''Aurel mau kemana Kamu ?'' tanya Sandra yang melihat Aurel keluar dari kamar dan menenteng tas.
''Aurel mau kerja Ma ,'' jawab Aurel sambil menutup pintu kamar.
''Kamu yakin mau masuk kerja sekarang ?'' tanya Sandra sambil menatap Aurel.
Aurel cuma menganggukkan kepalanya.
''Dimana Suami Kamu itu ?'' tanya Sandra yang tidak melihat keberadaan Suami Aurel.
Aurel cuma mengendikkan bahunya tidak peduli dengan Pria yang sudah sah menjadi Suaminya itu.
''Ada apa Mama mertua mencari Saya ?'' tanya Revan yang baru keluar dari dalam kamar yang ada di depan kamar Aurel.
Aurel memutar bola mata malas saat melihat Revan berjalan ke arahnya.
''Tidak ada, Saya pikir Kamu sudah pergi dari rumah ini ,'' ketus Sandra menatap sebal Suami Aurel.
''Ini, Revan mau berangkat kerja ,'' jawab Revan tersenyum tidak mempedulikan tatapan sebal Mama mertuanya.
''Ma di mana Papa ?'' tanya Aurel yang tidak melihat keberadaan Papanya.
Sandra menghembuskan nafas panjang.
''Ada apa Ma, apa semuanya baik-baik saja ?'' tanya Aurel yang melihat raut kegelisahan di wajah Mamanya.
''Kasino ada masalah, Jadi Papa Mu datang ke Kasino pagi-pagi sekali ,'' jawab Sandra.
''Maaf ya ma,Aurel tidak bisa bantu Papa ,'' ucap Aurel menyesal sambil menundukkan kepalanya.
''Ini bukan salah Kamu sayang ,'' ujar Sandra sambil mengusap bahu Aurel.
''Aurel berangkat kerja dulu ya Ma ,'' pamit Aurel sambil mencium punggung tangan Sandra.
''Tidak sarapan dulu Aurel ?'' tanya Sandra ketika Mereka melewati ruang makan.
''Nggak Ma, nanti Aurel makan di kantor saja ,'' jawab Aurel.
Revan yang sedari tadi diam berjalan di belakangnya dan mendengar semua pembicaraan Aurel dan Mamanya akhirnya membuka suaranya saat Aurel akan menuju pintu.
''Aurel,IstriKu tunggu ,'' suruh Revan menghentikan langkah Aurel.
Aurel menghentikan langkahnya dan berbalik Menatap Revan yang tersenyum menatapnya.
''Ada apa ? Kalau Kau ingin pergi, pergi saja ,'' ketus Aurel.
''Aurel IstriKu , Aku nebeng sampai depan ya ,'' ujar Revan sambil tersenyum.
''Merepotkan ,'' gumam Aurel masih bisa di dengar Revan.
''Bagaimana IstriKu, apa Aku boleh nebeng ke depan ?'' tanya Revan lagi saat melihat Aurel yang belum menjawab Ia.
''Cepat buruan ,'' jawab Aurel terpaksa mengizinkan Revan satu mobil dengannya.
Aurel berbalik dan melanjutkan langkahnya untuk keluar dari rumah dan menuju dimana mobilnya terparkir.
Revan mengikutinya di belakang.
Walaupun Mereka sudah menikah,Namun Aurel masih belum menerima pernikahan ini.Berbeda dengan Revan,Revan menerima Aurel menjadi Istrinya dan Ia berjanji setelah mengucapkan ijab kabul Ia akan membahagiakan Aurel,Lambat laun Aurel pasti Menerimanya menjadi Suami.
Pak supir membuka pintu mobil penumpang untuk Aurel.
Aurel masuk ke dalam mobil.
''Mau ngapain ?'' tanya Aurel saat melihat Revan ingin duduk di sebelahnya.
''Mau duduklah ,'' jawab Revan sambil tersenyum.
''Duduk di depan ,'' suruh Aurel sambil menutup pintu mobil.
Revan menghembuskan nafas kasar saat melihat pintu di depannya tertutup rapat.
Pak Soleh tersenyum melihat Revan di perlakukan seperti itu.
Revan pun duduk di samping Pak Soleh.
Mobil pun meninggalkan Mansion keluarga Aurel.
Selama dalam perjalanan Mereka pun tidak ada yang membuka suaranya.Revan melirik Aurel yang di kursi penumpang sedang sibuk dengan ponselnya.
''Mau turun di mana Den Revan ?'' tanya Pak Soleh memecah kesunyian yang ada di dalam mobil itu.
''Di depan itu saja Pak ,'' jawab Revan sambil menunjuk cafe yang ada di depan.
Aurel mengerutkan keningnya saat melihat arah tunjuk Revan.
''Mau apa dia ,'' gumam Aurel.
Aurel pun tidak mempedulikan Revan mau apa di cafe itu.Ia pura-pura tidak peduli dan melanjutkan melihat layar ponselnya kembali.Mobil Aurel memasuki parkiran kantor.Pak sopir segera keluar dari dalam mobil dan bergegas membuka pintu untuk Nonanya.
Aurel tersenyum menatap sekilas Pak sopir,Ia pun keluar dari dalam mobil dan melangkah masuk ke dalam kantor.
Aurel tersenyum saat rekannya yang juga baru masuk ke kantor.
''Hai pengantin baru , sudah masuk aja nih ,'' ujar Teri sambil memeluk bahu Aurel.
Aurel tersenyum kecut menanggapi perkataan Teri.
''Selamat ya Aurel, sudah menjadi Nyonya Radit ,'' ucap rekan lainnya sambil ingin menjabat tangan Aurel.
Aurel memutar bola mata malas saat temannya mengatakan itu.
''Cie..cie...mau bulan madu kemana ni Aurel ?'' tanya Teri sambil melirik rekan yang lain.
Aurel diam saja tidak menanggapi ucapan rekan-rekannya.
''Aurel........,'' pekik seorang Wanita yang baru masuk ke dalam kantor.
Aurel memutar bola mata malas saat mendengar pekikan teman satu ruangannya.
''Aurel,Aku kangen ,'' ucap temannya yang bernama Lusi sambil merangkul lengan Aurel.
''Baru juga empat hari tidak bertemu Lus ,'' ucap Teri sambil terkekeh.
Lusi cuma tersenyum menanggapi ucapan dari Teri.
''Selamat ya Aurel sudah menjadi Nyonya Aurel Wiratama ,'' ucap Lusi sambil mengulurkan tangannya.
Lusi dan rekan lainnya mengerutkan keningnya saat yang membalas uluran tangan dari Lusi bukan Aurel melainkan Ema.
Ema tersenyum mengejek menatap Aurel.
''Terima kasih Lusi ,'' jawab Ema.
''Ema,kenapa Kamu menerima jabatan tangan dari Lusi ?'' tanya Teri menatap kesal Ema.
Lusi langsung segera menarik uluran tangannya dan menatap kesal Ema yang sudah lancang menerima uluran tangan darinya.
''Kau tidak tahu ya yang menikah dengan Radit kan Ema bukan Aurel ,'' jawab Nita teman Ema.
''A..pa maksud Ka..mu ?'' tanya Lusi terbata tak mengerti maksud dari Nita.
''Tanya sendiri sama teman Kamu itu ,'' suruh Ema menatap sinis Aurel.
Ema melihat Lusi membawa paperbag di tangannya yang Ia yakini itu pasti kado untuk Aurel.
''Itu pasti kado untuk Aurel dan Radit kan ? Lebih baik buat Aku aja ,'' ucap Ema sambil mengambil kado itu yang ada di tangan Lusi.
Lusi menatap sebal Ema yang dengan seenaknya mengambil kado untuk Aurel.Lusi langsung mengambil kembali kado itu dari tangan Ema.
''Enak saja ini bukan kado untuk kamu ,'' ketus Lusi menatap sebal Ema.
''Kado murahan gitu aja mau di kasi untuk Radit ,'' hina Ema.
Teri ingin membuka mulutnya tapi Aurel melarangnya untuk berbicara.
''Sudah,Ayo Kita masuk ke dalam ruangan ,'' Ajak Aurel melerai perdebatan teman-temannya.
''Aurel,selamat ya , ini kado untukMu dan Radit ,'' ucap Dika sang manager sambil tersenyum dan memberikan paperbag ke hadapan Aurel.
''Dika Seharusnya Kamu memberi ucapan selamat dan kado untuk Ema ,'' cegah Nita saat Aurel ingin menerima Paperbag itu.
Dika mengerutkan keningnya saat Nita mencegahnya dan terkejut lalu Ia menatap Mereka untuk meminta penjelasan.
''Kamu pasti belum mendengar pernikahan Mereka gagal karna Aurel telah menghianati Radit ,'' jelas Nita sambil menatap Aurel sinis.
''Jangan bicara omong kosong,Aurel tidak seperti itu ,'' bela Lusi yang tidak percaya dengan ucapan Nita.
''Terserah Kamu mau percaya atau tidak,itu Memang kenyataannya ,'' ucap Ema tersenyum sinis.
''Kado kaliankan untuk Radit,otomatis ini untuk Ema ,'' ucap Nita sambil mengambil kado dari tangan Lusi dan Dika.
''Eh...itu...
''Sudah biarkan saja ,'' cegah Aurel dan mengajak pergi Lusi dan Teri masuk ke dalam lift.
Dika menatap bingung kepergian Mereka.
''Apa benar Aurel tidak jadi menikah dengan Radit, padahal Mereka pasangan serasi ,'' gumam Dika masih bisa di dengar oleh Lusi dan Ema.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments