Episode 7.

Dua puluh menit kemudian, Riko kembali lagi bersama seorang tukang urut. Sementara Rendra belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Ini tukang urut nya," ujar Riko.

Dara menelan ludah dan sedikit takut, karena dia tahu, ini pasti sakit sekali.

"Tahan, ya." Tukang urut itu pun mulai memijat dan mengurut kaki kiri Dara yang keseleo.

"Aaahhh, sakit sekali!" Dara sontak menjerit kesakitan, wajah cantik nan putih mulusnya sampai merah dan berkeringat.

Untung saja toko belum ada pelanggan.

Riko perihatin dan semakin merasa bersalah melihat Dara kesakitan seperti itu.

Lima belas menit kemudian, Dara masih merintih kesakitan, dia bahkan sampai menangis, untung saja tukang urut itu akhirnya menghentikan aktivitasnya.

"Sudah selesai, cuma keseleo sedikit, besok juga sudah bisa jalan," ujar tukang urut itu.

"Tapi masih sakit sekali," rengek Dara sembari menyeka sudut matanya.

"Sebentar lagi sakitnya hilang, kok. Asalkan kamu jangan banyak bergerak dulu, karena nanti bisa semakin bengkak," lanjut tukang urut itu.

Dara hanya mengangguk.

"Ya sudah, kalau begitu aku antar tukang urut nya pulang dulu," ujar Riko.

"Oh iya, ini bayaran." Mirna menyodorkan selembar uang lima puluh ribu kepada tukang urut itu.

"Tidak usah, Bu," tolak tukang urut itu.

Mirna mengernyit heran, "Loh, kenapa?"

"Nanti biar aku saja yang bayar, Bu. Kan semua ini terjadi karena aku," sela Riko.

"Eh, bukan, Mas. Ini karena aku yang tidak berhati-hati tadi, jadinya kaki aku tersandung meja," bantah Dara.

"Tapi kan itu karena kamu mau mengejar aku," sanggah Riko.

"Iya, sih," balas Dara.

"Ya sudah, aku pamit dulu," pungkas Riko cepat.

"Kalau begitu terima kasih banyak, Mas. Maaf sudah merepotkan," ucap Dara sungkan.

Riko tersenyum, lalu bergegas pergi bersama tukang urut itu.

Selepas kepergian Riko, Dara beralih memandang Mirna yang duduk di sampingnya, "Mas Rendra belum membaca pesan Mama?"

"Sebentar Mama lihat dulu." Mirna segera mengecek pesan yang dia kirim ke Rendra tadi, ternyata pesan itu belum dibaca oleh sang putra.

Mirna kembali menatap Dara, "Belum, Nak."

Wajah Dara berubah sedih.

"Mama akan menelepon dia lagi."

"Tidak usah, Ma. Mungkin Mas Rendra tidur atau sedang sibuk, aku tidak mau mengganggunya."

"Tapi kamu harus pulang dan beristirahat, Nak."

"Aku bisa naik taksi, Ma," sahut Dara.

"Kaki kamu tidak boleh banyak bergerak, jadi tidak mungkin Mama membiarkan kamu pulang sendiri naik taksi," ujar Mirna cemas, dia memang sangat menyayangi Dara.

"Tidak apa-apa, Ma. Aku bisa, kok." Dara bersikeras.

"Tidak! Mama tidak mengizinkan kamu pulang sendiri! Mama akan menelepon Rendra lagi." Mirna kembali menghubungi putranya itu, tapi lagi-lagi tak ada jawaban sama sekali.

"Itu anak sedang apa, sih? Susah sekali dihubungi!" gerutu Mirna.

"Sudahlah, Ma."

"Pokoknya kamu tidak boleh pulang, tunggu sampai Rendra datang," tukas Mirna, dia buru-buru beranjak karena ada seorang pelanggan yang datang.

Dara terdiam, mau tak mau dia harus patuh pada mertuanya itu. Akhirnya Dara hanya duduk manis, memperhatikan Mirna yang sibuk melayani pelanggan.

Hampir tiga puluh menit kemudian, Riko kembali lagi ke toko. Mirna dan Dara terkejut melihat kedatangan pria itu.

"Maaf, brownies aku ketinggalan," ujar Riko sembari menunjuk bungkusan di atas meja tak jauh dari Dara.

"Ya ampun, aku tidak sadar kalau itu brownies Mas yang ketinggalan," sahut Dara.

"Iya, Ibu juga tidak sadar karena sibuk melayani pelanggan," sela Mirna.

"Tidak apa-apa, aku juga lupa karena tadi buru-buru pergi," balas Riko sambil mengambil bungkusan berisi brownies itu.

Riko lalu menatap Dara, "Bagaimana kakimu? Sudah mendingan?"

Dara mengangguk, "Iya, sudah agak mendingan, kok."

Riko tersenyum, "Syukurlah."

Di saat bersamaan, Rendra pun akhirnya muncul setelah dia membaca pesan dari sang mama. Sejujurnya dia malas untuk datang, tapi dia tak ingin mamanya curiga jika hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja.

Rendra terkejut melihat keberadaan Riko, keduanya saling pandang, tapi Rendra segera memalingkan wajahnya. Mereka bersikap seolah-olah tidak saling kenal.

Rendra berjalan mendekati Dara dengan wajah datar.

"Mas Rendra?" gumam Dara.

"Akhirnya kau datang juga! Ngapain saja, sih? Susah sekali dihubungi," gerutu Mirna.

"Tadi aku sedang tidur, Ma."

"Ya sudah, bawa Dara pulang!" pinta Mirna, "kakinya sakit, jadi dia tidak boleh banyak bergerak dan harus beristirahat."

"Yuk!" ajak Rendra.

Dara tercengang melihat suaminya itu hanya mengajaknya, tanpa membantu dia berdiri. Begitu pun dengan Mirna dan Riko yang tak menyangka sikap Rendra akan seperti itu.

"Digendong, dong! Kan kamu tahu kaki Dara lagi sakit dan tidak boleh banyak bergerak, kamu ini gimana, sih?" sungut Mirna.

Masih dengan wajah datarnya, Rendra pun menggendong Dara ala bridal style, membuat jantung wanita itu berdebar tak karuan. Dia seketika mengalungkan lengannya di leher Rendra dengan tersipu-sipu dan hati yang berbunga-bunga.

"Ma, aku pulang dulu, ya," ucap Dara pada Mirna.

"Iya, Nak."

Dara beralih memandang Riko yang masih terpaku di tempatnya, "Mari, Mas."

Riko mengangguk sambil tersenyum, dan Rendra hanya meliriknya tanpa ekspresi.

"Ternyata dia sudah memulai tugasnya," batin Rendra.

Rendra membawa Dara ke mobilnya, kemudian melesat pergi, Riko hanya bergeming memandangi kepergian pasangan suami istri itu.

"Mereka terlihat sangat serasi," ucap Riko dalam hati.

Riko lalu beralih memandang Mirna dan berpamitan, "Kalau begitu aku permisi, Bu."

"Iya, sekali lagi terima kasih," balas Mirna.

Riko pun bergegas meninggalkan toko kue milik Mirna itu.

***

Terpopuler

Comments

Masri Masri

Masri Masri

entar kalo dara dah ninggalin suaminya palingan baru nyesel,dara yg cantik,lembut,perhatian

2023-01-11

1

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Ntar lama2 Riko jatuh cinta benaran pada Darra deh

2022-09-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!