11. Gadis polosnya Abang Zeni.

Deretan om-om bujangan melingkari lapangan agar bola tidak melayang jauh ke segala arah. Lemparan bola Bang Zeni tidak begitu kencang tapi Fia tak juga bisa menangkis nya.

"Apa mau saya latih Bang?" tanya Bang Felix.

"Nggak.. kamu latih saja ibu-ibu yang lain. Peserta yang satu ini urusan saya, dia khususon.." jawab Bang Zeni.

"Baik Bang, saya tangani latihan ibu-ibu yang lain..!!"

~

"Ayooo Bu Zeni.. semangaaaat..!!!!" seruan om-om bujangan menyemangati istri Danki.

"Ayo dek, kamu tadi yang minta main volly. Itu sudah di semangati sama om-om"

"Fia sudah nggak sanggup Bang, tangan Fia sakit" Fia menunjukan tangannya yang mulai merah membiru.

"Ya sudah kita berhenti dulu, istirahat" kata Bang Zeni.

~

Bang Zeni meluruskan kaki Fia lalu memijatnya tak peduli mereka sedang berada dimana.

"Lihat ini varises mu ini. Untung saja tidak parah." dengan sedikit minyak urut Bang Zeni melemaskan kaki Fia yang katanya terasa sakit dan kaku. "Makanya setelah olahraga itu kaki diluruskan bukannya malah duduk bersila sambil ngemil cireng" tegur Bang Zeni karena sesaat setelah olahraga Fia sempat membeli cireng saat dirinya pergi ke toilet.

"Iya Bang" jawabnya sambil terus mengunyah cireng.

"Kalau ototmu saja tidak kamu pikirkan, kamu pasti cepat capek" kata Bang Zeni kemudian Fia membalik sisi lain dan menyelipkan cireng ke mulut Bang Zeni.

"Ini enak Bang, coba rasa..!!"

Tak tanggung-tanggung Bang Zeni mendorong tangan Fia dan cireng tersebut hingga masuk seluruhnya ke dalam mulutnya.

"Iihh.. itu ada bekas yang Fia gigit..!!" protes Fia.

"Punya istri sendiri memangnya kenapa. Kalau Abang gigit pasti juga nantinya kamu makan juga khan?" Jawab Bang Zeni.

Fia berkedip-kedip, tak ada yang salah dari ucapan suaminya itu. Setiap ada tingkah atau ucapan Bang Zeni yang terasa lain, pipinya pun memerah dan tersipu malu.

"Ya sudah ayo cepat kita pulang, mandi dek biar badan nggak lengket."

...

Bang Zeni memperhatikan Fia. Sejujurnya style penampilan Fia menurutnya tidak pernah gagal. Istri kecilnya pun bisa menempatkan diri dimana pun berada. Jika sedang bersamanya dalam lingkungan kantor, ia lebih memakai pakaian yang tertutup dan berlengan panjang mengenakan rok formal. Awalnya di rumah.. Fia mengenakan pakaian yang longgar atau daster khas wanita pada umumnya, tapi saat dirinya mengintip satu kantong dan melihatnya.. ternyata selera fashion Fia sangatlah bagus dan saat itu memang dirinya yang mengijinkan Fia memakai pakaian 'dalam tanda kutip' asalkan sedang berada di rumah dan hanya berdua saja dengannya.

"Kenapa Abang melihat Fia seperti itu? Kata Abang.. Fia boleh pakai baju seperti ini?" tanya Fia.

"Iya boleh" jujur hati Bang Zeni tidak karuan melihat penampilan Fia. Jiwa lelakinya meronta membuat pakaiannya terasa sesak. Rok mini dengan tank top tali menyilang memperlihatkan perut dengan tindik di pusar sungguh mengganggu matanya. "Boleh Abang tau kamu dulu kerja dimana?"

Fia yang awalnya sedang menggosok rambutnya jadi terdiam. Wajahnya pun terlihat sedih.

"Abang tidak bermaksud apa-apa. Masa lalu ya masa lalu, Abang pun punya masa lalu. Abang hanya ingin memahamimu saja" kata Bang Zeni.

Melihat Fia masih terpaku, Bang Zeni meraih tangannya. Ia membuka kakinya agar Fia bisa duduk di antara kedua pahanya lalu mengambil handuk di tangan Fia dan membantu mengeringkan rambutnya.

"Kamu tau.. Walaupun Abang ini b******n, bejat.. tapi Abang tidak ingin di samakan dengan pria-pria di masa lalumu dulu"

Fia menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan. "Sepeninggal ayah dan ibu dalam kecelakaan saat Fia kelas satu SD.. pagi hari, dulu Fia memungut sampah plastik dan menyapu jalan kota lalu lanjut bersekolah. Hanya ada satu atau dua tetangga yang baik sama Fia dan hal itu berlanjut hingga Fia SMP.. usai pulang sekolah, Fia menambah pekerjaan jadi penjual nasi bungkus di terminal, kadang juga sebagai butuh tani untuk membantu warga sekitar, membantu menyeterika pakaian, mencuci, semua Fia lakukan agar Fia sekolah. Di usia SMA.. sepulang sekolah masih tetap dengan pekerjaan yang sama tapi......." suara Fia tercekat.

"Nggak apa-apa. Lanjutkan ceritanya..!!" kata Bang Zeni.

"Fia menambah jam menjadi penyanyi cafe, juga sebagai pemandu karaoke hingga dini hari"

Bang Zeni tersenyum kecut tapi ia berusaha tabah karena dirinya pun bukan orang suci. Kenyang dengan dunia yang keras, akrab dengan dunia malam yang kelam hingga bertemu dengan Tamara sudah cukup membuatnya paham arti hidup.

"Mereka menyentuh Fia hingga Fia hamil, tapi........." ucapnya kemudian terisak.

deg...

"Mereka tidak ada yang mau bertanggung jawab hingga tiap bulan Fia keguguran" imbuh Fia.

Kini Bang Zeni menyadari ambang kepolosan sang istri, ia ingin bertanya lebih tetapi ia tetap menyimpan rasa penasaran itu. Sebab hanya sebuah ciuman bibir saja Fia sudah menyangka hamil lalu bagaimana cara istrinya itu bekerja dulu. Bang Zeni menyisir rambut panjang nan halus itu dengan lembut.

Apa Fia pernah melakukannya? Tapi kepolosan ini membuatku bertanya-tanya. Kenapa aku gelisah dan tidak nyaman padahal aku sendiri yang meminta Fia melupakannya. Aku harus kuat, sebab masa laluku dan Tamara pun juga sangat kelam meskipun seujung kuku pun aku tidak pernah menumpahkan benih dalam rahimnya.

"Sudahlah dek. Lupakan semua. Itu cerita lama. Sekarang kita buka lembaran baru kisah kita berdua" Bang Zeni mengecup puncak kepala Fia lalu mendekapnya.

Fia menolak tapi Bang Zeni tetap mendekapnya bahkan semakin erat.

"Kalau Fia hamil, apa Abang mau tanggung jawab?? Abang nggak akan memukuli Fia khan?" tanya Fia membuat hati Bang Zeni tertusuk nyeri. Ada pukulan keras yang ia rasakan.

"Jangankan hamil, mulai Abang mengenal kamu.. Abang pantang memukul mu. Istri bukan samsak pelampiasan emosi.. Istri adalah belahan jiwa, tidak ingin dan tidak mungkin Abang menyakiti mu dan jika takdir Abang harus memiliki buah hati darimu.. sungguh Abang sangat bahagia karena Abang hanya ingin buah hati dari wanita yang Abang..........." suara Bang Zeni terdengar tercekat, entah mengapa bibirnya terasa terkunci. "Nikahi..!!" ucapnya kemudian mengecup bahu Fia dan memejamkan mata. Hatinya merutuki ucapnya sendiri.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

fia nggk tau klau itu tiap bulan haid...😊😊😊😊

2023-09-03

0

Syafira Putri

Syafira Putri

haid tiap bulan itu nama ny fiaa...

2022-11-13

1

Alif Septino

Alif Septino

semangat bang zen,

2022-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 1. Masalah
2 2. Belajar menyesuaikan.
3 3. Menjalani prosesnya.
4 4. Hari penting.
5 5. Tertantang.
6 6. Kode keras.
7 7. Devinisi berbeda.
8 8. Takut.
9 9. Tak menyangka.
10 10. Pendekatan.
11 11. Gadis polosnya Abang Zeni.
12 12. Kamu harus di samping ku.
13 pengumuman grup.
14 13. Tugas luar.
15 14. Ikut Bang Zeni.
16 15. Istriku.
17 16. Masih ingin berdua.
18 17. Harus beres.
19 18. Semoga terkabul.
20 19. Menabung sabar.
21 20. Tak habis pikir.
22 21. Godaan dari istri sendiri.
23 22. Hari sial tapiiii...
24 23. Pesta kecil.
25 24. Kesal.
26 25. Keberanian penuh tanda tanya.
27 26. Istriku yang menggemaskan.
28 27. ingat cerita.
29 28. Tekanan.
30 29. Tugas.
31 30. Situasi buruk.
32 31. Puncak masalah.
33 32. Kenyataan.
34 33. Suami Nafia.
35 34. Awal lagi demi kamu.
36 35. Respon baru.
37 36. Test bahaya.
38 37. No Coment.
39 38. Tumbang.
40 39. Ingatan yang kembali.
41 40. Harapan baru.
42 41. Rasa terbalas.
43 42. Kejutan.
44 43. Menyelesaikan masalah.
45 44. Teror.
46 45. Hari terakhir.
47 46. Rasa kehilanganmu.
48 47. Setelah dia pergi.
49 48. Berjuang melewati hari.
50 49. Demi siapa?.
51 50. Saat dia datang.
52 51. Aku ingin kamu.
53 52. Aku disini.
54 53. Ajakan tiba-tiba.
55 54. Naik derajat.
56 55. Harus tegas.
57 56. Tidak tahan.
58 57. Luka dalam.
59 58. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 1 ).
60 59. Masih dingin.
61 60. Batal.
62 61. Adem.
63 62. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 2 ).
64 63. Prahara lama.
65 64. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 3 ).
66 65. Gara-gara magazen.
67 66. Sakit.
68 67. Sulit memahami Fia.
69 68. Caraku menjagamu.
70 69. Teka teki kisah lama.
71 70. Tragedi berdarah.
72 Nara bicara.
73 71. Dag Dig Dug mikir kamu.
74 72. Mengalah demi kamu Dan buah hati.
75 73. Panik.
76 74. Ulah jahil.
77 75. Rudra.
78 76. Kelembutan di balik kerasnya hati.
79 77. Gejolak rasa.
80 78. Panas.
81 79. Kecelakaan tak sengaja.
82 80. Misi terselubung.
83 81. Rasa sayang untukmu.
84 82. Rudra yang rumit.
85 83. Semua yang baru tentangmu.
86 84. Tegang.
87 85. Family gathering.
88 86. Malam syahdu.
89 87. Bisa saja terjadi.
90 88. Kesayangan.
91 89. Hukuman dari si cantik ( 1 ).
92 90. Hukuman dari si cantik ( 2 ).
93 91. Hari ini.
94 92. Belajar ngasuh.
95 93. Cinta ini untuk dirimu.
96 94. Surga dan Neraka.
97 95. Demi dia kesayangan.
98 96. Hadirnya kebahagiaan.
99 Sesion 2
100 S 2. 1. Pertemuan kita.
101 S 2. 2. Penyamaran.
102 S 2. 3. Kenyataannya.
103 S 2. 4. Tergoda kamu.
104 S 2. 5. Dingin.
105 S 2. 6. Tegas.
106 S 2. 7. Kesal.
107 S 2. 8. Kecerobohan.
108 S 2. 9. Tidak sengaja.
109 S 2. 10. Pintar merayu.
110 S 2. 11. Posesif.
111 S 2. 12. Satu kebenaran.
112 S 2. 13. Mengawal.
113 S 2. 14. Kekacauan bertubi.
114 S 2. 15. Siap menghadapi.
115 S 2. 16. Singa betina.
116 S 2. 17. Paraah.
117 S 2. 18. Bisa cemburu.
118 S 2. 19. Sabar dan sabar.
119 S 2. 20. Emosi yang terasah.
120 S 2. 21. Bagai bom bunuh diri.
121 S 2. 22. Emosi naik turun.
122 S 2. 23. Cemas.
123 S 2. 24. Tak peduli lagi.
124 S 2. 25. Tidak tenang.
125 S 2. 26. Gemas.
126 S 2. 27. Tekanan.
127 S 2. 28. Penyebab pertengkara.
128 S 2. 29. Gelisah.
129 S 2. 30. Kabut.
130 Semoga yang terakhir. Kita sharing..!!!!
131 S 2. 31. Ikhlas melepasmu.
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Masalah
2
2. Belajar menyesuaikan.
3
3. Menjalani prosesnya.
4
4. Hari penting.
5
5. Tertantang.
6
6. Kode keras.
7
7. Devinisi berbeda.
8
8. Takut.
9
9. Tak menyangka.
10
10. Pendekatan.
11
11. Gadis polosnya Abang Zeni.
12
12. Kamu harus di samping ku.
13
pengumuman grup.
14
13. Tugas luar.
15
14. Ikut Bang Zeni.
16
15. Istriku.
17
16. Masih ingin berdua.
18
17. Harus beres.
19
18. Semoga terkabul.
20
19. Menabung sabar.
21
20. Tak habis pikir.
22
21. Godaan dari istri sendiri.
23
22. Hari sial tapiiii...
24
23. Pesta kecil.
25
24. Kesal.
26
25. Keberanian penuh tanda tanya.
27
26. Istriku yang menggemaskan.
28
27. ingat cerita.
29
28. Tekanan.
30
29. Tugas.
31
30. Situasi buruk.
32
31. Puncak masalah.
33
32. Kenyataan.
34
33. Suami Nafia.
35
34. Awal lagi demi kamu.
36
35. Respon baru.
37
36. Test bahaya.
38
37. No Coment.
39
38. Tumbang.
40
39. Ingatan yang kembali.
41
40. Harapan baru.
42
41. Rasa terbalas.
43
42. Kejutan.
44
43. Menyelesaikan masalah.
45
44. Teror.
46
45. Hari terakhir.
47
46. Rasa kehilanganmu.
48
47. Setelah dia pergi.
49
48. Berjuang melewati hari.
50
49. Demi siapa?.
51
50. Saat dia datang.
52
51. Aku ingin kamu.
53
52. Aku disini.
54
53. Ajakan tiba-tiba.
55
54. Naik derajat.
56
55. Harus tegas.
57
56. Tidak tahan.
58
57. Luka dalam.
59
58. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 1 ).
60
59. Masih dingin.
61
60. Batal.
62
61. Adem.
63
62. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 2 ).
64
63. Prahara lama.
65
64. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 3 ).
66
65. Gara-gara magazen.
67
66. Sakit.
68
67. Sulit memahami Fia.
69
68. Caraku menjagamu.
70
69. Teka teki kisah lama.
71
70. Tragedi berdarah.
72
Nara bicara.
73
71. Dag Dig Dug mikir kamu.
74
72. Mengalah demi kamu Dan buah hati.
75
73. Panik.
76
74. Ulah jahil.
77
75. Rudra.
78
76. Kelembutan di balik kerasnya hati.
79
77. Gejolak rasa.
80
78. Panas.
81
79. Kecelakaan tak sengaja.
82
80. Misi terselubung.
83
81. Rasa sayang untukmu.
84
82. Rudra yang rumit.
85
83. Semua yang baru tentangmu.
86
84. Tegang.
87
85. Family gathering.
88
86. Malam syahdu.
89
87. Bisa saja terjadi.
90
88. Kesayangan.
91
89. Hukuman dari si cantik ( 1 ).
92
90. Hukuman dari si cantik ( 2 ).
93
91. Hari ini.
94
92. Belajar ngasuh.
95
93. Cinta ini untuk dirimu.
96
94. Surga dan Neraka.
97
95. Demi dia kesayangan.
98
96. Hadirnya kebahagiaan.
99
Sesion 2
100
S 2. 1. Pertemuan kita.
101
S 2. 2. Penyamaran.
102
S 2. 3. Kenyataannya.
103
S 2. 4. Tergoda kamu.
104
S 2. 5. Dingin.
105
S 2. 6. Tegas.
106
S 2. 7. Kesal.
107
S 2. 8. Kecerobohan.
108
S 2. 9. Tidak sengaja.
109
S 2. 10. Pintar merayu.
110
S 2. 11. Posesif.
111
S 2. 12. Satu kebenaran.
112
S 2. 13. Mengawal.
113
S 2. 14. Kekacauan bertubi.
114
S 2. 15. Siap menghadapi.
115
S 2. 16. Singa betina.
116
S 2. 17. Paraah.
117
S 2. 18. Bisa cemburu.
118
S 2. 19. Sabar dan sabar.
119
S 2. 20. Emosi yang terasah.
120
S 2. 21. Bagai bom bunuh diri.
121
S 2. 22. Emosi naik turun.
122
S 2. 23. Cemas.
123
S 2. 24. Tak peduli lagi.
124
S 2. 25. Tidak tenang.
125
S 2. 26. Gemas.
126
S 2. 27. Tekanan.
127
S 2. 28. Penyebab pertengkara.
128
S 2. 29. Gelisah.
129
S 2. 30. Kabut.
130
Semoga yang terakhir. Kita sharing..!!!!
131
S 2. 31. Ikhlas melepasmu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!