Chapter Thirteen

Besok pagi Alyssa, Eric dan Nico akan kembali ke New York dan hari ini adalah hari terakhir mereka berlibur di Long Island.

Kini mereka sedang berjalan-jalan, mengelilingi setempat. Mereka persis gambaran keluarga bahagia yang diidam-idamkan banyak orang. Eric melingkarkan satu tangannya di pinggang Alyssa dan tangan lainnya menahan Nico yang sedang terlelap di pundaknya.

"Kita kembali saja, kau akan kelelahan jika terus-terusan menggendongnya sepanjang jalan" ucap Alyssa khawatir dengan lengan Eric.

"Sudah kukatakan ambil keretanya saja kau juga menolak. Kau akan kelelahan" ucapnya lagi.

Eric tersenyum saat melihat sayangnya itu khawatir padanya "It's okay, sayang. Aku baik-baik saja" ucapnya.

Alyssa membulatkan matanya memelototi Eric "Aku tau kau kelelahan karena aku pernah merasakannya, jika menggendong Nico yang tertidur itu lama kelamaan akan semakin berat dan itu akan membuat pundak dan lenganmu sakit" omelnya.

"Bukankah sudah kukatakan aku menyukai semua tentang Nico terlebih menjaganya, aku suka itu. Lagipula tidak mungkin aku kesakitan hanya menggendong Nico dipundakku bahkan ada tiga Nico pun tidak akan membuatku kesakitan" ucap Eric lalu mengacak rambut Alyssa perlahan.

Alyssa memutar bola matanya jengah "Oke-oke, the STRONG man in the WORLD" ucapnya menekankan kata strong dan world, tingkahnya itu membuat Eric tertawa gemas.

"Apa yang akan kita makan hari ini?" tanya Alyssa

"Bagaimana jika memasak bersama saja daripada makan di luar?" saran Eric.

Bersamaan dengan ajakan Eric terdengar ada seseorang yang meneriakan nama Alyssa dengan kencang, suara yang tidak asing.

Suara yang tidak ingin ia dengar lagi apalagi untuk bertemu. Ia tidak membencinya karena benci itu membutuhkan perasaan yang kuat sedangkan ia tidak memiliki perasaan apapun pada orang tersebut hanya saja ia tidak ingin mengenalnya lagi.

Suara itu kembali meneriaki nama Alyssa dan Eric yang merasa tidak asing dengan suara itupun perlahan membalik badan untuk melihat pemilik suara itu begitu juga dengan Alyssa, ia sebenarnya ingin mengabaikan saja jika Eric juga mengabaikannya tapi malah sebaliknya.

"Hai Alyssa, lama tidak bertemu. Senang bisa bertemu denganmu lagi" ucapnya tersenyum senang melihat Alyssa tapi senyumnya itu hilang ketika pandangannya teralihkan pada Eric yang sedang menggendong Nico.

Alyssa hanya diam tak menanggapi ucapan pria itu "Kevin Alison?" tanya Eric berbisik pada Alyssa dan ia menganggukkan kepalanya.

"Bukankah tidak sopan berbisik saat berada dihadapan orang lain, sir?" ucap Kevin tak senang melihat kedekatan keduanya itu.

"Apa dia anak itu? Apa hubungan anak itu dengan dia? Kenapa kalian bisa bersama?" tanya Kevin mengajukan banyak pertanyaan.

"Sepertinya kau banyak pertanyaan, siapa dirimu? Apa pedulimu? Jika ada masalah yang mengganggumu katakan padaku" ucap Eric tak senang.

Baru kali ini Eric berbicara dengan tidak sopan seperti itu terlebih pada orang yang tak begitu ia kenal, ia yang sangat mementingkan etika saat berbicara dengan orang lain itu mengabaikan semuanya ketika berhadapan dengan Kevin, karena ia sudah mengkategorikan Kevin Alison sebagai bajingan yang tidak perlu dihormati.

"Wow wow.. kau jadi sangat sensitif, sir" ucap Kevin tertawa pelan.

"Itu bukan urusanmu" ucap Eric sinis "Dia adalah anakku, ada masalah jika aku bersama anakku? Lalu tentangnya, itu urusannya ingin bersama siapa. Apa hubungannya denganmu?" ucap Eric lagi.

"Cukup urus saja urusanmu jangan mencampuri kehidupan orang lain" ucap Eric.

Bukannya mengindahkan perkataan Eric, Kevin malah mengatakan sesuatu yang bisa memulai perkelahian.

"Apa kau pindah ke New York untuk menjadi seorang pelacur? Satu dariku dan satu dari pria ini, apa ada dari pria lainnya?" celetuknya begitu saja.

Lalu ia memasang raut wajah terkagum-kagum "Wah.. sebenarnya ini tidak mengejutkan tapi kemampuanmu membuatku kagum, bagaimana kau selalu bisa memilih pria dengan latar belakang yang bagus" ucapnya lagi.

Alyssa hanya diam tidak mengatakan apapun tentu saja ia tidak baik-baik saja dengan semua ini tetapi ia tidak ingin berhubungan dengan pria itu dan Eric jangan ditanya lagi, rahangnya mengeras ia benar-benar dipenuhi dengan emosi saat ini.

Jika tidak ada Nico di gendongannya mungkin pria itu akan mati ditangan Eric saat ini juga.

Alyssa menghela nafasnya kasar lalu berbalik badan, ia meletakkan tangannya didada Eric "Ayo kita pergi dari sini, abaikan saja" ucapnya dengan nafas terburu-buru.

Panic Attack, hal ini sering terjadi di awal-awal ia mendapat masalah besar sekaligus dan sekarang itu kembali mengalami hal ini saat berhadapan dengan sumber masalahnya itu.

"Leave us alone, Mr. Kevin!" ucap Eric menekankan setiap perkataannya.

Alyssa melirik ke belakang "Ada perlu apalagi denganku? Seperti yang kau lihat aku tidak senang bertemu denganmu jadi tolong abaikan saja jika melihatku lagi. Ya dulu kita saling kenal tapi itu dulu, untuk mengenalmu lagi aku tidak ingin jadi yang lalu biarlah berlalu"

"Jangan pernah menemuiku lagi" ucapnya menarik lengan Eric untuk menjauh dari sana dan mereka pun kembali menuju apartemen Eric.

"Kau tidak seharusnya bersikap kasar seperti itu, maaf karena aku menempatkanmu dalam masalahku" ucap Alyssa merasa bersalah pada Eric.

"Jika itu bukan aku, siapapun yang bersamamu akan marah mendengar dia menghinamu!" ucapnya sedikit berteriak, Nico menggeliat lalu kembali tertidur.

"Dengar, Chloe. Dulu mungkin itu masalahmu tapi sekarang karena kau bersamaku tentu itu menjadi masalahku juga" ucap Eric mengecilkan suaranya agar tidak mengganggu tidur Nico "Jangan meminta maaf" ucapnya lagi.

"Sayang" ucap Alyssa dengan lembut "Aku tidak menyukainya dan aku juga marah mendengar hinaannya tapi aku menahan diri untuk tidak emosi, karena itu reaksi yang dia inginkan" ucapnya lagi.

"Maafkan aku, sayang" ucap Eric

Alyssa menghela nafasnya kasar "Jangan meminta maaf, aku tau kau tak merasa itu salah" ucapnya.

Eric menyengir "Aku melakukan sesuatu yang benar" ucapnya lalu mengecup pipi Alyssa.

"Kau tau jika aku tidak sedang menggendong Nico, pria itu pasti sudah habis kuhajar" ucapnya lagi lalu meninggalkan Alyssa yang menatapnya sinis.

"Aku akan menempatkan Nico di kamar" ucapnya berlalu meninggalkan Alyssa.

Alyssa kini berada di dapur, ia sibuk dengan pikirannya bingung memikirkan apa yang akan mereka masak karena tidak ada banyak bahan di kulkas mereka.

"Apa yang akan kita masak? Kau menginginkan sesuatu?" tanyanya begitu melihat Eric menuju ke arahnya.

"Um.. apapun" ucap Eric

Alyssa menutup pintu kulkasnya "Bagaimana jika pesanan makanan saja?" ucapnya.

"Tentu, kalau begitu ayo pesan Chinese food" ucap Eric.

"Sounds good" ucap Alyssa lalu mereka berdua tertawa.

"Aku akan bersih-bersih dulu" ucap Alyssa begitu juga dengan Eric dan mereka pun memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum makan.

Episodes
1 Chapter One
2 Chapter Two
3 Chapter Three
4 Chapter Four
5 Chapter Five
6 Chapter Six
7 Chapter Seven
8 Chapter Eight
9 Chapter Nine
10 Chapter Ten
11 Chapter Eleven
12 Chapter Twelve
13 Chapter Thirteen
14 Chapter Fourteen
15 Chapter Fifteen
16 Chapter Sixteen
17 Chapter Seventeen
18 Chapter Eighteen
19 Chapter Nineteen
20 Chapter Twenty
21 Chapter Twenty One
22 Chapter Twenty Two
23 Chapter Twenty Three
24 Chapter Twenty Four
25 Chapter Twenty Five
26 Chapter Twenty Six
27 Twenty Seven
28 Twenty Eight
29 Twenty Nine
30 Chapter Thirty
31 Chapter Thirty One
32 Chapter Thirty Two
33 Chapter Thirty Three
34 Chapter Thirty Four
35 Chapter Thirty Five
36 Chapter Thirty Six
37 Chapter Thirty Seven
38 Chapter Thirty Eight
39 Chapter Thirty Nine
40 Chapter Fourty
41 Chapter Fourty One
42 Chapter Fourty Two
43 Chapter Fourty Three
44 Chapter Fourty Four
45 Chapter Fourty Five
46 Chapter Fourty Six
47 Chapter Fourty Seven
48 Chapter Fourty Eight
49 Chapter Fourty Nine
50 Chapter Fifty
51 Chapter Fifty One
52 Chapter Fifty Two
53 Chapter Fifty Three
54 Chapter Fifty Four
55 Chapter Fifty Five
56 Chapter Fifty Six
57 Chapter Fifty Seven
58 Chapter Fifty Eight
59 Chapter Fifty Nine
60 Chapter Sixty
61 Chapter Sixty One
62 Chapter Sixty Two
63 Chapter Sixty Three
64 Chapter Sixty Four
65 Chapter Sixty Five
66 Chapter Sixty Six
67 Chapter Sixty Seven (The Last Chapter)
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Chapter One
2
Chapter Two
3
Chapter Three
4
Chapter Four
5
Chapter Five
6
Chapter Six
7
Chapter Seven
8
Chapter Eight
9
Chapter Nine
10
Chapter Ten
11
Chapter Eleven
12
Chapter Twelve
13
Chapter Thirteen
14
Chapter Fourteen
15
Chapter Fifteen
16
Chapter Sixteen
17
Chapter Seventeen
18
Chapter Eighteen
19
Chapter Nineteen
20
Chapter Twenty
21
Chapter Twenty One
22
Chapter Twenty Two
23
Chapter Twenty Three
24
Chapter Twenty Four
25
Chapter Twenty Five
26
Chapter Twenty Six
27
Twenty Seven
28
Twenty Eight
29
Twenty Nine
30
Chapter Thirty
31
Chapter Thirty One
32
Chapter Thirty Two
33
Chapter Thirty Three
34
Chapter Thirty Four
35
Chapter Thirty Five
36
Chapter Thirty Six
37
Chapter Thirty Seven
38
Chapter Thirty Eight
39
Chapter Thirty Nine
40
Chapter Fourty
41
Chapter Fourty One
42
Chapter Fourty Two
43
Chapter Fourty Three
44
Chapter Fourty Four
45
Chapter Fourty Five
46
Chapter Fourty Six
47
Chapter Fourty Seven
48
Chapter Fourty Eight
49
Chapter Fourty Nine
50
Chapter Fifty
51
Chapter Fifty One
52
Chapter Fifty Two
53
Chapter Fifty Three
54
Chapter Fifty Four
55
Chapter Fifty Five
56
Chapter Fifty Six
57
Chapter Fifty Seven
58
Chapter Fifty Eight
59
Chapter Fifty Nine
60
Chapter Sixty
61
Chapter Sixty One
62
Chapter Sixty Two
63
Chapter Sixty Three
64
Chapter Sixty Four
65
Chapter Sixty Five
66
Chapter Sixty Six
67
Chapter Sixty Seven (The Last Chapter)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!