Kasih Di Timur Negeri.
Kenapa kamu menganggap kesalahan kecil ini sebagai salah besar Bang. Kamu tau duniaku tidak biasa, aku wanita karir, aku bartender" pekik seorang perempuan bernama Tamara.
"Aku tidak mempermasalahkan pekerjaan kamu. Abang juga bekerja dengan berbagai kalangan, tapi kalau sampai tidur dengan lelaki lain.. maaf Tamara, aku tidak bisa terima" kata Bang Zeni
"Kamu terlalu kaku buatku Bang. Menyentuh ku pun kamu tidak mau. Munafik, tidak jantan, aku curiga jangan-jangan kamu tidak sanggup melakukannya?" sindir Tamara.
"Oohh, jadi itu arti dari hubungan kita? Hanya sekedar hubungan badan yang kau inginkan? Saya hanya akan bertanya satu kali. Apakah kamu mau merubah semua tingkah burukmu?" tanya Bang Zeni.
"Tidak, kamu pun juga tidak bisa membahagiakan aku Bang. Gajimu saja hanya kisaran angka di bawah sepuluh juta sedangkan gaji Bang Bram saja sudah lebih dari itu" jawab Tamara.
Bang Zeni mengangguk. "Baiklah Tamara. Selamat berbahagia dengan Bram." Bang Zeni melangkah pergi.
***
Hujan deras mengguyur ibu kota, terlihat seorang gadis menangis berjalan sendirian di tengah malam yang gelap.
Bang Zeni tak sanggup menguasai laju mobilnya dalam derasnya hujan. Hatinya berantakan, kepalanya sakit menghadapi pagi nanti dirinya harus membawa calon istri ke Batalyon karena berkas sudah masuk dalam personil kantor. "Astagfirullah..!!" refleks Bang Zeni mengerem laju mobilnya karena hampir menabrak seseorang. "Heeeehh.. kamu gila ya?? Mau mati??????" bentak Bang Zeni.
Samar mata Bang Zeni melihat orang tersebut yang ternyata adalah seorang wanita yang kemudian tiba-tiba saja pingsan tepat di depan mobilnya. "Lhoo.. eehh.. waduuhh pakai pingsan lagi." Bang Zeni segera turun dari mobil dan menolong gadis tersebut.
...
Gadis itu baru sadar dari pingsannya. Ia kaget sudah berada di dalam mobil bersama seorang pria. Ia merasa pakaiannya basah tapi tidak seberapa kedinginan, ternyata ia memakai jaket yang kemungkinan besar adalah milik pria di sampingnya.
"Bapak siapa???" tanya gadis itu ketakutan.
"Jangan takut, nama saya Zeni. Siapa namamu? Ayo saya antar pulang?"
Saat itu juga air mata gadis itu mengalir. "Saya nggak bisa pulang lagi. Saya di tipu. Saya nggak punya rumah, saya di pecat dari pekerjaan. Saya nggak punya apa-apa. Saya mau mati aja" gadis itu menangis histeris di dalam mobil.
Bang Zeni terdiam sejenak, ia bersandar memejamkan mata.
"Maukah kamu menikah dengan saya. Saya akan membayarmu untuk hal itu, anggap saja kamu bekerja untuk saya daripada kamu hidup di jalanan tanpa tujuan. Bahaya perempuan hidup di luar sana.
Gadis itu belum menjawabnya. Ia masih terdiam dan bingung.
"Ini sudah mau pagi. Saya beri kamu waktu untuk berpikir sampai besok dan malam ini ikutlah dengan saya..!!" Tak ada pilihan lain, waktu sudah menunjukan pukul setengah dua pagi. "Bagaimana?? Cepat jawab..!!"
"Iya Pak" jawab gadis itu karena tak punya pilihan, tapi melihat paras wajah pria tersebut.. ia pun langsung percaya.
Bang Zeni pun akhirnya membawa gadis itu ke asrama Batalyon.
...
"Ini saya.. tolong buka palangnya..!!" perintah Bang Zeni pada petugas piket jaga kesatrian.
"Siaapp..!!" tapi saat petugas piket jaga kesatrian menengok ke kursi samping kemudi Bang Zeni.. ia kembali bertanya. "Ijin.. bisa lihat identitas tamunya Dan?"
"Bukan tamu, ini calon istri saya..!!" jawab Bang Zeni.
"Siap.. silakan masuk Dan..!!"
:
"Kamu istirahat disini.. saya tidak bisa tinggal disini..!!" kata Bang Zeni.
"Baik Pak"
"Siapa namamu? Sejak tadi saya belum tau namamu" tanya Bang Zeni.
"Saya Nafia Pak"
"Panggil saya Bang Zeni. Nggak lucu khan kalau tetangga sampai dengar kamu panggil saya Pak" tegur Bang Zeni.
"Ii_ya Pak Ze.. eehh.. Bang Zeni" Nafia menunduk malu.
"Biasakan dulu..!! Ngomong-ngomong kamu nggak bawa pakaian? Apa isi tas mu??"
"Hanya dokumen penting dan data diri. Saya sudah nggak punya baju dan nggak bawa baju lagi" kata Nafia.
"Hmm.. kamu pakai baju saya saja. Nanti saya ambilkan. Besok baru kita cari kebutuhanmu" Bang Zeni melangkah menuju lemari dan mengambil bajunya agar Fia bisa memakainya. "Kamu pakai ini ya..!!" Bang Zeni menyerahkan pakaian itu pada Fia.
Fia menunduk dengan wajah memerah.
"Kenapa.. cepat ganti..!!"
"Bang Zen jangan disini.. soalnya........" Fia menautkan dua jempol kakinya dengan gelisah.
"Astaga.. iya..iya.. saya pergi ya. Besok saya kesini lagi. Kalau kamu lapar saya ada beberapa bahan makanan di lemari es..!!"
"Iya Bang."
Bang Zeni segera berbalik badan dan melangkah pergi meninggalkan Fia.
Benarkah keputusanku ini Tuhan, tapi keluargaku akan malu kalau aku sampai mengambil jalan yang salah dengan menikahi Tamara.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Al Fatih
mampir Kaka....,, sambil nunggu up nya bang probo
2024-02-12
0
Serli Ati
insya'allah benar dari pada tamara yg sembarangan tidur dengan orang.
2023-03-16
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-03-14
0