Aku pikir suasana di antara kami berdua akan menjadi canggung, setelah aku melakukan aksi nekat seperti itu tadi malam kepada Philips yang hanya manut tanpa melakukan perlawanan ataupun melakukan tindakan berlebihan. Setelah aku tersadar melakukan ciuman pertamaku di bibirnya yang manis itu tadi malam, memang suasana di antara kami sempat canggung. Tapi karena aku yang entah punya muka atau kagak, yang jelas suasana di antara kami kembali mencair seperti tidak pernah terjadi sesuatu.
Semuanya murni terjadi karena keinginanku sendiri dengan kesadaran yang tidak terpengaruh oleh apapun, semua yang kulakukan tadi malam sangat murni dari niat ku sendiri. Kini setelah pagi menyapa dunia aku tersadarkan oleh sebuah kenyataan yang cukup pahit, karena saat aku membuka mata wajah Philips yang super besar penuh jerawat terpampang jelas di depan mataku.
"Ugghh..." Dia bergeliat terusik bangun dari tidur "Se,selamat pagi..." Sapanya dengan wajah memerah
"Jelek, gendut, jerawatan, bucin..." gumamku tanpa sadar mendeskripsikan Philips langsung di depan wajahnya
"Bu,bucin? apakah kalimat itu juga hinaan?" tanya nya malu-malu
"Bisa di bilang gitu... Akhh, berhentilah menatap saya begitu!" aku menempelkan tanganku ke wajahnya yang besar
"Ma,maaf... Tapi apa itu bucin?" Philips membiarkan tanganku masih menempel di wajahnya
"Budak Cinta!"
Aku segera menarik tanganku dari wajahnya dan segera bangkit duduk untuk melakukan perenggangan otot tubuh. Sedangkan Philips terlihat semakin malu-malu sambil menggigiti selimutnya. Setelah melakukan perenggangan aku mengambil lonceng di atas meja yang ada di samping tempat tidur. Setelah ku goyang beberapa pelayan masuk ke kamar dengan tatapan menunduk sambil membawakan teh pagi.
"Apakah anda tidak ingin bangun? Pagi ini saya akan menemani anda latihan pagi, bersiap-siaplah"
"Baik istriku"
Dia terlihat senang saat aku mengatakan akan menemaninya latihan pagi, tapi sebelum itu aku juga harus bersiap-siap. Setelah selesai mengucapkan salam pagi pada Philips aku segera kembali ke kamarku, untuk bersiap-siap. Kulihat Betna melakukan beberapa gerakan mencurigakan, seperti melirik ke arah Philips yang masih terlihat senang. Sepertinya Betna ingin memastikan kalau kami tadi malam tidak melakukan apa-apa.
"Nyonya, barusan seorang pelayan memberikan sebuah surat kepada saya untuk di sampaikan kepada anda!" kata Betna menyerahkan sebuah surat saat kami di perjalanan menuju kamarku
"Siapa yang mengantarkan?"
"Pelayan dari kediaman Baron Franklin nyonya!"
Aku menghentikan langkahku dan membuka surat yang masih tersegel aman lantas membacanya. Surat yang benar-benar khas dari seorang putri bangsawan, tulisan yang rapi dan kertas surat yang di semprot dengan parfum, entah siapa yang memulai tradisi menyemprotkan parfum ke kertas surat begini.
Selamat pagi Duchess Alexa!
"Saya berharap Anda selalu berada dalam keadaan baik-baik saja. Saya benar-benar meminta maaf atas kesalahan yang saya perbuat pada hari itu, saya benar-benar tidak menyadari jika saya telah bersikap lancang kepada anda. Semoga anda berkenan memaafkan kesalahan saya dan semoga Duchess tetap menerima saya sebagai teman."
Salam hangat dari saya Anna Franklin.
Isi suratnya cukup singkat dan padat, berbeda sekali dengan dirinya yang selalu cerewet itu. Setelah selesai membaca surat dari Anna, aku kembali melangkah menuju kamar.
"Carikan aku pakaian yang nyaman untuk beraktivitas di luar, dan aku ingin pakaian dengan celana!" Kataku setelah sampai di kamar
"Celana? Apakah saya tidak salah dengar nyonya?"
"Ya, pendengaran mu masih sangat baik! Kuharap pakaian itu sudah ditemukan sebelum aku selesai mandi"
"Ba,baik nyonya!"
Karena ada pelayan yang kali ini membantuku mandi, maka tidak ada masalah dengan yang kali ini, dan aku tidak menghabiskan waktu banyak hanya dengan mandi. Setelah selesai mandi aku segera bersiap-siap mengenakan pakaian yang kuminta barusan kepada Betna dan meminta agar para pelayan mengikat rambutku menjadi satu.
Tidak ingin berlama-lama setelah sarapan aku bergegas menuju tempat latihan para kesatria dimana Philips sudah menunggu. Saat aku memasuki tempat latihan, mataku di sambut oleh jajaran senjata dari pedang, tombak, panah, dan sebagainya. Kulihat Philips dan kesatria tanpa nama sedang melakukan pemanasan di sudut lapangan.
"Kamu sudah datang istriku!" Matanya saat menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki terlihat sangat terpesona, beginilah manusia bucin
"Kemana para kesatria lainnya? Apakah mereka tidak melakukan latihan?"
"Mereka sedang berlatih di tempat lain istriku..." Sepertinya aku sangat paham dengan senyumannya itu
"Sayang sekali, seharusnya saya dapat melihat pemandangan indah otot para kesatria..." canda ku
"Se, sebentar lagi aku juga pasti akan mempunyai otot yang ingin kamu lihat itu..." Philips merajuk
"Hahaha... Ya,ya sekarang pun tubuh anda sudah di penuhi otot!" tawaku mengejeknya
Bukannya merasa terhina Philips malah tersenyum hangat menatapku lurus "Wajahmu terlihat lebih cantik saat tertawa, istriku!"
Seketika aku bungkam "Akhmm... Kenapa masih disini, sekarang mulai latihannya, berapa kali biasanya anda lari mengelilingi lapangan ini?"
"Li,lima putaran..."
"Sekarang anda harus lari 15 putaran! jika tidak selesai jangan pernah berpikir untuk istirahat." kataku yang entah kenapa merasa sedikit tersanjung mendengarnya memujiku barusan
"Ta,tapi..."
"Saya akan menemani anda berlari sebanyak 5 putaran!" Aku mengangkat tangan memintanya untuk tidak membuat alasan "Lalu setelah selesai lari, anda juga harus melakukan push up dan sit up sebanyak 10 kali... Dan setelah itu sesi latihan akan saya serahkan kepada kesatria anda!" maklum ya karena ini dunia novel fantasi jadi istilah push up dan sit up sudah ada
"Baik istriku!" dia terlihat lesu duluan
"Mana semangat anda? Katanya ingin melakukan apa saja yang saya katakan, masa baru segini anda sudah tidak bersemangat..."
"Baik akan saya lakukan istriku, demi dirimu!" tiba-tiba Philips berteriak
"Astaga, anda membuat saya kaget... Dan saya tidak perlu kata-kata ataupun teriakan penuh semangat saja, tapi saya perlu pembuktian dari anda tuan Duke!" Kataku dengan senyum menekankan
"Baik..."
"Sekarang mari kita mulai larinya jika anda sudah selesai pemanasan!"
Kesatria tanpa nama segera menyingkir ke tepian, karena untuk lari 5 putaran di awal Philips masih menjadi tanggung jawabku. Yang anehnya kesatria tanpa nama itu tidak mengatakan apapun saat aku meminta Philips melakukan latihan berat seperti ini. Benar-benar kesatria yang loyal dengan tuannya, pantas saja Anna tergila-gila dengannya.
Entah lapangan ini yang sangat luas atau karena tubuh ini yang terlalu lemah, karena baru putaran ketiga aku sudah hampir kehabisan tenaga. Tapi jika aku berhenti sekarang, malu dengan Philips yang membawa lari semua lemak di tubuhnya sebanyak 15 putaran. Hingga akhirnya aku menyelesaikan putaran kelima dan segera melakukan pendinginan otot-otot agar tidak kram atau sebagainya.
"Ini airnya nyonya!" Betna yang peka memberikan segelas air putih padaku
"Hei, kamu! Awasi latihan tuan Duke yang benar, jangan biarkan tuan Duke mencari kesempatan untuk berlaku curang!" kataku kepada kesatria tanpa nama yang hanya mengangguk sebagai jawaban
Ternyata walaupun tubuhnya besar seperti itu, Philips masih bisa bertahan lari di bawah teriknya matahari. Walaupun Philips sudah kelihatan lelah, tapi tidak sedikit pun wajahnya terlihat akan menyerah. Semangat seperti ini lah yang sangat kusukai dari orang-orang yang ingin berubah menjadi lebih baik, semangat suamiku yang gendut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
AbC Home
yah yah
2022-09-14
1
IndraAsya
semangat 💪💪💪😘😘😘
2022-09-13
2