8. Takut.

"Naik pesawat ini Bang?" tanya Fia saat mereka sudah tiba di hari keberangkatan. Pukul lima pagi mereka berangkat melalui bandara militer karena Bang Zeni menggendong senjata di belakang punggungnya.

"Iya. Kamu belum pernah naik pesawat?" tanya Bang Zeni setengah meledek.

"Jangankan pesawat, bus saja jarang Bang" jawab Fia terdengar memelas.

"Ya nanti kamu rasakan sendiri naik pesawat militer, enak kok" kata Bang Zeni dengan wajah datar.

...

"Hhkkk.. Fia pusing Bang. Nggak kuat..!! Fia mau turun aja..!!" Pinta Fia.

"Kamu mau turun dimana? Ini ngambang di udara. Kalau jatuh di bawah ya di cemilin ikan hiu" kaya kata Bang Zeni.

"Abaaaanngg.. takuutt.. nggak mau..!!" pekik Fia.

"Bang, saya minta obat mabuk donk.. biar istri saya mabuk. Kasihan kalau begini terus. Fia nggak pernah naik pesawat, jadi dia panik sekali" pinta Bang Zeni pada seniornya.

"Hahaha.. polos sekali istrimu Zen" senior Bang Zeni mengeluarkan bungkus obat di sakunya lalu menyerahkan dua butir obat yang masih terbungkus rapi. "Belum isi khan Zen?"

Bang Zeni menerima obat tersebut. "Siap.. belum Bang..!! Terima kasih Bang, satu saja.. takut Fia tidur terus"

-_-_-_-_-

"Abaaaanngg.. Ya Tuhan..!!!!!" Fia memekik ketakutan saat pesawat bersiap mendarat.

Melihat Fia sangat ketakutan, Bang Zeni langsung memeluknya dan menyandarkan kepala Fia pada perut six pack nya. "Pesawat militer itu aman dek. Ada Abang juga disini"

Perlahan Fia bisa tenang hingga pesawat mendarat sempurna.

~

Bang Zeni memijat tengkuk Fia. Istrinya itu muntah di samping landasan usai turun dari pesawat.

"Ada masalah Bang?" tanya Bang Felix Junior Bang Zeni yang menjemput di bandara.

"Nyonyaku mabuk Fel..!!" jawab Bang Zeni sambil mengusap bibir Fia menggunakan tissue.

"Hamil kah Bang?"

"Belum. Hanya tidak biasa naik pesawat saja" dengan telaten Bang Zeni mengurus Fia, ia pun juga mengikat rambutnya.

"Mau berhenti dulu apa langsung ke asrama dek? Masih ada waktu satu jam untuk acara sambutan. Senior mau pamit dari kompi" tanya Bang Zeni.

"Langsung saja Bang, nggak enak sama senior. Setelah acara itu baru Fia istirahat" jawab Fia dengan bijak.

...

Ibu Danki lama menyerahkan kepemimpinan pada Fia.

"Saya titip ibu-ibu di sini ya Bu Zeni. Mereka sudah seperti keluarga bagi saya" kata ibu Danki lama.

"Siap Bu Barja. Saya akan meneruskan segala sesuatu yang pernah Bu Barja Bangun..!!" jawab Fia mengurai senyumnya.

:

"Selamat sore rekan dan ibu-ibu semua. Saya tidak akan bicara panjang lebar karena hari juga sudah sore. Hanya sekedar perkenalan singkat saja. Perkenalkan.. Saya Lettu Zeni Elgash Narotama dengan jabatan Danki yang baru" ada sedikit rasa canggung karena sebenarnya belum layak dirinya menjabat sebagai Danki di usia muda. Namun karena suatu hal.. dirinya harus menjabat sebagai Danki. Namun karena memang dirinya sudah di tunjuk untuk memimpin, maka jiwa kepemimpinan pun harus ia bangun "Di samping saya ini, permaisuri hati dan belahan jiwa saya.. Nafia Genna. Untuk selanjutnya kami mohon arahan dan bimbingan selama menjabat di kompi ini" ucap tegas Bang Zeni dan Fia sendiri menangkupkan kedua tangan dengan senyum dan sedikit menunduk mengimbangi Bang Zeni.

:

Fia duduk sedikit kasar di sofa ruang kerja Bang Zeni yang baru. Ia memijat kakinya yang terasa kaku tapi setidaknya dirinya sudah lebih akrab dengan high heels yang menjadi penunjang penampilannya sejak menjadi istri Lettu Zeni.

"Ijin mendahului Bang..!!" pamit Bang Felix.

"Iya silakan.. saya mau langsung istirahat juga. Kasihan istri sudah capek" jawab Bang Zeni kemudian masuk ke ruang kerjanya.

"Sudah selesai acaranya Bang?" tanya Fia.

"Sudah.. Ayo kita juga pulang..!!" ajak Bang Zeni.

"Disini kita mau pulang kemana Bang?"

"Ya ke rumah dinas. Rumah jabatan Abang disini" jawab Bang Zeni. "Ayoo..!!" Bang Zeni mengulurkan tangannya. Untuk sesaat Fia memperhatikan tangan Bang Zeni namun kemudian menyambut tangan Bang Zeni.

...

Fia melihat tiga kamar di rumah dinasnya. Satu kamar utama, satu kamar tamu dan ada satu kamar yang banyak terisi beberapa barang yang mungkin saat ini di fungsikan sebagai gudang.

Bentuk rumah yang bentuknya lebih tidak biasa ia lihat karena berbentuk panggung dan lebih banyak unsur bahan baku kayu.

"Kenapa dek? Apa kurang rapi?" tanya Bang Zen.

"Rapi Bang"

"Terus kenapa?" Bang Zeni meletakan tasnya di kamar tengah.

"Apa tidak ada rumah yang dindingnya tembok?"

Kening Bang Zeni mengernyit mendengar pertanyaan Fia. "Memangnya kenapa?"

"Fia takut ada maling, kalau ada ular masuk bagaimana Bang?"

"Terus maunya kamu bagaimana?" tanya Bang Zeni.

"Ehmm.. sampa Fia berani.. Boleh nggak kalau Abang temani Fia tidur. Abang nggak apa-apa kok kalau mau tidur di ranjang. Biar Fia yang tidur di lantai" kata Fia melakukan tawar menawar karena selama menikah kurang lebih seminggu ini, dirinya tidak tidur seranjang dengan Bang Zeni bahkan tidak sekamar.

Senyum nakal Bang Zeni terbit lah sudah tapi ia berusaha keras menyimpan rasa berbunga yang membuncah dalam hatinya. "Memangnya kamu nggak takut Abang tidur di kamarmu?"

"Nggak Bang, Fia lebih takut maling sama ular"

"Eheemm..!!" Bang Zeni menahan senyum geli

melihat ekspresi serius Fia.

"Sebenarnya Abang nggak mau bilang, tapi kalau kamu sudah tau ya sudah." kata Bang Zeni memancing sedikit mengancam menakuti.

Refleks Fia meraih lengan Bang Zeni. "Tau apa Bang? Fia nggak tau apa-apa"

"Kamu nggak tau, Felix tidur sama ular jantan??"

"Iihh Abang.. Fia khan nggak tau. Memang ular jantannya kenapa tidur sama Bang Felix" jawab Fia.

"Abang nggak tau pasti sih, tapi alamnya disini khan angin, dingin, mungkin ular jantannya kedinginan.. jadi cari kehangatan"

"Ya Allah Bang, betinanya kemana?" sudah biasa Bang Zeni mendengar pertanyaan lugu dari Fia.

"Ya sepertinya disini.. di rumah ini. Radar pencari jejak arahnya kesini" jawab Bang Zeni serius.

"Aaaaa takut.. temani Fia ya Bang..!!" Fia menggoyang lengan Bang Zeni penuh permohonan.

"Hmm.. gimana ya?" ucap Bang Zeni seolah terpaksa.

"Baang.. please. Fia janji nurut sama apa aja kata Abang..!!" pinta Fia.

"Ya sudah lah terpaksa.. daripada kamu bahaya..!!"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

ealah modusnya bang zeni

2024-02-12

0

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

😂😂😂😂...pintar siasat licik sang tentara..

2023-09-02

0

Mahdivikia Zayyan faiza

Mahdivikia Zayyan faiza

🤣🤣🤣ngakak sekali

2023-02-17

1

lihat semua
Episodes
1 1. Masalah
2 2. Belajar menyesuaikan.
3 3. Menjalani prosesnya.
4 4. Hari penting.
5 5. Tertantang.
6 6. Kode keras.
7 7. Devinisi berbeda.
8 8. Takut.
9 9. Tak menyangka.
10 10. Pendekatan.
11 11. Gadis polosnya Abang Zeni.
12 12. Kamu harus di samping ku.
13 pengumuman grup.
14 13. Tugas luar.
15 14. Ikut Bang Zeni.
16 15. Istriku.
17 16. Masih ingin berdua.
18 17. Harus beres.
19 18. Semoga terkabul.
20 19. Menabung sabar.
21 20. Tak habis pikir.
22 21. Godaan dari istri sendiri.
23 22. Hari sial tapiiii...
24 23. Pesta kecil.
25 24. Kesal.
26 25. Keberanian penuh tanda tanya.
27 26. Istriku yang menggemaskan.
28 27. ingat cerita.
29 28. Tekanan.
30 29. Tugas.
31 30. Situasi buruk.
32 31. Puncak masalah.
33 32. Kenyataan.
34 33. Suami Nafia.
35 34. Awal lagi demi kamu.
36 35. Respon baru.
37 36. Test bahaya.
38 37. No Coment.
39 38. Tumbang.
40 39. Ingatan yang kembali.
41 40. Harapan baru.
42 41. Rasa terbalas.
43 42. Kejutan.
44 43. Menyelesaikan masalah.
45 44. Teror.
46 45. Hari terakhir.
47 46. Rasa kehilanganmu.
48 47. Setelah dia pergi.
49 48. Berjuang melewati hari.
50 49. Demi siapa?.
51 50. Saat dia datang.
52 51. Aku ingin kamu.
53 52. Aku disini.
54 53. Ajakan tiba-tiba.
55 54. Naik derajat.
56 55. Harus tegas.
57 56. Tidak tahan.
58 57. Luka dalam.
59 58. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 1 ).
60 59. Masih dingin.
61 60. Batal.
62 61. Adem.
63 62. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 2 ).
64 63. Prahara lama.
65 64. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 3 ).
66 65. Gara-gara magazen.
67 66. Sakit.
68 67. Sulit memahami Fia.
69 68. Caraku menjagamu.
70 69. Teka teki kisah lama.
71 70. Tragedi berdarah.
72 Nara bicara.
73 71. Dag Dig Dug mikir kamu.
74 72. Mengalah demi kamu Dan buah hati.
75 73. Panik.
76 74. Ulah jahil.
77 75. Rudra.
78 76. Kelembutan di balik kerasnya hati.
79 77. Gejolak rasa.
80 78. Panas.
81 79. Kecelakaan tak sengaja.
82 80. Misi terselubung.
83 81. Rasa sayang untukmu.
84 82. Rudra yang rumit.
85 83. Semua yang baru tentangmu.
86 84. Tegang.
87 85. Family gathering.
88 86. Malam syahdu.
89 87. Bisa saja terjadi.
90 88. Kesayangan.
91 89. Hukuman dari si cantik ( 1 ).
92 90. Hukuman dari si cantik ( 2 ).
93 91. Hari ini.
94 92. Belajar ngasuh.
95 93. Cinta ini untuk dirimu.
96 94. Surga dan Neraka.
97 95. Demi dia kesayangan.
98 96. Hadirnya kebahagiaan.
99 Sesion 2
100 S 2. 1. Pertemuan kita.
101 S 2. 2. Penyamaran.
102 S 2. 3. Kenyataannya.
103 S 2. 4. Tergoda kamu.
104 S 2. 5. Dingin.
105 S 2. 6. Tegas.
106 S 2. 7. Kesal.
107 S 2. 8. Kecerobohan.
108 S 2. 9. Tidak sengaja.
109 S 2. 10. Pintar merayu.
110 S 2. 11. Posesif.
111 S 2. 12. Satu kebenaran.
112 S 2. 13. Mengawal.
113 S 2. 14. Kekacauan bertubi.
114 S 2. 15. Siap menghadapi.
115 S 2. 16. Singa betina.
116 S 2. 17. Paraah.
117 S 2. 18. Bisa cemburu.
118 S 2. 19. Sabar dan sabar.
119 S 2. 20. Emosi yang terasah.
120 S 2. 21. Bagai bom bunuh diri.
121 S 2. 22. Emosi naik turun.
122 S 2. 23. Cemas.
123 S 2. 24. Tak peduli lagi.
124 S 2. 25. Tidak tenang.
125 S 2. 26. Gemas.
126 S 2. 27. Tekanan.
127 S 2. 28. Penyebab pertengkara.
128 S 2. 29. Gelisah.
129 S 2. 30. Kabut.
130 Semoga yang terakhir. Kita sharing..!!!!
131 S 2. 31. Ikhlas melepasmu.
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Masalah
2
2. Belajar menyesuaikan.
3
3. Menjalani prosesnya.
4
4. Hari penting.
5
5. Tertantang.
6
6. Kode keras.
7
7. Devinisi berbeda.
8
8. Takut.
9
9. Tak menyangka.
10
10. Pendekatan.
11
11. Gadis polosnya Abang Zeni.
12
12. Kamu harus di samping ku.
13
pengumuman grup.
14
13. Tugas luar.
15
14. Ikut Bang Zeni.
16
15. Istriku.
17
16. Masih ingin berdua.
18
17. Harus beres.
19
18. Semoga terkabul.
20
19. Menabung sabar.
21
20. Tak habis pikir.
22
21. Godaan dari istri sendiri.
23
22. Hari sial tapiiii...
24
23. Pesta kecil.
25
24. Kesal.
26
25. Keberanian penuh tanda tanya.
27
26. Istriku yang menggemaskan.
28
27. ingat cerita.
29
28. Tekanan.
30
29. Tugas.
31
30. Situasi buruk.
32
31. Puncak masalah.
33
32. Kenyataan.
34
33. Suami Nafia.
35
34. Awal lagi demi kamu.
36
35. Respon baru.
37
36. Test bahaya.
38
37. No Coment.
39
38. Tumbang.
40
39. Ingatan yang kembali.
41
40. Harapan baru.
42
41. Rasa terbalas.
43
42. Kejutan.
44
43. Menyelesaikan masalah.
45
44. Teror.
46
45. Hari terakhir.
47
46. Rasa kehilanganmu.
48
47. Setelah dia pergi.
49
48. Berjuang melewati hari.
50
49. Demi siapa?.
51
50. Saat dia datang.
52
51. Aku ingin kamu.
53
52. Aku disini.
54
53. Ajakan tiba-tiba.
55
54. Naik derajat.
56
55. Harus tegas.
57
56. Tidak tahan.
58
57. Luka dalam.
59
58. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 1 ).
60
59. Masih dingin.
61
60. Batal.
62
61. Adem.
63
62. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 2 ).
64
63. Prahara lama.
65
64. Menyelesaikan dengan kepala dingin ( 3 ).
66
65. Gara-gara magazen.
67
66. Sakit.
68
67. Sulit memahami Fia.
69
68. Caraku menjagamu.
70
69. Teka teki kisah lama.
71
70. Tragedi berdarah.
72
Nara bicara.
73
71. Dag Dig Dug mikir kamu.
74
72. Mengalah demi kamu Dan buah hati.
75
73. Panik.
76
74. Ulah jahil.
77
75. Rudra.
78
76. Kelembutan di balik kerasnya hati.
79
77. Gejolak rasa.
80
78. Panas.
81
79. Kecelakaan tak sengaja.
82
80. Misi terselubung.
83
81. Rasa sayang untukmu.
84
82. Rudra yang rumit.
85
83. Semua yang baru tentangmu.
86
84. Tegang.
87
85. Family gathering.
88
86. Malam syahdu.
89
87. Bisa saja terjadi.
90
88. Kesayangan.
91
89. Hukuman dari si cantik ( 1 ).
92
90. Hukuman dari si cantik ( 2 ).
93
91. Hari ini.
94
92. Belajar ngasuh.
95
93. Cinta ini untuk dirimu.
96
94. Surga dan Neraka.
97
95. Demi dia kesayangan.
98
96. Hadirnya kebahagiaan.
99
Sesion 2
100
S 2. 1. Pertemuan kita.
101
S 2. 2. Penyamaran.
102
S 2. 3. Kenyataannya.
103
S 2. 4. Tergoda kamu.
104
S 2. 5. Dingin.
105
S 2. 6. Tegas.
106
S 2. 7. Kesal.
107
S 2. 8. Kecerobohan.
108
S 2. 9. Tidak sengaja.
109
S 2. 10. Pintar merayu.
110
S 2. 11. Posesif.
111
S 2. 12. Satu kebenaran.
112
S 2. 13. Mengawal.
113
S 2. 14. Kekacauan bertubi.
114
S 2. 15. Siap menghadapi.
115
S 2. 16. Singa betina.
116
S 2. 17. Paraah.
117
S 2. 18. Bisa cemburu.
118
S 2. 19. Sabar dan sabar.
119
S 2. 20. Emosi yang terasah.
120
S 2. 21. Bagai bom bunuh diri.
121
S 2. 22. Emosi naik turun.
122
S 2. 23. Cemas.
123
S 2. 24. Tak peduli lagi.
124
S 2. 25. Tidak tenang.
125
S 2. 26. Gemas.
126
S 2. 27. Tekanan.
127
S 2. 28. Penyebab pertengkara.
128
S 2. 29. Gelisah.
129
S 2. 30. Kabut.
130
Semoga yang terakhir. Kita sharing..!!!!
131
S 2. 31. Ikhlas melepasmu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!