Alyssa baru saja selesai mandi dan berpakaian, kini ia sedang duduk di depan meja rias dengan ponsel di tangannya, kini ia sedang memilih-milih hidangan apa yang akan ia pesan.
Dan akhirnya Alyssa pun memutuskan untuk memesan sup asparagus, kwetiau, kungpao (ayam bumbu oriental), kaloke (ayam fillet goreng tepung), sapo (tahu kuah kental) dan bakpao cokelat.
Tak lama kemudian ia keluar dari kamarnya melihat Eric sedang duduk termenung di sofa, Alyssa menatap bingung ke arahnya sambil bertanya-tanya ada apa dengan prianya itu.
Alyssa pun menghampiri Eric namun Eric tidak bereaksi dengan adanya dia didepannya, Alyssa pun menyadarkan Eric saat ia menjauhkan tangan Eric dan duduk dipangkuan Eric.
"Oh, kau sudah selesai sayang?" tanya Eric.
Alyssa memasang wajah cemberut "Aku sudah daritadi berdiri di depanmu" ucapnya.
"Maafkan aku.. aku benar-benar tenggelam dengan pikiranku" ucap Eric.
"What's wrong? Apa ada sesuatu yang mengganggumu? Katakan saja padaku" ucap Alyssa.
"Kata-katanya" ucap Eric singkat membuat Alyssa memasang wajah tak mengerti.
"Aku tidak ingin sampai kau memikirkan kata-katanya" ucap Eric lagi dan barulah Alyssa mengerti kemana arah pembicaraan mereka.
"Meskipun nanti kau memiliki anak dariku, Nico tetap akan menjadi anakku juga, darah dagingku sendiri dan aku tidak akan membeda-bedakan mereka" ucapnya.
Alyssa terdiam. Ia dapat merasakan ketulusan dari mata dan suara Eric yang penuh kekhawatiran, kesedihan, perhatian bahkan kemarahan.
"Eric, aku benar-benar tidak peduli dengan omongannya walaupun itu menyakitkan untuk di dengar tapi aku tidak peduli" ucap Alyssa menopang dagu Eric mengarahkan agar prianya itu menatapnya.
"Aku hanya peduli pada orang yang aku sayang dan aku peduli pada pendapat mereka terlebih kamu. Jika itu orang lain dan orang asing, aku tidak terlalu ambil pusing" ucapnya lagi lalu tersenyum manis.
"Aku sangat-sangat mencintaimu, Chloe bahkan rasa cintaku tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata" ucap Eric.
"Aku juga sangat-sangat mencintaimu" ucap Alyssa.
Kini bibir Eric berada di bibirnya namun saat Eric baru saja ingin menggerakkan bibirnya bel apartemen mereka berbunyi. Alyssa tertawa jahil sedangkan Eric mendengus kesal karena aksinya harus terhenti.
"Mari makan dulu" ajak Alyssa begitu melihat Eric datang dengan beberapa bungkus pesanan mereka.
Alyssa memindahkan pesanan mereka ke dalam tempat lalu menata semuanya dengan rapi di meja makan dan mereka pun memakan itu semua dengan lahap.
"Ingin melanjutkan yang tertunda?" ucap Eric saat mereka telah selesai menyelesaikan makan malam mereka.
Alyssa mengabaikan ajakan Eric kemudian beranjak dari tempat duduknya lalu membersihkan semua piring kotor yang mereka gunakan.
"Ayolaa, Chloe" rengek Eric bagai anak kecil.
Namun lagi dan lagi Alyssa mengabaikan ajakannya melanjutkan kegiatan menyuci piringnya hingga selesai.
"Kenapa kau mengabaikanku?" tanya Eric
Alyssa menoleh ke arahnya "Aku? Mengabaikanmu?" tanyanya
"Ya" ucap Eric jutek
Alyssa menahan tawanya "Aku tidak mengabaikanmu, ayo kembali ke kamar" ajaknya.
Eric dengan cepat berdiri dari kursinya lalu memeluk tubuh Alyssa dan menggiringnya berjalan menuju kamar sedangkan Alyssa yang mendapatkan perlakuan itu hanya tertawa geli.
Kedua berbaring ditempat tidur, Alyssa berada di pelukan Eric dengan lengan Eric yang jadi bantalnya. Mereka berdua menikmati malam terakhir mereka di Long Island hingga akhirnya mereka berdua terlelap di pelukan satu sama lain.
...****************...
Alyssa terbangun dari tidurnya kaget saat mendengar suara tangisan yang berasal dari baby Nico, saat ia ingin beranjak dari tidurnya tubuhnya kembali di dorong pelan oleh Eric agar kembali tidur.
"Nico menangis" ucapnya pada Eric.
Eric menganggukkan kepalanya "Tidur lagi saja, biar aku yang mengurus Nico" ucapnya lalu mengecup kening Alyssa pelan.
Eric beranjak dari tempat tidur dan mengambil Nico yang sedang menangis itu, ia menjaga Nico dengan sangat baik.
Alyssa kini kembali tertidur dengan lelap Eric yang tak tega membangunkan Alyssa pun dengan susah payah memandikan Nico dan mencoba memasang popoknya.
Hingga akhirnya pada pukul sembilan pagi Alyssa terbangun dari tidurnya karena sudah puas dengan tidurnya ia pun bergerak dengan cepat, membersihkan diri lalu berpakaian.
Ia bergegas untuk mencari Nico dan Eric karena sepertinya ia sudah membuat Eric sangat kesusahan pagi ini dengan menjaga Nico.
Dan betapa terkejutnya ia saat melihat Eric dan Nico berada di dapur, Nico terlihat tertawa begitu juga Eric mereka terlihat bersenang-senang tetapi tidak dengan Alyssa yang melihat keduanya marah.
Nico berada di atas meja dapur dengan tepung yang berserakan di sekeliling bahkan tubuhnya begitu juga dengan Eric.
"Apa yang sedang kalian lakukan di pagi hari yang cerah ini?" tanya Alyssa tertawa paksa.
"Kita sedang membuat pancake untuk sarapan, kemarilah" ucap Eric dengan santainya.
Alyssa mendekat kearah keduanya namun ia tidak bisa marah lebih lama melihat kelakuan kedua prianya itu.
"Kalian berdua ini benar-benar" ucap Alyssa menggelengkan kepalanya "Selamat pagi, sayang" ucapnya lagi mencium pipi Nico yang sudah ia bersihkan dari tepung.
"Kau memandikannya?" tanya Alyssa pada Eric saat melihat pakaian Nico yang telah berganti.
Eric menganggukkan kepalanya "Kerja kerasmu sia-sia" ucap Alyssa menatap tajam Eric sedangkan yang ditatap hanya cengengesan saja.
"Mommy mam pancake" ucap Nico gembira
Alyssa tersenyum lalu menggendong Nico "Sebelum makan kita mandi dulu ya sayang, Nico penuh tepung nanti kalo Nico gak mandi pancakenya jadi rasa tepung deh" ucap Alyssa memasang wajah sedih di akhir kata-katanya.
"Mandi!!" ucap Nico bersemangat.
"Nah, Nico pintar" ucap Alyssa lalu menatap ke arah Eric "Daddy, buat pancake yang enak ya buat Nico. Nico sudah lapar ni" ucapnya lagi.
"Daddy pancake!" seru Nico
"Siap!" seru Eric membuat tanda hormat dan Nico tertawa melihat itu.
Alyssa memandikan Nico ulang dan Eric menyelesaikan pancakenya. Setelah selesai mengurus Nico mereka kembali ke dapur dan pancake sudah tertata rapi di meja sedangkan Eric kini berada di kamar untuk mengganti pakaiannya.
Alyssa dan Nico menunggu kedatangan Eric tak lama kemudian yang ditunggu-tunggu pun datang dan mereka memulai sarapan mereka.
"Thank you, sayang. Terima kasih juga untuk pagi ini" ucap Alyssa tersenyum pada Eric.
"Sudah kukatakan Nico itu anakku tentu saja aku harus menjaganya, itu bukan masalah besar untuk seorang ayah" ucapnya.
Alyssa tersenyum penuh haru mendengar ucapan Eric itu, ia sangat-sangat berterima kasih pada Eric dan bersyukur pada Tuhan karena mengirimkan sosok seperti Eric ke dalam hidupnya dan putranya.
Setelah selesai makan mereka membersihkan piring-piring kotor dan setelahnya mereka pun beranjak dari apartemen tersebut. Kini mereka sedang dalam perjalanan, Nico yang bosan bermain sendiri akhirnya tertidur di perjalanan.
"Chloe, ada sesuatu hal penting yang ingin kutanyakan dan ini bersangkutan dengan Nico" ucap Eric ragu-ragu.
Alyssa menoleh ke arahnya "Um? Apa itu?" tanyanya.
"Dulu kau pernah mengatakan kalo akta kelahiran Nico di bagian nama ayahnya kosong bukan?" tanya Eric.
"Ya, terus?" tanya Alyssa mendesak Eric untuk segera menjelaskan pertanyaannya itu.
"Aku ingin mengisi namaku di situ, jika kau tidak keberatan" ucap Eric dengan santainya.
Alyssa sangat kaget mendengar hal itu, hal yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya dan itu sangat mengejutkan sehingga sulit untuk dimengerti.
"What? Eric.. apa kau tau apa yang baru saja kau katakan?" tanya Alyssa yang masih kaget.
"I Know, aku ingin menjadi ayahnya secara resmi lagipula kami sudah memiliki hubungan yang sangat dekat layaknya seorang ayah dan anak" ucap Nico.
"Apa kau sudah memikirkan kedepannya? Hal baik dan hak buruk yang mungkin terjadi kedepannya?" tanya Alyssa lagi.
"Kenapa aku harus memikirkan banyak hal untuk menjadi ayahnya, aku menyukainya dan menyayanginya dan aku rasa Nico juga menyukaiku maka itu cukup" ucapnya.
Alyssa menghela nafasnya kasar "Bagaimana jika nanti kita tidak bersama lagi? ucapnya.
Eric menatapnya tajam "Pikirkan hal buruknya" ucap Alyssa.
"Aku tentu senang jika kau ingin menempatkan namamu di sana begitu juga dengan Nico. Tapi bagaimana jika nanti kita tidak bersama dan tiba-tiba kau keberatan dengan yang sudah terjadi?" tanyanya lagi.
"Bukankah sudah kukatakan, aku tidak akan kemana-mana. Selama kalian menerimaku selama itu juga aku akan bersama kalian" ucap Eric tulus.
Alyssa tersenyum, ia sama sekali tidak bisa membantah perkataan prianya itu karena ucapannya semua sangat meyakinkan.
"Baiklah.. mari kita urus suratnya besok" ucapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments