Bab 5: HOTEL PENGADUAN

Sementara Rose memulai hidup baru dengan membuat rencana pembalasan dendam demi menegakkan kesetaraan dan keadilan di dalam Regal academy. Dimana kini ia tengah duduk di atas kursi bulat setinggi satu meter ditemani segelas jus alpukat murni.

"Semua rencanaku done. Selamat datang di dunia Rose Qiara Salsabila Luxifer, aku tidak sabar melihat reaksi semua penjahat yang merenggut sahabat terbaik ku."

Suara langkah kaki mengalihkan perhatiannya, membuat remaja itu buru-buru melipat kertas strategi yang baru saja selesai dibuat. Lalu kembali menikmati jus seakan tidak ada yang disembunyikan. Hingga usapan lembut di kepala membuatnya mendongak menatap wanita anggun bernetra biru laut dengan senyuman manis bak kelopak bunga mekar.

"Hay, Princess. Bagaimana sekolahmu?" tanya wanita itu dengan tatapan lembut penuh kasih sayang pada sang putri tunggal.

Rose membalas senyuman mommynya dengan sebuah pelukan erat. Tangannya melingkar sempurna di pinggang sang mommy. "Always fine, Mom. Tumben mommy di rumah? Apa semua baik?"

"Hmmm. Pertanyaan yang sama untukmu, bisa katakan satu kebenaran. Kenapa princessnya mommy jam segini stay di rumah?" Mommynya Rose balik bertanya membuat gadis cantik itu melepaskan kedua tangannya dari tubuh sang mommy, lalu menyambar jus di atas meja.

Tidak ada jawaban. Sementara di tempat lain, tepatnya di sebuah hotel berbintang lima. Tiga gadis dengan penampilan modis memasuki lobi, satu gadis diantara ketiganya berjalan dengan dipapah kedua sahabat. Siapa lagi jika bukan Dela, Sarah, dan Prita.

"Sar, kenapa gak di cafe aja? Kita kan cuma mau ngobrol bareng ortu." celetuk Prita seraya menahan tubuh sahabatnya yang sebentar-sebentar limbung.

Sarah melirik Prita sinis. "Kamu ini mahasiswa terpintar di kampus, tapi soal kaya gini aja gak paham. Ck!"

"Prita barbie ku, kalau di hotel kita bisa leluasa ngobrol tanpa harus melihat pengunjung lain. Lagipula lihat saja keadaan Sarah!" Dela mengerlingkan mata melirik Sarah, membuat gadis yang dilirik mengangguk. "Jangan sampai ada mahasiswa lain yang tahu tragedi tadi pagi, ayo!"

Genk cantika langsung menuju lift tanpa melakukan pemesanan karena papa Sarah yang biasa dipanggil Tuan Atmaja sudah melakukan reservasi sejak panggilan pengaduan sang putri di terima. Langkah ketiganya cukup lamban, membuat langkah kaki di belakang mereka berhasil menyusul.

"Ayo! Nanti, om periksa di dalam, apa papamu belum sampai?" Seorang pria menekan tombol lift di depannya seraya mempersilahkan genk cantika masuk terlebih dahulu.

Dela hanya tersenyum tipis mendengar perhatian papanya untuk Sarah. Pasalnya sebagai seorang anak saja jarang diberikan perhatian khusus. Tentu saja tidak ada yang tahu bagaimana kondisi hubungan antara ayah dan anak itu karena di luar rumah sikap akan berubah.

Tak ingin mengambil hati, Dela masih membantu Sarah bersama Prita. Benar saja Tuan Vincent menyusul seraya menekan tombol lift, "Lantai berapa?"

"Lantai 3 nomer kamar 150 Matahari." jawab Sarah.

Nomor tiga ditekan, perlahan pintu mulai tertutup semakin menyempit, tapi sebuah tangan bercat kuku biru tua menahan salah satu pintu. Sontak saja pintu lift kembali terbuka lebar. Hembusan angin menerbangkan rambut hitam seorang wanita dengan penampilan santai nan modis. Helaian rambutnya menghalangi pandangan, membuat wanita itu menggelengkan kepala.

Senyum simpul menjadi ciri khasnya. "Hay, sorry telat. Boleh gabung?"

"Ka? Masuklah!" Prita hanya menjawab tanpa mau menatap wajah kakaknya.

"Okay, Prita. Apa kabar kalian semua?" tanya Miss Amara dengan langkah kaki masuk lift.

Begitu pintu lift tertutup, hanya ada keheningan.

"Hoolaa? Apa kita berkumpul untuk diam? Apa-apaan ini?!" protes Miss Amara, membuat Prita menarik nafas dalam lalu berniat menegur sang kakak yang begitu agresif.

"Maaf, KaCan. Sebaiknya kita ngobrol di kamar saja, bagaimanapun disini tidak aman." Jawab Sarah menghentikan tangan Prita yang hampir saja menyentuh pundak sang kakak.

(KaCan singkatan dari kaka cantik 🤭)

Sarah mengangguk paham. Keheningan kembali terjadi hingga keempat manusia itu meninggalkan lift setelah dua menit menikmati ruangan kotak bersama-sama. Langkah masih berjalan menyusuri lorong hotel melewati beberapa kamar. Hingga kamar nomor 150 Matahari ditemukan.

"Biar aku yang ketuk atau kalian ada kunci duplikat?" celetuk Miss Amara.

Tok!

Tok!

Tok!

"Dad, ini Sarah." lapor Sarah sedikit mengeraskan suaranya.

Hanya dalam hitungan menit, pintu terbuka dengan kemunculan sebuah lambaian tangan dari dalam, "Ayo, masuk!"

Genk cantika berjalan di depan, lalu disusul Miss Amara, kemudian terakhir Tuan Vincent. Kini kamar dengan desain modern serba putih menyambut mereka. Aroma harum makanan menyeruak ke seluruh penjuru, membuat perut berdemo.

"KaCan, Om, silahkan duduk! Daddy, mama mana?" Sarah melepaskan diri dari bantuan kedua sahabatnya, dan berjalan tertatih menghampiri ayahnya yang sibuk membereskan lembaran kertas dari atas meja ruang tamu.

"Nak, duduk saja! Tunggu sebentar, biar daddy bereskan ini, mamamu ada di dapur." jawab Tuan Atmaja santai.

Setengah jam kemudian. Barulah keenam manusia yang memiliki tujuan sama berkumpul di ruang tamu. Sarah duduk bersandar di pundak sang daddy, Dela memilih duduk di sofa single, Prita justru duduk di lantai dengan bermain ponsel, Tuan Vincent memilih duduk di dekat meja yang tertutup puluhan tabloid terbaru, sedangkan Miss Amara duduk di samping Sarah dengan jarak setengah meter.

"Bisa kalian katakan, apa yang sebenarnya terjadi?" Tuan Atmaja memulai sidang pertemuan itu dengan serius.

Sarah meraih tangan kanan daddynya dengan mata sendu, membuat Tuan Atmaja mengerutkan keningnya. "Kenapa putriku sedih? Daddy tidak suka wajah cantikmu jadi suram. Apapun akan daddy lakukan untukmu."

"Om, mungkin Sarah tidak mau berkata jujur. Jadi, biarkan aku yang mewakili sahabat ku." Dela mengambil sikap seperti seorang pemimpin.

Tuan Atmaja, Tuan Vincent dan juga Miss Amara mendengarkan pengakuan Dela akan tragedi pagi tadi tanpa tertinggal sedikitpun. Hanya dalam waktu lima belas menit. Akhirnya Dela gadis rambut sebahu itu menyelesaikan kisah dramatis dari versi seorang drama queen. Tangan mengepal dengan gertakan gigi, membuat Tuan Atmaja menyambar vas di atas meja lalu melemparkan ke depannya.

Pyaaar!

"Dad?'' panggil Sarah, "Aku malu setelah apa yang dilakukan gadis cupu itu, aku mau gadis miskin seperti si cupu dihukum berat. Kalau perlu di usir saja dari kampus. Please dad, aku tidak mau kehilangan pamor di Regal Academy."

Rengekan Sarah begitu manjur, "Apapun demi putri tunggal ku, tapi lukamu harus dibalas kah. Benar bukan? Daddy punya rencana lebih bagus, daripada mengeluarkan gadis itu, bagaimana?"

"Apa rencanamu, Pak Atmaja?" tanya Tuan Vincent.

"Rencanaku adalah....," Tuan Atmaja memberikan penjelasan panjang kali lebar selama setengah jam dan disambut perdebatan hingga satu jam berlalu, barulah senyuman penuh arti terlihat terbit serempak.

"Deal, bagaimana dengan Anda, Miss Amara?" tanya Tuan Vincent menatap wanita dewasa dengan tatapan mata menggoda.

"Deal, apapun untuk keamanan adikku." Miss Amara melirik ke arah Prita, dimana gadis itu justru kembali bermain dengan ponsel seakan tak mendengar apapun.

Kesepakatan dalam pertemuan genk cantika bersama keluarga mereka mencapai tujuannya. Namun, tidak dengan diamnya gadis bermata biru yang kini dilanda ketegangan. Tatapan mata tajam penuh intimidasi sang mommy menghujam bak pedang.

"Mom....,"

Sang mommy mengangkat selembar kertas, membuat gadis itu susah payah menelan salivanya. Bagaimana bisa mommynya mendapatkan kertas strategi itu? Susah payah menyembunyikan, tetap saja ketahuan.

"Tell!" titah sang mommy tak mau lagi menjeda waktu.

Penantian selama hampir dua jam sudah cukup mengulur waktunya. "Rose Qiara Salsabila Luxifer!''

Rose menghela nafas panjang, lalu menegakkan posisi duduknya seraya membalas tatapan sang mommy dengan serius, tapi penuh perasaan. Hal itu meredupkan ketajaman tatapan mata mommynya.

"Mom, di kampus tempat Rose belajar ada satu geng yang biasa melakukan bullying pada mahasiswa kelas menengah atau anak seperti ku. Mereka menganggap....,"

"Rose!" Sang mommy memberikan peringatan agar putrinya mau bicara to the point.

Mommy ini selalu saja maunya yang tegas. Sistem cerita panjang kali lebar tidak akan pernah mempan.~batin Rose seraya mengedarkan pandangan ke berbagai arah, hal itu membuat wanita anggun yang awalnya diam dan masih tenang, langsung berdiri.

Tangannya menyambar ponsel di atas meja, dan siap mendial nomor yang menjadi tujuannya. Setiap gerakan dari sang mommy, membuat Rose secepat kilat mengambil keputusan. "Mom, Rose menjadi korban bullying."

Deg!

Terpopuler

Comments

Nia sumania

Nia sumania

kok Sarah yang mengangguk paham kak?

2023-01-16

2

Kelaaa

Kelaaa

Pantesan anaknya kayak gitu, orang tuanya aja ngedukung anaknya yg buat masalah Mulu

2022-11-24

0

𝐀⃝🥀👙𝐄𝐥𝐥𝖘𝖍𝖆𝖓 E𝆯⃟🚀

𝐀⃝🥀👙𝐄𝐥𝐥𝖘𝖍𝖆𝖓 E𝆯⃟🚀

keren ros,,tunjukan pembalasan mu

2022-11-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: CUPU
2 Bab 2: Janji Rose Qiara Salsabila Luxifer
3 Bab 3: Don't Touch Me!
4 Bab 4: Genk Cantika VS Dewan Kampus
5 Bab 5: HOTEL PENGADUAN
6 Bab 6: TELL! - MEMBUJUK MOMMY
7 Bab 7: AKTING - MARI BERTEMAN?
8 Bab 8: KEKESALAN- PREMAN SEWAAN
9 Bab 9: PANGGILAN- GENK MOTOR-JALAN VETERAN
10 Bab 10: PAPA - CERAMAH
11 Bab 11: INFORMASI - SEPULUH TAHUN? - ATMAJA MURKA
12 Bab 12: MEMBUJUK - NASEHAT - TAMPARAN
13 Bab 13: TENANG - TIDAK JERA?
14 Bab 14: DEAL? - DEAL!
15 Bab 15: HARI YANG BERLALU
16 Bab 16: PECUNDANG
17 Bab 17: REKTOR WISNU - RAPAT DEWAN
18 Bab 18: PRIA BULE
19 Bab 19: GENG CANTIKA VS ROSE
20 Bab 20: GENK CANTIKA VS ROSE II
21 Bab 21: MENGUPING
22 Bab 22: MOMMY
23 Bab 23: PERMINTAAN ROSE - KEMARAHAN SARAH
24 Bab 24: SISI BAIK SARAH - NYONYA ATMAJA
25 Bab 25: SURPRISE GIFT | ONTY
26 Bab 26: DIA
27 Bab 27: COKLAT - BILU
28 Bab 28: ENAM BELAS TAHUN
29 Bab 29: ROSE- ASFA - VANS
30 Bab 30: HUBUNGAN HATI
31 Bab 31: CAIRAN KIMIA
32 Bab 32: CAFE BINTANG
33 Bab 33: SARAPAN BERSAMA
34 Bab 34: AYUNAN RUSAK
35 Bab 35: MAU BALAPAN? - GADIS KELINCI?
36 Bab 36: KEPUTUSAN ASFA - PEMBICARAAN PRIA
37 Bab 37: IZIN
38 Bab 38: MENGUNTIT - RUMAH REYOT
39 Bab 39: SIARAN RADIO
40 Bab 40: KEHIDUPAN PRITA
41 Bab 41: ANCAMAN UNTUK PRITA
42 Bab 42: ISTRIMU! - BISIK-BISIK MAHASISWA
43 Bab 43: PERDEBATAN KECIL
44 Bab 44: PIDATO ROSE - CORETAN ANCAMAN
45 Bab 45: PERDEBATAN SARAH DAN DELLA - PIDATO
46 Bab 46: HASIL PEMILIHAN SENAT PERIODE I
47 Bab 47: PEKERJAAN PRITA - MENYUAPI SANG ISTRI
48 Bab 48: PERBINCANGAN SUAMI ISTRI
49 Bab 49: PENJELASAN SI BAPAK PEMILIK RUMAH
50 Bab 50: CERITA TENTANG MALIK
51 Bab 51: MEMASUKI RUMAH MALIK
52 Bab 52: SI BOS
53 Bab 53: KETEGANGAN DI MANSION
54 Bab 54: KELUARGA PHOENIX
55 Bab 55: PERBEDAAN ROSE DAN SANG MOMMY
56 Bab 56: KEDATANGAN DOMINIC - RASA KHAWATIR SEORANG AYAH
57 Bab 57: KENYATAAN DIBALIK DIAMNYA SANG PUTRI
58 Bab 58: BERITA DARI DOMINIC
59 Bab 59: GARIS TAKDIR
60 Bab 60: ANCAMAN DELA
61 Bab 61: NIAT ROSE - SUAMI ISTRI
62 Bab 62: ROSE BERTINDAK - SIARAN TV
63 Bab 63: PAPA DAN GADISNYA
64 Bab 64: PIKIRAN MASING-MASING
65 Bab 65: RISWAN - PRITA
66 Bab 66: KECEWA dengan PERTANYAAN
67 Bab 67: TELL ME!
68 Bab 68: JEBAKAN?
69 Bab 69: HILANG INGATAN? - I KNOW
70 Bab 70: LIBURAN - LEVEL BINTANG - DIAM?
71 Bab 71: ROSE MAU...
72 Bab 72: HADIAH UNTUK ROSE
73 Bab 73: HADIAH UNTUK ROSE II
74 Bab 74: SURATAN TAKDIR
75 Bab 75: AYO, KITA BALAPAN
76 Bab 76: TAK KENAL, MAKA TAK SAYANG
77 Bab 77: TAMAN
78 Bab 78: TERJADI KEHEBOHAN
79 Bab 79: ROSE TIDAK PERCAYA - KTP IDENTITAS
80 Bab 80: BABY SUGAR? ROSE
81 Bab 81: Kubus Pemicu Balapan
82 Bab 82: CINTA ITU....
83 Bab 83: HANYA SUARA
84 Bab 84: PENGADUAN DELLA
85 Bab 85: SERUM KEBENARAN
86 Bab 86: Kegagalan Vincent, Kedatangan Vans
87 Bab 87: KEPUTUSAN AKHIR
88 Bab 88: Ketika semua tentang ....
89 Bab 89: ROSE SUDAH DEWASA, JEJAK BERDARAH
90 Bab 90: Keputusan Asfa
91 Bab 91: Hukum Karma
92 Bab 92: Desa Himalaya
93 Bab 93: TERROR
94 Bab 94: BUS menuju MAKAM
95 Bab 95: KERAS KEPALA, MURKA
96 Bab 96: TEBING MOLY
97 Bab 97: Kejujuran, apa artinya?
98 Bab 98: Sang Bartender
99 Bab 99: Si Kembar A
100 Bab 100: Tercengang, Menenangkan
101 Bab 101: Suasana Ruang Aula
102 Bab 102: Queen terlibat, Kertas Tantangan
103 Bab 103: Arti Pemimpin, Demo Rose
104 Bab 104: Para Pendukung Kedua Finalis
105 Bab 105: Provokasi
106 Bab 106: Pasrah, Bangkit
107 Bab 107: KETIDAKWARASAN
108 Bab 108: Gedung Olahraga
109 Bab 109: LUKA SEORANG PEMIMPIN
110 Bab 110: Keraguan tak mengubah Kenyataan
111 Bab 111: Tiket Emas
112 Bab 112: SECRET, VALENTINE
113 Bab 113: Enam Belas Jam
114 Bab 114: Dimulai Babak Pertama
115 Bab 115: Samsul Berkuasa
116 Bab 116: Gulungan, Perdebatan
117 Bab 117: Peraturan, Bidak
118 Bab 118: First Truth, Second Dare
119 Bab 119: Identitas?
120 Bab 120: Misi yang Direbut
121 Bab 121: Amarah, Emosi
122 Bab 122: Nama yang Sama
123 Emergency ANNOUNCEMENT
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1: CUPU
2
Bab 2: Janji Rose Qiara Salsabila Luxifer
3
Bab 3: Don't Touch Me!
4
Bab 4: Genk Cantika VS Dewan Kampus
5
Bab 5: HOTEL PENGADUAN
6
Bab 6: TELL! - MEMBUJUK MOMMY
7
Bab 7: AKTING - MARI BERTEMAN?
8
Bab 8: KEKESALAN- PREMAN SEWAAN
9
Bab 9: PANGGILAN- GENK MOTOR-JALAN VETERAN
10
Bab 10: PAPA - CERAMAH
11
Bab 11: INFORMASI - SEPULUH TAHUN? - ATMAJA MURKA
12
Bab 12: MEMBUJUK - NASEHAT - TAMPARAN
13
Bab 13: TENANG - TIDAK JERA?
14
Bab 14: DEAL? - DEAL!
15
Bab 15: HARI YANG BERLALU
16
Bab 16: PECUNDANG
17
Bab 17: REKTOR WISNU - RAPAT DEWAN
18
Bab 18: PRIA BULE
19
Bab 19: GENG CANTIKA VS ROSE
20
Bab 20: GENK CANTIKA VS ROSE II
21
Bab 21: MENGUPING
22
Bab 22: MOMMY
23
Bab 23: PERMINTAAN ROSE - KEMARAHAN SARAH
24
Bab 24: SISI BAIK SARAH - NYONYA ATMAJA
25
Bab 25: SURPRISE GIFT | ONTY
26
Bab 26: DIA
27
Bab 27: COKLAT - BILU
28
Bab 28: ENAM BELAS TAHUN
29
Bab 29: ROSE- ASFA - VANS
30
Bab 30: HUBUNGAN HATI
31
Bab 31: CAIRAN KIMIA
32
Bab 32: CAFE BINTANG
33
Bab 33: SARAPAN BERSAMA
34
Bab 34: AYUNAN RUSAK
35
Bab 35: MAU BALAPAN? - GADIS KELINCI?
36
Bab 36: KEPUTUSAN ASFA - PEMBICARAAN PRIA
37
Bab 37: IZIN
38
Bab 38: MENGUNTIT - RUMAH REYOT
39
Bab 39: SIARAN RADIO
40
Bab 40: KEHIDUPAN PRITA
41
Bab 41: ANCAMAN UNTUK PRITA
42
Bab 42: ISTRIMU! - BISIK-BISIK MAHASISWA
43
Bab 43: PERDEBATAN KECIL
44
Bab 44: PIDATO ROSE - CORETAN ANCAMAN
45
Bab 45: PERDEBATAN SARAH DAN DELLA - PIDATO
46
Bab 46: HASIL PEMILIHAN SENAT PERIODE I
47
Bab 47: PEKERJAAN PRITA - MENYUAPI SANG ISTRI
48
Bab 48: PERBINCANGAN SUAMI ISTRI
49
Bab 49: PENJELASAN SI BAPAK PEMILIK RUMAH
50
Bab 50: CERITA TENTANG MALIK
51
Bab 51: MEMASUKI RUMAH MALIK
52
Bab 52: SI BOS
53
Bab 53: KETEGANGAN DI MANSION
54
Bab 54: KELUARGA PHOENIX
55
Bab 55: PERBEDAAN ROSE DAN SANG MOMMY
56
Bab 56: KEDATANGAN DOMINIC - RASA KHAWATIR SEORANG AYAH
57
Bab 57: KENYATAAN DIBALIK DIAMNYA SANG PUTRI
58
Bab 58: BERITA DARI DOMINIC
59
Bab 59: GARIS TAKDIR
60
Bab 60: ANCAMAN DELA
61
Bab 61: NIAT ROSE - SUAMI ISTRI
62
Bab 62: ROSE BERTINDAK - SIARAN TV
63
Bab 63: PAPA DAN GADISNYA
64
Bab 64: PIKIRAN MASING-MASING
65
Bab 65: RISWAN - PRITA
66
Bab 66: KECEWA dengan PERTANYAAN
67
Bab 67: TELL ME!
68
Bab 68: JEBAKAN?
69
Bab 69: HILANG INGATAN? - I KNOW
70
Bab 70: LIBURAN - LEVEL BINTANG - DIAM?
71
Bab 71: ROSE MAU...
72
Bab 72: HADIAH UNTUK ROSE
73
Bab 73: HADIAH UNTUK ROSE II
74
Bab 74: SURATAN TAKDIR
75
Bab 75: AYO, KITA BALAPAN
76
Bab 76: TAK KENAL, MAKA TAK SAYANG
77
Bab 77: TAMAN
78
Bab 78: TERJADI KEHEBOHAN
79
Bab 79: ROSE TIDAK PERCAYA - KTP IDENTITAS
80
Bab 80: BABY SUGAR? ROSE
81
Bab 81: Kubus Pemicu Balapan
82
Bab 82: CINTA ITU....
83
Bab 83: HANYA SUARA
84
Bab 84: PENGADUAN DELLA
85
Bab 85: SERUM KEBENARAN
86
Bab 86: Kegagalan Vincent, Kedatangan Vans
87
Bab 87: KEPUTUSAN AKHIR
88
Bab 88: Ketika semua tentang ....
89
Bab 89: ROSE SUDAH DEWASA, JEJAK BERDARAH
90
Bab 90: Keputusan Asfa
91
Bab 91: Hukum Karma
92
Bab 92: Desa Himalaya
93
Bab 93: TERROR
94
Bab 94: BUS menuju MAKAM
95
Bab 95: KERAS KEPALA, MURKA
96
Bab 96: TEBING MOLY
97
Bab 97: Kejujuran, apa artinya?
98
Bab 98: Sang Bartender
99
Bab 99: Si Kembar A
100
Bab 100: Tercengang, Menenangkan
101
Bab 101: Suasana Ruang Aula
102
Bab 102: Queen terlibat, Kertas Tantangan
103
Bab 103: Arti Pemimpin, Demo Rose
104
Bab 104: Para Pendukung Kedua Finalis
105
Bab 105: Provokasi
106
Bab 106: Pasrah, Bangkit
107
Bab 107: KETIDAKWARASAN
108
Bab 108: Gedung Olahraga
109
Bab 109: LUKA SEORANG PEMIMPIN
110
Bab 110: Keraguan tak mengubah Kenyataan
111
Bab 111: Tiket Emas
112
Bab 112: SECRET, VALENTINE
113
Bab 113: Enam Belas Jam
114
Bab 114: Dimulai Babak Pertama
115
Bab 115: Samsul Berkuasa
116
Bab 116: Gulungan, Perdebatan
117
Bab 117: Peraturan, Bidak
118
Bab 118: First Truth, Second Dare
119
Bab 119: Identitas?
120
Bab 120: Misi yang Direbut
121
Bab 121: Amarah, Emosi
122
Bab 122: Nama yang Sama
123
Emergency ANNOUNCEMENT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!