Perkara kopi

Erick tersenyum smirk kepada wanita yang berwajah kurang cantik itu, sungguh lirikan yang sangat menyepelekan orang lain. Pria itu kembali fokus ada pekerjaan.

Sejam berlalu, pria itu melirik jam di tangannya, lalu kembali melirik ke wanita yang tidak ada suaranya sama sekali.

Kenapa tidak ada satu pertanyaan? Ini sudah satu jam!! batin Erick.

Pria itu mengetuk-ngetuk meja kerjanya dengan pulpen yang di pegangnya, posisi duduknya terlihat tidak nyaman dan gelisah.

“Hemm ....” Erick berdeham mencari perhatian wanita yang berada satu ruangan dengan dirinya. Wanita itu masih tampak fokus dengan berkas dan laptopnya.

“Hemmm ...." Dehaman Erick kali ini sangat kencang.

Wanita yang berkacamata itu akhirnya mengangkat kepalanya dan melihat Erick yang sudah menatapnya terlebih dahulu.

“Buatkan saya kopi,” perintah Erick.

Alya bangkit dari duduknya, lalu menghampiri meja kerja Pak CEOnya. “Pinjam line teleponnya Pak,” pinta Alya.

“Buat apa?” tanya Erick dengan tatapan dinginnya.

“Buat hubungi pantry, bukannya tadi Bapak minta kopi. Jadi biar mereka buat dan mengantarkan kopi buat Bapak,” jawab Alya santai.

“Tadi saya bilang buatkan kopi, berarti  kamu yang buatkan kopi, bukan office boy atau office girl yang bikin,” jawab ketus Erick.

“Bapak gak khawatir kalau saya yang bikinin kopi buat Bapak! Nanti kalau saya kasih racun bagaimana! Sayakan lagi kesal sama Bapak,” ujar Alya santai. Tapi jujur Alya memang lagi kesal dengan Pak CEOnya, kerjaan inti yang seharusnya dia kerjakan, terpaksa ditinggalkan.

Astaga kenapa pake jujur bilang gue lagi kesel ama nih Pak CEO!!!

Kedua netra Erick melotot, mendengar kata racun. “Kamu sudah berniat ya mau kasih saya racun!” ucap Erick meninggi.

“Baru niat Pak, belum juga di lakukan, baru niat ... racunnya juga belum di beli,” jawab celetuk Alya.

Astaga ini perempuan ada aja kalimat jawabnya !!!

“Jadi bagaimana menurut Bapak, tetap mau saya yang bikin kopinya tapi tidak tanggung jawab untuk rasanya. Atau suruh orang di pantry  yang biasa buatkan kopi untuk Pak CEO?” tanya Alya, masih dalam posisi berdiri.

“Kamu yang buat, jika kamu berani kasih racun ke saya ... kamu siap-siap masuk penjara,” jawab Erick dengan senyum devilnya.

“Baiklah sesuai dengan keputusan Pak CEO yang ganteng, tapi satu pesan saya selama saya bikin kopi, jangan sesekali mengotak-atik pekerjaan saya di sana. Ingat ada CCTV di ruangan ini. Saya tahu maksud bapak menyuruh buatkan kopi di pantry!!” ucap Alya pelan sambil mencondongkan badannya ke hadapan Erick dengan senyum devilnya.

Kemudian wanita itu berlalu keluar ruangan.

“DAMN!! Ternyata wanita itu tahu maksudnya!!” gumam Erick sendiri, sengaja pria itu menyuruh wanita itu ke pantry, untuk membuat kacau pekerjaan yang diberikannya ke wanita itu. Terpaksa pria itu mengurungkan niat jahatnya.

“Emangnya gue gak paham apa maksudnya, apa susahnya telepon pantry  minta di buatkan kopi. Bilang aja mau kacau in pekerjaan hukuman dari loe, Pak CEO!!” gerutu Alya sendiri, sambil menuju ruang pantry.

“Ada yang bisa saya bantu mbak Alya?” tanya salah satu office boy yang berada di pantry khusus melayani CEO.

“Saya mau bikin kopi buat Pak CEO,” jawab Alya.

“Biar saya yang bikin mbak, saya biasa yang buatkan kopi buat Pak CEO,” ujar Mamat, nama yang tertera di nama tag karyawan.

“Gak pa-pa, saya aja yang bikin mas mamat, tolong tunjukkin letak cangkir, gula, kopi, susu atau krimer,” pinta Alya, lebih suka bikin kopi tanpa mesin otomatis.

“Sebentar saya ambilkan dulu mbak Alya,” si Mamat membuka  lemari yang ada menempel di tembok, mengambil cangkir kopi, kopi, gula, krimer.

“Mas Mamat itu yang di sebelah kopi, bubuk coklat ya,” tunjuk Alya.

“Iya mbak Alya. Mbaknya mau bikin minuman coklat?” tanya Mamat.

“Iya boleh deh, sekalian bikin buat saya. Masa Pak CEO minum kopi, saya gak minum apa-apa,” gerutu Alya.

Si Mamat memberikan satu cangkir lagi ke Alya.

Dengan tangan cekatannya Alya menyeduh kopi untuk Pak CEO, kemudian lanjut membuat hot coklat untuk dirinya sendiri. Kemudian diletakkannya di atas nampan yang sudah di siapkan sama si Mamat.

“Makasih ya mas Mamat, saya antar kopi dulu ke ruangan,” ujar Alya.

“Ya hati-hati mbak Alya bawa nampannya, jangan sampai miring, nanti malah dubleg ... gak jadi minum deh,” balas Mamat.

“Ya, oke,” sahut Alya dari luar ruang pantry. Penuh rasa hati-hati wanita itu membawa nampan tersebut sampai ke ruangan CEO.

“Pak CEO, minta tolong dong,” teriak Alya dari luar pintu ruang kerja CEO.

“Apa!” sahut Erick dari dalam ruangan, yang mendengar teriakan Alya yang cukup melengking.

“Saya gak bisa buka pintu nih, tolong bukain pintunya Pak CEO,” balas Alya.

Rio ngintip sedikit dari ruang kerjanya setelah mendengar suara teriakan wanita di depan  ruang CEO.

Astaga bener-bener nih karyawan gak ada takutnya sama si Bos malah nyuruh-nyuruh lagi kira-kira di turutin sama si Bos gak ya???

Erick yang masih duduk di kursi kebesarannya, terpaksa beranjak dari duduknya, melangkah dengan wajah kesalnya.

Ceklek

“Bisa-bisanya kamu nyuruh saya bukakan pintu, memangnya gak bisa apa buka pintu sendiri,” tegur Erick saat membuka pintu ruangannya sendiri.

“Bapak gak lihat kedua tangan saya lagi pegang apa?” tanya Alya.

“Lagi pegang nampan,” jawab Erick yang masih terpaku di depan pintu.

“Terus menurut Bapak, saya bisa buka pintu gak, kalau kedua tangan saya lagi pegang nih nampan!” tanya lagi si Alya.

“Gak bisa,” jawab Erick.

“Nah itu Bapak tahu, makanya saya teriak minta tolong bukakan pintu,” ujar Alya kesal.

“Pak CEO, berapa lama lagi ini saya berdiri di depan pintu sambil pegang nih nampan. Udah kayak orang di setrap aja nih! mana berdiri pakai sepatu high heels lagi,” keluh Alya.

Erick juga baru sadar mereka berdua cukup lama berdiri di depan pintu.

Wah si Bos mau bukain pintu juga ... keren nih si Alya, bisa nyuruh-nyuruh si Bos, batin Rio.

“Ya udah masuk," balas Erick, pria itu terlebih dahulu masuk, dan duduk kembali ke kursi kebesarannya. Di susul oleh Alya.

“Ini Pak Erick, kopi buatan saya. Mohon di catat, saya tidak tanggung untuk rasanya,” ujar Alya sambil meletakkan cangkir kopi di atas meja kerja Erick.

“Mmm," gumam Erick.

“Cihh, gak ada bilang terima kasihnya, mentang mentang Pak CEO yang bisa nyuruh seenaknya jidatnya,” gumam Alya sendiri ketika balik ke sofa.

“Kalau ngedumel di depan orangnya, jangan di belakang orangnya,” sahut Erick, yang masih bisa mendengar kata-kata Alya.

“Mmmm,” gumam balik Alya, lalu menaruh nampan  yang berisi cangkir minuman untuk dirinya, kemudian mendaratkan bokongnya ke atas sofa yang terasa empuk.

Erick menatap cangkir yang telah berisi kopi buatan Alya, antara mau di minum atau di biarkan saja.

“Kamu tidak campur kopi ini dengan racunkan?” tanya Erick untuk lebih memastikannya lagi.

“Ya ... gak bikin Bapak sampai meninggoy kok, paling sakit perut doang,” jawab Alya santai kembali bekerja ke laptop.

Bulu kuduk Erick langsung merinding

.

.

next ... apa rasa kopinya??

Terpopuler

Comments

anonim

anonim

Alya ini benar-benar gak ada takut-takutnya terhadap si bos

2025-04-12

0

Rusmini Rusmini

Rusmini Rusmini

pait pait pait ☕☕🤮🤮

2025-01-07

0

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Pinter bgt si Alya 🤣🤣🤣

2024-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 Meminjam rahim kamu
2 Bawa Sial
3 Tentang Alya
4 Diskusi
5 Nabrak Erick
6 Hukuman buat Alya
7 Perkara kopi
8 Hukuman selesai
9 Sidak
10 Siapa kamu sebenarnya
11 Istri Erick
12 Ribut di pagi hari
13 Keributan belum usai
14 Bertemu Andri
15 Cemburu
16 Menuju kesepakatan pinjam rahim
17 Deal!
18 Kecelakaan di pagi hari
19 Gendong
20 Perkara motor
21 Calon Ibu Pengganti
22 Bram Adityo
23 Siapa yang telepon
24 Tuntutan Orang tua Erick
25 Ingin ke rumah Alya
26 Rumah Alya
27 Mak-mak ribut lagi
28 Masih di rumah Alya
29 Meminang Alya
30 Menolak
31 Calon istri, calon suami
32 Kucing dan tikus
33 Alya sakit
34 Menjenguk
35 Masih menjenguk Alya
36 Tidak tertarik
37 Wanita matre
38 Sarapan pagi
39 Kedatangan Mama Danish
40 Ketika Alya dingin
41 Menuju rumah sakit
42 Mulai cek kesehatan
43 Hasil tes kesehatan
44 Egoisnya Agnes
45 Pelakor
46 Sibuk di butik
47 Delila
48 Jalan ke mall
49 Alya vs Delila
50 Dua istri berkumpul
51 Tanda tangan kesepakatan
52 Negosiasi
53 Pernikahan yang menyedihkan
54 Rio dan Mama Danish tahu?!
55 Ada yang pingsan
56 Keluhan Mama Danish
57 Mulai program inseminasi
58 Masih proses inseminasi
59 Erick tidak menyukai
60 Inseminasi selesai
61 Makan siang bersama - 1
62 Makan siang bersama - 2
63 Pil KB
64 Tidak mengenali
65 Penasaran
66 Seperti sedia kala
67 Melihatmu...
68 Suami bertemu dengan calon suami
69 Jangan pernah jatuh cinta
70 Kesal....
71 Tragedi ciuman pertama
72 Kabar Bahagia
73 Mengusir Erick
74 Mulai terbongkar
75 Tiba-tiba mual
76 Ingin menjenguk
77 Tidak ada di rumah
78 Katakan Bik Sur!!
79 Perdana ke mansion utama
80 Berita yang menggemparkan
81 Orang tua Delila
82 Ada yang berulah
83 Anak bungsu
84 Blackcard
85 Menghubungi Alya
86 Erick masih emosi
87 Erick Curhat
88 Penampakan
89 Datang ke perusahaan pratama
90 Kembali bertemu
91 Erick murka
92 Persiapan Gala Fashion Week
93 Pagi hari menjelang acara
94 Gala Fashion Week - 1
95 Gala Fashion Week - 2
96 Gala Fashion Week - 3
97 Pembicaraan antar pria
98 Delila berulah
99 Tolong selamatkan.....
100 Nasib Delila
101 Minta cerai
102 Bertemu teman
103 Istri satu-satunya
104 Kedatangan Agnes
105 Mengakhiri kesepakatan
106 Memo
107 Fatur gelisah
108 Pecat!!
109 Cintanya Andri
110 Acuhnya Erick
111 Amarah Alya dan Erick
112 Ingin merawat Alya
113 Antara dua istri
114 Mengungkapkan isi hati
115 Tidur bersama
116 Pergi
117 Hati yang gelisah
118 Mohon ceraikan Alya
119 Mengetahui semua alasan
120 Alya anak teman Pa--!
121 Bahagianya Agnes
122 Dua bulan berlalu
123 Malangnya Agnes
124 Merindu
125 Alya datang
126 Melihatmu
127 Bicara sepuluh menit
128 Persyaratan
129 Memutuskan pilihan
130 Menemani Bumil
131 Perdana masuk kamar Erick
132 Makan malam yang hangat
133 Nasehat Mama Yanti
134 Tidur seranjang
135 Permintaan Bumil
136 Gara gara kissmark
137 Nasi goreng buatan Erick
138 Gigit
139 Kontrol Kandungan
140 Intermezzo
141 Pertanyaan yang mengesalkan bumil
142 Kung Fu Panda
143 Tragedi beli lumpia
144 Di balik musibah
145 Baru tahu Agnes anaknya Cokro
146 Mengurus Erick
147 Godaiin Pak Rio
148 Suami OM OM
149 Kejutan manis
150 Malam Indah
151 Pagi yang indah
152 Mommy Daddy Itik
153 Ada yang mencurigakan
154 Mulai beraksi
155 Akhir aksi
156 Baik-baik saja
157 Nasib Agnes
158 Lembaran baru
159 Menjelang HPL
160 Welcome Baby Twin A
161 Acara aqiqah baby twin A
162 Akhir kisah Alya dan Erick
163 Obat Rindu fansnya keluarga Erick dan Alya
164 Hilangnya Cinta Suamiku
165 Ibu Sambung Untuk Putri
166 Info cerita anaknya Erick & Alya
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Meminjam rahim kamu
2
Bawa Sial
3
Tentang Alya
4
Diskusi
5
Nabrak Erick
6
Hukuman buat Alya
7
Perkara kopi
8
Hukuman selesai
9
Sidak
10
Siapa kamu sebenarnya
11
Istri Erick
12
Ribut di pagi hari
13
Keributan belum usai
14
Bertemu Andri
15
Cemburu
16
Menuju kesepakatan pinjam rahim
17
Deal!
18
Kecelakaan di pagi hari
19
Gendong
20
Perkara motor
21
Calon Ibu Pengganti
22
Bram Adityo
23
Siapa yang telepon
24
Tuntutan Orang tua Erick
25
Ingin ke rumah Alya
26
Rumah Alya
27
Mak-mak ribut lagi
28
Masih di rumah Alya
29
Meminang Alya
30
Menolak
31
Calon istri, calon suami
32
Kucing dan tikus
33
Alya sakit
34
Menjenguk
35
Masih menjenguk Alya
36
Tidak tertarik
37
Wanita matre
38
Sarapan pagi
39
Kedatangan Mama Danish
40
Ketika Alya dingin
41
Menuju rumah sakit
42
Mulai cek kesehatan
43
Hasil tes kesehatan
44
Egoisnya Agnes
45
Pelakor
46
Sibuk di butik
47
Delila
48
Jalan ke mall
49
Alya vs Delila
50
Dua istri berkumpul
51
Tanda tangan kesepakatan
52
Negosiasi
53
Pernikahan yang menyedihkan
54
Rio dan Mama Danish tahu?!
55
Ada yang pingsan
56
Keluhan Mama Danish
57
Mulai program inseminasi
58
Masih proses inseminasi
59
Erick tidak menyukai
60
Inseminasi selesai
61
Makan siang bersama - 1
62
Makan siang bersama - 2
63
Pil KB
64
Tidak mengenali
65
Penasaran
66
Seperti sedia kala
67
Melihatmu...
68
Suami bertemu dengan calon suami
69
Jangan pernah jatuh cinta
70
Kesal....
71
Tragedi ciuman pertama
72
Kabar Bahagia
73
Mengusir Erick
74
Mulai terbongkar
75
Tiba-tiba mual
76
Ingin menjenguk
77
Tidak ada di rumah
78
Katakan Bik Sur!!
79
Perdana ke mansion utama
80
Berita yang menggemparkan
81
Orang tua Delila
82
Ada yang berulah
83
Anak bungsu
84
Blackcard
85
Menghubungi Alya
86
Erick masih emosi
87
Erick Curhat
88
Penampakan
89
Datang ke perusahaan pratama
90
Kembali bertemu
91
Erick murka
92
Persiapan Gala Fashion Week
93
Pagi hari menjelang acara
94
Gala Fashion Week - 1
95
Gala Fashion Week - 2
96
Gala Fashion Week - 3
97
Pembicaraan antar pria
98
Delila berulah
99
Tolong selamatkan.....
100
Nasib Delila
101
Minta cerai
102
Bertemu teman
103
Istri satu-satunya
104
Kedatangan Agnes
105
Mengakhiri kesepakatan
106
Memo
107
Fatur gelisah
108
Pecat!!
109
Cintanya Andri
110
Acuhnya Erick
111
Amarah Alya dan Erick
112
Ingin merawat Alya
113
Antara dua istri
114
Mengungkapkan isi hati
115
Tidur bersama
116
Pergi
117
Hati yang gelisah
118
Mohon ceraikan Alya
119
Mengetahui semua alasan
120
Alya anak teman Pa--!
121
Bahagianya Agnes
122
Dua bulan berlalu
123
Malangnya Agnes
124
Merindu
125
Alya datang
126
Melihatmu
127
Bicara sepuluh menit
128
Persyaratan
129
Memutuskan pilihan
130
Menemani Bumil
131
Perdana masuk kamar Erick
132
Makan malam yang hangat
133
Nasehat Mama Yanti
134
Tidur seranjang
135
Permintaan Bumil
136
Gara gara kissmark
137
Nasi goreng buatan Erick
138
Gigit
139
Kontrol Kandungan
140
Intermezzo
141
Pertanyaan yang mengesalkan bumil
142
Kung Fu Panda
143
Tragedi beli lumpia
144
Di balik musibah
145
Baru tahu Agnes anaknya Cokro
146
Mengurus Erick
147
Godaiin Pak Rio
148
Suami OM OM
149
Kejutan manis
150
Malam Indah
151
Pagi yang indah
152
Mommy Daddy Itik
153
Ada yang mencurigakan
154
Mulai beraksi
155
Akhir aksi
156
Baik-baik saja
157
Nasib Agnes
158
Lembaran baru
159
Menjelang HPL
160
Welcome Baby Twin A
161
Acara aqiqah baby twin A
162
Akhir kisah Alya dan Erick
163
Obat Rindu fansnya keluarga Erick dan Alya
164
Hilangnya Cinta Suamiku
165
Ibu Sambung Untuk Putri
166
Info cerita anaknya Erick & Alya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!