Besok pagi Alyssa, Eric dan Nico akan kembali ke New York dan hari ini adalah hari terakhir mereka berlibur di Long Island.
Kini mereka sedang berjalan-jalan, mengelilingi setempat. Mereka persis gambaran keluarga bahagia yang diidam-idamkan banyak orang. Eric melingkarkan satu tangannya di pinggang Alyssa dan tangan lainnya menahan Nico yang sedang terlelap di pundaknya.
"Kita kembali saja, kau akan kelelahan jika terus-terusan menggendongnya sepanjang jalan" ucap Alyssa khawatir dengan lengan Eric.
"Sudah kukatakan ambil keretanya saja kau juga menolak. Kau akan kelelahan" ucapnya lagi.
Eric tersenyum saat melihat sayangnya itu khawatir padanya "It's okay, sayang. Aku baik-baik saja" ucapnya.
Alyssa membulatkan matanya memelototi Eric "Aku tau kau kelelahan karena aku pernah merasakannya, jika menggendong Nico yang tertidur itu lama kelamaan akan semakin berat dan itu akan membuat pundak dan lenganmu sakit" omelnya.
"Bukankah sudah kukatakan aku menyukai semua tentang Nico terlebih menjaganya, aku suka itu. Lagipula tidak mungkin aku kesakitan hanya menggendong Nico dipundakku bahkan ada tiga Nico pun tidak akan membuatku kesakitan" ucap Eric lalu mengacak rambut Alyssa perlahan.
Alyssa memutar bola matanya jengah "Oke-oke, the STRONG man in the WORLD" ucapnya menekankan kata strong dan world, tingkahnya itu membuat Eric tertawa gemas.
"Apa yang akan kita makan hari ini?" tanya Alyssa
"Bagaimana jika memasak bersama saja daripada makan di luar?" saran Eric.
Bersamaan dengan ajakan Eric terdengar ada seseorang yang meneriakan nama Alyssa dengan kencang, suara yang tidak asing.
Suara yang tidak ingin ia dengar lagi apalagi untuk bertemu. Ia tidak membencinya karena benci itu membutuhkan perasaan yang kuat sedangkan ia tidak memiliki perasaan apapun pada orang tersebut hanya saja ia tidak ingin mengenalnya lagi.
Suara itu kembali meneriaki nama Alyssa dan Eric yang merasa tidak asing dengan suara itupun perlahan membalik badan untuk melihat pemilik suara itu begitu juga dengan Alyssa, ia sebenarnya ingin mengabaikan saja jika Eric juga mengabaikannya tapi malah sebaliknya.
"Hai Alyssa, lama tidak bertemu. Senang bisa bertemu denganmu lagi" ucapnya tersenyum senang melihat Alyssa tapi senyumnya itu hilang ketika pandangannya teralihkan pada Eric yang sedang menggendong Nico.
Alyssa hanya diam tak menanggapi ucapan pria itu "Kevin Alison?" tanya Eric berbisik pada Alyssa dan ia menganggukkan kepalanya.
"Bukankah tidak sopan berbisik saat berada dihadapan orang lain, sir?" ucap Kevin tak senang melihat kedekatan keduanya itu.
"Apa dia anak itu? Apa hubungan anak itu dengan dia? Kenapa kalian bisa bersama?" tanya Kevin mengajukan banyak pertanyaan.
"Sepertinya kau banyak pertanyaan, siapa dirimu? Apa pedulimu? Jika ada masalah yang mengganggumu katakan padaku" ucap Eric tak senang.
Baru kali ini Eric berbicara dengan tidak sopan seperti itu terlebih pada orang yang tak begitu ia kenal, ia yang sangat mementingkan etika saat berbicara dengan orang lain itu mengabaikan semuanya ketika berhadapan dengan Kevin, karena ia sudah mengkategorikan Kevin Alison sebagai bajingan yang tidak perlu dihormati.
"Wow wow.. kau jadi sangat sensitif, sir" ucap Kevin tertawa pelan.
"Itu bukan urusanmu" ucap Eric sinis "Dia adalah anakku, ada masalah jika aku bersama anakku? Lalu tentangnya, itu urusannya ingin bersama siapa. Apa hubungannya denganmu?" ucap Eric lagi.
"Cukup urus saja urusanmu jangan mencampuri kehidupan orang lain" ucap Eric.
Bukannya mengindahkan perkataan Eric, Kevin malah mengatakan sesuatu yang bisa memulai perkelahian.
"Apa kau pindah ke New York untuk menjadi seorang pelacur? Satu dariku dan satu dari pria ini, apa ada dari pria lainnya?" celetuknya begitu saja.
Lalu ia memasang raut wajah terkagum-kagum "Wah.. sebenarnya ini tidak mengejutkan tapi kemampuanmu membuatku kagum, bagaimana kau selalu bisa memilih pria dengan latar belakang yang bagus" ucapnya lagi.
Alyssa hanya diam tidak mengatakan apapun tentu saja ia tidak baik-baik saja dengan semua ini tetapi ia tidak ingin berhubungan dengan pria itu dan Eric jangan ditanya lagi, rahangnya mengeras ia benar-benar dipenuhi dengan emosi saat ini.
Jika tidak ada Nico di gendongannya mungkin pria itu akan mati ditangan Eric saat ini juga.
Alyssa menghela nafasnya kasar lalu berbalik badan, ia meletakkan tangannya didada Eric "Ayo kita pergi dari sini, abaikan saja" ucapnya dengan nafas terburu-buru.
Panic Attack, hal ini sering terjadi di awal-awal ia mendapat masalah besar sekaligus dan sekarang itu kembali mengalami hal ini saat berhadapan dengan sumber masalahnya itu.
"Leave us alone, Mr. Kevin!" ucap Eric menekankan setiap perkataannya.
Alyssa melirik ke belakang "Ada perlu apalagi denganku? Seperti yang kau lihat aku tidak senang bertemu denganmu jadi tolong abaikan saja jika melihatku lagi. Ya dulu kita saling kenal tapi itu dulu, untuk mengenalmu lagi aku tidak ingin jadi yang lalu biarlah berlalu"
"Jangan pernah menemuiku lagi" ucapnya menarik lengan Eric untuk menjauh dari sana dan mereka pun kembali menuju apartemen Eric.
"Kau tidak seharusnya bersikap kasar seperti itu, maaf karena aku menempatkanmu dalam masalahku" ucap Alyssa merasa bersalah pada Eric.
"Jika itu bukan aku, siapapun yang bersamamu akan marah mendengar dia menghinamu!" ucapnya sedikit berteriak, Nico menggeliat lalu kembali tertidur.
"Dengar, Chloe. Dulu mungkin itu masalahmu tapi sekarang karena kau bersamaku tentu itu menjadi masalahku juga" ucap Eric mengecilkan suaranya agar tidak mengganggu tidur Nico "Jangan meminta maaf" ucapnya lagi.
"Sayang" ucap Alyssa dengan lembut "Aku tidak menyukainya dan aku juga marah mendengar hinaannya tapi aku menahan diri untuk tidak emosi, karena itu reaksi yang dia inginkan" ucapnya lagi.
"Maafkan aku, sayang" ucap Eric
Alyssa menghela nafasnya kasar "Jangan meminta maaf, aku tau kau tak merasa itu salah" ucapnya.
Eric menyengir "Aku melakukan sesuatu yang benar" ucapnya lalu mengecup pipi Alyssa.
"Kau tau jika aku tidak sedang menggendong Nico, pria itu pasti sudah habis kuhajar" ucapnya lagi lalu meninggalkan Alyssa yang menatapnya sinis.
"Aku akan menempatkan Nico di kamar" ucapnya berlalu meninggalkan Alyssa.
Alyssa kini berada di dapur, ia sibuk dengan pikirannya bingung memikirkan apa yang akan mereka masak karena tidak ada banyak bahan di kulkas mereka.
"Apa yang akan kita masak? Kau menginginkan sesuatu?" tanyanya begitu melihat Eric menuju ke arahnya.
"Um.. apapun" ucap Eric
Alyssa menutup pintu kulkasnya "Bagaimana jika pesanan makanan saja?" ucapnya.
"Tentu, kalau begitu ayo pesan Chinese food" ucap Eric.
"Sounds good" ucap Alyssa lalu mereka berdua tertawa.
"Aku akan bersih-bersih dulu" ucap Alyssa begitu juga dengan Eric dan mereka pun memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments