Alyssa sudah selesai dengan rutinitas malamnya dan ia juga sudah menidurkan Nico, kini saatnya ia mengistirahatkan tubuhnya dan sesaat setelah ia menghidupkan lampu tidur ponselnya berdering tanda ada pesan masuk.
Sebelum ia membuka pesan tersebut terlihat bahwa itu dari nomor yang tidak di kenal, begitu membuka pesan tersebut ia langsung menyimpan nomor tersebut dan membalas pesannya.
[Unknown Number] - Hai Alyssa, ini aku Eric. Apa aku mengganggu tidurmu?
[Unknown Number] – Bagaimana jika bertemu besok untuk segelas kopi?
Alyssa membalas pesan tersebut ‘Hai Eric, Sorry besok sepertinya aku tidak bisa bertemu karena besok jadwal check up rutin kesehatan Nico. Bagaimana kalau hari sabtu?’ balasnya.
Hari berlalu dengan cepat kini Alyssa, Nico dan Eric tengah bersama di salah satu kafe ternama di New York. Nico berada di dalam pelukan Eric begitu melihatnya Nico sangat bersemangat dan tidak henti-hentinya meneriakkan Eric dengan sebutan daddy, orang-orang yang melihat mereka akan merasa iri karena mereka terlihat seperti gambaran keluarga kecil yang bahagia.
“Jadi bagaimana hasil pemeriksaannya kemarin?” tanya Eric mengejutkan Alyssa karena sesudah memesan minuman tadi mereka sempat berdiam satu sama lain.
“Semuanya baik-baik saja. Kecuali anak magang di rumah sakit itu, dia benar-benar menjengkelkan” keluh Alyssa tiba-tiba menjadi kesal begitu mengingatnya lagi.
Pembicaraan mereka terhenti sejenak saat minuman yang mereka pesan tiba, Alyssa meminta Eric meletakkan Nico di kereta bayinya agar memudahkan Eric menikmati kopinya.
Eric kaget melihat Alyssa yang tiba-tiba jadi kesal itu “Apa yang wanita itu lakukan?” tanyanya.
“Dia terus menanyakan kenapa di akta kelahiran Nico hanya ada namaku dan kenapa tidak ada nama ayahnya yang tertulis di sana. Dia sangat menjengkelkan bahkan dokter di sana mengatakan itu bukan urusannya, dia baru diam” Alyssa benar-benar bercerita sambil meluapkan emosinya.
“Itu sangat buruk” ucap Eric lalu menatap ragu ke arah Alyssa “Tapi kenapa bisa hanya namamu? Maksudku aku tau dia tidak ingin bertanggung jawab tapi kenapa bisa akta kelahiran hanya ada namamu” ucapnya ragu-ragu takut ucapannya menyinggung Alyssa.
“Ya itu sangat sulit untuk di mengerti, banyak pria yang tidak menginginkan anaknya tetapi surat-surat seperti itu tetap tercantum nama ayahnya. Tapi Nico sangat-sangat tidak beruntung mengenai ayahnya” ucap Alyssa, ia melihat Eric kebingungan dengan ucapannya dan ia pun kembali menjelaskan situasi rumit antara dirinya dan Kevin.
“Bukan hanya tidak menginginkan Nico lahir, dia juga tidak ingin disangkutpautkan dengan kelahiran Nico. Bahkan ia mengirim pengacaranya untuk membuatku menandatangani perjanjian bahwa aku tidak akan membawa-bawa namanya lagi dan apapun yang berhubungan dengan Nico ia tidak ingin disangkutpautkan” jelas Alyssa panjang lebar dan Eric hanya terdiam dengan mulut menganga, ia kaget tidak percaya bahwa ada pria seperti itu.
“Ya begitulah kenapa hanya ada namaku di akta kelahiran Nico” ucap Alyssa lagi
“Dia benar-benar sampah! Bagaimana bisa ada pria yang tidak memiliki rasa tanggung jawab seperti itu?” ucap Eric merasa kesal mendengar penjelasan Alyssa.
Alyssa tersenyum “But it’s okay, itu hal yang bagus. Aku juga tidak ingin Nico berada di lingkungan toxic seperti itu” ucapnya santai.
“Bagaimana bisa kau setegar itu?” tanya Eric tak menyangka akan melihat senyuman di wajah Alyssa selagi membahas tentang masa lalunya yang kelam.
“Jujur saja di awal aku sangat hancur bahkan sempat sekali terpikir untuk menyerah saja, aku dicampakkan dan tidak di anggap lagi oleh keluargaku dan aku benar-benar sendiri” ucap Alyssa menatap iba Nici karena rasa bersalahnya.
Eric tidak menghujat Alyssa karena ia sempat ingin menyerah karena ia bisa mengerti bahwa itu sulit untuk dilakukan seorang wanita muda yang tiba-tiba mendapat musibah sekaligus seperti itu.
“Meskipun aku tidak merasakannya secara langsung tapi aku mengerti bagaimana sulitnya hidupmu saat itu karena itu Chloe. Kalau kau membutuhkan sesuatu atau terjadi sesuatu pada kalian berdua hubungi aku segera, aku akan membantu dengan senang hati” ucap Eric dengan tulus.
Sebenarnya Alyssa bingung kenapa Eric harus begitu baik padanya tapi ia tidak ingin meragukan ketulusan Eric lagi pula Eric bukan orang yang jahat “Thanks Eric” ucapnya.
Nico kini tengah tertidur lelap di keretanya karena asik berbincang mengenai satu sama lain mereka jadi mengabaikan Nico yang juga berada di antara mereka. Saat Nico terjaga mereka memutuskan untuk pergi dari sana dan mereka memanggil waiters untuk membayar pesanan mereka.
“Totalnya jadi 12.8$” ucap waiters itu.
Alyssa yang mendengar itu segera mengambil tasnya mencari dompetnya berniat untuk membayar bil tersebut namun ia terhenti saat mendengar Eric berbicara padanya.
“Jangan pikir aku akan membiarkanmu membayar tagihan ini” ucapnya.
Alyssa tercengang karena ia berpikir bukankah lebih baik ia yang membayar tagihan ini karena ia dan Nico sudah banyak merepotkan Eric sejenis balas budi walaupun tidak sebanding dengan apa yang sudah dilakukan Eric padanya dan Nico.
“Aku bisa membayarnya jangan khawatirkan itu” ucap Alyssa mengira bahwa Eric takut ia kehabisan uang.
Eric tertawa pelan “Aku tidak meragukan keuanganmu” ucapnya.
Waiters tersebut mengambil kartu kredit Eric dan berkata “Anda harus membiarkan suami anda yang membayarnya, cantik. Saya tidak mengerti kenapa kalian harus berebutan untuk membayar bil ini” ucapnya menyelesaikan transaksi pembayaran.
“Aw siapa ini, handsome boy” ucap waiters itu penuh cinta lalu tersenyum ke arah Eric dan Alyssa “Kalian berdua sangat beruntung punya anak tampan dan lucu ini” ucapnya lagi.
Alyssa jelas kaget mendengar ucapan waiters itu. Ada apa dengan orang-orang kenapa membuatnya banyak terkejut hari ini dengan kata-kata mereka terutama Eric.
“Oh thanks, dia benar-benar anak yang tampan” ucap Eric lalu mengambil Nico dari keretanya.
Ia menggendong Nico menunggu Alyssa bangkit dari tempat duduknya “Leggo baby, kita pergi ke taman” ucap Eric penuh semangat pada Nico, Nico hanya tertawa gembira sebagai jawaban.
Alyssa bangkit dari tempat duduknya menaruh tasnya ke dalam kereta Nico dan mendorongnya, mereka berjalan bersama meninggalkan kafe tersebut, langkah Eric terhenti mendengar pertanyaan yang diajukan Alyssa.
“Kenapa kau tidak membantahnya?” tanya Alyssa pertanyaannya mengarah saat waiters itu mengatakan bahwa Nico anak mereka.
“Lalu kau kenapa tidak membantahnya?” tanya Eric balik, ia hanya menggoda Alyssa.
Alyssa gelagapan itu benar kenapa ia tidak membantahnya “A-aku.. aku hanya-“
Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya Eric tertawa lalu melangkahkan kakinya “Entahlah, apa kau tidak tau alasanku?” tanya Eric namun ia tidak memberi spasi untuk Alyssa menjawab.
“Hanya saja aku tidak ingin membantahnya, aku menyukaimu. Mungkin ini tidak bisa di percaya tapi aku menyukaimu sejak saat kita pertama kali bertemu di pusat perbelanjaan” ucapnya lalu meletakkan Nico di kursi penumpang.
Ia membukakan Alyssa pintu tapi wanita itu terlihat terpaku di tempatnya dan Eric hanya bisa tersenyum melihat itu.
Alyssa benar-benar kaget mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Eric barusan, entah itu hanya sekedar candaan atau bukan tetap saja itu tidak masuk akal untuknya. Maksudnya why?? Kenapa Eric menyukainya bahkan saat pertama kali bertemu Eric sudah tau pasti bahwa ia seorang wanita yang sudah mempunyai anak.
Alyssa ingin memastikan pendengarannya namun saat ia melihat Eric pria itu justru hanya tersenyum menatapnya, seakan senyuman itu menjawab pertanyaannya.
What? Why?? Siapa yang menyukai seorang wanita yang sudah punya anak? Ucap Alyssa bertanya pada dirinya sendiri
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
mungkin erick orang yg tepat but kamu lyss
2022-10-23
1