5. Tertantang.

"Fia nggak bisa jalan pakai sandal tinggi" kata Fia mengeluh sejak tadi tak bisa berdiri tegak terlalu lama apalagi berjalan.

Bang Zen pun mengerti. Ia pun membatalkan acara upacara penting pernikahannya kemudian langsung menggendong Fia hingga pelaminan.

Sorak tamu undangan membahana membuat riuh seisi ruangan melihat perwira kamu dan garang bisa bersikap manis pada istrinya.

"Tahan Let..!!" ledek seorang anggota.

"Letnan Zeni sudah nggak kuat sepertinya..!!" sorak anggota yang lain dan Bang Zeni hanya menanggapinya dengan senyuman. Amat sangat jarang sekali sang Letnan bis tersenyum seperti itu.

"Fia berat ya Bang?" bisik Fia.

"Nggak usah di dengar, abaikan saja kata mereka..!!" kata Bang Zen.

Debaran jantung Bang Zen semakin kencang dan terasa sampai pada Fia.

"Abang gugup?" tanya Fia.

"Nggak, Abang memberimu tanda kalau Abang masih hidup" jawab Bang Zeni.

Aseeem.. gengsi banget donk deg-degan di depan perempuan. Kamu kenapa sih Zen??

Bang Zeni merutuki dirinya sendiri.

Mereka sudah sampai di pelaminan. Bang Zeni segera menurunkan Fia perlahan.

Belum sampai Fia turun, rombongan huru hara dari batalyon sudah datang dikepalai litting yang paling ia hindari, Bang Faizal si pembuat onar. "Kawin juga lu tong..!!" ledeknya sambil memegang mic.

"Astaga Tuhan. Biang rusuh" gumam kesal Bang Zeni.

"Om itu siapa Bang?" tanya Fia.

"Musuh.." jawab Bang Zeni kemudian berdiri dengan gagah di samping Fia.

"Berhubung saya sahabatmu yang baik, saya bawakan kamu modal punya anak..!!!" Kata Bang Faizal.

Bang Faizal membawa bendera putih yang besar dan sudah tertempel rapi obat pendongkrak kejantanan pria membuat mata Bang Zeni membulat besar saking kagetnya menahan rasa malu.

"B******n si Gombloh, niat sekali buat saya malu" gerutu Bang Zeni.

"Aduuuhh Fiaa.. cantik sekali sih. Pantas Zeni buru-buru minta kawin." sapa Bang Faizal saat sudah naik di atas panggung pelaminan. "Ini Abang punya permen untuk kamu. Di makan ya..!!" Bang Faizal membuka bungkus permen itu untuk Fia tapi tiba-tiba Bang Zeni menyambar lalu menelannya bulat-bulat.

"Iihh Abang, Fia khan mau permen" protes Fia.

"Aaarrgghh.. kurang ajar betul kamu Zal. Jangan macam-macam..!!!!" Bang Zeni mulai naik pitam melihat ulah sahabatnya itu.

"Hayoo loohh.. jangan marah. Kalau reaksi obatnya naik, kelimpungan lu Zen.." ledek Bang Izal kemudian berlari turun panggung dan Bang Zeni tak bisa berbuat banyak karena di sana penuh dengan tamu undangan.

Bang Zeni melirik Fia yang terdiam kesal. "Nanti Abang mintakan permen tapi jangan permen yang ini. Rasanya pedas sekali" kata Bang Zeni membual.

Tak lama melintas seorang anggota Bang Zeni di sampingnya.

"Huussstt.. kamu punya permen nggak? Saya minta donk..!!"

"Siap.. ada komandan" kata anggota tersebut sembari menyerahkan beberapa butir permen dari kantongnya.

"Terima kasih" Bang Zeni menerima permen itu lalu menyerahkan semua pada Fia.

:

Tiba pada saat berfoto berdua. Bang Zeni terlihat sangat kaku dan berdiri seakan dirinya bersiap untuk foto KTP. Fia juga sulit mengangkat kepalanya karena dirinya sangat pemalu Tingkah keduanya membuat fotografer menjadi pusing sendiri.

"Coba Pak Zeni memeluk Ibu dari belakang, tangan Pak Zeni merangkul perut ibu dan ibu memiringkan kepala bersandar di bahu Pak Zeni." arahan fotografer.

Bang Zeni dan Fia saling pandang kemudian sama-sama saling membuang pandangan. Mereka berdua terlihat sangat kikuk dan kaku memposisikan diri membuat Papa Galar gemas dan tidak sabar melihatnya.

Fia berniat meninggalkan Bang Zeni tapi ia tidak mengira jika ujung kebayanya tidak sengaja terinjak kaki Bang Zeni. "Aduuuhh.. Abaaaanngg..!!" refleks tangan Fia menarik kerah seragam Bang Zeni.

"Astagfirullah.. hati-hati dek..!!" Bang Zeni menyangga punggung Fia sampai akhirnya mereka berdua jatuh di atas kursi pelaminan.

Fotografer pun dengan cepat mengabadikan momen penting tersebut.

"Aaaahh.. Abang, tusuk pentulnya tersangkut kancing Abang" pekik Fia saat tusuk pentulnya tersangkut pada kancing baju paling bawah dari seragam upacara Bang Zeni.

"Sabar, jangan di tarik nanti konde mu lepas dek..!!" Bang Zeni berdiri perlahan dan berbalik badan membelakangi tamu dan membuka kancing satu persatu.

Dari jauh Bang Izal celingukan menerka mengapa Fia menunduk menghadap perut Bang Zeni sedangkan Bang Zeni sendiri membuka kancing seragam upacara nya. Pikiran nakalnya pun mengembara. "Apa jangan-jangan... aahh masa di tempat umum seperti ini???" Bang Izal pun berdiri kemudian melangkah ke kursi pelaminan sahabatnya itu.

Karena begitu membelakangi tamu, Bang Izal jadi tidak bisa melihatnya. "Hayooo.. buat apa kalian????" tegur Bang Izal mengagetkan Bang Zeni.

"Aaaww.." pekik Fia.

"Astaga Zaaall..!!!"

Saking kagetnya Fia, satu tusuk pentul kembali tersangkut gesper ikat pinggang Bang Zeni. "Abaaaanngg.. nyangkut lagi"

"Aduuh Zal.. kamu ini memang biang kerok ya..!! Sekarang bagaimana nih?? Bisa patah tusuk pentulnya" Bang Zen sampai emosi gara-gara Bang Izal.

"Ya mau nggak mau.. buka bro..!!"

"Gila lu, ini banyak orang..!!" kata Bang Zeni sambil tetap berusaha membetulkan letak tusuk pentul Fia tapi malah tusuk pentulnya semakin tersangkut.

"Naah, lu nggak mau khan dandanan bidadari lu rusak..!!"

Bang Zeni diam sejenak.

"Cepat mikirnya..!!" kata Bang Izal.

"Gue nggak bisa masuk kamar..!!!!" jawab Bang Zeni.

"Memangnya kenapa??"

"Lu jangan belaga dungu ya. Obat yang tadi gue telan sudah bereaksi, gue takut khilaf sama Fia. Ini saja gue sudah on fire" bisik Bang Zeni.

"Khilaf ya lanjut saja. Fia khan istrimu. Kamu nggak pengen punya anak?" tanya Bang Zeni merendahkan suaranya.

Pertanyaan Bang Izal membuat Bang Zeni semakin gelisah.

"Baaang.. Ayo ke kamar..!!" ajak Fia.

"Naahh.. malah bini sudah ngajakin. Cepat sana..!!" kata Bang Izal.

"Duuhh dek, jangan ngamar kenapa sih?". Bang Zeni memijat kepalanya yang mulai berat apalagi dari posisinya ia bisa sedikit mengintip sesuatu dari balik kebaya Fia. "Ya Allah, ini kalau kita masuk kamar, bukan hanya tusuk pentulmu yang bisa lepas dek. Banyak hal yang lepas."

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

tusuk pentoool masuk..😂😂😂😂

2023-09-02

1

Risma Riskita

Risma Riskita

🤣🤣🤣🤣🤣sabar dulu la bng

2023-01-15

1

Nurmhaee

Nurmhaee

kalo bang Faizal jelas klan bang sat sih 🤣🤣🤣

2022-10-15

1

lihat semua
Episodes
1 1. Masalah
2 2. Belajar menyesuaikan.
3 3. Menjalani prosesnya.
4 4. Hari penting.
5 5. Tertantang.
6 6. Kode keras.
7 7. Devinisi berbeda.
8 8. Takut.
9 9. Tak menyangka.
10 10. Pendekatan.
11 11. Gadis polosnya Abang Zeni.
12 12. Kamu harus di samping ku.
13 pengumuman grup.
14 13. Tugas luar.
15 14. Ikut Bang Zeni.
16 15. Istriku.
17 16. Masih ingin berdua.
18 17. Harus beres.
19 18. Semoga terkabul.
20 19. Menabung sabar.
21 20. Tak habis pikir.
22 21. Godaan dari istri sendiri.
23 22. Hari sial tapiiii...
24 23. Pesta kecil.
25 24. Kesal.
26 25. Keberanian penuh tanda tanya.
27 26. Istriku yang menggemaskan.
28 27. ingat cerita.
29 28. Tekanan.
30 29. Tugas.
31 30. Situasi buruk.
32 31. Puncak masalah.
33 32. Kenyataan.
34 33. Suami Nafia.
35 34. Awal lagi demi kamu.
36 35. Respon baru.
37 36. Test bahaya.
38 37. No Coment.
39 38. Tumbang.
40 39. Ingatan yang kembali.
41 40. Harapan baru.
42 41. Rasa terbalas.
43 42. Kejutan.
44 43. Menyelesaikan masalah.
45 44. Teror.
46 45. Hari terakhir.
47 46. Rasa kehilanganmu.
48 47. Setelah dia pergi.
49 48. Berjuang melewati hari.
50 49. Demi siapa?.
51 50. Saat dia datang.
52 51. Aku ingin kamu.
53 52. Aku disini.
54 53. Ajakan tiba-tiba.
55 54. Naik derajat.
56 55. Harus tegas.
57 56. Tidak tahan.
58 57. Luka dalam.
59 58. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 1 ).
60 59. Masih dingin.
61 60. Batal.
62 61. Adem.
63 62. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 2 ).
64 63. Prahara lama.
65 64. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 3 ).
66 65. Gara-gara magazen.
67 66. Sakit.
68 67. Sulit memahami Fia.
69 68. Caraku menjagamu.
70 69. Teka teki kisah lama.
71 70. Tragedi berdarah.
72 Nara bicara.
73 71. Dag Dig Dug mikir kamu.
74 72. Mengalah demi kamu Dan buah hati.
75 73. Panik.
76 74. Ulah jahil.
77 75. Rudra.
78 76. Kelembutan di balik kerasnya hati.
79 77. Gejolak rasa.
80 78. Panas.
81 79. Kecelakaan tak sengaja.
82 80. Misi terselubung.
83 81. Rasa sayang untukmu.
84 82. Rudra yang rumit.
85 83. Semua yang baru tentangmu.
86 84. Tegang.
87 85. Family gathering.
88 86. Malam syahdu.
89 87. Bisa saja terjadi.
90 88. Kesayangan.
91 89. Hukuman dari si cantik ( 1 ).
92 90. Hukuman dari si cantik ( 2 ).
93 91. Hari ini.
94 92. Belajar ngasuh.
95 93. Cinta ini untuk dirimu.
96 94. Surga dan Neraka.
97 95. Demi dia kesayangan.
98 96. Hadirnya kebahagiaan.
99 Sesion 2
100 S 2. 1. Pertemuan kita.
101 S 2. 2. Penyamaran.
102 S 2. 3. Kenyataannya.
103 S 2. 4. Tergoda kamu.
104 S 2. 5. Dingin.
105 S 2. 6. Tegas.
106 S 2. 7. Kesal.
107 S 2. 8. Kecerobohan.
108 S 2. 9. Tidak sengaja.
109 S 2. 10. Pintar merayu.
110 S 2. 11. Posesif.
111 S 2. 12. Satu kebenaran.
112 S 2. 13. Mengawal.
113 S 2. 14. Kekacauan bertubi.
114 S 2. 15. Siap menghadapi.
115 S 2. 16. Singa betina.
116 S 2. 17. Paraah.
117 S 2. 18. Bisa cemburu.
118 S 2. 19. Sabar dan sabar.
119 S 2. 20. Emosi yang terasah.
120 S 2. 21. Bagai bom bunuh diri.
121 S 2. 22. Emosi naik turun.
122 S 2. 23. Cemas.
123 S 2. 24. Tak peduli lagi.
124 S 2. 25. Tidak tenang.
125 S 2. 26. Gemas.
126 S 2. 27. Tekanan.
127 S 2. 28. Penyebab pertengkara.
128 S 2. 29. Gelisah.
129 S 2. 30. Kabut.
130 Semoga yang terakhir. Kita sharing..!!!!
131 S 2. 31. Ikhlas melepasmu.
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Masalah
2
2. Belajar menyesuaikan.
3
3. Menjalani prosesnya.
4
4. Hari penting.
5
5. Tertantang.
6
6. Kode keras.
7
7. Devinisi berbeda.
8
8. Takut.
9
9. Tak menyangka.
10
10. Pendekatan.
11
11. Gadis polosnya Abang Zeni.
12
12. Kamu harus di samping ku.
13
pengumuman grup.
14
13. Tugas luar.
15
14. Ikut Bang Zeni.
16
15. Istriku.
17
16. Masih ingin berdua.
18
17. Harus beres.
19
18. Semoga terkabul.
20
19. Menabung sabar.
21
20. Tak habis pikir.
22
21. Godaan dari istri sendiri.
23
22. Hari sial tapiiii...
24
23. Pesta kecil.
25
24. Kesal.
26
25. Keberanian penuh tanda tanya.
27
26. Istriku yang menggemaskan.
28
27. ingat cerita.
29
28. Tekanan.
30
29. Tugas.
31
30. Situasi buruk.
32
31. Puncak masalah.
33
32. Kenyataan.
34
33. Suami Nafia.
35
34. Awal lagi demi kamu.
36
35. Respon baru.
37
36. Test bahaya.
38
37. No Coment.
39
38. Tumbang.
40
39. Ingatan yang kembali.
41
40. Harapan baru.
42
41. Rasa terbalas.
43
42. Kejutan.
44
43. Menyelesaikan masalah.
45
44. Teror.
46
45. Hari terakhir.
47
46. Rasa kehilanganmu.
48
47. Setelah dia pergi.
49
48. Berjuang melewati hari.
50
49. Demi siapa?.
51
50. Saat dia datang.
52
51. Aku ingin kamu.
53
52. Aku disini.
54
53. Ajakan tiba-tiba.
55
54. Naik derajat.
56
55. Harus tegas.
57
56. Tidak tahan.
58
57. Luka dalam.
59
58. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 1 ).
60
59. Masih dingin.
61
60. Batal.
62
61. Adem.
63
62. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 2 ).
64
63. Prahara lama.
65
64. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 3 ).
66
65. Gara-gara magazen.
67
66. Sakit.
68
67. Sulit memahami Fia.
69
68. Caraku menjagamu.
70
69. Teka teki kisah lama.
71
70. Tragedi berdarah.
72
Nara bicara.
73
71. Dag Dig Dug mikir kamu.
74
72. Mengalah demi kamu Dan buah hati.
75
73. Panik.
76
74. Ulah jahil.
77
75. Rudra.
78
76. Kelembutan di balik kerasnya hati.
79
77. Gejolak rasa.
80
78. Panas.
81
79. Kecelakaan tak sengaja.
82
80. Misi terselubung.
83
81. Rasa sayang untukmu.
84
82. Rudra yang rumit.
85
83. Semua yang baru tentangmu.
86
84. Tegang.
87
85. Family gathering.
88
86. Malam syahdu.
89
87. Bisa saja terjadi.
90
88. Kesayangan.
91
89. Hukuman dari si cantik ( 1 ).
92
90. Hukuman dari si cantik ( 2 ).
93
91. Hari ini.
94
92. Belajar ngasuh.
95
93. Cinta ini untuk dirimu.
96
94. Surga dan Neraka.
97
95. Demi dia kesayangan.
98
96. Hadirnya kebahagiaan.
99
Sesion 2
100
S 2. 1. Pertemuan kita.
101
S 2. 2. Penyamaran.
102
S 2. 3. Kenyataannya.
103
S 2. 4. Tergoda kamu.
104
S 2. 5. Dingin.
105
S 2. 6. Tegas.
106
S 2. 7. Kesal.
107
S 2. 8. Kecerobohan.
108
S 2. 9. Tidak sengaja.
109
S 2. 10. Pintar merayu.
110
S 2. 11. Posesif.
111
S 2. 12. Satu kebenaran.
112
S 2. 13. Mengawal.
113
S 2. 14. Kekacauan bertubi.
114
S 2. 15. Siap menghadapi.
115
S 2. 16. Singa betina.
116
S 2. 17. Paraah.
117
S 2. 18. Bisa cemburu.
118
S 2. 19. Sabar dan sabar.
119
S 2. 20. Emosi yang terasah.
120
S 2. 21. Bagai bom bunuh diri.
121
S 2. 22. Emosi naik turun.
122
S 2. 23. Cemas.
123
S 2. 24. Tak peduli lagi.
124
S 2. 25. Tidak tenang.
125
S 2. 26. Gemas.
126
S 2. 27. Tekanan.
127
S 2. 28. Penyebab pertengkara.
128
S 2. 29. Gelisah.
129
S 2. 30. Kabut.
130
Semoga yang terakhir. Kita sharing..!!!!
131
S 2. 31. Ikhlas melepasmu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!