15. Istriku.

Harap kebijakan dalam membaca..!!

🌹🌹🌹

Kamar itu tidak memiliki lampu karena letaknya jauh di atas pegunungan. Hanya ruang kecil berukuran dua setengah kali tiga meter dengan inventaris seadanya, satu ranjang berukuran seratus dua puluh kali dua ratus centimeter panjangnya, satu lemari, satu kamar mandi dalam dan seluruh ruangan itu hanya berfungsi dengan tenaga surya.

"Dingin sekali Bang" Fia menggigil.

"Bersihkan badanmu dulu di kamar mandi, Abang tunggu disini..!!" Kata Bang Zeni.

Fia segera berjalan masuk kamar mandi yang cahayanya tidak seberapa terang. Sesekali suara petir masih terdengar menyambar.

"Abang jangan jauh ya?" Pinta Fia.

"Nggak"

~

Bang Zeni melucuti pakaiannya yang basah lalu menggantungnya. Kepalanya terasa berat dan sakit, debaran jantungnya begitu kencang, denyut nadinya berdesir menggelitik. Ia duduk menyisakan celana pendek yang masih melekat di badan. Itu pun setengah basah.

"Aku kenapa?? Melihat Fia rasanya benar-benar nggak kuat" Bang Zeni memahami jiwa lelakinya yang menggeliat ingin penyelesaian tapi dirinya tidak paham mengapa bisa terjadi hal seperti itu.

"Bang..!!" Sapa Fia terdengar lembut manja di telinga bang Zeni.

"Kenapa dek?"

"Fia lupa nggak bawa handuk.. tolong Bang..!!"

Ya ampun, cobaan apalagi ini???

"Dimana handuknya?" Tanya Bang Zeni setenang mungkin.

"Di tas yang Fia bawa Bang" jawab Fia malu-malu.

Bang Zeni terdiam sejenak, berarti dengan kata lain dirinya harus membongkar tas milik Fia tapi mau tidak mau, ia juga harus membongkarnya.

Di lihatnya satu persatu itu tas itu dan jelas dengan pasti ada barang keperluan wanita di dalam sana.

"Manis sekali, hitam berenda" gumamnya pelan dan akhirnya membuat respon tubuhnya semakin gelisah. Pikirannya pun holiday melanglang buana. "Astagaa.. handuk mana yang di maksud?? Ini sih bukan handuk.. tapi sapu tangan untuk muka. Lalu apa yang mau di tutup dengan kain sekecil ini. " Gerutu Bang Zeni melihat kain berukuran tiga puluh kali tiga puluh centimeter di tangannya. Ia pun mengambil sarung di tasnya karena dirinya memang suka memakai sarung.

tok..tok..tok..

"Nggak ada handuknya. Pakai sarung Abang saja..!!"

Fia mengulurkan tangan yang masih basah untuk mengambil sarung tersebut, saking terpesona nya Bang zeni sampai dirinya tidak berpindah tempat dari depan pintu kamar mandi.

"Abaang?" Fia terkejut karena Bang Zeni masih berdiri disana. "Awas Bang, Fia mau ambil pakaian..!!" Fia ingin menerobos Bang Zeni tapi suaminya itu tak bergeming.

Bang Zeni melangkah maju hingga Fia mundur dan terkunci di sudut samping pintu luar kamar mandi.

"Abang mau apa?" Tanya Fia.

Bang Zeni hanya mengecup kening Fia lalu turun di kelopak mata kanan Fia hingga akhirnya mengecup bibir istrinya itu. Tangan itu memegang kedua pinggang Fia lalu mendekapnya hingga tubuh keduanya sangat erat berhimpitan dan hanya berbatas kain saja. Perlahan tangan itu merangkak naik hingga menyentuh sesuatu yang tidak tersimpan dalam wadahnya dan disana Fia takut tapi ia malah bersandar di dada bidang Bang Zeni, telunjuknya mengangkat dagu Fia.

"Kita sudah menikah, Abang ingin sekali punya anak dari kamu" ucap Bang Zeni.

Fia mengangguk cepat dan paham.

Bang Zeni pun melepas lilitan sarung yang melingkar di dada Fia. "Abang janji akan lembut dan tidak akan menyakitimu..!!" Janji Bang Zeni. "Hidup harus berproses dan kamu harus menikmati dan merasakan setiap prosesnya." Wajah itu semakin mendekati wajah Fia.

~

Untuk beberapa saat Bang Zeni membuat Fia terbuai, ia pun mengalihkan Fia di ranjang. Ia tidak ingin Fia kaget dengan keadaan hari ini. Bang Zeni meminta Fia untuk menyentuh dirinya. Sebenarnya dirinya sangat tidak sabar karena sudah sangat tersiksa, tapi ia pun ingin Fia mengenal dengan adaptasi hubungan mereka.

Fia menarik tangannya tapi Bang Zeni menatap mata Fia lalu menuntunnya sekali lagi. "Nggak usah malu..!! Kenali tubuh suamimu..!!" Ucap Bang Zeni padanya. Fia pun pasrah. Untuk pertama kalinya dia lumayan kaget dan canggung tapi ada desir rasa yang tidak ia pahami.

Bang Zeni perlahan beralih posisi. Perlahan tapi pasti, ia menekankan tubuhnya.

"Aaaaaaahh Abaaaanngg" pekik Fia kaget. Bang Zeni pun tak kalah kaget dan langsung membungkam bibir Fia dengan bibirnya.

Fia berontak sekuatnya karena merasa takut tapi tenaganya tidak cukup untuk melawan tenaga Bang Zeni. Hanya kakinya masih sanggup meronta dan menendang tak karuan.

Disisi lain akal warasnya, Bang Zeni tak peduli dengan apapun lagi.. ibarat sudah basah, ia akan mandi sekalian untuk menyelesaikannya. Ia tau Fia menangis dalam diamnya, mungkin Fia pun sudah lelah hingga terpaksa harus kembali pasrah. Ada rasa tidak tega dalam hatinya. Perlahan ia melepas pagutannya. Kristal bening ikut menetes. "Pernikahan kita bukan sebuah kepalsuan. Abang menikahi mu karena Abang percaya, Tuhan tidak akan pernah salah mengirim bidadari. Insya Allah menjadi berkah dunia akhirat kita." Bang Zeni pun memulainya.

:

Tangan Bang Zeni mengepal, ia memejamkan mata dan menggigit kecil bibirnya. Erangan panjang dan akhirnya selesai sudah tugasnya memberikan nafkah batin untuk Fia.

"Alhamdulillah.." ucapnya lirih kemudian mengecup kening Fia. Ia pun bergeser dari atas perut sang istri.

"Eegghh.." Fia meremas lengan Bang Zeni.

Mata Bang Zeni melirik ke bawah dan senyum haru kembali tak bisa ia tahan. "Alhamdulillah.. Terima kasih sayang, kamu sudah menjaganya baik-baik" sekali lagi Bang Zeni mengecup kening Fia.

"Abang panggil Fia sayang?" Tanya Fia dengan segala kepolosannya.

"Allahu Akbar.. istri ku..!!"

***

"Saya datang terlambat ya Mar.. Fia sakit" Bang Zeni membuang sembarangan sisa rokok di tangannya.

"Sakit apa??" Tanya Bang Cemar.

"Biasa, masuk angin" jawab Bang Zeni singkat.

Bang Cemar tersenyum nakal sebab ia mengerti apa yang terjadi. "Waaoo.. nakal sekali anginnya, perlu di sentil nggak.?"

Bang Zeni lebih kalem dan tersipu mendengarnya, jelas sekali seperti bukan Bang Zeni. Suami Fia itu hanya sesekali menggeliat melemaskan ototnya.

"Ijin Dan, perwiranya harus lari ikut lintas medan" kata Om Wahyu.

"Waduh, saya nggak enak badan Yu. Biar Felix saja. Lutut saya sakit" jawab Bang Zeni.

"Siap.. Ijin.. Danki kenapa? Cidera?"

Baru bibir Bang Zeni akan menjawabnya, tapi Bang Cemar sudah menyambarnya. "Iya, tabrakan semalam"

"Ijin Dan..sama siapa?"

"Sama istri saya" Bang Zeni terdengar santai.

Om Wahyu mengangguk tak berani bereaksi.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

akhirnta pertahanan jeboooollll...duuuuuhhhh legaaaaa...ploooonggg rasanya..😊😊😊😊

2023-09-03

0

hoomano1D

hoomano1D

18+
18+

harap bijaksana dalam membaca

2023-02-07

1

Diana Novita Sari

Diana Novita Sari

jebol sudah pertahanan nya 😄

2022-10-15

1

lihat semua
Episodes
1 1. Masalah
2 2. Belajar menyesuaikan.
3 3. Menjalani prosesnya.
4 4. Hari penting.
5 5. Tertantang.
6 6. Kode keras.
7 7. Devinisi berbeda.
8 8. Takut.
9 9. Tak menyangka.
10 10. Pendekatan.
11 11. Gadis polosnya Abang Zeni.
12 12. Kamu harus di samping ku.
13 pengumuman grup.
14 13. Tugas luar.
15 14. Ikut Bang Zeni.
16 15. Istriku.
17 16. Masih ingin berdua.
18 17. Harus beres.
19 18. Semoga terkabul.
20 19. Menabung sabar.
21 20. Tak habis pikir.
22 21. Godaan dari istri sendiri.
23 22. Hari sial tapiiii...
24 23. Pesta kecil.
25 24. Kesal.
26 25. Keberanian penuh tanda tanya.
27 26. Istriku yang menggemaskan.
28 27. ingat cerita.
29 28. Tekanan.
30 29. Tugas.
31 30. Situasi buruk.
32 31. Puncak masalah.
33 32. Kenyataan.
34 33. Suami Nafia.
35 34. Awal lagi demi kamu.
36 35. Respon baru.
37 36. Test bahaya.
38 37. No Coment.
39 38. Tumbang.
40 39. Ingatan yang kembali.
41 40. Harapan baru.
42 41. Rasa terbalas.
43 42. Kejutan.
44 43. Menyelesaikan masalah.
45 44. Teror.
46 45. Hari terakhir.
47 46. Rasa kehilanganmu.
48 47. Setelah dia pergi.
49 48. Berjuang melewati hari.
50 49. Demi siapa?.
51 50. Saat dia datang.
52 51. Aku ingin kamu.
53 52. Aku disini.
54 53. Ajakan tiba-tiba.
55 54. Naik derajat.
56 55. Harus tegas.
57 56. Tidak tahan.
58 57. Luka dalam.
59 58. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 1 ).
60 59. Masih dingin.
61 60. Batal.
62 61. Adem.
63 62. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 2 ).
64 63. Prahara lama.
65 64. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 3 ).
66 65. Gara-gara magazen.
67 66. Sakit.
68 67. Sulit memahami Fia.
69 68. Caraku menjagamu.
70 69. Teka teki kisah lama.
71 70. Tragedi berdarah.
72 Nara bicara.
73 71. Dag Dig Dug mikir kamu.
74 72. Mengalah demi kamu Dan buah hati.
75 73. Panik.
76 74. Ulah jahil.
77 75. Rudra.
78 76. Kelembutan di balik kerasnya hati.
79 77. Gejolak rasa.
80 78. Panas.
81 79. Kecelakaan tak sengaja.
82 80. Misi terselubung.
83 81. Rasa sayang untukmu.
84 82. Rudra yang rumit.
85 83. Semua yang baru tentangmu.
86 84. Tegang.
87 85. Family gathering.
88 86. Malam syahdu.
89 87. Bisa saja terjadi.
90 88. Kesayangan.
91 89. Hukuman dari si cantik ( 1 ).
92 90. Hukuman dari si cantik ( 2 ).
93 91. Hari ini.
94 92. Belajar ngasuh.
95 93. Cinta ini untuk dirimu.
96 94. Surga dan Neraka.
97 95. Demi dia kesayangan.
98 96. Hadirnya kebahagiaan.
99 Sesion 2
100 S 2. 1. Pertemuan kita.
101 S 2. 2. Penyamaran.
102 S 2. 3. Kenyataannya.
103 S 2. 4. Tergoda kamu.
104 S 2. 5. Dingin.
105 S 2. 6. Tegas.
106 S 2. 7. Kesal.
107 S 2. 8. Kecerobohan.
108 S 2. 9. Tidak sengaja.
109 S 2. 10. Pintar merayu.
110 S 2. 11. Posesif.
111 S 2. 12. Satu kebenaran.
112 S 2. 13. Mengawal.
113 S 2. 14. Kekacauan bertubi.
114 S 2. 15. Siap menghadapi.
115 S 2. 16. Singa betina.
116 S 2. 17. Paraah.
117 S 2. 18. Bisa cemburu.
118 S 2. 19. Sabar dan sabar.
119 S 2. 20. Emosi yang terasah.
120 S 2. 21. Bagai bom bunuh diri.
121 S 2. 22. Emosi naik turun.
122 S 2. 23. Cemas.
123 S 2. 24. Tak peduli lagi.
124 S 2. 25. Tidak tenang.
125 S 2. 26. Gemas.
126 S 2. 27. Tekanan.
127 S 2. 28. Penyebab pertengkara.
128 S 2. 29. Gelisah.
129 S 2. 30. Kabut.
130 Semoga yang terakhir. Kita sharing..!!!!
131 S 2. 31. Ikhlas melepasmu.
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Masalah
2
2. Belajar menyesuaikan.
3
3. Menjalani prosesnya.
4
4. Hari penting.
5
5. Tertantang.
6
6. Kode keras.
7
7. Devinisi berbeda.
8
8. Takut.
9
9. Tak menyangka.
10
10. Pendekatan.
11
11. Gadis polosnya Abang Zeni.
12
12. Kamu harus di samping ku.
13
pengumuman grup.
14
13. Tugas luar.
15
14. Ikut Bang Zeni.
16
15. Istriku.
17
16. Masih ingin berdua.
18
17. Harus beres.
19
18. Semoga terkabul.
20
19. Menabung sabar.
21
20. Tak habis pikir.
22
21. Godaan dari istri sendiri.
23
22. Hari sial tapiiii...
24
23. Pesta kecil.
25
24. Kesal.
26
25. Keberanian penuh tanda tanya.
27
26. Istriku yang menggemaskan.
28
27. ingat cerita.
29
28. Tekanan.
30
29. Tugas.
31
30. Situasi buruk.
32
31. Puncak masalah.
33
32. Kenyataan.
34
33. Suami Nafia.
35
34. Awal lagi demi kamu.
36
35. Respon baru.
37
36. Test bahaya.
38
37. No Coment.
39
38. Tumbang.
40
39. Ingatan yang kembali.
41
40. Harapan baru.
42
41. Rasa terbalas.
43
42. Kejutan.
44
43. Menyelesaikan masalah.
45
44. Teror.
46
45. Hari terakhir.
47
46. Rasa kehilanganmu.
48
47. Setelah dia pergi.
49
48. Berjuang melewati hari.
50
49. Demi siapa?.
51
50. Saat dia datang.
52
51. Aku ingin kamu.
53
52. Aku disini.
54
53. Ajakan tiba-tiba.
55
54. Naik derajat.
56
55. Harus tegas.
57
56. Tidak tahan.
58
57. Luka dalam.
59
58. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 1 ).
60
59. Masih dingin.
61
60. Batal.
62
61. Adem.
63
62. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 2 ).
64
63. Prahara lama.
65
64. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 3 ).
66
65. Gara-gara magazen.
67
66. Sakit.
68
67. Sulit memahami Fia.
69
68. Caraku menjagamu.
70
69. Teka teki kisah lama.
71
70. Tragedi berdarah.
72
Nara bicara.
73
71. Dag Dig Dug mikir kamu.
74
72. Mengalah demi kamu Dan buah hati.
75
73. Panik.
76
74. Ulah jahil.
77
75. Rudra.
78
76. Kelembutan di balik kerasnya hati.
79
77. Gejolak rasa.
80
78. Panas.
81
79. Kecelakaan tak sengaja.
82
80. Misi terselubung.
83
81. Rasa sayang untukmu.
84
82. Rudra yang rumit.
85
83. Semua yang baru tentangmu.
86
84. Tegang.
87
85. Family gathering.
88
86. Malam syahdu.
89
87. Bisa saja terjadi.
90
88. Kesayangan.
91
89. Hukuman dari si cantik ( 1 ).
92
90. Hukuman dari si cantik ( 2 ).
93
91. Hari ini.
94
92. Belajar ngasuh.
95
93. Cinta ini untuk dirimu.
96
94. Surga dan Neraka.
97
95. Demi dia kesayangan.
98
96. Hadirnya kebahagiaan.
99
Sesion 2
100
S 2. 1. Pertemuan kita.
101
S 2. 2. Penyamaran.
102
S 2. 3. Kenyataannya.
103
S 2. 4. Tergoda kamu.
104
S 2. 5. Dingin.
105
S 2. 6. Tegas.
106
S 2. 7. Kesal.
107
S 2. 8. Kecerobohan.
108
S 2. 9. Tidak sengaja.
109
S 2. 10. Pintar merayu.
110
S 2. 11. Posesif.
111
S 2. 12. Satu kebenaran.
112
S 2. 13. Mengawal.
113
S 2. 14. Kekacauan bertubi.
114
S 2. 15. Siap menghadapi.
115
S 2. 16. Singa betina.
116
S 2. 17. Paraah.
117
S 2. 18. Bisa cemburu.
118
S 2. 19. Sabar dan sabar.
119
S 2. 20. Emosi yang terasah.
120
S 2. 21. Bagai bom bunuh diri.
121
S 2. 22. Emosi naik turun.
122
S 2. 23. Cemas.
123
S 2. 24. Tak peduli lagi.
124
S 2. 25. Tidak tenang.
125
S 2. 26. Gemas.
126
S 2. 27. Tekanan.
127
S 2. 28. Penyebab pertengkara.
128
S 2. 29. Gelisah.
129
S 2. 30. Kabut.
130
Semoga yang terakhir. Kita sharing..!!!!
131
S 2. 31. Ikhlas melepasmu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!