Dara tak tahu harus ke mana, dia pun memutuskan untuk mendatangi rumah Sasa. Sejak dulu jikalau sedang ada masalah dengan Rendra, Sasa lah tempat Dara berbagi, sebab dia tidak memiliki siapa-siapa lagi selain sahabatnya itu.
Dara langsung memeluk Sasa begitu sang sahabat membuka pintu.
"Ada apa, Ra? Kenapa kamu malam-malam ke sini dan tidak ngabarin aku dulu?" cecar Sasa bingung.
"Aku diceraikan oleh Mas Rendra, Sa." Dara kembali sesenggukan.
Sasa terkejut setengah mati mendengar pengakuan sahabatnya itu.
"Kalau begitu kita masuk dulu."
Sasa melepaskan pelukannya dan menuntun Dara masuk lalu duduk di sofa.
"Mbok Narsih, tolong ambilkan air putih!" teriak Sasa.
"Iya, Nya," sahut seorang wanita yang tak lain adalah asisten rumah tangga Sasa.
Sasa kemudian duduk di samping Dara dan mengusap lembut punggung belakang sahabatnya itu, "Kamu tenangkan diri dulu!"
"Ini minumnya, Nya." Mbok Narsih datang sambil membawakan segelas air putih.
"Minum dulu, Ra."
Dengan tangan gemetar Dara meraih gelas itu dan menenggak isinya.
"Sudah?" tanya Sasa saat melihat Data meletakkan kembali gelasnya di atas meja.
Dara mengangguk, air matanya tak berhenti sejak tadi.
"Sekarang ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?" Sasa menatap Dara penuh selidik.
Dengan suara bergetar dan berlinang air mata, Dara menceritakan apa yang baru saja terjadi. Sasa benar-benar tak habis pikir, bagaimana Rendra bisa setega itu pada sang sahabat, dia juga merasa kesal sekaligus prihatin atas apa yang terjadi.
"Kamu yang sabar, ya, Ra." Sasa mengusap punggung belakang Dara demi menenangkannya.
"Aku tidak menyangka Mas Rendra akan melakukan hal ini? Apa salahku padanya? Apa separah itu diriku sampai dia merasa muak dan akhirnya mencintai wanita lain?"
"Ra, tidak ada yang salah pada dirimu, kamu wanita yang baik dan cantik. Suamimu saja yang tidak bersyukur memilikimu," sahut Sasa.
"Mungkin wanita itu jauh lebih cantik dan baik dari aku," ucap Dara pasrah.
"Mau secantik dan sebaik apa pun wanita lain, kalau suamimu laki-laki yang baik dan setia, dia tidak akan tergoda apalagi sampai menceraikan istrinya demi wanita lain. Emang dasar suamimu saja yang berengsek!" Sasa mengomel, dia benar-benar emosi dengan apa yang Rendra lakukan.
"Tapi aku tidak rela berpisah dari Mas Rendra, aku masih mencintainya," ujar Dara sambil tersedu-sedu.
"Ra, lelaki kurang ajar dan tidak tahu diri seperti dia tidak pantas kamu cintai! Di luar sana pasti masih banyak laki-laki baik yang mau menghargai dan mencintai kamu dengan setulus hati. Jadi sebaiknya lupakan dia!"
Dara bergeming, hanya air mata yang terus menetes membasahi pipi mulusnya. Selama ini dia memang terlalu bodoh dengan terus bertahan di sisi Rendra padahal sang suami memperlakukan dirinya dengan buruk, dia berharap cintanya yang besar bisa meluluhkan hati pria yang sudah dua tahun ini menjadi bagian dari hidupnya.
Sasa sungguh merasa kasihan pada sahabatnya yang malang itu.
"Jadi apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Sasa.
"Aku belum tahu, Sa. Mas Rendra menyuruhku keluar dari rumahnya, tapi aku tidak tahu mau ke mana selain ke sini, soalnya aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi," keluh Dara.
"Kalau begitu kamu tinggal di sini saja," cetus Sasa.
"Aku tidak mau merepotkan mu, Sa," tolak Dara sungkan.
"Tidak merepotkan sama sekali, aku dan keluargaku malah senang kalau kamu mau tinggal bersama kami di sini. Apalagi suamiku sering dinas di luar kota dan jarang pulang, kamu jadi bisa menemani aku selama dia pergi."
Dara terdiam, dia mencoba menimbang-nimbang usul Sasa itu.
"Ra, ayolah! Kita sudah bersahabat bertahun-tahun, dan sudah seperti saudara, jadi jangan sungkan lagi," lanjut Sasa.
"Baiklah, tapi untuk sementara ini saja. Karena begitu aku mendapatkan gaji ku, aku akan menyewa rumah sendiri. Aku tidak mungkin terus-terusan tinggal di rumahmu, kan?"
"Iya, terserah kamu saja! Kamu bebas tinggal di rumah aku selama yang kamu mau."
"Terima kasih, ya, Sa."
Sasa mengangguk dan tersenyum.
"Kalau begitu mari aku antar ke kamarmu," ajak Sasa.
Kedua wanita itu pun saling melepaskan pelukannya dan beranjak menuju kamar tamu. Malam ini suami Sasa yang seorang abdi negara sedang keluar kota, sementara putranya sudah tertidur pulas.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments