"Nyonya!" teriak para pelayan segera menghampiri ku yang jatuh tersungkur hampir mengenai meja
Entah bagaimana ceritanya, hingga membuat pintu besar dan kokoh ini tiba-tiba engsel yang menahannya lepas. Sebenarnya apa yang telah terjadi di luar sana, kenapa Sampai seribut ini hanya karena seorang tuan muda yang menerobos masuk kedalam kediaman. Dan kekuatan apa lagi yang bisa sebesar ini, hingga membuat pintu yang besar tumbang hanya dalam satu kali gebrakan.
"Anda baik-baik saja nyonya?" tanya Betna segera membantuku berdiri
"Ya aku baik-baik saja... Bagaimana dengan kepala pelayan?"
"Beliau tidak sadarkan diri nyonya!"
"Tidak sadarkan diri? Yang lebih penting siapa yang melakukan kekacauan sebesar ini di depan kamarku?"
"Ampuni saya nyonya!" kata seorang prajurit berbadan besar yang segera berlutut tak jauh dariku
"Bagaimana ini bisa terjadi? Kau, antarkan kepala pelayan terlebih dahulu ke kamarnya..." perintahku pada prajurit berbadan besar itu
"Baik nyonya!"
"Sepertinya ada yang berniat membunuhku... Selidiki semua pelayan dan orang yang tinggal di kediaman ini! Berani-beraninya dia ingin membunuhku setelah diberikan tempat tinggal dan makanan yang layak..." Pikiranku sudah menebak ke arah pembunuhan yang biasanya di hadapi oleh bangsawan yang memiliki banyak musuh
"Duchess..."
"Tahan tuan muda Nails sekarang! Kemungkinan tuan muda Nails lah yang merencanakan pembunuhan kepada nyonya!" kata seorang prajurit berpangkat tinggi memerintahkan bawahannya untuk menahan Nails
"Apa yang kalian lakukan... Semua ini hanya salah paham Duchess, saya tidak pernah berniat melakukan tindakan berbahaya seperti ini kepada anda..."
Nails berusaha menyangkal tuduhan prajurit itu dengan terus meneriaki namaku meminta keadilan. Tapi aku tidak peduli dengan apa yang akan terjadi dengan tuan muda keras kepala itu, biarkan saja dia merasakan tahanan di kediaman ini selama beberapa hari, atas tuduhan pembunuhan berencana. Philips yang di kabari oleh seorang pelayan mengenai hal ini segera datang menghampiri ku dan meninggalkan pekerjaannya yang mungkin masih menumpuk.
Philips terlihat marah saat mendapati tanganku yang ternyata terluka akibat tergores sesuatu yang tajam saat kepala pelayan mendorong ku beberapa saat sebelum ia pingsan. Saat itulah aku melihat wibawa sesungguhnya Philips sebagai seorang Duke yang terkenal dengan ketegasannya dalam bertindak. Seperti gosip kebanyakan yang kudengar di pergaulan kelas atas, yang mengatakan jika Philips itu adalah singa yang hanya akan tunduk pada Sanga istri, yaitu aku.
"Panggil semua dokter terbaik di kekaisaran ini..."
Aku memegang lengan Philips yang bulat gemuk "Tidak perlu, luka kecil seperti ini diobati oleh dokter di kediaman pun tidak masalah! Karena hal yang lebih penting adalah menemukan dalang dari kejadian ini!"
"Aku pasti akan menemukan pelaku dari semua ini, istriku... oh tidak , sayang!" di suasana tegang seperti ini masih saja sempat-sempatnya Philips memperbaiki panggilan sayangnya
"Saya percayakan hal ini pada anda!"
"Untuk sementara waktu, sebelum pelaku dari semua ini tertangkap, pindahkan kamar Duchess di samping kamarku!" katanya tegas memerintahkan Betna dan para pelayan
"Baik tuan Duke!”
Dalam pikiranku, kenapa tidak tidur di kamar yang sama saja, bukankah lebih efektif menghindari ancaman ini dengan cara begitu. Dan sialnya, pasti akan ditempatkan seorang pelayan di setiap sudut kamar untuk mengawasi ku selama 24 jam penuh.
"Tidak perlu! Karena mulai sekarang saya akan berbagi kamar dengan tuan Duke, kalian hanya perlu memindahkan barang-barang yang akan kubutuhkan beberapa hari ini saja..."
"Baik nyonya!"
"Apakah anda keberatan sayang?" tanyaku karena Philips tidak mengatakan apapun
"A,aku tidak masalah..." Lihatlah pipinya yang besar itu sedang bersemu merah
Sekilas aku melihat raut wajah yang asing dari Betna saat aku manggil Philips dengan sebutan sayang. Wah ada apa ini, padahal beberapa hari terakhir aku sudah berharap-harap agar betna bukan seperti orang yang kupikirkan. Akan terlalu sayang jika seorang pelayan setrampil Betna benar-benar seorang pengkhianat di kediaman ini.
Semua pelayan di seluruh kediaman di kumpulkan oleh Philips di lapangan latihan para kesatria yang sangat besar, di samping kediaman. Tidak terkecuali semua orang bahkan Betna dan Ariel pun berdiri di barisan para pelayan yang sedang di selidiki sekarang.
Dari teras lantai dua kediaman, aku yang ditemani kepala pelayan yang sudah sadarkan diri duduk dengan nyaman mengawasi situasi di bawah. Aku tidak menyangka jika selama ini di kediaman ada tempat seindah ini, untuk menikmati seluruh halaman belakang kediaman.
"Seharusnya kan kepala pelayan juga berdiri di antara barisan mereka" kataku tanpa mengalihkan pandangan dari kumpulan para pelayan
"Apakah sekarang nyonya sedang mencurigai saya?" tanya nya dengan nada tidak percaya jika sekarang dia juga sedang ku curigai
"Kenapa? Tidak suka? Bukankah orang yang paling terlihat loyal biasanya pengkhianat yang paling patut dicurigai..." Aku menyeruput teh dengan wajah senang karena rasanya yang enak
"Bagaimana cara nya agar saya dapat membuktikan pada nyonya jika saya tidak bersalah?" Philips berlutut seperti seorang kesatria
"Hemmm... Entahlah! bukankah seharusnya kau membuktikan ketidak bersalah mu, dengan caramu sendiri..."
"Baik, saya akan membuat nyonya percaya dengan saya..."
"Seberapa bisa dipercaya ucapanmu barusan? Bukankah dulu kau sangat membenciku, bahkan kau berada di urutan pertama sebagai orang yang paling tidak menyukaiku!" Tanyaku dengan tatapan datar
Kepala pelayan hanya diam "Sudah kukatakan berulangkali, jika aku tidak mempercayai kata-kata, tapi aku lebih mempercayai pembuktian..."
"Akan saya ingat apa saja yang nyonya katakan!"
Mataku tetap awas memperhatikan keadaan di bawah sana, Diaman semua pelayan diperiksa dan digeledah oleh beberapa orang prajurit yang sudah menunjukkan jika mereka bukanlah pengkhianat. Hingga tiba-tiba aku melihat pergerakan mencurigakan dari seorang pelayan dari barisan koki kediaman, pelayan laki-laki itu terus saja menyembunyikan tangannya di balik celemek yang dia pakai.
"Pelayan itu terlihat mencurigakan..." Belum selesai aku berbicara Tiba-tiba sekelebat bayangan hitam melompat turun ke lantai bawah dan segera meringkus pelayan yang kucurigai
Aku yang masih kaget dengan bayangan cepat kesatria barusan, kelepasan saat memegang cangkir. Cangkir yang kupegang jatuh kelantai dan menumpahkan isinya, serta pegangan cangkir itu juga patah. Kulihat di lapangan suasana menjadi kacau karena tiba-tiba ada seseorang yang diringkus di tempat dan ditemukan sebuah pisau di tangannya.
Tidak lama setelah pelayan itu berhasil diringkus, tiba-tiba mulutnya memuntahkan darah berwarna merah kehitam-hitaman. Cara yang klise untuk mengakhiri hidup saat tertangkap basah, biasanya kebiasaan seperti ini dilakukan oleh anggota pembunuh bayaran yang tidak takut mati saat menjalankan misi.
"Apa-apaan ini... Bagaimana bisa pembunuh bayaran menyusup dan tinggal di kediaman..."
"Nyonya! Silahkan anda kembali ke dalam, saat ini di luar terlalu berbahaya bagi anda..."
"Tapi..." Kulihat Philips sedang melihat ke arahku, ekspresinya kurang jelas bagaimana yang pasti tatapan itu membuat kepala pelayan memintaku untuk segera kembali ke dalam
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
AbC Home
next semangat thor
2022-09-14
2
Irmha febyollah
lanjut lagi donk kk
2022-09-14
1