Malam sudah semakin larut, namun mataku masih menolak untuk terlelap dalam keheningan malam. Dengan tubuh yang terbaring di kasur empuk berlapiskan kain sutra ini, aku menatap bulan yang tampak di depan jendela kamar. Entah sudah seberapa larut sekarang hingga membuat kelopak mataku semakin enggan terpejam.
Aku merasa kesepian di kamar mewah yang luas ini, padahal ada barisan prajurit di luar kamar dan bukankah tubuh ini juga telah mempunyai suami, tapi kenapa nasibku masih terus saja di Landa kesendirian. Rasanya pikiran ku semakin kacau saat memikirkan hal yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami istri di atas kasur. Di dunia asal aku juga selalu mendambakan ada seseorang yang memelukku sambil menyanyikan senandung pengantar tidur.
"Aku kesepian sialan!!" geramku bangkit duduk dengan rahang yang geram
Seandainya Philips tidak memiliki rupa badan yang mengerikan seperti itu, mungkin saja aku bisa lebih menghargai nya sebagai suami. Jujur, hal yang paling tidak Kusuka dari Philips hanyalah bagian tubuhnya yang di penuhi lemak, karena wajah Philips lumayan imut dan menggemaskan walaupun di penuhi jerawat dan minyak di wajah.
Aku tidak ingin terlalu lama berpikir dan merenung di kamar yang terasa dingin ini, sehingga dengan kesadaran penuh aku melangkah keluar kamar. Beberapa pelayan segera menghampiri ku dan menanyakan apakah aku memerlukan sesuatu dengan takut-takut. Aku hanya diam melihat mereka yang tidak berani mengangkat wajah dan sejak tadi hanya menunduk ketakutan.
"Apakah ada yang nyonya butuhkan?" tanya seorang pelayan lagi
"Antarkan aku ke kamar Duke!" hening "Kenapa diam, cepat tunjukkan jalannya..." geramku karena mereka semua terlihat kaget
Di dalam ingatan Alexa aku tidak menemukan satupun tempat yang seharusnya menjadi kamar tidur Philips. Karena memang selama ini, Alexa tidak pernah ke kamar tidur Philips dan hubungan mereka juga seperti orang asing yang hanya menguntungkan salah satu pihak, dan tentu saja pihak yang paling untung adalah Alexa.
Seorang pelayan akhirnya memberanikan diri untuk menuntunku menuju kamar tidur Philips. Sepanjang jalan menuju kamar Philips, para pelayan ini terdiam namun saling bertukar lirikan mata penuh tanda tanya. Aku paham dengan arti dari lirikan satu sama lain di antara mereka, tapi aku tidak ingin terlalu menanggapinya.
Setelah berjalan menuju bagian timur kediaman akhirnya pelayan itu berhenti di salah satu pintu ruangan yang lumayan mewah. Karena tempat tidurku ada di bagian Barat kediaman ini, jadi selama perjalanan menuju kamar tidur Philips aku merasa seperti sedang tour di sebuah istana.
"Apakah ada yang bisa saya bantu nyonya?" tanya pelayan yang mungkin bertanggung jawab di kamar ini
"Aku ingin bertemu dengan tuan Duke"
"Ma,mari ikuti saya nyonya..." Katanya sambil mengisyaratkan agar para prajurit di depan pintu kamar membuka pintu
Setelah pintu kamar terbuka, kulihat di samping tempat tidur tepatnya di atas meja kerja. Philips terlihat masih sibuk dengan beberapa dokumen yang perlu di kerjakan nya. Melihatnya yang sedang bekerja ternyata terasa lumayan menambah kesan baik dirinya di mataku.
"Letakkan saja teh itu di sana, keluar lah! Jangan ganggu aku sampai besok pagi!" Katanya tanpa mengalihkan pandangan dari dokumen yang sedang di periksa nya
Saat pelayan itu hendak membuka mulut, aku segera menghentikannya dan memintanya untuk segera meletakkan teh yang di maksud Philips, serta mengusirnya keluar. Karena Philips yang masih terlihat sangat fokus dengan pekerjaannya, ada sedikit niat jahil di kepalaku untuk mengusilinya. Sepertinya sifat usil yang selama ini kulakukan untuk menjahili teman-teman satu sel ku masih tetap ada dalam jiwaku.
Aku melangkah dengan pelan mendekati ke arah mejanya, namun tiba-tiba Philips meletakkan alat tulis di tangan dan secara tiba-tiba juga mengalihkan tatapannya ke arahku dengan tatapan penuh tekanan sekaligus sinis. Tetapi tatapan itu tidak bertahan lama, karena setelahnya dia terlihat kaget saat melihatku berdiri di depannya saat ini. Sedangkan aku yang sempat mendapatkan tatapan sinis itu masih terpaku di tempat dengan tubuh yang terasa di tekan oleh sesuatu yang dingin dan menakutkan.
Sepertinya wibawa yang selama ini tidak di tunjukkan Philips kepada Alexa sangat mengerikan seperti ini. Berbeda sekali dengan sikapnya yang bucin dan selalu minta di perhatikan oleh Alexa selama ini.
"A,ada perlu apa istriku?" dia terlihat kelabakan dengan tatapan penuh rasa bersalah
"Huuhhh..." aku menghembuskan napas yang sempat tertahan
"Ma,maafkan aku sudah membuatmu takut dan menatapmu seperti barusan... I,itu karena aku tidak tahu jika ternyata itu adalah kamu..."
"Apakah anda sibuk?"
"Tidak! Aku tidak sibuk..." Sahutnya cepat saat aku menatap tumpukan dokumen di atas meja
"Kapan anda akan pergi tidur?"
"Sebentar lagi aku akan tidur... Oh tidak, aku akan tidur setelah mendengarkan keluhanmu tentangku"
"Apakah anda masih belum mengantuk?"
"Tidak! Karena sekarang ada kamu istriku disini bagaimana bisa aku bersikap lancang begitu" dia terlihat kelabakan
"Sayang sekali, sebenarnya kedatangan saya kemari karena saya pikir bisa berbagi tempat tidur dengan anda, tapi sepertinya saya membuat anda merasa tidak nyaman... Saya akan pergi meninggalkan kamar anda sekarang, kalau begitu silahkan anda kembali sibuk..."
"Tidak, aku tidak sibuk dan sekarang aku juga sudah mengantuk... Ka,kalau begitu, apakah anda berkenan tidur di kamar ini bersama saya?" katanya seakan-akan mengerti dengan apa yang kuharapkan
"Sepertinya anda todak nyaman dengan saya, sehingga membuat wajah anda memerah karena kesal..."
"Tidak, aku tidak mungkin kesal denganmu... Wajahku memerah karena aku merasa malu, karena sudah seenaknya mengartikan maksud perkataanmu barusan..." katanya semakin terlihat gelisah dan membuatnya terlihat sedikit imut
Aku tersenyum melihat tingkahnya yang bagiku imut ini, walaupun tubuh nya masih tidak nyaman untuk di lihat "Ternyata anda orang yang imut..." gumamku pelan
"Apakah barusan kamu tersenyum istriku?" tanya nya yang memang membuatku tidak bisa tidak tersenyum melihat tingkahnya
"Ahahaha... Anda tidak hanya membuat saya tersenyum tapi juga tertawa... Hahaha, ternyata anda lebih imut dari yang saya pikirkan beberapa saat yang lalu..." tanpa sadar aku tertawa melihat tingkah nya yang semakin imut bagiku
Suasana yang awalnya tegang kini sudah mulai mencair, hingga membuatku berbicara lebih banyak padanya dari biasanya. Tahu-tahu kami berdua sudah bersiap-siap hendak tidur, Kasurnya terasa dingin seperti sudah lama tidak di sentuh. Walaupun kasur ini terasa dingin tapi hawa di ruangan ini cukup hangat karena perapian yang terus menyala.
Setelah di perhatikan Philips terlihat lebih tegang dari sebelum suasana yang awalnya sudah cair bagiku di antara kami. Dia terlihat bingung harus bersikap dan bertindak bagaimana karena saat ini, dan mungkin untuk yang pertamakali nya sang istri tidur di kasur yang sama dengannya setelah 5 tahun pernikahan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments