatan dari oknum biadab tersebut.
Setelah seluruh uangnya habis tak tersisa, pada saat itu Shinta malah tak sengaja bertemu dengan seorang pengacara terkenal dan juga kaya raya.
Seakan mustahil, karena ini adalah pertama kalinya ia jatuh cinta kepada seorang pria. Yang di mana orang itu tak lain adalah Andika, suaminya sekarang!
...----------------...
Tok..Tok.Tok.. Suara pintu yang di ketuk dari luar. Membuat Shinta langsung berinisiatif untuk membuka kan pintunya.
Seorang wanita cantik dengan penampilan elegan tengah berdiri di hadapannya saat ini.
"Maaf anda siapa?" tanya Shinta.
"Oh, perkenalkan nama saya Rosi Herlambang, pemilik dari perusahaan Beauty Rosi. Dan ya, saya juga adalah tunangannya suami kamu." ucap wanita tersebut dengan sangat angkuh nya bahkan tidak berniat sama sekali untuk menjabat tangan Shinta. Rosi melayangkan tatapan jijik ke arah wanita yang saat ini sedang memperhatikan wajahnya dengan begitu sangat intens.
"Kenapa? Lihat-lihat saya sperti itu. Saya memang cantik, jadi tidak heran sih kenapa Andika cinta sama aku. Dan kamu jangan senang dulu karena sudah menjadi istrinya, karena status saya ini masih menjadi tunangan Andika. Suatu saat saya akan merebut Andika kembali dan menyingkirkan kamu setelah itu. Dasar *******!" Setelah mengatakan kalimat tersebut, Rosi langsung melangkah kan kakinya pergi meninggalkan kediaman rumah milik Andika.
Dirinya hanya bisa tersenyum miris, kala posisi yang seharusnya sebentar lagi akan menjadi istri dari pria yang di cintainya itu, namun sekarang dengan mudahnya telah tersingkirkan oleh kehadiran wanita yang sama sekali tidak tahu malu, dan sudah berani menjebak tunangan nya.
Benar-benar rasanya Rosi sangat ingin menjambak kuat rambut milik Shinta, dan serasa ingin mengajaknya duel. Jika saja tadinya ia tidak ingat dengan pesan dari Andika yang mengatakan bahwa, dirinya jangan pernah coba-coba berani menghajar wanita itu, karena Andika mengatakan bahwa Shinta bukanlah wanita biasa seperti wanita pada umumnya.
"Apa yang berbeda dari wanita sialan itu? Bentukannya sama saja! Andika sengaja mengatakan seperti itu, pasti agar aku tidak ribut dan berkelahi dengannya." gumam Rosi yang setelah itu akhirnya memutuskan untuk segera masuk ke dalam mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments