Fia mencuci dan mengeringkan pakaiannya agar besok bisa di pakai. Usai mencuci perutnya terasa lapar, ia melihat ada mie instan di lemari penyimpanan di rumah itu da ia pun segera memasaknya.
Sambil memasak, ia melihat keadaan sekitar. Rumah dengan cat berwarna kalem. "Rumah ini berantakan sekali. Apa tidak pernah di rawat?" gumam Fia. Ia pun melangkah membuka satu kamar yang masih tertutup rapat. Perlahan ia membukanya. Tangan Fia meraba mencari tombol on untuk menyalakan lampu. Begitu lampu menyala, Fia sungguh terkejut sampai menutup mulutnya yang ternganga saking kagetnya melihat isi kamar tersebut penuh dengan pakaian loreng. "Ya Tuhan.. Bang Zeni tentara????"
~
Fia menghabiskan mie instannya dengan tangan gemetar, ia sedikit menyesali karena baru terbangun saat mobil yang di kemudikan Bang Zeni sudah masuk garasi.
Bagaimana ini? Bang Zeni memintaku untuk jadi istrinya, tapi ini lingkungan tentara.. bagaimana aku harus bersikap?.
:
Usai makan Fia mencari tasnya karena sejak Bang Zeni pamit tadi, ia tidak melihat tasnya lagi.
Tapi karena dirinya sudah terlalu lelah, ia pun memilih untuk mengistirahatkan diri lebih dulu dan usai subuh nanti akan mencarinya lagi.
...
Suara subuh sudah terdengar. Fia bingung bagaimana harus melaksanakan ibadah karena tidak ada mukena di rumah itu. Ia melihat ada dua buah sarung di atas ranjang.. sangat wangi khas pemiliknya.
"Kurasa wangi seperti ini sangat menenangkan." Wangi khas lelaki yang baru kali pertama ini menyeruak dalam hidungnya dan sangat nyaman ia hirup. "Astaga.. aku nggak sopan banget di rumah tentara" gumamnya ketakutan.
Ia pun segera memakainya dan menggunakan untuk sholat.
~
"Assalamu'alaikum..!!" sapa seseorang yang kemudian masuk ke dalam rumah dinas itu.
Belum ada jawaban sampai Bang Zeni tau Fia sedang sholat di dalam kamar, ia pun memilih duduk menunggu gadis itu menyelesaikan ibadahnya untuk berserah pada sang pencipta.
"Wa'alaikumsalam" jawab Fia saat sudah selesai sholat. Fia menoleh tapi kemudian menunduk melihat pria yang ia lihat tadi sudah rapi berganti pakaian seragam loreng.
"Maaf tadi saya sempat kembali lagi untuk mengambil tas mu waktu kamu mandi"
"Ii_ya Bang, nggak apa-apa" jawab Fia.
"Maaf, saya butuh data diri kamu untuk pengajuan nikah" kata Bang Zeni juga merasa tidak enak. "Saya lihat dari asal usulmu.. sepertinya kamu mungkin tidak begitu paham dengan dunia militer.. saya ajarkan sedikit agar kamu paham. Dengarkan saya baik-baik..!!"
...
"Selama pagi. Mohon ijin memperkenalkan diri, nama saya Nafia Genna.. calon istri dari Lettu Zeni Elgash Narotama."
"Oohh.. seingat saya kemarin namanya Tamara, ini Nafia ya?" tanya salah seorang perwira yang menangani pengajuan nikah Bang Zeni.
"Siap tidak Bang. Yang kemarin salah memasukan data" jawab Bang Zeni dengan tegas.
"Baiklah, kita lanjut saja acaranya..!!"
...
Fia gemetar sampai menangis, ia sungguh takut berhadapan dengan dunia baru yang sampai saat ini belum familiar dengannya.
"Fia nggak berani berhadapan dengan mereka Bang, Fia takut salah" kata Fia.
"Nggak apa-apa, ada Abang." ucap itu terdengar begitu manis dan membuat dada Fia berdesir.
"Fi_a hanya bisa membuat Abang malu karena Fia tidak tau apa-apa tentang dunia militer, Abang tau.. Komandan tadi saja sampai tertawa karena Fia tidak tau soal kepangkatan" Fia terlihat begitu sedih.
"Sabar, nanti kamu akan tau dengan sendirinya. Manusia yang terlahir tidak akan langsung bisa berdiri, tapi harus melalui proses merangkak kemudian berdiri dan berjalan. Sama seperti kamu, kamu akan mengalami fase seperti itu. Abang akan terus mengajarimu sampai kamu paham" kata Bang Zeni kemudian mengambil tissue dan menghapus air mata Fia.
Beberapa anggota yang sedang menuju kantin memberi salam hormat pada Bang Zeni. "Selamat siang Komandan..!! Selamat siang ibu..!!"
"Selamat siang Pak..!!" jawab Fia.
"Selamat siang. Sudah jam istirahat ya?" Bang Zeni melihat ke arah jam tangan.
"Siap..!!" jawab beberapa anggota tersebut.
"Ya wes silakan di lanjut istirahatnya..!!" kata Bang Zeni.
~
"Kamu panggil anggota Abang tadi 'om', di sini lazim menyebut begitu untuk menghormati." Bang Zeni mulai mengajari Fia mulai dari hal yang paling kecil.
"Abang juga om-om ya?" tanya Fia.
"Abang ini om-om hanya untuk kalangan istri perwira saja dan tentunya untuk kamu."
"Fia panggil Om juga?" mata Fia berkedip lentik.
Bang Zeni tertawa mendengarnya. "Umurmu berapa ndhuk?"
Fia nyengir memasang wajah malu mengingat umurnya yang pasti terlihat sangat muda.
deg..
Ada desir menyelinap dalam hati Bang Zeni. Wajah Fia mungkin biasa saja, tapi wajah polosnya sudah menunjukan bahwa sebenarnya Fia adalah gadis yang cantik.
Bang Zeni pun refleks juga menunduk menyembunyikan senyum dan pipinya yang memerah.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Mira Lusia
novel mbak Nara bertaburan nduk dan om ya..😁
2024-04-30
0
Al Fatih
dapat pucuk bang zeni🤭
2024-02-12
0
Iis Cah Solo
😍😍😍💪💪💪💪
2023-09-02
0