Fia terlihat kesulitan menyesuaikan diri. Bang Zeni sudah mengajarinya hymne dan mars kebanggaan istri prajurit tapi Fia belum juga bisa menghapalnya.
"Fia pergi saja, Fia nyerah.. lagipula Fia hanya istri pura-pura" kata Fia.
"Kamu belum berjuang untuk mencobanya. Kenapa sudah menyerah? Ya beginilah rasanya perjuangan untuk jadi istri abdi negara" jawab Bang Zeni.
"Tapi Bang....!!!!"
"Mau pura-pura atau tidak, kamu tetap akan jadi istri Abang. Istri seorang perwira. Tunjukan ketegasan mu..!!!" ucap tegas Bang Zeni.
Fia hanya bisa mendesah pasrah karena saat ini tidak ada lagi tempat untuknya berlindung dari kejamnya dunia luar sama seperti ucapan Bang Zeni semalam.
Bang Zeni menahan senyum geli melihat ekspresi wajah Fia. "Ayo cepat bersiap.. pakai seragam mu. Tanpa lencana ya, kita menghadap Intel. Lainnya Abang urus, lompat di bagian kesehatan terus Komandan dan beres semua..!!" kata Bang Zeni.
"Sebanyak itu Bang? Fia capek..!!" rengek Fia terdengar manja di telinga Bang Zeni. Rengekan wajar khas seorang perempuan.
"Sabar dek, ini sudah Abang ringankan." Bang Zeni mengambil dompet kemudian mengambil isinya yang berlembar-lembar itu. "Ini deh.. bonus untuk kamu. Bonus di awal nih.. di luar Abang penuhi kebutuhan mu, di luar honor hasil kerja kerasmu..!!" Bang Zeni mengibaskan lembar uang berwarna merah dan biru untuk membujuk Fia.
Bola mata Fia mengikuti arah uang itu ke kiri dan ke kanan. Jujur ia tidak pernah melihat tumpukan uang sebanyak itu.
Tau gadis itu sudah terkesima dengan lembaran uang yang di bawanya, Bang Zeni meraih tangan Fia lalu meletakan uang itu di tangannya. "Ambil lah, tapi tolong bantu Abang. Kasihan orang tua Abang, malu kalau sampai anaknya nggak jadi nikah"
Mau tidak mau Fia mengambilnya, ia terus memperhatikan lembar uang itu dan kembali mendesah.
...
"Apa Mbak Fia mencintai Lettu Zeni dengan tulus? Mencintai pasukan tidak mudah" tanya perwira Intel yang juga senior Bang Zeni.
Dengan menarik nafas panjang, Fia mencoba menjawab pertanyaan sesuai dengan kewajaran lelaki dan perempuan yang sedang memiliki hubungan. "Saya mencintai Lettu Zeni sejak pertama bertemu dengannya. Lelaki bertanggung jawab yang pernah saya temui." ucapnya mengingat pertemuan pertamanya dengan Bang Zeni.
"Bagaimana dengan anda Lettu Zeni?"
"Saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Hati saya tergerak meskipun awalnya belum percaya dengan apa yang saya rasakan. Tertidur sejenak kemudian melanjutkan mengadu dalam sepertiga malam, wajahnya yang lugu, tingkahnya yang polos di kirim Tuhan untuk mengetuk hati saya. Saya memaksa menepisnya tapi.. waktu yang lama belum tentu membuat kita saling mengenal pasangan dan saya lebih percaya cinta dari Tuhan.. hingga bisa saya katakan.. saya mencintai Nafia"
"Baiklah kalau begitu. Silakan lanjut ke tahap selanjutnya dan selamat menempuh hidup baru Letnan..!!" jawab perwira Intel.
"Siap.. terima kasih Bang"
...
Setiap usai menjalani satu bagian, Fia selalu menangis ketakutan hingga Bang Zeni harus menggenggam tangannya yang gemetar.
"Mereka tidak akan memakanmu, kenapa kamu bisa setakut ini?"
"Kalau Fia salah, Fia hanya akan memalukan Abang saja. Abang salah pilih perempuan" kata Fia.
"Tuhan tidak pernah salah mengirim seseorang datang dalam hidup kita.. meskipun awalnya harus bertemu dengan orang yang salah. Perjumpaan kita tidak perlu di persalahkan" jawab Bang Zeni. "Sudahlah, Ayo kita makan siang dulu.. setelah itu lanjut tes kesehatan..!!"
...
Fia menjerit saat dokter menyuntik lengannya, Bang Zeni pun sigap menenggelamkan wajah Fia pada perut six pack nya.
"Istri perwira kok takut suntik, nanti ada yang lebih ngeri lagi lho Bu Zeni..!!" ledek senior Bang Zeni.
Bang Zeni menyimpan senyum tampannya dan membenahi cepol rambut Fia yang berantakan. "Kalau yang itu aman Bang, di jamin minta di suntik lagi" jawab Bang Zeni menanggapi seniornya.
Dokter pun ikut tertawa mendengarnya.
Bang Zeni tidak tega melihat Fia, wanita yang ia minta harus berpura-pura menjadi istrinya tapi harus mengalami proses seperti layaknya pengajuan nikah yang sesungguhnya. "Sudah nggak apa-apa. Nggak ada bekas sakitnya dek" bujuk Bang Zeni. "Jangan nangis..!! Nanti Abang tambah uang jajan..!!" bisik Bang Zeni tapi masih terdengar di telinga senior.
"Beneran Bang??"
"Iya, nanti Abang tambah uang saku mu..!!"
Fia menghapus air matanya sambil mengusap lengan sebelah kiri. "Lagi nggak apa-apa dok.!!" kata Fia pasrah menyiapkan lengan sebelah kanan.
"Apa nih? demi uang jajan?" tanya Bang Zeni.
Fia mengangguk polos.
"Astaga Zeni.. istrimu..!! Hahahaha.." dokter tidak bisa menahan tawanya.
"Cepat di halalkan biar kamu bisa suntik sendiri..!!" kata dokter.
Bang Zeni tersenyum menyimpan wajahnya yang memerah. Tiba-tiba denyut nadinya berdesir melihat polosnya Fia.
Duuuh.. bagaimana kalau Fia sudah jadi istriku nanti, kalau begini terus.. benteng imanku jebol nggak nih?
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Nabil Az Zahra
jebol ya tinggal jebol lah, paling banjir😂😂
2025-02-22
0
Mira Lusia
jebol yo ra opo2 to om..lha wong ro bojone😆😆
2024-05-10
0
Iis Cah Solo
jebolah lawong bojone..😀😀😀
2023-09-02
0