Chapter Six

What? Why?? Siapa yang menyukai seorang wanita yang sudah punya anak? Ucap Alyssa bertanya pada dirinya sendiri. Alyssa kaget karena ia baru saja mendengar suara hatinya sepertinya ia mengatakan isi pikirannya dengan kuat tanpa ia sadari, ia merutuki dirinya ketika mendengar Eric berbicara padanya.

“Apa maksudmu Chloe? Tentu saja banyak orang yang akan menyukaimu” ucap Eric begitu mendengar pertanyaan Alyssa “Kau cantik, baik, pekerja keras, penuh kasih sayang, kau sempurna sebagai seorang wanita. Tidak mungkin ada pria yang tidak menyukaimu” jelasnya.

Secara tidak langsung Eric sudah menjawab pertanyaan yang ada di pikiran Alyssa kenapa pria itu bisa menyukainya “Tapi aku sudah memiliki anak” ucapnya.

“Terus? I love kids terutama Nico aku sangat menyukainya. Kenapa kau sangat insecure tentang itu?” tanya Eric seolah membaca pikiran Alyssa, ia menatap intens Alyssa.

“I have a kids. Menyukaiku juga harus menyukai anakku, bersamaku juga harus bersama anakku. Jika meninggalkanku maka begitu juga dengan Nico. Aku tidak ingin anakku tumbuh terikat dengan seseorang yang belum tahu pasti akan terus stay bersamaku dan dia” jelas Alyssa.

“Kenapa kau berkata seolah-olah aku tidak bisa tetap bersamamu?” tanya Eric

Alyssa menghela nafasnya “Eric please, mari bicarakan hal lain” ucapnya.

Dia menyukai Eric karena itulah ia tidak bisa menahan Eric di sisinya dan Eric bisa mencari seseorang yang lebih darinya.

“Tidak! Mari kita bicarakan ini! Mari perjelas semuanya, kenapa kau berpikir bahwa aku tidak akan stay bersamamu? Aku serius tentang ucapanku” ucap Eric

Alyssa kembali menghela nafasnya, Eric benar-benar tidak membiarkan pembicaraan itu terhenti “Listen! Kau bisa mendapatkan gadis yang lebih muda, lebih cantik dan lebih baik dariku. Gadis yang akan menyayangimu dan memberikanmu anak nantinya” ucap Alyssa

“Bukan anak orang lain” ucapnya pelan hampir tak terdengar namun Eric masih bisa mendengarnya.

“Come on, Chloe! Aku tidak peduli tentang hal itu. Anakku atau bukan aku tak peduli itu, aku menyukai dan menyayangi Nico, aku senang saat Nico memanggilku dan menganggapku sebagai ayahnya” tegas Eric.

“Ya sekarang mungkin kamu tidak peduli. Siapa tahu satu, dua atau lima tahun ke depannya saat sudah semakin dekat dan bergantung padamu dengan tiba-tiba kamu memutuskan untuk pergi dari kehidupan kami” ucap Alyssa terhenti sejenak “Bagaimana caraku menjelaskan jika nanti Nico bertanya kenapa ayahnya tidak pulang ke rumah?” ucapnya lagi.

Sepertinya Eric sudah berhasil mendobrak dinding pertahanan Alyssa, kini wanita itu benar-benar terlihat rapuh setelah mengatakan hal itu. Ketakutannya selama ini diperlihatkannya kepada Eric, ia hanya tidak ingin ketakutannya menjadi kenyataan dan membuat hidup putranya jadi berantakan nantinya.

“I know, aku tau apa yang kau takutkan. But Chloe, look at my face aku tidak berbohong dan aku bersungguh-sungguh mengatakan bahwa aku tidak akan pernah meninggalkan kalian!” tegas Eric.

“Jika sulit untukmu mempercayaiku begitu saja, bagaimana dengar berkencan? Mari kita lakukan itu dulu sebagai tahap untuk mengenal satu sama lain lebih banyak lagi. Setelah mencobanya kau boleh memutuskan untuk mempercayaiku atau tidak, tapi aku benar-benar tidak akan meninggalkan kalian” jelasnya lagi.

“Aku butuh waktu untuk berpikir, Eric” ucap Alyssa mengambil Nico yang tengah tertidur di dalam mobil Eric “Hari ini sampai di sini saja, thanks for the Coffee. Aku akan menghubungimu” ucapnya ingin pergi dari sana.

“Kau ingin ke mana?” tanya Eric menahan tangan Alyssa

“Pulang” ucap Alyssa singkat.

“Masuklah, aku akan mengantarmu” ucap Eric namun Alyssa menolaknya dengan alasan ia butuh waktu untuk sendiri dan akhirnya saat Alyssa menemukan taksi mereka pun berpisah di sana.

Eric tidak memaksakan kehendaknya agar Alyssa tetap ikut dengannya karena ia mengerti bahwa ungkapannya terlalu tiba-tiba mungkin sulit bagi Alyssa untuk menerimanya begitu saja setelah semua yang wanita itu lalui, tapi ia sungguh-sungguh dengan perkataannya.

Kini Alyssa dan Nico sudah tiba di apartemen sederhana mereka sepanjang perjalanan bahkan saat ini pun ia masih dipusingkan dengan pengakuan Eric, ia tidak tahu haru melakukan apa dan pikirannya saat ini sangat berantakan. Sebelum memiliki Nico ia tumbuh dengan terikat pada keluarganya dan ia juga memiliki kekasih tapi setelahnya saat semua meninggalkannya, ia harus berjuang sendiri dengan perasaannya untuk melupakan mereka semua.

Jika Alyssa mengatakan Ya untuk berkencan maka ia harus siap sekali lagi berurusan dengan perasaannya, saat bersama ia akan merasa bahagia dan saat berpisah ia harus siap kembali merasakan kekecewaan, sendiri, hancur dan kehilangan ‘again’.

Alyssa membersihkan tubuh Nico, memberinya makan, bermain sebentar lalu menidurkan putra kecilnya itu. Pikirannya masih berkecamuk dipenuhi dengan tanda tanya dan keraguan hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk menghubungi Calista. Siapa tau setelah mengatakan masalahnya ia dapat sedikit pencerahan.

“Hello sweetheart, how are you” tidak butuh waktu lama menunggu ponselnya berdering, Calista langsung menjawab panggilannya.

“Hai Cal” ucap Alyssa yang masih ragu-ragu harus memulai kata-katanya darimana.

Calista sangat mengenal Alyssa “What’s wrong, babe? Just tell me” ucapnya

Alyssa menghela nafasnya “You know.. aku punya sedikit masalah. Maksudku jika itu dirimu apa yang akan kau lakukan” ucapnya ragu.

“Katakan saja, aku akan mendengarkanmu” ucap Calista meminta Alyssa bercerita tanpa ragu.

“Jika kau berada di posisiku apa yang akan kau lakukan ketika seorang pria secara tiba-tiba mengatakan bahwa dia menyukaimu dan juga anakmu. Dia juga mengatakan akan tetap bersamamu dan tidak akan meninggalkanmu” ucap Alyssa entah kenapa suaranya terdengar lirih.

Calista cukup terkejut mendengar itu “Oh wait, wait.. A guy? Like you and Nico? Siapa dia? Kau tidak pernah bercerita padaku. Kapan kalian bertemu? Apa kalian sudah mengenal satu sama lain?” ucapnya mencecar sahabatnya itu dengan banyak pertanyaan.

“Kami saling mengenal sudah kurang lebih satu bulan” jawab Alyssa.

“Who?” tanya Calista namun diabaikan oleh Alyssa, sebenarnya ia sengaja tidak menjawab pertanyaan Calista karena ia pikir lebih baik untuk menyembunyikannya terlebih dahulu.

“Um okay, bagaimana denganmu? Apa yang kau rasakan tentangnya?” tanya Calista lagi

Alyssa terdiam sejenak “Aku menyukainya begitu juga Nico. Nico sangat-sangat menyukainya bahkan berdua lebih dekat daripada aku. But Cal, aku takut untuk menerimanya” ucapnya

“Aku tidak ingin berharap, bergantung padanya lalu kehilangan lagi. Aku tidak bisa” ucapnya lirih.

“Kalian bisa melakukannya secara perlahan untuk mengenal satu sama lain lebih dalam mungkin” ucap Calista berpikir sejenak “You know babe, kadang kau harus menjalani sesuatu yang berisiko jadi kau tidak kehilangan sesuatu di hidupmu”.

“Bagaimana jika orang ini yang terbaik untukmu? Tetapi karena ketakutanmu untuk memulai itu, kau akan kehilangan kesempatan untuk mengubah hidupmu dan Nico. I mean.. kau akan kehilangan kebahagiaanmu dan Nico jika kau memikirkan tentang ketakutanmu itu” sambung Calista lagi.

“Kau benar, Cal. Aku akan memikirkannya sedikit lagi. Thanks Cal” ucap Alyssa

“Jadi siapa namanya? Apa aku mengenalnya?” tanya Calista bersemangat

“Um yeah..” ucap Alyssa

Calista bersorak “Tell me right now! Aku sangat penasaran”

“Eric” ucap Alyssa berbisik di ponselnya hampir tak terdengar

“Who? Eric??” ucap Calista berpikir sejenak “What?? Eric sahabatnya Anthony?” ucapnya kaget dan semenit kemudian menjadi senang.

“Pasangan yang sempurna, kalian sangat cocok bersama. Jika kalian bersama kalian akan membuat orang-orang iri” ucapnya lagi penuh semangat.

Alyssa menghela nafasnya “Cal, calm down! Kita tidak akan menikah” ucapnya

Calista kembali menyebalkan dengan sifatnya yang menyenangkan itu “Yeah, tidak untuk sekarang. Hanya perlu menunggu sedikit lagi kalian akan menjadi keluarga bahagia” ucapnya menggoda Alyssa.

“Come on, Cal! Sepertinya kita harus mengakhiri panggilan ini sebelum pikiranmu kemana-mana” ucap Alyssa membuat Calista tertawa dari seberang sana.

“Just know it, aku sangat senang untukmu dan aku akan mendukungmu selalu. Bye sweetheart, beri pria itu kesempatan dan jangan menyia-nyiakannya!” ucap Calista

“Yeah, byee Cal. Terima kasih sudah mendengar ceritaku hari ini” ucap Alyssa tulus.

“Tidak masalah, i’m happy for you” ucap Calista sebelum mereka mengakhiri panggilan tersebut.

Terpopuler

Comments

Devina ratu Geralda Devina

Devina ratu Geralda Devina

wah, suka sama sifat Erick yg to the poin, dan Tetap semangat ya buat kakak aouthorny😊

2023-01-04

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter One
2 Chapter Two
3 Chapter Three
4 Chapter Four
5 Chapter Five
6 Chapter Six
7 Chapter Seven
8 Chapter Eight
9 Chapter Nine
10 Chapter Ten
11 Chapter Eleven
12 Chapter Twelve
13 Chapter Thirteen
14 Chapter Fourteen
15 Chapter Fifteen
16 Chapter Sixteen
17 Chapter Seventeen
18 Chapter Eighteen
19 Chapter Nineteen
20 Chapter Twenty
21 Chapter Twenty One
22 Chapter Twenty Two
23 Chapter Twenty Three
24 Chapter Twenty Four
25 Chapter Twenty Five
26 Chapter Twenty Six
27 Twenty Seven
28 Twenty Eight
29 Twenty Nine
30 Chapter Thirty
31 Chapter Thirty One
32 Chapter Thirty Two
33 Chapter Thirty Three
34 Chapter Thirty Four
35 Chapter Thirty Five
36 Chapter Thirty Six
37 Chapter Thirty Seven
38 Chapter Thirty Eight
39 Chapter Thirty Nine
40 Chapter Fourty
41 Chapter Fourty One
42 Chapter Fourty Two
43 Chapter Fourty Three
44 Chapter Fourty Four
45 Chapter Fourty Five
46 Chapter Fourty Six
47 Chapter Fourty Seven
48 Chapter Fourty Eight
49 Chapter Fourty Nine
50 Chapter Fifty
51 Chapter Fifty One
52 Chapter Fifty Two
53 Chapter Fifty Three
54 Chapter Fifty Four
55 Chapter Fifty Five
56 Chapter Fifty Six
57 Chapter Fifty Seven
58 Chapter Fifty Eight
59 Chapter Fifty Nine
60 Chapter Sixty
61 Chapter Sixty One
62 Chapter Sixty Two
63 Chapter Sixty Three
64 Chapter Sixty Four
65 Chapter Sixty Five
66 Chapter Sixty Six
67 Chapter Sixty Seven (The Last Chapter)
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Chapter One
2
Chapter Two
3
Chapter Three
4
Chapter Four
5
Chapter Five
6
Chapter Six
7
Chapter Seven
8
Chapter Eight
9
Chapter Nine
10
Chapter Ten
11
Chapter Eleven
12
Chapter Twelve
13
Chapter Thirteen
14
Chapter Fourteen
15
Chapter Fifteen
16
Chapter Sixteen
17
Chapter Seventeen
18
Chapter Eighteen
19
Chapter Nineteen
20
Chapter Twenty
21
Chapter Twenty One
22
Chapter Twenty Two
23
Chapter Twenty Three
24
Chapter Twenty Four
25
Chapter Twenty Five
26
Chapter Twenty Six
27
Twenty Seven
28
Twenty Eight
29
Twenty Nine
30
Chapter Thirty
31
Chapter Thirty One
32
Chapter Thirty Two
33
Chapter Thirty Three
34
Chapter Thirty Four
35
Chapter Thirty Five
36
Chapter Thirty Six
37
Chapter Thirty Seven
38
Chapter Thirty Eight
39
Chapter Thirty Nine
40
Chapter Fourty
41
Chapter Fourty One
42
Chapter Fourty Two
43
Chapter Fourty Three
44
Chapter Fourty Four
45
Chapter Fourty Five
46
Chapter Fourty Six
47
Chapter Fourty Seven
48
Chapter Fourty Eight
49
Chapter Fourty Nine
50
Chapter Fifty
51
Chapter Fifty One
52
Chapter Fifty Two
53
Chapter Fifty Three
54
Chapter Fifty Four
55
Chapter Fifty Five
56
Chapter Fifty Six
57
Chapter Fifty Seven
58
Chapter Fifty Eight
59
Chapter Fifty Nine
60
Chapter Sixty
61
Chapter Sixty One
62
Chapter Sixty Two
63
Chapter Sixty Three
64
Chapter Sixty Four
65
Chapter Sixty Five
66
Chapter Sixty Six
67
Chapter Sixty Seven (The Last Chapter)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!