14. Ikut Bang Zeni.

"Kau ini.. kita khan sedang jauh dari istri. Boleh lah refreshing tipis-tipis"

thoookk..

Bang Zeni menjitak ubun-ubun Bang Cemar yang sedang menikmati mie instan gelasnya. "Kampret.. jelalatan juga kau ya. Masih untung kau tidak kuhajar mentah-mentah..!!"

"Iiihh memangnya kenapa? Kita khan sudah biasa godain perempuan, apalagi sama si Izal dan Purwo" kata Bang Cemar tak paham duduk persoalannya.

"Diamlah moncongmu itu. Ini Fia istriku..!!!!" Jawab kesal Bang Zeni.

"Astagfirullah.." Bang Cemar cukup syok sampai tak sanggup menggigit mie nya. "Pantas cantik sekali. Cepat catat nomer ponsel Abang..!!" imbuhnya kemudian.

"Bosoookk.. kurang ajar kau ya..!!" Bang Zeni paham littingnya itu hanya sekedar bercanda tapi sungguh ia sangat kesal mendengarnya. "Nyebut Mar, istri lagi double di rumah"

"Alhamdulillah.. lu kapan Cuyy.. istri cuma buat di amati saja kah? Apa nggak rugi tuh Glock nggak pernah di kokang" ledek Bang Cemar membuat hati Bang Zeni terasa panas terbakar.

"Setan kau ya..!!" Umpat nya meradang.

"Sudah jangan ribut" Fia menengahi keributan antara Bang Cemar dan suaminya. "Bang Cemar jadi ngopi nggak?" Tanya Fia.

"Ya jadi.. Abang sudah tunggu daritadi" jawab Bang Cemar tersenyum menggoda.

Bang Zeni hanya bisa melirik dengan jengah tingkah sahabatnya yang membuat hatinya sangat panas mengumpat umpat tak karuan.

Fia pun segera mengambil kopi instan dari dalam kardus dan juga gelas sekali pakai.

"Ijin Bu, biar saya bantu" kata om-om bujangan dan yang akhirnya membantu Fia.

"Buat yang banyak om, masih istirahat khan. Atau mau saya buatkan es teh, di dalam box container ada es batu" Fia pun dengan cekatan mengerjakan ucapannya sendiri dan para anggota takjub melihat Bu Danki baru yang tiba-tiba menjadi idola.

"Siap Ibuu.. laksanakan..!!" Jawab om-om bujangan dengan semangat.

:

Para anggota makan dengan lahap. Fia sungguh membuatkan para anggotanya es teh.

"Istrimu dewasa sekali. Bagaimana kamu bisa bilang dia polos?" Bisik Bang Cemar.

"Duuhh.. sumpah Mar, aku nggak bohong." Jawab Bang Zeni.

"Ngomong-ngomong bagaimana kamu bisa menikah dengan Fia, bukannya kamu mau menikah dengan Tamara?" Tanya Bang Cemar.

Bang Zeni menghisap rokoknya kemudian tersenyum pahit. "Aku bersyukur dapat Fia. Seribu Tamara akan kulepaskan seorang Fia" mata Bang Zeni berkaca-kaca.

Bang Cemar tentu sudah sangat paham karakter sahabatnya di luar kepala, ia merangkul pundak Bang Zeni.

"Pendekatan mu kurang sama Fia. Aku melihatmu tidak seperti dirimu yang biasa kurang ajar dengan wanita. Biasanya kamu langsung terkam saja kalau ada perempuan. Sebenarnya kamu kenapa?" Tanya Bang Cemar.

"Aku juga tidak tau Mar, apapun yang berhubungan dengan Fia.. aku selalu resah dan takut. Sekedar menyentuh tangannya saja jantungku tak karuan" jawab Bang Zeni.

Bang Cemar mengangguk kemudian melihat cuaca sekitar, langit mulai mendung. Bang Cemar sedikit menyadari sesuatu.. sahabatnya ini terlalu menjaga sang istri dan kemungkinan besar sahabatnya ini belum pernah berbuat lebih pada sang istri. Ia tersenyum penuh arti.

"Broo.. sepertinya aku dapat tugas mengawasi tembak senapan. Kamu ambil alih tugas tembak pistol ya..!!"

"Duuhh.. Fia sendirian donk. Kalau dia butuh apa-apa bagaimana." Jawab Bang Zeni cemas.

"Aman.. ada aku" kata Bang Cemar.

"Justru karena kau disini.. aku jadi tidak percaya" ucap Bang Zeni terus terang.

"Tenang saja, Fia tidak akan aku apa-apakan.. seperti biasa paling kurayu sedikit"

"Cemaar.. jangan pakai isi kepalamu yang tercemar itu..!!" Suara Bang Zeni meninggi namun kemudian ia terdiam karena seluruh arah mata menatap ke arahnya. "Ehhmm.. baiklah, tapi sampai Fia ada lecet.. kau selesai Mar..!!!" ancam Bang Zeni.

...

Sore tiba. Bang Zeni sudah melakukan tugasnya dan acara latihan sehari ini selesai, namun karena masih ada latihan yang belum terlaksana.. maka akan di lanjutkan esok hari.

"Ijin Dan.. makanan kiriman belum juga datang......." lapor seorang anggota.

"Ya Allah.. baru datang??" Bang Zeni prihatin dengan pengaturan pusat daerah setempat karena pengiriman makanan untuk anggota bisa selambat itu sedangkan para anggota juga pasti lapar dan butuh makan. Tidak ada pula warga setempat yang turun untuk berjualan. "Apa istri saya punya stok makanan?"

"Ijin Dan.. ini yang mau saya laporkan. Ibu membuat dapur umum dan memasak di tenda komandan. Letnan Khobar sebagai pengawasnya. Sekarang para anggota sedang makan. Gantian komandan..!!" Lapornya kemudian.

"Tenda saya jadi dapur umum?????" Tanya Bang Zeni kaget.

"Siap.. kayu untuk alas tidur komandan juga sudah di gunakan untuk kayu bakar" jawab anggota tersebut.

"Astagaaa.. terus saya tidur dimana?"

:

"Yo nggak enak Mar, wedhus tenan kok kowe iki. Masa lainnya tidur di tenda terus saya ngamar, rada keblinger lu ya..!!" Pekik kesal Bang Zeni sambil menyambar air minum kemasan di sampingnya

"Ya maaf, mana ku tau kalau ternyata kayu itu untuk alas tidurmu" kata Bang Cemar dengan santainya.

"Aahh terlalu sekali kau ini. Kau pasti sengaja khan????" Rasanya Bang Zeni benar-benar meradang menghadapi ulah Bang Cemar. "Ini lagi, air minum apa sih, pahit sekali" gerutunya.

Bang Cemar tersenyum jahil. "Kalau nggak begini.. kapan aku punya keponakan" jawab Bang Cemar lirih.

Petir menyambar dengan kencang. Suara Fia terpekik disana, istrinya itu sedang sibuk memasak telur balado, menu seadanya dengan alat masak dan tumbukan cabe seadanya.

Saking kagetnya Fia, tangannya sampai menyenggol sisi wajan. "Aaawwhh.."

Tanpa pikir panjang, Bang Zeni segera meraih tangan Fia dan merendamnya dalam air bersih. "Kenapa nggak hati-hati sih, masa dengar suara petir begini saja takut?"

Suara itu kembali terdengar dan dua kali lebih kencang. Refleks Fia memeluk Bang Zeni. "Fia nggak mau dengar Bang, Fia takut sendirian..!!"

"Ada Abang dek. Nggak usah takut..!!"

Tiba-tiba gerimis datang tak di undang.

"Tolong bantu masukan barang-barang ke dalam tenda..!!" Perintah Bang Cemar.

"Heeehh gemblung, aku tidur dimana??" Bang Zeni kembali kesal dengan ulah sahabatnya itu.

Para anggota pun agaknya lebih berpihak pada Bang Cemar daripada mendengarkan suaranya. Takut barang akan menjadi basah, Fia pun cekatan membantu memindahkan barang. Hujan pun turun dengan derasnya.

~

Barang sudah masuk tenda. Bang Zeni menyampirkan seragamnya di bahu Fia. Bajunya yang tidak seberapa tebal memperlihatkan lekuk tubuhnya dan jauh di dalam lubuk hatinya, ia tidak rela Fia menjadi tontonan pria lain. Terdengar berkali-kali istrinya itu bersin.

Udara sangat dingin. Hanya Bang Zeni saja yang merasa panas dingin bersamaan juga gelisah tanpa sebab apalagi saat melihat Fia yang terus menempel padanya karena takut petir. "Hmm.. bajumu basah dek. Kita ngamar aja yuk..!!" Ajak Bang Zeni.

Fia menoleh dan mendongak menatap wajah Bang Zeni. Tetesan air dari wajah Fia membuat Bang Zeni menelan saliva dengan kasar. "Ayo Bang, Fia nggak tahan dingin" jawab Fia.

"Abang juga nggak tahan dek. Mentok dah ini. Abang angkat tangan"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

generasi penerus papa Garin,, papa satria dan skrg ad papa cemar 😂

2024-02-12

0

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

bangsatria versi bang cemar..koplak😀😀😀

2023-09-03

0

Erna Wati

Erna Wati

d atas tanah Dan

2022-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Masalah
2 2. Belajar menyesuaikan.
3 3. Menjalani prosesnya.
4 4. Hari penting.
5 5. Tertantang.
6 6. Kode keras.
7 7. Devinisi berbeda.
8 8. Takut.
9 9. Tak menyangka.
10 10. Pendekatan.
11 11. Gadis polosnya Abang Zeni.
12 12. Kamu harus di samping ku.
13 pengumuman grup.
14 13. Tugas luar.
15 14. Ikut Bang Zeni.
16 15. Istriku.
17 16. Masih ingin berdua.
18 17. Harus beres.
19 18. Semoga terkabul.
20 19. Menabung sabar.
21 20. Tak habis pikir.
22 21. Godaan dari istri sendiri.
23 22. Hari sial tapiiii...
24 23. Pesta kecil.
25 24. Kesal.
26 25. Keberanian penuh tanda tanya.
27 26. Istriku yang menggemaskan.
28 27. ingat cerita.
29 28. Tekanan.
30 29. Tugas.
31 30. Situasi buruk.
32 31. Puncak masalah.
33 32. Kenyataan.
34 33. Suami Nafia.
35 34. Awal lagi demi kamu.
36 35. Respon baru.
37 36. Test bahaya.
38 37. No Coment.
39 38. Tumbang.
40 39. Ingatan yang kembali.
41 40. Harapan baru.
42 41. Rasa terbalas.
43 42. Kejutan.
44 43. Menyelesaikan masalah.
45 44. Teror.
46 45. Hari terakhir.
47 46. Rasa kehilanganmu.
48 47. Setelah dia pergi.
49 48. Berjuang melewati hari.
50 49. Demi siapa?.
51 50. Saat dia datang.
52 51. Aku ingin kamu.
53 52. Aku disini.
54 53. Ajakan tiba-tiba.
55 54. Naik derajat.
56 55. Harus tegas.
57 56. Tidak tahan.
58 57. Luka dalam.
59 58. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 1 ).
60 59. Masih dingin.
61 60. Batal.
62 61. Adem.
63 62. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 2 ).
64 63. Prahara lama.
65 64. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 3 ).
66 65. Gara-gara magazen.
67 66. Sakit.
68 67. Sulit memahami Fia.
69 68. Caraku menjagamu.
70 69. Teka teki kisah lama.
71 70. Tragedi berdarah.
72 Nara bicara.
73 71. Dag Dig Dug mikir kamu.
74 72. Mengalah demi kamu Dan buah hati.
75 73. Panik.
76 74. Ulah jahil.
77 75. Rudra.
78 76. Kelembutan di balik kerasnya hati.
79 77. Gejolak rasa.
80 78. Panas.
81 79. Kecelakaan tak sengaja.
82 80. Misi terselubung.
83 81. Rasa sayang untukmu.
84 82. Rudra yang rumit.
85 83. Semua yang baru tentangmu.
86 84. Tegang.
87 85. Family gathering.
88 86. Malam syahdu.
89 87. Bisa saja terjadi.
90 88. Kesayangan.
91 89. Hukuman dari si cantik ( 1 ).
92 90. Hukuman dari si cantik ( 2 ).
93 91. Hari ini.
94 92. Belajar ngasuh.
95 93. Cinta ini untuk dirimu.
96 94. Surga dan Neraka.
97 95. Demi dia kesayangan.
98 96. Hadirnya kebahagiaan.
99 Sesion 2
100 S 2. 1. Pertemuan kita.
101 S 2. 2. Penyamaran.
102 S 2. 3. Kenyataannya.
103 S 2. 4. Tergoda kamu.
104 S 2. 5. Dingin.
105 S 2. 6. Tegas.
106 S 2. 7. Kesal.
107 S 2. 8. Kecerobohan.
108 S 2. 9. Tidak sengaja.
109 S 2. 10. Pintar merayu.
110 S 2. 11. Posesif.
111 S 2. 12. Satu kebenaran.
112 S 2. 13. Mengawal.
113 S 2. 14. Kekacauan bertubi.
114 S 2. 15. Siap menghadapi.
115 S 2. 16. Singa betina.
116 S 2. 17. Paraah.
117 S 2. 18. Bisa cemburu.
118 S 2. 19. Sabar dan sabar.
119 S 2. 20. Emosi yang terasah.
120 S 2. 21. Bagai bom bunuh diri.
121 S 2. 22. Emosi naik turun.
122 S 2. 23. Cemas.
123 S 2. 24. Tak peduli lagi.
124 S 2. 25. Tidak tenang.
125 S 2. 26. Gemas.
126 S 2. 27. Tekanan.
127 S 2. 28. Penyebab pertengkara.
128 S 2. 29. Gelisah.
129 S 2. 30. Kabut.
130 Semoga yang terakhir. Kita sharing..!!!!
131 S 2. 31. Ikhlas melepasmu.
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Masalah
2
2. Belajar menyesuaikan.
3
3. Menjalani prosesnya.
4
4. Hari penting.
5
5. Tertantang.
6
6. Kode keras.
7
7. Devinisi berbeda.
8
8. Takut.
9
9. Tak menyangka.
10
10. Pendekatan.
11
11. Gadis polosnya Abang Zeni.
12
12. Kamu harus di samping ku.
13
pengumuman grup.
14
13. Tugas luar.
15
14. Ikut Bang Zeni.
16
15. Istriku.
17
16. Masih ingin berdua.
18
17. Harus beres.
19
18. Semoga terkabul.
20
19. Menabung sabar.
21
20. Tak habis pikir.
22
21. Godaan dari istri sendiri.
23
22. Hari sial tapiiii...
24
23. Pesta kecil.
25
24. Kesal.
26
25. Keberanian penuh tanda tanya.
27
26. Istriku yang menggemaskan.
28
27. ingat cerita.
29
28. Tekanan.
30
29. Tugas.
31
30. Situasi buruk.
32
31. Puncak masalah.
33
32. Kenyataan.
34
33. Suami Nafia.
35
34. Awal lagi demi kamu.
36
35. Respon baru.
37
36. Test bahaya.
38
37. No Coment.
39
38. Tumbang.
40
39. Ingatan yang kembali.
41
40. Harapan baru.
42
41. Rasa terbalas.
43
42. Kejutan.
44
43. Menyelesaikan masalah.
45
44. Teror.
46
45. Hari terakhir.
47
46. Rasa kehilanganmu.
48
47. Setelah dia pergi.
49
48. Berjuang melewati hari.
50
49. Demi siapa?.
51
50. Saat dia datang.
52
51. Aku ingin kamu.
53
52. Aku disini.
54
53. Ajakan tiba-tiba.
55
54. Naik derajat.
56
55. Harus tegas.
57
56. Tidak tahan.
58
57. Luka dalam.
59
58. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 1 ).
60
59. Masih dingin.
61
60. Batal.
62
61. Adem.
63
62. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 2 ).
64
63. Prahara lama.
65
64. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 3 ).
66
65. Gara-gara magazen.
67
66. Sakit.
68
67. Sulit memahami Fia.
69
68. Caraku menjagamu.
70
69. Teka teki kisah lama.
71
70. Tragedi berdarah.
72
Nara bicara.
73
71. Dag Dig Dug mikir kamu.
74
72. Mengalah demi kamu Dan buah hati.
75
73. Panik.
76
74. Ulah jahil.
77
75. Rudra.
78
76. Kelembutan di balik kerasnya hati.
79
77. Gejolak rasa.
80
78. Panas.
81
79. Kecelakaan tak sengaja.
82
80. Misi terselubung.
83
81. Rasa sayang untukmu.
84
82. Rudra yang rumit.
85
83. Semua yang baru tentangmu.
86
84. Tegang.
87
85. Family gathering.
88
86. Malam syahdu.
89
87. Bisa saja terjadi.
90
88. Kesayangan.
91
89. Hukuman dari si cantik ( 1 ).
92
90. Hukuman dari si cantik ( 2 ).
93
91. Hari ini.
94
92. Belajar ngasuh.
95
93. Cinta ini untuk dirimu.
96
94. Surga dan Neraka.
97
95. Demi dia kesayangan.
98
96. Hadirnya kebahagiaan.
99
Sesion 2
100
S 2. 1. Pertemuan kita.
101
S 2. 2. Penyamaran.
102
S 2. 3. Kenyataannya.
103
S 2. 4. Tergoda kamu.
104
S 2. 5. Dingin.
105
S 2. 6. Tegas.
106
S 2. 7. Kesal.
107
S 2. 8. Kecerobohan.
108
S 2. 9. Tidak sengaja.
109
S 2. 10. Pintar merayu.
110
S 2. 11. Posesif.
111
S 2. 12. Satu kebenaran.
112
S 2. 13. Mengawal.
113
S 2. 14. Kekacauan bertubi.
114
S 2. 15. Siap menghadapi.
115
S 2. 16. Singa betina.
116
S 2. 17. Paraah.
117
S 2. 18. Bisa cemburu.
118
S 2. 19. Sabar dan sabar.
119
S 2. 20. Emosi yang terasah.
120
S 2. 21. Bagai bom bunuh diri.
121
S 2. 22. Emosi naik turun.
122
S 2. 23. Cemas.
123
S 2. 24. Tak peduli lagi.
124
S 2. 25. Tidak tenang.
125
S 2. 26. Gemas.
126
S 2. 27. Tekanan.
127
S 2. 28. Penyebab pertengkara.
128
S 2. 29. Gelisah.
129
S 2. 30. Kabut.
130
Semoga yang terakhir. Kita sharing..!!!!
131
S 2. 31. Ikhlas melepasmu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!