Sudah dua minggu sejak terakhir Alyssa dan Eric meresmikan hubungan mereka dan Calista kini kandungannya sudah jauh lebih baik dari terakhir kali melihat ia beberapa kali mengajak Alyssa untuk pergi keluar bertemu dan hari ini adalah hari pertemuan mereka.
“Yoo pregnant woman” sapa Alyssa begitu melihat sahabatnya itu.
“Yoo CEO girlfriend” balas Calista memutar bola matanya malas kemudian tersenyum manis “Bagaimana kencanmu?” tanyanya menggoda sahabatnya itu
Kini giliran Alyssa memutar malas bola matanya “Seharusnya kau menanyakan kabarku terlebih dulu” ucapnya sewot.
“Untuk apa? Sudah jelas-jelas kau berada di depanku sekarang dan tentu saja kau baik-baik saja” ucap Calista tak kalah sewot.
“Wah hormon wanita hamil selalu mengerikan” ucap Alyssa menggelengkan kepalanya dan Calista hanya tertawa menanggapinya “Bagaimana kabarmu, everythings good?” tanyanya.
“Yaa” ucap Calista tiba-tiba menjadi sedih bahkan mata bengkaknya itu terlihat berkaca-kaca lalu menghela nafasnya kasar “Ayo pesan sesuatu” ucapnya lagi mengalihkan pembicaraan.
“Cal!” ucap Alyssa dengan nada yang cukup tinggi karena ia tahu sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja dan menyembunyikan sesuatu darinya.
“Semuanya tidak baik-baik saja” ucap Calista lirih tanpa ia sadari kini air matanya jatuh mengalir membasahi pipinya.
Alyssa mengetahui apa penyebab kenapa sahabatnya seperti ini “Sudah jangan terlalu di pikirkan itu tidak bagus untuk kandunganmu. Kau bisa menceritakan padaku nanti, jangan terlalu di paksa jika tidak bisa” ucapnya.
Calista menggelengkan kepalanya “Aku pikir mereka tidak mempermasalahkan kandunganku karena mereka tidak bereaksi saat Anthony memberi kabar” ucapnya terisak
“Cal, stop it! Nanti saja berceritanya jangan dipaksakan oke?” pinta Alyssa khawatir.
Calista tidak mengindahkan ucapan Alyssa dan terus bercerita “Ibunya mengajakku bertemu dan mengatakan bahwa ia tidak ingin ada penghalang lain yang membuat Anthony semakin sulit untuk meninggalkanku”
“Dia memintaku untuk menggugurkan kandunganku, aku sangat stres saat aku memberitahu Anthony bahwa ibunya sangat jahat ia menangis seakan berada di pihak yang dirugikan” ucapnya lagi tangisannya semakin kencang.
“Yang paling membuatku kecewa adalah Anthony tidak mempercayaiku dan memarahiku karena sudah tidak sopan pada ibunya, ia selalu mempercayai ibunya ketimbang diriku padahal ibunya benar-benar jahat” ucapnya.
Alyssa mencoba untuk menenangkan sahabatnya itu “Oke-oke aku mengerti, sudah ya jangan terlalu di pikirkan yang terpenting saat ini adalah kandunganmu” ucapnya.
“Anthony dia tidak kembali ke rumah, dia marah karena dia pikir aku menjelekkan ibunya. Dia mempercayai ibunya karena itu dia kembali ke rumah orang tuanya. Zara terus mencarinya aku hanya bisa beralasan dia sedang ada perjalanan bisnis. Aku tidak tahu kenapa jadi aku yang salah” ucapnya Calista.
“Kalian saling mencintai cukup pikirkan itu. Anthony akan segera mengetahui kebenarannya karena ini bukan pertama kali ibunya mencampuri hubungannya dan selalu membuat wanita-wanita meninggalkannya. Dia bodoh karena tidak juga menyadari betapa jahat ibunya itu dan kau punya aku” ucap Alyssa mencoba menenangkan sahabatnya itu.
“Thanks” ucap Calista lirih lalu menatap lirih ke arah sahabatnya itu “Aku punya permintaan dan aku tau mungkin ini akan sedikit menyulitkanmu tapi tidak bisa jika harus sendiri karena aku hanya akan mengingatnya terus menerus. Bolehkah aku dan Zara menginap di tempatmu?” pintanya.
Alyssa tersenyum “Tentu, dengan senang hati. Ayo kita pergi menjemput Zara dan Nico” ajaknya.
“Nico?” tanya Calista sedikit bingung karena setahunya setiap weekend penitipan anak tempat Nico tidak buka.
“Yeah, sekarang dia punya jadwal ‘Daddy days’ bersama Eric” ucap Alyssa mengangkat bahunya.
“’Daddy days? Mereka sangat imut bahkan menamai hari kebersamaan mereka” ucap Calista gemas.
Ya semakin hari kedekatan mereka semakin berkembang bukan hanya Nico yang memanggilnya Daddy bahkan sekarang Eric pun memanggil Nico dengan sebutan ‘my son’. Ia terkejut saat Eric tiba-tiba datang ke apartemen mereka, ia pikir Eric akan mengajaknya kencan dadakan tetapi ia datang untuk mengajak Nico bermain. Hanya Nico, bahkan Eric tidak basa-basi untuk mengajaknya.
Mereka keluar dari kafe tersebut karena Calista datang menggunakan taksi memudahkan mereka untuk berkendara, Alyssa sangat mengkhawatirkan kandungan Calista bahkan saat wanita itu berjalan ia memintanya untuk melangkah dengan hati-hati sontak saja itu membuat Calista tertawa geli melihat tingkah sahabatnya itu.
That’s Calista. Apapun masalah yang ia hadapi sebesar apapun itu ia tidak ingin memperlihatkannya pada orang lain bahkan kerap kali Alyssa tidak menyadari ketika sahabatnya itu sedang berada dalam masalah. Selalu menampilkan kegembiraan membuat orang lain senang, ia adalah orang yang tidak mementingkan diri sendiri yang Alyssa kenal dan selalu mementingkan orang lain.
Mereka mulai berkendara menuju tempat penitipan Zara lalu kembali ke rumah Calista untuk mengambil beberapa barang yang dibutuhkan dan mereka pun berkendara menuju apartemen Alyssa. Mereka tidak jadi menjemput Nico karena Eric yang akan mengantar Nico pulang karena mereka masih banyak hal yang harus dilakukan.
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Alyssa kini tengah menunggu kepulangan Nico. Zara dan Calista kini sudah terlelap karena kedua ibu dan anak itu kelelahan, Zara lelah karena aktivitasnya di penitipan anak sedangkan Calista lelah hati dan fisiknya dengan apa yang sudah ia lalui.
Saat sedang asik menonton TV, Alyssa mendengar sebuah ponsel berdering namun itu bukan miliknya melainkan Calista dan saat ia melihat itu adalah panggilan dari Anthony, sepertinya pria itu sudah pulang ke rumah dan melihat tidak ada siapapun di rumahnya.
“Halo sayang, akhirnya kau mengangkat panggilanku” ucap Anthony dari seberang sana, mendengar itu Alyssa pun melihat list panggilan dan benar saja Anthony sudah beberapa kali mencoba menghubungi sahabatnya itu.
“Ini aku bukan Calista” ucap Alyssa sedikit jutek karena jujur saja ia agak terbawa emosi setelah mendengar cerita sahabatnya tadi.
“Chloe? Apa istriku bersamamu?” tanya Anthony.
“Ya, Zara juga” jawabnya singkat
“Bagaimana keadaan Calista?” tanya Anthony lagi.
Alyssa menghela nafasnya “Apa yang kau harapkan? Tentu saja dia tidak baik-baik saja, di saat suaminya orang yang paling dicintai tidak mempercayainya bahkan meninggalkannya?” ucapnya marah-marah.
“Kau tau ibumu tidak pernah menyukainya bahkan Zara sekalipun ia tidak menyukainya. Sebenarnya ada apa denganmu?” ucap Alyssa berbisik takut suaranya terlalu besar dan membangunkan kedua ibu dan anak itu.
“Dia menangis, dia sendiri. Bukankah dia sudah mengatakan kalau kandungannya berisiko tapi apa yang kau lakukan? Bukannya menjaganya setiap saat kau malah meninggalkannya dan tinggal di rumah ibumu” ucap Alyssa mulai mengoceh.
“ Aku tau, ini salahku. Maafkan aku” ucap Anthony
“Maaf? Padaku? Untuk apa? Jika kau benar-benar merasa bersalah dan sudah mengetahui pasti apa salahmu pastikan untuk meminta maaf dengan benar padanya” ucap Alyssa lagi.
“Chloe, katakan jika mereka baik-baik saja” pinta Anthony.
“Tidak, mereka tidak baik-baik saja. Calista terus menangis begitu mengingatmu dan Zara selalu menanyakan keberadaanmu” ucap Alyssa
“Aku akan mengantar mereka kembali ke rumah besok pastikan kau kembali besok. Lalukan dengan benar, sampai di sini saja. Good night” ucapnya lagi lalu mematikan panggilan itu sepihak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments