Siapa kamu sebenarnya

Alya dan Alex sudah mulai berbincang masalah kerjasama perusahaan pratama dengan bank B, secara detail Alya menjelaskan dari proyeksi keuangan. Sebenarnya kehadiran Erick di antara Alya dan Alex tidak terlalu banyak membantu, justru Alya yang banyak berperan dalam pertemuan tersebut.

Wanita tersebut sungguh sudah menyiapkan segala bahan pertemuan di tabletnya, sehingga Alex sebagai perwakilan pihak Bank B, merasa puas dengan segala penjabaran yang logis dan tentu berdasarkan data bukan omong kosong semata.

Erick berkali-kali menahan napasnya, melihat teknik Alya bernegosiasi, tutur kata yang berurutan serta suaranya terdengar berbeda di telinganya kali ini.

Siapa kamu sebenarnya!!!

“Baik Pak Alex, hanya ini yang bisa saya jelaskan dan sampaikan, nanti data ini akan segera saya kirim ke email Pak Alex,” ujar Alya.

“Luar biasa Pak Erick, punya karyawan yang sangat berkompeten dalam bidangnya. Saya rasa ke mungkinan proposal kerja sama akan segera di setujui,” ucap Alex.

“Terima kasih Pak Alex atas pujiannya, perusahaan kami memang sangat seleksi dalam menerima karyawan. Dan terima kasih jika pertemuan hari ini bisa menjadi bahan pertimbangan proyek kita ke depan,” jawab Erick.

Cih.....sok muji.....muji...tadi pagi ke mana aja Pak CEO.

“Baiklah kalau begitu, saya akan segera kabarkan untuk kelanjutannya,” ujar Alex.

“Saya tunggu kabar baiknya dari Pak Alex,” tutur Alya.

“Pastinya mbak Alya, pasti kabar baik. Kalau begitu saya pamit kembali ke kantor.....mbak Alya.....Pak Erick,” ujar Alex berpamitan.

“Mari saya antar Pak Alex,” pinta Alya, sambil mempersilahkan Alex untuk berjalan duluan.

Kemudian baru Alya dan Erick mengikuti Alex.

Alya mengantarkan Alex sampai masuk mobilnya yang sudah berada di luar lobby, Erick dengan setianya masih mendampingi Alya. Tapi Alya menghiraukannya, justru malah seakan-akan tidak ada orang di sampingnya.

Mobil yang di tumpangi Alex sudah berlalu, Alya kembali masuk ke dalam lobby Perusahaan. Dan kembali lagi Erick mengekori langkah kaki Alya.

Wanita itu hanya melirik sesaat ke pria yang berada di sampingnya.

Ting........pintu lift terbuka, Alya kembali masuk ke dalam lift dan segera memencet tombol tujuh, lantai divisi finance.

“Hemm........,” Erick kembali berdehem.

“Jika merasa tenggorokan gatal, sebaiknya di bawa minum. Biar tidak terus berdehem, budek lama-lama telinga saya dengar deheman terus,” celetuk Alya tanpa menatap wajah pria ganteng tersebut.

“Kalau begitu nanti tolong ambilkan saya minum dan antarkan ke ruangan saya,” pinta Erick.

“Ya, nanti saya akan bilang office boy untuk mengantarkan minum buat Pak CEO!!” jawab Alya.

“Kok malah kamu menyuruh office boy yang ambil minum,” tegur Erick tidak terima penolakan atas perintahnya.

“Ya, memang tugasnya office boy. Dan saya bukan office boy,” jawab ketus Alya.

Tadi pagi sudah minta  buatin kopi, sekarang minta di ambilin air minum.........hello Pak CEO baik-baik aja kan!!!

Ting.......pintu lift terbuka di lantai tujuh, Alya bergegas keluar ruangan, Erick tetap mengikutinya.

Ah bodo amatlah terserah si Pak CEO mau ke mana bukan urusan gue.

Ruang divisi finance kembali heboh, ketika Erick masuk kembali ke ruang divisi finance.....ternyata Rio masih berada di ruang finance menggantikan Erick yang meninggalkan sidaknya.

Wanita berkacamata itu masuk ke dalam ruangannya, menghempaskan bokongnya di kursi kerjaannya.

Dan ternyata Erick juga masuk ke dalam ruangannya, dan duduk di sofa single dengan menyilangkan kakinya.

“Ya Allah.......kenapa seharian ini harus bertemu dengan Pak CEO ini......apa dosaku!” gumam Alya sendiri.

“Gak usah ngomong sendiri, di sini ada orangnya......kenapa tidak bilang langsung,” sahut Erick.

Alya mendengus kesal, kenapa juga pria itu harus menyahutin omongan dia sendiri.

“Sekarang Pak CEO ada keperluan apa di ruangan saya, apa ada yang bisa saya bantu. Tapi alangkah baiknya Bapak bisa menemui Pak Fatur jika ingin lebih tahu masalah keuangan perusahaan Bapak,” Alya berusaha sopan.

“Saya hanya ingin melihat kamu bekerja saja, jadi silahkan lanjutkan pekerjaannya. Dan anggap saja saya tidak ada di sini,” jawab Erick.

Beberapa staf finance mondar mandir di depan ruangan Alya sambil mengintip keadaan di dalamnya.

 Sesuai dengan perkataan Erick, Alya benar-benar tidak menganggap Erick berada di ruangannya, dimanfaatkannya waktu dua jam yang tersisa sebelum waktu jam kerja berakhir, untuk menyelesaikan pekerjaannya tanpa bicara.

Sedangkan Erick benar-benar tidak suka dengan keadaan hening di dalam ruangan Alya, wanita itu tidak pernah melirik ke arah pria itu, justru pria itu yang sering menatap wanita yang tidak terlalu cantik itu.

TOK......TOK......TOK....

“Masuk......” jawab Alya.

“Permisi Pak Erick.....,” ujar Fitri yang melewati Erick.

“Mmm.......,” gumam Erick.

“Ada apa Fitri...?” tanya Alya.

“Ini mau anterin beberapa surat untuk vendor, butuh tanda tangan loe,” ujar Fitri.

“OK thanks, nanti gue cek dulu.”

“OK.....sip.....gue balik ke meja.”

“Eeh.... Fitri, gue minta tolong ya bilangin ke Office Boy surut beli minuman larutan ya, dua kaleng rasa melon,” pinta Alya.

“Oooh OK, buat siapa?” tanya Fitri.

“Buat orang yang lagi sakit tenggorokan, dari tadi cuma bisa berdehem doang. Kasihan nanti lama-lama tenggorokannya lecet,” balas Alya sambil melirik ke arah Erick, sedangkan kedua netra Erick sudah melotot membalas lirikan Alya.

Erick paham siapa yang di maksud Alya, adalah dirinya sendiri. Karena sepanjang pria itu berada di ruangan Alya, kerjaannya hanya berdehem saja, untuk menarik perhatian Alya.

Setelah Fitri keluar, kembali hening ruangan Alya.

“Kamu ngataiin saya tadi sakit tenggorokan ya?”tanya Erick.

Alya mengangkat kepalanya sedikit, dan menatap ke arah Erick dulu,”Kapan saya bilang seperti itu?” balik tanya Alya.

“Barusan!!!” seru Erick.

“Memangnya tadi saya sebut nama Pak CEO kah? Rasanya tidak deh. Sepertinya Pak CEO harus cek telinganya ke Dokter THT deh Pak,” celetuk Alya.

“Alya......!” suara Erick meninggi.

“Pak CEO please saya lagi menyelesaikan pekerjaan, sedang tidak mau bertengkar. Mending Bapak bertengkar sama Bu Agnes, lebih enak lagi......apalagi kalau bertengkar di atas ranjang......huuh pasti heboh deh,” ledek Alya.

Haduh kenapa jadi keluar kata ranjang.......astaga......otak gue mulai error nih.

Wajah Erick sudah mulai memerah antara sedang menahan marah atau karena kata ranjang.

“Mbak Alya, ini pesanannya,” tanpa mengetuk....si Mamat masuk ke ruangan Alya.

“Eeh....maaf ada Pak Erick, punten ya Pak,” ujar Mamat yang baru engeh, sambil meletakkan plastik belanjaannya di atas meja kerja Alya.

“Hemm......,” Erick kembali berdehem.

“Makasih ya Mas Mamat.”

“Sama-sama mbak Alya,” Mamat buru-buru keluar ruangan.

Alya beringsut dari duduknya dan mengambil satu kaleng larutan rasa melon, dan melap kaleng tersebut dengan tisu.

“Silahkan di minum Pak CEO, biar tidak selalu berdehem,” ujar Alya sambil memberikan kaleng minuman larutan.

Dengan malasnya Erick menerima kaleng yang masih di pegang Alya.

“Biasakan bilang.........terima kasih Pak,” celetuk Alya sambil lalu, kembali ke kursi kerjanya.

“Terima Kasih,” sahut Erick terpaksa.

Sepertinya dalam satu hari ini gue berasa kayak di selidiki ya sama nih Pak CEO!!!

Terpopuler

Comments

anonim

anonim

si Bos ini ngapain nungguin Alya ysng sedang bekerja

2025-04-14

0

azkha shoji

azkha shoji

hahaa aku sampe ktawa sndiri

2025-01-15

0

Rusmini Rusmini

Rusmini Rusmini

sebenarnya maksud Erick apaan sih dr pagi nungguin Alya kerja ...

2025-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 Meminjam rahim kamu
2 Bawa Sial
3 Tentang Alya
4 Diskusi
5 Nabrak Erick
6 Hukuman buat Alya
7 Perkara kopi
8 Hukuman selesai
9 Sidak
10 Siapa kamu sebenarnya
11 Istri Erick
12 Ribut di pagi hari
13 Keributan belum usai
14 Bertemu Andri
15 Cemburu
16 Menuju kesepakatan pinjam rahim
17 Deal!
18 Kecelakaan di pagi hari
19 Gendong
20 Perkara motor
21 Calon Ibu Pengganti
22 Bram Adityo
23 Siapa yang telepon
24 Tuntutan Orang tua Erick
25 Ingin ke rumah Alya
26 Rumah Alya
27 Mak-mak ribut lagi
28 Masih di rumah Alya
29 Meminang Alya
30 Menolak
31 Calon istri, calon suami
32 Kucing dan tikus
33 Alya sakit
34 Menjenguk
35 Masih menjenguk Alya
36 Tidak tertarik
37 Wanita matre
38 Sarapan pagi
39 Kedatangan Mama Danish
40 Ketika Alya dingin
41 Menuju rumah sakit
42 Mulai cek kesehatan
43 Hasil tes kesehatan
44 Egoisnya Agnes
45 Pelakor
46 Sibuk di butik
47 Delila
48 Jalan ke mall
49 Alya vs Delila
50 Dua istri berkumpul
51 Tanda tangan kesepakatan
52 Negosiasi
53 Pernikahan yang menyedihkan
54 Rio dan Mama Danish tahu?!
55 Ada yang pingsan
56 Keluhan Mama Danish
57 Mulai program inseminasi
58 Masih proses inseminasi
59 Erick tidak menyukai
60 Inseminasi selesai
61 Makan siang bersama - 1
62 Makan siang bersama - 2
63 Pil KB
64 Tidak mengenali
65 Penasaran
66 Seperti sedia kala
67 Melihatmu...
68 Suami bertemu dengan calon suami
69 Jangan pernah jatuh cinta
70 Kesal....
71 Tragedi ciuman pertama
72 Kabar Bahagia
73 Mengusir Erick
74 Mulai terbongkar
75 Tiba-tiba mual
76 Ingin menjenguk
77 Tidak ada di rumah
78 Katakan Bik Sur!!
79 Perdana ke mansion utama
80 Berita yang menggemparkan
81 Orang tua Delila
82 Ada yang berulah
83 Anak bungsu
84 Blackcard
85 Menghubungi Alya
86 Erick masih emosi
87 Erick Curhat
88 Penampakan
89 Datang ke perusahaan pratama
90 Kembali bertemu
91 Erick murka
92 Persiapan Gala Fashion Week
93 Pagi hari menjelang acara
94 Gala Fashion Week - 1
95 Gala Fashion Week - 2
96 Gala Fashion Week - 3
97 Pembicaraan antar pria
98 Delila berulah
99 Tolong selamatkan.....
100 Nasib Delila
101 Minta cerai
102 Bertemu teman
103 Istri satu-satunya
104 Kedatangan Agnes
105 Mengakhiri kesepakatan
106 Memo
107 Fatur gelisah
108 Pecat!!
109 Cintanya Andri
110 Acuhnya Erick
111 Amarah Alya dan Erick
112 Ingin merawat Alya
113 Antara dua istri
114 Mengungkapkan isi hati
115 Tidur bersama
116 Pergi
117 Hati yang gelisah
118 Mohon ceraikan Alya
119 Mengetahui semua alasan
120 Alya anak teman Pa--!
121 Bahagianya Agnes
122 Dua bulan berlalu
123 Malangnya Agnes
124 Merindu
125 Alya datang
126 Melihatmu
127 Bicara sepuluh menit
128 Persyaratan
129 Memutuskan pilihan
130 Menemani Bumil
131 Perdana masuk kamar Erick
132 Makan malam yang hangat
133 Nasehat Mama Yanti
134 Tidur seranjang
135 Permintaan Bumil
136 Gara gara kissmark
137 Nasi goreng buatan Erick
138 Gigit
139 Kontrol Kandungan
140 Intermezzo
141 Pertanyaan yang mengesalkan bumil
142 Kung Fu Panda
143 Tragedi beli lumpia
144 Di balik musibah
145 Baru tahu Agnes anaknya Cokro
146 Mengurus Erick
147 Godaiin Pak Rio
148 Suami OM OM
149 Kejutan manis
150 Malam Indah
151 Pagi yang indah
152 Mommy Daddy Itik
153 Ada yang mencurigakan
154 Mulai beraksi
155 Akhir aksi
156 Baik-baik saja
157 Nasib Agnes
158 Lembaran baru
159 Menjelang HPL
160 Welcome Baby Twin A
161 Acara aqiqah baby twin A
162 Akhir kisah Alya dan Erick
163 Obat Rindu fansnya keluarga Erick dan Alya
164 Hilangnya Cinta Suamiku
165 Ibu Sambung Untuk Putri
166 Info cerita anaknya Erick & Alya
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Meminjam rahim kamu
2
Bawa Sial
3
Tentang Alya
4
Diskusi
5
Nabrak Erick
6
Hukuman buat Alya
7
Perkara kopi
8
Hukuman selesai
9
Sidak
10
Siapa kamu sebenarnya
11
Istri Erick
12
Ribut di pagi hari
13
Keributan belum usai
14
Bertemu Andri
15
Cemburu
16
Menuju kesepakatan pinjam rahim
17
Deal!
18
Kecelakaan di pagi hari
19
Gendong
20
Perkara motor
21
Calon Ibu Pengganti
22
Bram Adityo
23
Siapa yang telepon
24
Tuntutan Orang tua Erick
25
Ingin ke rumah Alya
26
Rumah Alya
27
Mak-mak ribut lagi
28
Masih di rumah Alya
29
Meminang Alya
30
Menolak
31
Calon istri, calon suami
32
Kucing dan tikus
33
Alya sakit
34
Menjenguk
35
Masih menjenguk Alya
36
Tidak tertarik
37
Wanita matre
38
Sarapan pagi
39
Kedatangan Mama Danish
40
Ketika Alya dingin
41
Menuju rumah sakit
42
Mulai cek kesehatan
43
Hasil tes kesehatan
44
Egoisnya Agnes
45
Pelakor
46
Sibuk di butik
47
Delila
48
Jalan ke mall
49
Alya vs Delila
50
Dua istri berkumpul
51
Tanda tangan kesepakatan
52
Negosiasi
53
Pernikahan yang menyedihkan
54
Rio dan Mama Danish tahu?!
55
Ada yang pingsan
56
Keluhan Mama Danish
57
Mulai program inseminasi
58
Masih proses inseminasi
59
Erick tidak menyukai
60
Inseminasi selesai
61
Makan siang bersama - 1
62
Makan siang bersama - 2
63
Pil KB
64
Tidak mengenali
65
Penasaran
66
Seperti sedia kala
67
Melihatmu...
68
Suami bertemu dengan calon suami
69
Jangan pernah jatuh cinta
70
Kesal....
71
Tragedi ciuman pertama
72
Kabar Bahagia
73
Mengusir Erick
74
Mulai terbongkar
75
Tiba-tiba mual
76
Ingin menjenguk
77
Tidak ada di rumah
78
Katakan Bik Sur!!
79
Perdana ke mansion utama
80
Berita yang menggemparkan
81
Orang tua Delila
82
Ada yang berulah
83
Anak bungsu
84
Blackcard
85
Menghubungi Alya
86
Erick masih emosi
87
Erick Curhat
88
Penampakan
89
Datang ke perusahaan pratama
90
Kembali bertemu
91
Erick murka
92
Persiapan Gala Fashion Week
93
Pagi hari menjelang acara
94
Gala Fashion Week - 1
95
Gala Fashion Week - 2
96
Gala Fashion Week - 3
97
Pembicaraan antar pria
98
Delila berulah
99
Tolong selamatkan.....
100
Nasib Delila
101
Minta cerai
102
Bertemu teman
103
Istri satu-satunya
104
Kedatangan Agnes
105
Mengakhiri kesepakatan
106
Memo
107
Fatur gelisah
108
Pecat!!
109
Cintanya Andri
110
Acuhnya Erick
111
Amarah Alya dan Erick
112
Ingin merawat Alya
113
Antara dua istri
114
Mengungkapkan isi hati
115
Tidur bersama
116
Pergi
117
Hati yang gelisah
118
Mohon ceraikan Alya
119
Mengetahui semua alasan
120
Alya anak teman Pa--!
121
Bahagianya Agnes
122
Dua bulan berlalu
123
Malangnya Agnes
124
Merindu
125
Alya datang
126
Melihatmu
127
Bicara sepuluh menit
128
Persyaratan
129
Memutuskan pilihan
130
Menemani Bumil
131
Perdana masuk kamar Erick
132
Makan malam yang hangat
133
Nasehat Mama Yanti
134
Tidur seranjang
135
Permintaan Bumil
136
Gara gara kissmark
137
Nasi goreng buatan Erick
138
Gigit
139
Kontrol Kandungan
140
Intermezzo
141
Pertanyaan yang mengesalkan bumil
142
Kung Fu Panda
143
Tragedi beli lumpia
144
Di balik musibah
145
Baru tahu Agnes anaknya Cokro
146
Mengurus Erick
147
Godaiin Pak Rio
148
Suami OM OM
149
Kejutan manis
150
Malam Indah
151
Pagi yang indah
152
Mommy Daddy Itik
153
Ada yang mencurigakan
154
Mulai beraksi
155
Akhir aksi
156
Baik-baik saja
157
Nasib Agnes
158
Lembaran baru
159
Menjelang HPL
160
Welcome Baby Twin A
161
Acara aqiqah baby twin A
162
Akhir kisah Alya dan Erick
163
Obat Rindu fansnya keluarga Erick dan Alya
164
Hilangnya Cinta Suamiku
165
Ibu Sambung Untuk Putri
166
Info cerita anaknya Erick & Alya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!