"Bertarung lah ! Bertarung lah wahai pemilik kekuatan yang dahsyat! Musuh yang yang tangguh telah bangkit!" Yagami terbangun saat mendengar suara itu. Wajah pemilik suara itu bersinar. Ia bahkan tak bisa mengenali wajahnya karena sinar itu. Apakah itu wujud sang Dewa yang sesungguhnya?
Yagami duduk sendirian di tempatnya tadi tidur, ia berusaha memecahkan arti dari mimpinya barusan. Suaranya terdengar menggema, ia nampak seperti sosok yang agung. Ia harap kali ini bukan pertanda buruk.
Dilihatnya Aya-san sedang tidur dengan enaknya tidak jauh dari tempatnya berada sekarang. Maklum saja, hanya ada satu ruangan di dalam rumah itu karena pohon yang di jadikan rumah itu sebagaimana besarnya tetap kecil di bandingkan dengan rumah lainnya.
Yagami keluar untung menenangkan pikirannya. Jika itu petunjuk dari Dewa, berarti ada kekuatan yang menunggunya berduel. Apakah dia adalah dalang di balik kemunculan naga yang seharusnya sudah punah? Yagami benar-benar tidak paham .
Akhir-akhir ini ia memang punya firasat kalau ia harus terus berpetualang hingga kekuatan itu musnah sepenuhnya. Untuk sementara dengan terpaksa ia harus menanggalkan mimpi untuk hidup normal. Bila nanti semuanya beres ia pasti akan mengejar mimpinya untuk hidup sebagaimana orang normal yang tidak punya kekuatan.
Saat sedang memikirkan mengenai mimpinya, entah darimana seekor naga terbang dan mengamuk di hutan. Ia menyemburkan api di sana dan disini sesukanya. Sepertinya ia mengganggap hutan ini hanyalah tempat bermainnya saja.
"Mau main api ya? Jangan harap bisa bermain api lebih lama lagi. Menari lah di udara wahai badai yang Agung!", dalam sekejap, angin ribut mengelilingi Yagami. Air berjatuhan dengan derasnya. Petir menyambar dari langit , ia menyambar ke arah sang naga itu. Ia sebenarnya ingin menggunakan pedang api yang menjadi andalannya, tapi ia takut hutan terbakar. Jadi dia lebih memilih menggunakan elemen lain kali ini.
"Kau tidak bisa lagi membakar hutan ini. Ingat, membakar hutan itu dilarang!"dengan percaya diri Yagami berkata begitu. Di hatinya memang tak ada rasa takut sama sekali.
"Wahai kilatan surga yang memekakkan telinga! berikan aku kekuatanmu!" Diantara badai yang ia ciptakan itu, ditangannya keluar percikan kilatan petir. Kali ini bukan pedang, seperti yang biasa ia lakukan. Setelah ditangannya terasa cukup kekuatan yang dikumpulkan, dengan bantuan angin ia terbang menuju naga itu.
"Eh, kuat sekali ya," dengan santai Yagami berkata demikian. Ia sudah menyadari naga itu lebih kuat dari biasanya dari caranya bertarung. Ditambah lagi kali ini sosoknya sedikit berbeda. Bentuknya lebih sangar dari yang pernah ia lawan.
Naga itu masih bisa mengamuk setelah mendapat pukulan yang lumayan dahsyat. Namun kali ini ia sepertinya kehilangan kendali, mungkin karena efek pukulan tadi. Setelah beberapa saat mengamuk, ia menjauh dan hilang dari pandangan Yagami.
"Lumayan juga tadi, aku harap bisa bertemu dengan musuh yang lebih kuat lagi. Ternyata pertarungan memang lebih cocok untukku," setelah pertarungan usai Yagami berkata begitu. Dia berkata dengan sombongnya. Menyombongkan diri sendiri kepada diri sendiri itu manusiawi, jadi itu bukan sesuatu yang buruk .
***
"Ada apa?" Aya-san yang terbangun segera keluar dan berkata kepada Yagami.
"Tadi ada Naga mengamuk, dia membakar hutan. Tadi aku berusaha menyingkirkan naga itu sekalian memadamkan api."
"Begitu ya?" jawabnya singkat. Nampaknya ia sudah maklum.
"Hai lihat! Ada bintang jatuh di sana!" tiba-tiba Aya-san berseru. Benar saja, Bintang jatuh itu datang bersama rombongannya. Rupanya sedang hujan meteor sekarang. Sesuatu yang jarang muncul. Dari pada mempersoalkan Naga yang tadi menyerang, dirinya lebih fokus kepada bintang yang bergerak sangat cepat itu. Tidak hanya satu, ada banyak bintang yang terlihat jatuh ke bumi.
"Cepat buat permintaan sebelum mereka pergi!," Aya-san menutup matanya. Yagami membuat harapan agar Monster yang tidak diketahui olehnya itu segera menghilang. Ia sudah bosan dengan mereka semua. Walaupun disini lain ia tampak menikmati, tapi jika semuanya berakhir itu lebih baik dari apapun juga.
"Kamu sebaiknya tidur dulu. Ada sesuatu yang ingin kulakukan," sesaat setelah hujan bintang jatuh itu selesai Aya-san berkata seperti itu. Terlihat sangat mencurigakan tapi ia segera kembali ke dalam.
Ia mengamati apa yang dilakukan Aya-san dari balik pintu. Pohon-pohon yang terbakar tadi nampak seperti kembali sedia kala. Ternyata sihir penyembuhan luar biasa sekali, kelemahannya hanya tidak bisa mengembalikan nyawa yang telah di ambil malaikat maut saja, ia pernah mendengarnya dari seniornya saat di akademi dulu.
Melihatnya seperti menyayangi hutan ini, kelihatannya Renn tidak salah menurunkan ilmunya kepada wanita itu. Mereka berdua sama-sama menyayangi alam. Sikapnya juga sama-sama lembut. Mungkin jika Renn tidak meninggal mereka berdua bisa menjadi pasangan yang serasi.
Sayangnya nasib berkata lain, sepandai-pandainya dia menguasai sihir penyembuhan takdir tak bisa terelakkan. Kematian bukan takdir yang bisa dihindari. Tak ada manusia yang bisa hidup abadi .
Sedangkan sihir yang digunakan oleh Yagami adalah sihir yang di khususkan untuk bertarung saja. Sebenarnya ia ingin juga menguasai jenis sihir yang lain, tapi setiap kali mencobanya pasti tidak pernah berhasil. Mungkin ia ditakdirkan untuk bertarung saja, begitu pikirnya saat ia merasa menyerah.
Aya-san baru kembali saat fajar telah menyingsing. Wajahnya terlihat lelah. Yagami yang berpura-pura tidur langsung terbangun saat melihat wajahnya Aya-san. Ia merasa kasihan melihatnya kelelahan setelah menyembuhkan hutan yang tadi malam terbakar oleh naga.
Begitu masuk ia langsung jatuh tak sadarkan diri. Wajar kalau dipikir, mengingat dia mengeluarkan energi yang sangat besar. Yagami segera menaruh tubuh yang lelah itu ke kasur untuk beristirahat. Hanya itu saja yang bisa dia lakukan.
Yagami berpikir andai ia bisa menguasai berbagai macam sihir, pasti akan lebih berguna terutama disaat seperti ini. Ia benar-benar merasa menyedihkan. Yang bisa ia lakukan hanya menunggunya sampai sadar.
Perjalanan yang harusnya ia lakukan pagi ini, mungkin bakal terlambat. Tapi jika ia melakukannya, ia merasa bersalah karena telah meninggalkan wanita yang menolongnya itu sendirian. Sementara ia telah baik kepadanya.
setelah agak lama, akhirnya tersadar juga dia. Yagami bernafas lega melihatnya. Perasaan was-was yang menghantuinya dalam sekejap langsung hilang.
"Maaf ya aku merepotkan mu," begitu tersadar Aya-san langsung berkata begitu. Ia tampak merasa bersalah sekali.
"Tidak kok. Aku sama sekali tidak repot karena ini," jawab Yagami .
"Kamu tidak melanjutkan perjalanan? Katanya pagi ini kamu mau melanjutkan perjalanan."
"Aku berubah pikiran. Mungkin agak tengah hari aku pergi," Yagami menjawab.
"Apa karena aku?"
"Bukan. Hanya saja aku ingin menikmati suasana disini sedikit lebih lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments