10. Pendekatan.

Fia duduk cemberut di sofa ruang kerja Bang Zeni.

"Abang khan sudah bilang, mana ada pernikahan itu hanya pura-pura saja" kata Bang Zeni.

"Tapi perjanjian waktu itu, kita hanya sekedar pura-pura menikah saja" jawab Fia kekeuh dengan keyakinan yang ia miliki.

"Ya sudah, begini ya dek.. Abang jelaskan..!! Saat pertemuan dan ucapan Abang saat itu adalah reaksi dan ucapan yang wajar karena kita baru saja bertemu. Tapi dalam jangka waktu pertemuan kita itu, adalah saat dimana untuk kita saling mengenal satu sama lain.. satu minggu saat pengajuan dan satu minggu setelah kita menikah. Ya kalau memang ada rasa.. lalu kenapa kita harus bertele-tele membuang waktu, mengenal dalam pernikahan juga tidak salah khan? Anggap saja kita pacaran halal. Sekarang Abang tanya sama kamu.. kamu punya rasa nggak sama Abang?" tanya Bang Zeni.

Fia mengangguk pasti dan tanpa keraguan.

Bang Zeni pun tersenyum melihatnya. "Rasa apa?"

"Rasa jengkel pengen hajar Abang" jawab Fia.

Seketika senyum Bang Zeni pudar. "Terserah lah ndhuk, pokoknya kamu harus tau posisimu sebagai istri Abang dan harus belajar menerapkannya. Abang juga begitu, menerapkan tanggung jawab dan kewajiban sebagai suamimu." kata Bang Zani.

"Tapi menikah harus saling mencintai Bang, sedangkan kita tidak saling mencintai" Fia memberanikan diri menatap mata Bang Zeni.

"Sebab kita belum melaksanakan apa yang seharusnya kita lakukan dalam pernikahan. Pernikahan kita adalah suci, sah dalam hukum, agama dan militer" jawab Bang Zeni. "Jadi bagaimana, apa sampai sini istri Abang sudah paham?"

Fia mengangguk cepat. "Fia khan sudah melaksanakan tugas yang seharusnya Bang, masak, bersih-bersih rumah.. Abang saja yang belum. Selama kita menikah, Fia belum melihat Abang jadi imam di masjid"

"Ya Tuhan, migrain lah sudah kepala ku..!!!!" gumam Bang Zeni memijat pelipisnya. "Sudahlah, ayo kita beli bakso dulu. Makan pedas enak nih" ajak Bang Zeni daripada mereka harus ribut.

:

Bang Zeni memarkir motor di depan kedai bakso tak jauh dari batalyon. Kompi Bang Zeni memang hanya berada di belakang Batalyon dan menjadi kompi penyerang yang lokasi markasnya terpisah dari batalyon.

"Abaaaanngg.. satu porsinya dua puluh lima ribu" bisik Fia langsung menyebutkan harga.

"Ya disini khan memang lumayan jauh dari pusat kota. Harga segini standard saja dek. Ayo masuk, kita mau makan.. bukan mau hitungan harga" kata Bang Zeni berniat menggandeng tangan Fia.

"Kamu anggota baru ya?" sapa seorang pria menegur Bang Zeni karena suami Fia itu hanya memakai kaos loreng dan celana loreng tanpa seragam luar.

Bang Zeni menoleh melihat seorang pria berpangkat Sertu di belakang nya. "Siap..!!"

"Kamu sudah ikut tradisi? Setiap anggota baru yang masuk disini harus mengikuti tradisi..!!!"

"Siap belum..!!" jawab Bang Zeni.

"Mbak nya minggir dulu ya. Duduk saja dulu di warung bakso. Seharusnya pacar mbak ini ikut tradisi dulu baru boleh beli makan di luar karena makan di barak itu wajib" kata pria berpangkat Sertu tersebut.

Bang Zeni tersenyum mengarahkan Fia untuk duduk. "Duduk dulu..!! Ini Abang titip dompet, ponsel sama jam tangan. Abang cuma sebentar kok. Makan saja duluan..!!"

Sertu bernama Santoso itu melihat jam tangan Bang Zeni bukan juga merk dagang murah. "Kamu menghabiskan gajimu untuk beli jam tangan itu? Kenapa prajurit jaman sekarang banyak gaya." Gerutu Sertu Santoso sedikit kesal melihat Bang Zeni. "Jalan jongkok kamu mulai dari sini sampai Batalyon..!! Bergabung dengan rekanmu yang lain lalu masuk parit..!! Cepaaatt..!!" perintah Sertu Santoso.

Bang Zeni pun mengangkat kedua tangan lalu mengarahkan di belakang kepala dan mulai berjalan jongkok.

Sekitar sepuluh meter Bang Zeni berjalan.. Bang Felix memarkir motornya dengan asal kemudian berlari menghampiri Bang Zeni. "Ijin Abang.. ada masalah apa?" tanya Bang Felix melihat seniornya seakan mendapat hukuman.

Sertu Santoso terdiam ternganga saking kagetnya.

"Ada apa ini, kenapa Danki saya di suruh jalan jongkok?????" tegur keras Letda Felix.

"Siap salah Dan, maaf saya tidak tau" jawab Sertu Santoso gugup dan gelagapan karena sudah berani menindak perwiranya.

"Lain kali kalau kamu bertemu dengan siapun.. apapun pangkatnya.. jangan pernah kamu perlakukan seperti itu kecuali ada perintah dari dinas untuk menindak..!!" ucap tegas Bang Felix.

"Siap komandan..!!"

"Ijin arahan Bang..!!" Bang Felix bertanya Pada Bang Zeni.

"Nggak ada, kamu saja yang ambil alih.. saya mau makan bakso. Lapar..!!" jawab Bang Zeni melangkah pergi meninggalkan Bang Felix dan Sertu Santoso.

"Siaap..!!"

~

Fia meletakan gelas es jeruknya. "Abang di hukum?" tanya Fia saat Bang Zeni duduk di sampingnya dan Fia segera menyodorkan sedotan es jeruk ke mulut Bang Zeni tapi Bang Zeni malah mengambil gelas milik Fia tadi.

"Nggak?"

"Bang, itu khan punya Fia" kata Fia tak bisa mencegah Bang Zeni yang menyedot es jeruk di gelasnya.

"Memangnya kenapa? Apa yang ada di bibirmu.. Abang suka" jawab Bang Zen datar saja.

Fia terdiam tapi tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Abang pesan bakso ya..!!" Bang Zeni berdiri dan segera memesan dua mangkok bakso"

~

"Fia jarang makan seperti ini Bang, maklum Fia hidup sendiri.. makan mie instan dan kadang telur saja sudah syukur. Kalau nggak ada makanan ya langsung tidur saja. Pagi minum air putih terus kerja serabutan apa saja yang penting bisa makan."

Bang Zeni tersenyum getir, tanpa sadar ia mengusap rambut Fia.

"Sudah jangan bahas itu lagi, Fia mau tanya Bang.. kalau istri Danki apakah juga harus ikut lomba volly?" tanya Fia.

"Kalau kamu mau ikut ya silakan, tapi biasanya Ibu Danki hanya melihat di pinggir lapangan saja memantau anggotanya" jawab Bang Zeni.

"Fia nggak bisa main volly. Pengen belajar juga.. boleh nggak kalau Fia main volly? sepertinya ada pelatihnya ya Bang."

"Ehemm.." Bang Zeni seperti tidak begitu suka Fia berlatih volly apalagi harus berlatih volly dengan Felix. "Abang saja yang ajari..!!" kata Bang Zeni akhirnya mau turun tangan demi sang istri.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

sesusah itukah hidup fia..kasian..kasian.kasian..😌

2023-09-02

0

Erna Wati

Erna Wati

ha ha ha,iya jg sih fia

2022-11-23

1

Popy Desi Ana

Popy Desi Ana

sertu nya punya masalah apa sih sampai segitunya sama anggota baru.
untung yg datang danki, kalau sama sama sertu apa gk ngelunjak tu Santoso.

2022-10-09

2

lihat semua
Episodes
1 1. Masalah
2 2. Belajar menyesuaikan.
3 3. Menjalani prosesnya.
4 4. Hari penting.
5 5. Tertantang.
6 6. Kode keras.
7 7. Devinisi berbeda.
8 8. Takut.
9 9. Tak menyangka.
10 10. Pendekatan.
11 11. Gadis polosnya Abang Zeni.
12 12. Kamu harus di samping ku.
13 pengumuman grup.
14 13. Tugas luar.
15 14. Ikut Bang Zeni.
16 15. Istriku.
17 16. Masih ingin berdua.
18 17. Harus beres.
19 18. Semoga terkabul.
20 19. Menabung sabar.
21 20. Tak habis pikir.
22 21. Godaan dari istri sendiri.
23 22. Hari sial tapiiii...
24 23. Pesta kecil.
25 24. Kesal.
26 25. Keberanian penuh tanda tanya.
27 26. Istriku yang menggemaskan.
28 27. ingat cerita.
29 28. Tekanan.
30 29. Tugas.
31 30. Situasi buruk.
32 31. Puncak masalah.
33 32. Kenyataan.
34 33. Suami Nafia.
35 34. Awal lagi demi kamu.
36 35. Respon baru.
37 36. Test bahaya.
38 37. No Coment.
39 38. Tumbang.
40 39. Ingatan yang kembali.
41 40. Harapan baru.
42 41. Rasa terbalas.
43 42. Kejutan.
44 43. Menyelesaikan masalah.
45 44. Teror.
46 45. Hari terakhir.
47 46. Rasa kehilanganmu.
48 47. Setelah dia pergi.
49 48. Berjuang melewati hari.
50 49. Demi siapa?.
51 50. Saat dia datang.
52 51. Aku ingin kamu.
53 52. Aku disini.
54 53. Ajakan tiba-tiba.
55 54. Naik derajat.
56 55. Harus tegas.
57 56. Tidak tahan.
58 57. Luka dalam.
59 58. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 1 ).
60 59. Masih dingin.
61 60. Batal.
62 61. Adem.
63 62. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 2 ).
64 63. Prahara lama.
65 64. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 3 ).
66 65. Gara-gara magazen.
67 66. Sakit.
68 67. Sulit memahami Fia.
69 68. Caraku menjagamu.
70 69. Teka teki kisah lama.
71 70. Tragedi berdarah.
72 Nara bicara.
73 71. Dag Dig Dug mikir kamu.
74 72. Mengalah demi kamu Dan buah hati.
75 73. Panik.
76 74. Ulah jahil.
77 75. Rudra.
78 76. Kelembutan di balik kerasnya hati.
79 77. Gejolak rasa.
80 78. Panas.
81 79. Kecelakaan tak sengaja.
82 80. Misi terselubung.
83 81. Rasa sayang untukmu.
84 82. Rudra yang rumit.
85 83. Semua yang baru tentangmu.
86 84. Tegang.
87 85. Family gathering.
88 86. Malam syahdu.
89 87. Bisa saja terjadi.
90 88. Kesayangan.
91 89. Hukuman dari si cantik ( 1 ).
92 90. Hukuman dari si cantik ( 2 ).
93 91. Hari ini.
94 92. Belajar ngasuh.
95 93. Cinta ini untuk dirimu.
96 94. Surga dan Neraka.
97 95. Demi dia kesayangan.
98 96. Hadirnya kebahagiaan.
99 Sesion 2
100 S 2. 1. Pertemuan kita.
101 S 2. 2. Penyamaran.
102 S 2. 3. Kenyataannya.
103 S 2. 4. Tergoda kamu.
104 S 2. 5. Dingin.
105 S 2. 6. Tegas.
106 S 2. 7. Kesal.
107 S 2. 8. Kecerobohan.
108 S 2. 9. Tidak sengaja.
109 S 2. 10. Pintar merayu.
110 S 2. 11. Posesif.
111 S 2. 12. Satu kebenaran.
112 S 2. 13. Mengawal.
113 S 2. 14. Kekacauan bertubi.
114 S 2. 15. Siap menghadapi.
115 S 2. 16. Singa betina.
116 S 2. 17. Paraah.
117 S 2. 18. Bisa cemburu.
118 S 2. 19. Sabar dan sabar.
119 S 2. 20. Emosi yang terasah.
120 S 2. 21. Bagai bom bunuh diri.
121 S 2. 22. Emosi naik turun.
122 S 2. 23. Cemas.
123 S 2. 24. Tak peduli lagi.
124 S 2. 25. Tidak tenang.
125 S 2. 26. Gemas.
126 S 2. 27. Tekanan.
127 S 2. 28. Penyebab pertengkara.
128 S 2. 29. Gelisah.
129 S 2. 30. Kabut.
130 Semoga yang terakhir. Kita sharing..!!!!
131 S 2. 31. Ikhlas melepasmu.
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Masalah
2
2. Belajar menyesuaikan.
3
3. Menjalani prosesnya.
4
4. Hari penting.
5
5. Tertantang.
6
6. Kode keras.
7
7. Devinisi berbeda.
8
8. Takut.
9
9. Tak menyangka.
10
10. Pendekatan.
11
11. Gadis polosnya Abang Zeni.
12
12. Kamu harus di samping ku.
13
pengumuman grup.
14
13. Tugas luar.
15
14. Ikut Bang Zeni.
16
15. Istriku.
17
16. Masih ingin berdua.
18
17. Harus beres.
19
18. Semoga terkabul.
20
19. Menabung sabar.
21
20. Tak habis pikir.
22
21. Godaan dari istri sendiri.
23
22. Hari sial tapiiii...
24
23. Pesta kecil.
25
24. Kesal.
26
25. Keberanian penuh tanda tanya.
27
26. Istriku yang menggemaskan.
28
27. ingat cerita.
29
28. Tekanan.
30
29. Tugas.
31
30. Situasi buruk.
32
31. Puncak masalah.
33
32. Kenyataan.
34
33. Suami Nafia.
35
34. Awal lagi demi kamu.
36
35. Respon baru.
37
36. Test bahaya.
38
37. No Coment.
39
38. Tumbang.
40
39. Ingatan yang kembali.
41
40. Harapan baru.
42
41. Rasa terbalas.
43
42. Kejutan.
44
43. Menyelesaikan masalah.
45
44. Teror.
46
45. Hari terakhir.
47
46. Rasa kehilanganmu.
48
47. Setelah dia pergi.
49
48. Berjuang melewati hari.
50
49. Demi siapa?.
51
50. Saat dia datang.
52
51. Aku ingin kamu.
53
52. Aku disini.
54
53. Ajakan tiba-tiba.
55
54. Naik derajat.
56
55. Harus tegas.
57
56. Tidak tahan.
58
57. Luka dalam.
59
58. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 1 ).
60
59. Masih dingin.
61
60. Batal.
62
61. Adem.
63
62. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 2 ).
64
63. Prahara lama.
65
64. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 3 ).
66
65. Gara-gara magazen.
67
66. Sakit.
68
67. Sulit memahami Fia.
69
68. Caraku menjagamu.
70
69. Teka teki kisah lama.
71
70. Tragedi berdarah.
72
Nara bicara.
73
71. Dag Dig Dug mikir kamu.
74
72. Mengalah demi kamu Dan buah hati.
75
73. Panik.
76
74. Ulah jahil.
77
75. Rudra.
78
76. Kelembutan di balik kerasnya hati.
79
77. Gejolak rasa.
80
78. Panas.
81
79. Kecelakaan tak sengaja.
82
80. Misi terselubung.
83
81. Rasa sayang untukmu.
84
82. Rudra yang rumit.
85
83. Semua yang baru tentangmu.
86
84. Tegang.
87
85. Family gathering.
88
86. Malam syahdu.
89
87. Bisa saja terjadi.
90
88. Kesayangan.
91
89. Hukuman dari si cantik ( 1 ).
92
90. Hukuman dari si cantik ( 2 ).
93
91. Hari ini.
94
92. Belajar ngasuh.
95
93. Cinta ini untuk dirimu.
96
94. Surga dan Neraka.
97
95. Demi dia kesayangan.
98
96. Hadirnya kebahagiaan.
99
Sesion 2
100
S 2. 1. Pertemuan kita.
101
S 2. 2. Penyamaran.
102
S 2. 3. Kenyataannya.
103
S 2. 4. Tergoda kamu.
104
S 2. 5. Dingin.
105
S 2. 6. Tegas.
106
S 2. 7. Kesal.
107
S 2. 8. Kecerobohan.
108
S 2. 9. Tidak sengaja.
109
S 2. 10. Pintar merayu.
110
S 2. 11. Posesif.
111
S 2. 12. Satu kebenaran.
112
S 2. 13. Mengawal.
113
S 2. 14. Kekacauan bertubi.
114
S 2. 15. Siap menghadapi.
115
S 2. 16. Singa betina.
116
S 2. 17. Paraah.
117
S 2. 18. Bisa cemburu.
118
S 2. 19. Sabar dan sabar.
119
S 2. 20. Emosi yang terasah.
120
S 2. 21. Bagai bom bunuh diri.
121
S 2. 22. Emosi naik turun.
122
S 2. 23. Cemas.
123
S 2. 24. Tak peduli lagi.
124
S 2. 25. Tidak tenang.
125
S 2. 26. Gemas.
126
S 2. 27. Tekanan.
127
S 2. 28. Penyebab pertengkara.
128
S 2. 29. Gelisah.
129
S 2. 30. Kabut.
130
Semoga yang terakhir. Kita sharing..!!!!
131
S 2. 31. Ikhlas melepasmu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!