What? Why?? Siapa yang menyukai seorang wanita yang sudah punya anak? Ucap Alyssa bertanya pada dirinya sendiri. Alyssa kaget karena ia baru saja mendengar suara hatinya sepertinya ia mengatakan isi pikirannya dengan kuat tanpa ia sadari, ia merutuki dirinya ketika mendengar Eric berbicara padanya.
“Apa maksudmu Chloe? Tentu saja banyak orang yang akan menyukaimu” ucap Eric begitu mendengar pertanyaan Alyssa “Kau cantik, baik, pekerja keras, penuh kasih sayang, kau sempurna sebagai seorang wanita. Tidak mungkin ada pria yang tidak menyukaimu” jelasnya.
Secara tidak langsung Eric sudah menjawab pertanyaan yang ada di pikiran Alyssa kenapa pria itu bisa menyukainya “Tapi aku sudah memiliki anak” ucapnya.
“Terus? I love kids terutama Nico aku sangat menyukainya. Kenapa kau sangat insecure tentang itu?” tanya Eric seolah membaca pikiran Alyssa, ia menatap intens Alyssa.
“I have a kids. Menyukaiku juga harus menyukai anakku, bersamaku juga harus bersama anakku. Jika meninggalkanku maka begitu juga dengan Nico. Aku tidak ingin anakku tumbuh terikat dengan seseorang yang belum tahu pasti akan terus stay bersamaku dan dia” jelas Alyssa.
“Kenapa kau berkata seolah-olah aku tidak bisa tetap bersamamu?” tanya Eric
Alyssa menghela nafasnya “Eric please, mari bicarakan hal lain” ucapnya.
Dia menyukai Eric karena itulah ia tidak bisa menahan Eric di sisinya dan Eric bisa mencari seseorang yang lebih darinya.
“Tidak! Mari kita bicarakan ini! Mari perjelas semuanya, kenapa kau berpikir bahwa aku tidak akan stay bersamamu? Aku serius tentang ucapanku” ucap Eric
Alyssa kembali menghela nafasnya, Eric benar-benar tidak membiarkan pembicaraan itu terhenti “Listen! Kau bisa mendapatkan gadis yang lebih muda, lebih cantik dan lebih baik dariku. Gadis yang akan menyayangimu dan memberikanmu anak nantinya” ucap Alyssa
“Bukan anak orang lain” ucapnya pelan hampir tak terdengar namun Eric masih bisa mendengarnya.
“Come on, Chloe! Aku tidak peduli tentang hal itu. Anakku atau bukan aku tak peduli itu, aku menyukai dan menyayangi Nico, aku senang saat Nico memanggilku dan menganggapku sebagai ayahnya” tegas Eric.
“Ya sekarang mungkin kamu tidak peduli. Siapa tahu satu, dua atau lima tahun ke depannya saat sudah semakin dekat dan bergantung padamu dengan tiba-tiba kamu memutuskan untuk pergi dari kehidupan kami” ucap Alyssa terhenti sejenak “Bagaimana caraku menjelaskan jika nanti Nico bertanya kenapa ayahnya tidak pulang ke rumah?” ucapnya lagi.
Sepertinya Eric sudah berhasil mendobrak dinding pertahanan Alyssa, kini wanita itu benar-benar terlihat rapuh setelah mengatakan hal itu. Ketakutannya selama ini diperlihatkannya kepada Eric, ia hanya tidak ingin ketakutannya menjadi kenyataan dan membuat hidup putranya jadi berantakan nantinya.
“I know, aku tau apa yang kau takutkan. But Chloe, look at my face aku tidak berbohong dan aku bersungguh-sungguh mengatakan bahwa aku tidak akan pernah meninggalkan kalian!” tegas Eric.
“Jika sulit untukmu mempercayaiku begitu saja, bagaimana dengar berkencan? Mari kita lakukan itu dulu sebagai tahap untuk mengenal satu sama lain lebih banyak lagi. Setelah mencobanya kau boleh memutuskan untuk mempercayaiku atau tidak, tapi aku benar-benar tidak akan meninggalkan kalian” jelasnya lagi.
“Aku butuh waktu untuk berpikir, Eric” ucap Alyssa mengambil Nico yang tengah tertidur di dalam mobil Eric “Hari ini sampai di sini saja, thanks for the Coffee. Aku akan menghubungimu” ucapnya ingin pergi dari sana.
“Kau ingin ke mana?” tanya Eric menahan tangan Alyssa
“Pulang” ucap Alyssa singkat.
“Masuklah, aku akan mengantarmu” ucap Eric namun Alyssa menolaknya dengan alasan ia butuh waktu untuk sendiri dan akhirnya saat Alyssa menemukan taksi mereka pun berpisah di sana.
Eric tidak memaksakan kehendaknya agar Alyssa tetap ikut dengannya karena ia mengerti bahwa ungkapannya terlalu tiba-tiba mungkin sulit bagi Alyssa untuk menerimanya begitu saja setelah semua yang wanita itu lalui, tapi ia sungguh-sungguh dengan perkataannya.
Kini Alyssa dan Nico sudah tiba di apartemen sederhana mereka sepanjang perjalanan bahkan saat ini pun ia masih dipusingkan dengan pengakuan Eric, ia tidak tahu haru melakukan apa dan pikirannya saat ini sangat berantakan. Sebelum memiliki Nico ia tumbuh dengan terikat pada keluarganya dan ia juga memiliki kekasih tapi setelahnya saat semua meninggalkannya, ia harus berjuang sendiri dengan perasaannya untuk melupakan mereka semua.
Jika Alyssa mengatakan Ya untuk berkencan maka ia harus siap sekali lagi berurusan dengan perasaannya, saat bersama ia akan merasa bahagia dan saat berpisah ia harus siap kembali merasakan kekecewaan, sendiri, hancur dan kehilangan ‘again’.
Alyssa membersihkan tubuh Nico, memberinya makan, bermain sebentar lalu menidurkan putra kecilnya itu. Pikirannya masih berkecamuk dipenuhi dengan tanda tanya dan keraguan hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk menghubungi Calista. Siapa tau setelah mengatakan masalahnya ia dapat sedikit pencerahan.
“Hello sweetheart, how are you” tidak butuh waktu lama menunggu ponselnya berdering, Calista langsung menjawab panggilannya.
“Hai Cal” ucap Alyssa yang masih ragu-ragu harus memulai kata-katanya darimana.
Calista sangat mengenal Alyssa “What’s wrong, babe? Just tell me” ucapnya
Alyssa menghela nafasnya “You know.. aku punya sedikit masalah. Maksudku jika itu dirimu apa yang akan kau lakukan” ucapnya ragu.
“Katakan saja, aku akan mendengarkanmu” ucap Calista meminta Alyssa bercerita tanpa ragu.
“Jika kau berada di posisiku apa yang akan kau lakukan ketika seorang pria secara tiba-tiba mengatakan bahwa dia menyukaimu dan juga anakmu. Dia juga mengatakan akan tetap bersamamu dan tidak akan meninggalkanmu” ucap Alyssa entah kenapa suaranya terdengar lirih.
Calista cukup terkejut mendengar itu “Oh wait, wait.. A guy? Like you and Nico? Siapa dia? Kau tidak pernah bercerita padaku. Kapan kalian bertemu? Apa kalian sudah mengenal satu sama lain?” ucapnya mencecar sahabatnya itu dengan banyak pertanyaan.
“Kami saling mengenal sudah kurang lebih satu bulan” jawab Alyssa.
“Who?” tanya Calista namun diabaikan oleh Alyssa, sebenarnya ia sengaja tidak menjawab pertanyaan Calista karena ia pikir lebih baik untuk menyembunyikannya terlebih dahulu.
“Um okay, bagaimana denganmu? Apa yang kau rasakan tentangnya?” tanya Calista lagi
Alyssa terdiam sejenak “Aku menyukainya begitu juga Nico. Nico sangat-sangat menyukainya bahkan berdua lebih dekat daripada aku. But Cal, aku takut untuk menerimanya” ucapnya
“Aku tidak ingin berharap, bergantung padanya lalu kehilangan lagi. Aku tidak bisa” ucapnya lirih.
“Kalian bisa melakukannya secara perlahan untuk mengenal satu sama lain lebih dalam mungkin” ucap Calista berpikir sejenak “You know babe, kadang kau harus menjalani sesuatu yang berisiko jadi kau tidak kehilangan sesuatu di hidupmu”.
“Bagaimana jika orang ini yang terbaik untukmu? Tetapi karena ketakutanmu untuk memulai itu, kau akan kehilangan kesempatan untuk mengubah hidupmu dan Nico. I mean.. kau akan kehilangan kebahagiaanmu dan Nico jika kau memikirkan tentang ketakutanmu itu” sambung Calista lagi.
“Kau benar, Cal. Aku akan memikirkannya sedikit lagi. Thanks Cal” ucap Alyssa
“Jadi siapa namanya? Apa aku mengenalnya?” tanya Calista bersemangat
“Um yeah..” ucap Alyssa
Calista bersorak “Tell me right now! Aku sangat penasaran”
“Eric” ucap Alyssa berbisik di ponselnya hampir tak terdengar
“Who? Eric??” ucap Calista berpikir sejenak “What?? Eric sahabatnya Anthony?” ucapnya kaget dan semenit kemudian menjadi senang.
“Pasangan yang sempurna, kalian sangat cocok bersama. Jika kalian bersama kalian akan membuat orang-orang iri” ucapnya lagi penuh semangat.
Alyssa menghela nafasnya “Cal, calm down! Kita tidak akan menikah” ucapnya
Calista kembali menyebalkan dengan sifatnya yang menyenangkan itu “Yeah, tidak untuk sekarang. Hanya perlu menunggu sedikit lagi kalian akan menjadi keluarga bahagia” ucapnya menggoda Alyssa.
“Come on, Cal! Sepertinya kita harus mengakhiri panggilan ini sebelum pikiranmu kemana-mana” ucap Alyssa membuat Calista tertawa dari seberang sana.
“Just know it, aku sangat senang untukmu dan aku akan mendukungmu selalu. Bye sweetheart, beri pria itu kesempatan dan jangan menyia-nyiakannya!” ucap Calista
“Yeah, byee Cal. Terima kasih sudah mendengar ceritaku hari ini” ucap Alyssa tulus.
“Tidak masalah, i’m happy for you” ucap Calista sebelum mereka mengakhiri panggilan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Devina ratu Geralda Devina
wah, suka sama sifat Erick yg to the poin, dan Tetap semangat ya buat kakak aouthorny😊
2023-01-04
1