Malam yang sepi, suara jangkrik terdengar sangat keras. Shota berdiri di depan pedang yang katanya berisi kekuatan besar. Ia mendengarnya kemarin saat beristirahat di sebuah batu besar saat ia merasa sangat kelelahan.
Bisikan yang membuai dirinya itu telah mengantarkannya ke sebuah tempat dimana terdapat terdapat puing-puing bangunan kuno. Ia tidak mengetahui bangunan apa itu, yang ia tahu tujuannya adalah mencabut pedang seperti yang dikatakan oleh sosok yang ia temui kemarin.
Perjalanan yang ia tempuh hampir seharian penuh. Ia tak peduli dengan itu semua sebenarnya, selama ia bisa mendapatkan kekuatan ia tak peduli dengan rasa lelah yang menyelimutinya. Lagipula ia sudah tidak bisa kembali lagi ke kampung halamannya.
Semuanya karena ia terusir dari kampung halamannya . Ia tidak tahu kenapa ia diusir, mereka hanya bilang kalau dirinya adalah biang sial yang harus disingkirkan. Dia tak tahu mengapa, mungkin karena miskin dan hidup sebatang kara. Begitulah mungkin yang ia pikirkan, lagipula badannya dekil dan kurus . Hidupnya sejak lahir benar-benar memprihatinkan.
Ayahnya meninggal karena menjadi korban salah tembak saat Shota baru lahir. Ibunya saat usianya baru 10 tahun menyusul. Tak ada kerabat yang mau merawatnya. Jadilah ia hidup luntang-lantung tanpa tujuan yang jelas. Ingin rasanya mati saja. Namun entah kenapa tidak pernah ia lakukan keinginannya itu.
Dengan kekuatan dari pedang itu, ia berpikir untuk membalaskan perlakuan dari orang-orang yang pernah menyakitinya dulu. Ia ingin mereka merasakan yang pernah ia rasakan. Bahkan ia menginginkan pembalasan yang lebih kejam.
Orang-orang yang bermulut tajam harus mati ditangannya, begitulah yang ia inginkan saat ia mendengar kata yang halus nan indah dari sosok yang memberitahukan keberadaan pedang yang kini di depan matanya.
Tangannya kini mulai meraih pedang itu, ia bersiap untuk mencabutnya. Setelah ia merasa bahwa waktunya telah tiba ia segera mencabutnya. Dari tangannya ia bisa merasakan energi yang kuat. Rasanya ada sensasi kekuatan yang cukup besar. Saat pedang itu tercabut, muncul cahaya berwarna kehitaman sedikit demi sedikit masuk ke dalam tubuhnya.
Ternyata mencabutnya lumayan susah juga ternyata. Ia merasa takkan mampu menahan kekuatan yang mengalir begitu besar. Namun karena tekadnya kuat , pedang itu berhasil ia cabut juga. Lumayan berat juga rasanya, namun perlahan ia menjadi ringan.
Saat ia sudah berhasil menguasai pedang itu, perlahan matanya matanya memerah. Di antara malam yang sepi tiba-tiba ia berteriak sambil tertawa kemenangan. Ucapan sumpah serapah akan menghabisi para penyihir terdengar menggema di setiap tempat . Suaranya terdengar berbeda sekali dengan suara yang biasa dikeluarkan oleh Shota sendiri. Kali ini suaranya terdengar lebih berat dan juga mengandung aura yang sangat jahat sekali.
"Wahai tuanku, akhirnya setelah ribuan tahun tersegel anda terbebas juga. Hamba siap untuk mengabdi kembali kepada tuanku yang mulia," sambil terlihat memberi penghormatan , sesosok tubuh yang dipenuhi oleh asap tebal berkata.
Dia mengingat hari dimana tuannya mengalami kekalahan dan akhirnya tersegel dalam pedang yang bertuliskan mantra penyegelan itu. Setelah ribuan tahun akhirnya penderitaan yang dialami oleh tuannya berakhir. Sebuah hari yang dinantikan telah tiba. Ia kini bisa melihat tuannya telah bangkit dari tidur panjangnya itu.
Waktu itu , mereka berperang dengan seorang penyihir yang memiliki pandangan berbeda dengan mereka. Puncak pertarungan terjadi di reruntuhan yang hanya menyisakan puing-puing saja. Penyihir itu meninggal setelah berhasil menyegel sang tuan yang agung itu.
Dia mengingat hari dimana penyegelan itu terjadi. Benar-benar luar biasa kekuatannya , sosok itu mengakuinya. Dia menjadi saksi hidup dimana dua kekuatan besar saling bertarung demi tujuannya masing-masing.
***
"Yang mulia tuanku, akhirnya setelah ribuan tahun kita akan kembali lagi membawa kegelapan yang akan mewarnai dunia ini sekali lagi. Aku harap tuanku siap untuk mewujudkan tujuan kita yang tertunda sangat lama," dengan suara lembut dan sikap memberi hormat, ia berkata kepada Shota yang tubuhnya telah diambil alih oleh makhluk yang disebut tuan itu.
"Aku akan selalu siap. Demi mewujudkannya aku telah menunggu hari ini dalam wadah yang begitu menyiksa. Akhirnya hari-hari untuk mengamuk telah tiba. Aku pasti akan menghancurkan segala rintangan . Aku akan membalas dendam yang terus tumbuh ini," suaranya terdengar agak mengerikan.
"Kalau begitu, ada baiknya kembalikan kesadarannya. Tuan tidak bisa mengambil alih sepenuhnya. Dia harus menyerahkan tubuh untuk dipakai tuan. Begitulah informasi yang ku dapat mengenai segel itu.
Perlahan tubuh Shota normal kembali. Dia merasakan ada kekuatan besar yang mengalir di dalam tubuhnya. Entah mengapa rasanya tubuhnya sekarang menjadi kuat berkali-kali lipat.
"Bagaimana rasanya saat kekuatan mengalir ke seluruh tubuhmu? Apakah itu luar biasa?" tanya sosok itu. Suaranya terdengar licik, seperti ada sesuatu yang ia rencanakan.
"Rasanya seperti aku melihat kehancuran orang-orang yang pernah mengejekku dengan lidah tajam mereka. Ini sungguh luar biasa," jawab Shota.
"Sekarang aku bukanlah yang kemarin, aku bakal menghancurkan kehidupan orang-orang yang pernah tertawa di atas penderitaan yang pernah aku alami. Aku akan buat mereka sengsara selamanya," Shota yang baru mendapatkan kekuatan langsung merasa berada di atas angin.
"Bagus, terus tegakkan niatmu itu. Ingat, hancurkan segala yang menghalangi. Jangan beri ampun mereka!" sosok aneh yang dikelilingi asap itu berkata. Ia sepertinya puas dengan ucapan yang keluar dari mulut Shota tadi.
Akhirnya setelah sekian lama mencari orang yang tepat, dia akhirnya menemukan seseorang yang bisa untuk mencabut pedang. Walaupun ia sendiri tidak tahu pasti syarat pencabut pedang, yang pasti ia sekarang lega karena pedang yang itu akhirnya bisa dicabut juga setelah sekian lama.
Mungkin semuanya bisa untuk melakukannya, tetapi manusia yang memiliki dendam akan lebih mudah untuk melakukannya karena tekad mereka biasanya tidak dapat diragukan lagi kebulatannya. Ditambah lagi, biasanya orang semacam ini akan sangat mudah dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Biasanya mereka akan melakukan apapun demi bisa menjadikan keinginan mereka menjadi nyata. Apapun resikonya, dia sudah tidak pernah peduli lagi .
Sebenarnya sosok itu pernah beberapa kali merayu manusia, namun sepertinya tidak ada yang berhasil. Segel yang terpasang di pedang masih terlalu kuat. Kali ini ia yakin segel yang terpasang sudah mulai melemah. Dia merasakannya , kekuatannya yang ikut tersegel sudah mulai kembali walaupun hanya setengahnya.
Saat pedang tercabut, maka segel itu akan semakin lemah. Saat kebangkitan kekuatan yang ditunggu akhirnya telah tiba. Walaupun harus bersabar sampai pengguna pedang mati atau menyerahkan tubuhnya secara suka rela agar kekuatannya kembali sempurna, setidaknya dengan tercabutnya pedang, kekuatan yang kembali padanya sudah hampir pulih.
Sedangkan tuannya harus menunggu saat pengguna pedang mati atau sukarela menyerahkan tubuhnya agar bisa mengambil alih tubuhnya. Hanya dengan cara itu ia bisa kembali bebas seperti dahulu kala. Dibanding dengan ribuan tahun yang telah lewat, menunggu pengguna pedang sekarang seperti tinggal menunggu hari saja. Walaupun sebenarnya ia sekarang bisa bebas, tapi ia belum benar-benar bebas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments