"Eh terima kasih Paman- Paman sekalian, karena sudah mau mengantar aku pulang. Rumahku sudah dekat, Paman sekalian segeralah kembali nanti Paman di serang hewan buas" Ucap Gloria yang menyuruh mereka semua untuk kembali.
"Tidak apa-apa Nona biar kami antar sampai rumah. kami banyak jika ada binatang buas kami bisa melawannya" ucap Si gondrong
"Tidak apa-apa paman. Semua hewan di hutan ini telah mengenalku, karena aku tumbuh bersama mereka semua jadi tidak ada binatang buas yang menyerangku " terang Gloria dengan yakin.
"Baiklah jika memang begitu kami akan kembali. ambil ini gadis kecil, ini bisa menerangi jalanmu ke depan sana" Kata si gondrong yang langsung mengingatkan mengikat obor di tangannya dengan salah satu keranjang yang berada di depan Gloria
"Terima kasih Paman" Ungkap Gloria dengan tulus.
"Sama-sama. hati-hati di jalan gadis kecil" Balas Si gondrong yang menepuk lembut lembut pucuk kepala Gloria.
"Sampai juga lagi Paman" kata Gloria dengan riang melaju dengan sepedanya.
"Gondrong aku merasa malu sekali karena pernah memalak orang. Lihat kita pria punya otot yang kuat tapi kita malah merebut milik orang lain. Sedangkan dia, dia hanya gadis kecil bahkan hidupnya di tengah hutan belantara yang kapan saja bisa diserang hewan buas. Namun dengan semangat gadis kecil itu malah berburu di hutan untuk bertahan hidup. Tidak ada yang tahu apa dia hidup dengan keluarganya di dalam hutan sana atau malah hidup seorang diri," Ucap pria yang memiliki warna rambut seperti anak ayam warna merah campur kuning.
"Kamu benar. Mulai besok kita harus berubah dan membantu para penjual yang kesusahan" timbal si gondrong yang di benarkan anggotanya.
Sedangkan di dalam hutan sana di sebuah rumah minimalis berdiri seorang pria yang terus mondar-mandir seperti setrika. Sesekali pria itu akan membuka pintu memastikan orang yang dia tumbuh telah pulang. sosok itu tak lain dan tak bukan adalah El yang tengah menunggu kedatangan Gloria.
Sedangkan Lion yang melihat El yang mondar mandir hanya bisa mendengus malas dengan mata yang di tutup. Lion tengah berbaring di kasur kecil yang sepertinya itu memang disediakan untuknya
"Hei.... kucing anggora tidak bisakah kamu pergi mencarinya? Ini sudah malam tapi dia belum kembali juga" Ucap El menatap Lion.
"Hei ayo bangun! Jangan cuma tidur-tiduran terus itu Tuan mu pemilik mu belum kembali" kata El dengan kesal.
Sedangkan si Lion hanya mendengus dengan menatap malas ke arah El andaikan Lion itu manusia pasti sudah dari tadi dia akan menyumbal mulut cerewet El. Sedari tadi mulut El tak pernah berhenti mengeluarkan mantra, mulutnya terus bergerak komat-kamit entah mantra apa yang dia baca.
"Gloria kamu di mana? Kenapa belum pulang juga?" Guman El yang menatap di luar sana lewat jendela kecil.
"Apa dia mendapat masalah atau jangan-jangan..... dia di serang binatang buas. Ini tidak bisa aku biarkan, aku harus segera mencarinya" Kata yang langsung berjalan ke arah dapur mencari benda yang bisa di jadikan senjata nantinya.
Namun El tidak menemukan apa-apa selain pisau daging dan sebuah obor yang berada di sudut dapur.
"Aku rasa ini cukup" ucap El yang mengambil obor berjalan ke ruang depan dengan membawa obor di tangannya.
Lion yang sedang berbaring pun terpaksa harus bangun karena El yang terus berteriak ke arahnya. El membuka pintu dengan tergesa-gesa namun saat pintu terbuka matanya menatap cahaya yang bergerak dari kejauhan sana. saat di perhatikan mata El membulat sempurna. El segera berlari ke arah asal cahaya itu yang Ia yakinili jika itu adalah Gloria.
Grep
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments