Episode 3.

Keesokan harinya, setelah selesai membereskan rumah, Dara bersiap untuk pergi ke toko kue mertuanya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Mata Dara terlihat sembab karena semalaman menangis, sebenarnya Dara tak ingin sedih berlarut-larut, tapi entah mengapa kali ini dia begitu terluka dengan ucapan Rendra yang menyinggung perihal anak, suaminya bahkan mengatakan jika muak terhadapnya. Seburuk itu kah dirinya?

Sedangkan Rendra semalam tidak pulang ke rumah. Begitulah dia jika sedang bertengkar dengan Dara, dia enggan pulang dan memilih untuk bermalam di apartemennya Amel.

"Selamat pagi, Ma," sapa Dara lembut saat melihat ibu mertuanya sedang menyusun kue ke etalase toko.

"Selamat pagi, Nak," balas Mirna yang tak lain adalah ibu mertua Dara.

Wanita paruh baya itu mendekati Dara dan mengusap pipinya, "Kamu habis menangis? Mata kamu kok sembab?"

Dara memaksakan senyuman, "Iya, Ma. Semalam sebelum tidur aku nonton drama Korea, ceritanya sedih banget, aku sampai nangis. Jadi gini, deh."

Dara sengaja berbohong sebab dia tak ingin membuat mertuanya sedih dan cemas.

"Ya ampun, Nak! Mama kirain kamu nangis karena anak Mama."

Dara masih tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Ya sudah, aku ke dalam dulu, Ma."

Mirna mengangguk.

Dara berlalu dari hadapan Mirna, tanpa sepengetahuan mertuanya itu, air mata Dara jatuh menetes tapi dengan cepat dia usap. Dara memang tak pernah menceritakan apa yang terjadi dengan rumah tangganya, dia selalu bersikap seolah-olah semuanya baik-baik saja.

Setelah meletakkan tasnya di dalam, Dara kembali ke depan dan membantu ibu mertuanya menyusun kue.

Riko tiba-tiba masuk ke dalam toko, Dara yang melihatnya segera menghampiri pria itu.

"Selamat pagi, mau pesan apa, Mas?" tanya Dara ramah.

Riko memandangi Dara dari bawah sampai atas lalu tersenyum, "Aku pesan kue brownies nya."

"Oh, kalau begitu tunggu sebentar ya, Mas."

Riko mengangguk, dan Dara bergegas menyiapkan pesanannya.

"Itu Dara, tapi tidak seburuk yang suaminya katakan. Dia masih terlihat cantik meski tidak terawat," batin Riko sembari terus menatap Dara.

Lima menit kemudian, Dara kembali menghampiri Riko dan menyerahkan kantung plastik putih yang berisi pesanannya tadi, "Ini brownies nya, Mas."

Riko menerima kantung plastik yang Dara sodorkan.

"Berapa?"

"Lima puluh ribu, Mas," sahut Dara.

Riko menyerahkan pecahan seratus ribu rupiah, "Ini uangnya."

"Sebentar saya ambil kembaliannya dulu." Dara buru-buru berlari ke meja kasir untuk mengambil uang kembaliannya, namun Riko justru melenggang pergi begitu saja.

Melihat pelanggannya pergi, Dara pun sontak mengejarnya keluar toko.

"Mas ini kembaliannya!" teriak Dara, tapi Riko sudah keburu pergi dengan menaiki motornya.

"Ada apa, Nak?" Mirna menyusul Dara keluar toko.

"Mas yang tadi beli brownies belum mengambil kembaliannya, tapi dia sudah pergi," adu Dara sembari menunjukkan uang lima puluh ribu.

"Mungkin dia lupa," tebak Mirna.

"Masa lupa, sih?"

"Ya sudah, simpan saja uangnya. Mana tahu dia balik lagi," pinta Mirna.

"Iya, Ma."

Dara juga Mirna pun masuk lagi ke toko, dan melanjutkan aktifitas mereka. Sementara itu di perjalanan, Riko tersenyum penuh arti sambil memacu sepeda motornya.

***

Riko tiba di depan sebuah bangunan sederhana tapi cukup luas, halamannya dipenuhi pepohonan yang rimbun dan rumput yang hijau. Dia memarkirkan sepeda motornya, lalu turun sambil menenteng kantong plastik berisikan kue brownies yang dia beli tadi dan melangkah masuk ke dalam bangunan itu.

"Selamat pagi, Bu Ani," sapa Riko.

Wanita paruh baya bernama Ani itu sontak berbalik dan terkejut melihat kedatangan Riko.

"Eh, Nak Riko apa kabar? Sudah lama tidak main ke sini?"

"Iya, belakangan ini aku sibuk, Bu," sahut Riko lalu celingukan kesana-kemari, "anak-anak mana, Bu?"

"Anak-anak pada pergi tamasya, Kang Deden yang ajak," jawab Bu Ani.

"Tamasya ke mana?" tanya Riko.

"Ke taman tak jauh dari sini, Nak."

"Oh. Ya sudah, ini aku titip buat anak-anak, Bu." Riko menyodorkan kantung plastik yang dia bawa kepada Bu Ani.

"Apa ini, Nak?"

"Kue brownies," jawab Riko.

"Wah, terima kasih, ya. Seharusnya Nak Riko tidak usah repot-repot membawakan ini segala."

"Tidak apa-apa, Bu. Kalau begitu aku permisi dulu, titip salam buat anak-anak," ujar Riko.

"Oh, iya. Nanti Ibu sampaikan ke anak-anak."

"Selamat pagi, Bu."

"Selamat pagi," balas Bu Ani.

Riko pun bergegas meninggalkan rumah sederhana yang menjadi persinggahan anak-anak yatim piatu itu.

***

Terpopuler

Comments

Enisensi Klara

Enisensi Klara

Kak Nevi ini dulu judulnya apa ,dulu prnh baca tapi ga lanjut ya kak,aku ingat Riko ini saat beli brownis uang kembaliannya ditinggal ,aku ingat kak 🤭

2022-09-12

1

Enisensi Klara

Enisensi Klara

kssihan darra 🤧🤧

2022-09-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!