Sepertinya aku harus berbicara untuk mencarikan suasana yang tiba-tiba terasa aneh ini. Sejak aku meminta Philips memanggilku dengan panggilan sayang barusan, sedikitpun ia tidak mengatakan apa-apa, hingga membuat suasana menjadi aneh. Untunglah setiap kali aku berbicara dengan Philips, terlebih dahulu aku memerintahkan agar para pelayan menunggu diluar, hingga kecanggungan ini hanya dialami kami berdua dengan rasa malu yang masing-masing miliki.
"Tuan Duke!" Panggilku akhirnya memecah kesunyian
"A,ada apa?" Philips terlihat kikuk
"Apakah anda masih merasakan keberatan jika tiba-tiba merubah panggilan anda saat memanggil saya?"
"Se, sepertinya bagitu... Permintaan Anda terlalu mendadak..."
"Sa,saya juga akan memanggil anda dengan panggilan itu juga... jika anda mengijinkan! I,ini... Hal ini saya lakukan agar suasana tidak terlalu canggung seperti sekarang!"
"Apakah memang lebih baik begitu istri... Ma,maaf..."
"Tidak apa-apa tuan Duke! Saya mengerti jika permintaan saya terlalu buru-buru, Jadi berhentilah meminta maaf jika anda tidak salah apa-apa!"
"Baiklah... Lalu hal apa yang ingin anda katakan barusan, Sa...yang!" boom seketika muka kami memerah bersama
"Oh itu mengenai hal yang ingin saya lakukan akhir-akhir ini, tetapi saya tidak bisa melakukannya..."
"Kenapa?"
"Sa,saya perlu dana yang banyak..." sumpah malu banget bilang nya, soalnya kan uang bulanan yang di berikan Philips padaku saja sudah sangat banyak
"Katakan saja berapa yang diperlukan, aku akan menyediakan nya untukmu..."
"Tidak ingin bertanya dulu saya ingin melakukan apa dengan uang sebanyak itu kah?"
Philips tersenyum "Lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan, sa...yang!" dia memanggil nya masih kikuk
"Benarkah?" seketika aku semangat karena tidak perlu menjelaskan apa-apa padanya
"Tentu saja!"
"Hemmm... Makasih sayang!" kataku memanggilnya dengan manja
hwik, seketika Philips memalingkan mukanya dan entah kenapa membuat mood ku jadi hancur. Aku yang selalu melihat wajah jeleknya saja tidak pernah menunjukkan sikap seperti itu selama beberapa Minggu ini padanya. Tapi apa yang dilakukannya sekarang di depanku, berani-beraninya dia memalingkan muka dengan ogah seperti itu, saat dipanggil sayang oleh wanita tercantik di kekaisaran, ini penghinaan namanya.
"Se, sepertinya aku harus kembali bekerja..." Dia segera bangkit berdiri tanpa menatapku sedikitpun "Sa,sayang!" katanya sebelum membuka pintu
Dia benar-benar membuatku kesal, ingin sekali rasanya aku berlari dan menendang tubuh gempalnya itu sesaat sebelum dia menghilang di balik pintu. Walaupun aku tau jika sekarang dia sedang malu, karena dipanggil sayang oleh wanita secantik diriku dengan manja, tapi apakah pantas Philips menunjukkan sikapnya barusan secara terang-terangan. Aku benar-benar dibuat geram oleh tingkahnya itu.
"Apakah tuan Duke membuat Anda marah lagi nyonya?" tanya Betna yang mungkin menyadari wajah masamku
"Dasar babi jelek!" teriakku marah dengan lantang hingga membuat gema di seluruh ruangan
Para pelayan yang mendengar teriakkan marahku menarik napas dan hampir lupa untuk menghembuskan nya kembali "Sebenarnya apa yang dia pikirkan saat ini... Awas saja jika dia berani mengatakan kalau panggilan itu terasa tidak nyaman baginya."
"Nyo,nyonya... Apakah anda ingin jalan-jalan untuk meredakan kemarahan anda?" usul Betna
"Usul yang bagus Betna! Karena saat ini dia benar-benar membuatku marah!" aku segera bangkit dari kursi
"Nyonya, Anda berdarah!" kata Ariel yang melihat kursi dan gaunku ternodai darah
"Apakah ini saatnya tamu bulanan ku datang?"
Betna segera membuka laci di meja sampingnya dan membuka sebuah buku tebal "Benar, ini sudah masuk bulan bagi nyonya..."
"Sial pantas saja emosi ku beberapa hari terakhir sangat berantakan..."
Haid pertama di jaman kolosal seperti sekarang yang masih belum ada yang namanya pembalut wanita, benar-benar membuat naik pitam. Pakaian dalam sebelum haid saja sudah sangat banyak dan membuat gerah, sekarang malah menjadi 2 kali lipat banyaknya yang harus dipakai dan tentu saja membuat gerah yang sangat luar biasa.
"Tidak bisa kah kalian menyediakan sesuatu yang lebih simpel dari ini..."
"Yang saat ini nyonya kenakan sudah merupakan yang paling sederhana..."
"Aku ingin jalan-jalan..."
Ingin marah dan memaki, tapi tau hanya akan sia-sia saja aku melakukannya, sebab dunia ini terlalu jadul untuk ku tinggali. Setelah sampai di taman kediaman ini, aku merasa lebih tenang karena hembusan angin yang sejuk serta harum semerbak wangi bunga mawar yang memang selalu bermekaran setiap saat di kediaman ini.
"Nyonya apakah anda ingin mengenakan penutup kepala?" tanya Ariel saat aku hanya berdiri diam menantang sinar matahari pagi yang sangat terik ini
"Tidak usah..."
"Nyonya bagaimana jika anda berteduh dulu di bawah pohon itu!" kata Betna menunjuk pohon yang rimbun di tengah-tengah taman
Aku melangkah menuju pohon yang dikatakan Betna, beberapa pelayan sudah menyiapkan tempat duduk santai untukku di bawah pohon. Beginilah kehidupan seorang bangsawan yang seharusnya, tidak perlu memberi perintah pun para pelayan sudah menyediakan apa yang kita perlukan.
"Sepertinya akan lebih menyenangkan jika ada anak-anak yang berlarian di taman ini... Tingkah mereka yang lucu dan menggemaskan pasti akan membuat taman ini terasa sangat hidup..."
Jika tidak ditanya ataupun tidak ada yang penting untuk di katakan para pelayan memang hanya akan diam mendengarkan majikannya bicara, inilah para pelayan terlatih di kediaman Duke Flanthefus.
"Meong!" tiba-tiba terdengar suara kucing dari suatu tempat
"Apakah kalian juga mendengar suara kucing barusan?"
"Saya juga mendengar Nyonya..."
"Meong..." secara mendadak seekor kucing berbulu lebat warna abu-abu meloncat ke atas meja di depanku dan membuat teh di cangkir tumpah
"Apakah anda baik-baik saja Nyonya? Cepat singkirkan hewan melata itu dari nyonya..." Kata betna meneriaki para pelayan yang hanya diam menatap jijik kucing imut tersebut
"Tidak apa-apa, biarkan saja..."
"Tapi nyonya... Bukankah Anda membenci hewan melata seperti ini?"
"Itu aku yang dulu, tapi aku yang sekarang tidak akan berusaha... Brakkk..." karena kucing itu tiba-tiba meloncat kepangkuan ku, seketika aku kaget dan membalikkan meja dan kursi
"Cepat singkirkan hewan melata itu dari Nyonya..." teriak Betna yang juga kaget "Apakah anda baik-baik saja nyonya?"
"Ya aku baik-baik saja, aku hanya kaget karena tiba-tiba kucing ini melompat ke pangkuanku... Tidak apa-apa biarkan saja dia!" cegah ku saat seorang pelayan berusaha mengusir kucing itu dengan tongkat
"Sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini nyonya..." kata Betna saat kucing itu melangkah dengan anggun menuju ke arahku
"Se, sepertinya memang harus begitu... Karena tempat ini adalah wilayah kekuasaannya lebih baik kita yang mengalah dan pergi sekarang!" Kataku menghindar bukan karena takut tapi hanya merasa geli melihat kucing yang begitu indah bertubuh besar yang sayangnya lebih tampan daripada Philips
"Saya akan meminta para prajurit menyingkirkan hewan ini..."
"Tidak perlu, biarkan saja kucing ini tinggal di taman... Lagipula sepertinya kucing ini adalah peliharaan seseorang!"
"Baik nyonya!"
Tidak cukup dengan ulah Philips yang membuatku kesal dengan memalingkan muka secara tidak sopan, terus tambah dengan tamu bulanan yang datang tiba-tiba tanpa permisi, sekarang waktu santai yang seharusnya ku nikmati dengan tenang dihancurkan oleh seekor kucing tampan. Semoga saja tidak ada lagi kesialan yang lebih sial dari semua yang telah ku lalui hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
AbC Home
pilip kamu tidak lebih tampan daripada kucing
2022-09-14
0
*********
lanjuut...
2022-09-13
1