Saat Philips baru saja menyelesaikan putaran terakhir, Kulihat ia masih berusaha kuat bahkan masih bisa tersenyum manis kepadaku. Untuk mengapresiasi semangatnya aku memberikan tepuk tangan padanya dengan penuh kebanggaan.
"Anda sangat kerena tuan Duke!"
"Terimakasih istriku..."
"Tapi anda tidak bisa senang terlalu awal, karena masih ada beberapa step latihan yang harus anda lakukan! Semangat!" kataku dengan senyum sebaik mungkin
Philips hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan senyum terpaksa "Huhh..." Dia membuang napas lega setelah meminum seteguk air
"Kalau begitu, saya kembali masuk duluan... Karena hari ini saya akan menghadiri pesta teh madam Kerlen..."
"Baiklah, semoga harimu menyenangkan istriku..."
"Anda juga tuan Duke! Kalau begitu saya kembali duluan...."
Setelah selesai mengucapkan salam, aku dan para pelayan segera kembali ke kamarku untuk bersiap-siap, sekalian aku ingin istirahat. Semua otot-otot di tubuh ini terasa remuk berkeping-keping, bahkan jalanku kurang stabil hingga di bantu Betna untuk bersandar.
"Apa nyonya yakin bisa menghadiri pesta nanti siang dengan kondisi anda yang seperti ini?"
"Ya tentu saja, Nanti juga baikan lagi setelah aku berendam di air dingin..."
"Bagaimana kalau air hangat nyonya?"
"Tidak, tidak... siapkan air dingin saja!"
"Baik nyonya!"
Sesampainya di kamar aku langsung merebahkan tubuh di kasur tanpa memperdulikan kotor atau tidak kondisi badanku saat ini. Yang jelas jika selimut dan kasur kotor kan aku tinggal membeli lagi yang baru, masa iya Duchess terkaya di kekaisaran menghemat uang hanya karena masih sayang kasur semulus ini di ganti. Maaf ya, sekarang aku bukan orang miskin lagi tapi sudah menjadi miliarder tiada duanya di dunia ini, Ohoho.
"Nyonya! Air mandi sudah siap..."
"Betna! Segera ganti selimut dan kasur yang ada dengan yang baru"
"Baik nyonya!"
Selama aku mandi, semua perabotan kamar di rombak secara besar-besaran oleh para pelayan dengan sangat tenang. Bahkan aku merasa suasana sekarang terlalu sunyi, hanya terdengar beberapa kali suara kayu berderit atau langkah kaki para pelayan. Setelah aku selesai mandi dan keluar dari kamar mandi, para pelayan hanya tinggal merapikan bagian-bagian yang perlu dirapikan sedikit saja.
"Bagaimana nyonya, apakah anda suka dekorasi saat ini!"
"Ganti dengan warna yang lebih gelap... Terlalu kekanak-kanakan!"
"Baik nyonya!"
"Apa-apaan ini! warna merah muda yang terlalu mencolok, bikin sakit mata melihatnya... Sejak kapan aku menyukai dekorasi seperti ini!"
"Ma,maafkan saya nyonya!"
"Dan gaun apa lagi ini, kekanak-kanakan sekali... Kalian semua sengaja ingin membuatku terlihat konyol dengan gaun seperti ini! Carikan gaun yang lain."
"Ba,baik nyonya..."
"Sudahlah, minggir kalian... aku akan mencari sendiri!"
Di lemari ternyata banyak gaun-gaun aneh yang terlalu mencolok, benar-benar selera yang buruk. Dari sekian banyaknya gaun di lemari hanya ada dua gaun yang terlihat normal dan berkelas, itupun letaknya ada di paling ujung gantungan baju, bahkan sampai tidak terlihat sedikitpun keberadaan gaun itu, jika aku tidak mengobrak-abrik isi lemari.
"Dari sekian banyaknya gaun di lemari apakah hanya ini gaun yang paling normal selama ini... Hah! Pantas saja beberapa hari ini aku selalu memakai gaun yang sangat norak..."
Aku memilih gaun berwarna merah dari kedua gaun normal yang sekarang ada di genggaman ku. Setelah melakukan perombakan sedikit lagi pada bagian korset, akhirnya aku memakai gaun yang normal setelah beberapa hari ini selalu memakai gaun yang sangat mencolok norak nya.
"Buang semua gaun ini! Seleraku dalam memilih gaun memang benar-benar sangat norak..."
"Baik nyonya..."
"Nyonya benar-benar terlihat sangat menawan..." Gumam seorang pelayan yang terpesona melihatku yang selesai dirias dan memakai gaun tanpa korset
"Apakah selama ini aku tidak menawan bagimu?" tanyaku niatnya bercanda
"Bu,bukan begitu nyonya... Ma,maksud saya anda sekarang terlihat lebih menawan... Maafkan saya nyonya!"
"Saya akan memberikannya hukuman..."
"Oh tidak perlu... Aku suka pelayan ini, siapa namamu?"
"Sa,saya Ariel nyonya..."
"Namamu sangat cantik... Apakah kau berasal dari keluarga bangsawan?"
"Tidak nyonya, saya hanyalah rakyat jelata dan yatim piatu"
"Aku ingin mengajaknya pergi ke pesta, dandani dia sekarang..."
"Apa nyonya serius?" tanya Betna dengan wajah kaget sama seperti pelayan lainnya
"Kau pikir aku suka bercanda untuk hal seperti ini, lakukan saja apa yang kuperintahkan."
"Baik nyonya"
Membawanya ke tempat pesta memang bukan pemikiran murni dariku, tapi aku hanya ingin mengikuti alur cerita novel yang asli. Karena memang di acara pesta teh madam Kerlen hari ini, seharusnya Alexa mengajak seorang pelayan yang nantinya akan melakukan beberapa hal licik untuk mengerjai tokoh utama wanita, yang memang sudah debut di pergaulan kelas atas.
Setelah pelayan yang bernama Ariel itu selesai di dandani, dia terlihat lumayan mempesona, hanya saja kulit tangannya yang kasar itu menjadi ciri khas jika ia adalah seorang pekerja keras. Aku memberikan sarung tangan yang sesuai dengan gaun yang sedang di pakainya, untuk menutupi tangan kasarnya itu.
"Apakah kau suka dengan gaun ini?" tanyaku padanya karena gaun norak itu terlihat sangat di sukai olehnya
"Sa,saya tidak bermaksud demikian nyonya..."
"Ohoo... Kalau memang kalian menyukainya, kalian boleh memilikinya, kalaupun kalian menolak untuk menerimanya buang saja semua gaun ini... Lagipula seperti nya aku akan membeli gaun baru!"
"Te, terimakasih banyak atas kemurahan hati anda nyonya!" seketika semua pelayan terlihat senang
"Aku tidak sedang bermurah hati pada kalian, karena aku sedang membuang barang yang sudah tidak kusukai bukan berarti aku sedang bermurah hati."
Semuanya terdiam namun masih ada selipan senyum di bibir mereka semua "Nyonya, kereta sudah siap..." Kata Betna setelah mendapat kabar dari seorang prajurit
"Betna! Kuharap kau mengerjakan tugas yang kuberikan dengan baik dan aku ingin semuanya selesai sebelum aku pulang!"
"Baik nyonya, serahkan saja pada saya!" Betna tersenyum namun tidak tulus
Aku dan Ariel si pelayan segera keluar menuju kereta kuda yang telah di siapkan oleh kepala kusir kuda di halaman depan. Kereta kuda yang mewah dan terlihat nyaman, ku harap aku tidak mengalami mabuk darat, karena ini adalah kali pertama bagiku menaiki kereta kuda setelah datang ke dunia ini.
"Mau kemana kamu?" tanya ku pada Ariel yang hendak naik ke tempat duduk kusir kuda
"Saya akan duduk di samping pak kusir nyonya!"
"Apakah kamu ingin mempermalukan ku? Masuk, kau ikut denganku duduk di dalam kereta!"
"Ta,tapi nyonya..." Ariel segera bungkam setelah ku berikan tatapan tajam
Di dalam kereta Ariel sibuk mengagumi tempat duduk dan dekorasi kereta kuda yang sangat mewah. Bahkan kursi tempat duduk nya saja senyaman kasur di kamarku. Tapi tidak lama setelahnya Ariel kembali ke mode tegang setelah terbangun dari rasa kagumnya, karena ada diriku di depan dirinya duduk saat ini. Harapanku saat ini hanya satu, semoga alur cerita dari novel asli tidak menjadi kacau hanya karena jiwa Alexa sudah tiada, yang sekarang digantikan oleh jiwaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Anis Rohayati
upppp ygg bnykkk ka seru bgttt😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
2022-09-12
2