Lusi dan Teri menatap Aurel dengan instan saat Mereka bertiga duduk di kantin kantor.
''Jelaskan ,'' pinta Lusi menatap Aurel dengan instan.
Aurel menghembuskan nafas panjang dan mulai menceritakan hingga akhirnya Aurel dan Radit tidak jadi menikah dan di gantikan oleh Ema.
''Aku yakin Kau pasti di jebak Aurel ,'' ucap Teri setelah mendengar cerita dari Aurel.
''Benar itu Aurel,Kau pasti di jebak oleh Pria yang tidur denganMu ,'' ucap juga Lusi yang mempunyai pemikiran seperti Teri.
''Awalnya Aku juga berpikir seperti itu, tapi ternyata dugaanKu salah ,'' ucap Aurel lalu Ia menyeruput jus mangga yang ada di hadapannya.
''Dari mana Kau tahu kalau bukan Pria itu ?'' tanya Lusi menatap Aurel yang sedang menyedot jus mangganya.
''Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan Ema dan juga Radit ,'' jawab Aurel sambil menghembuskan nafas panjang.
Lusi dan Teri terkejut kalau itu perbuatan Ema dan Radit.Mereka tidak menyangka padahal Radit sangat mencintai Aurel.
Akhirnya Mereka pun terdiam larut dalam pikiran masing-masing.
***
***
Sedangkan di tempat lain.
Setelah Revan di turunkan di depan cafe, Revan menyetop satu taksi untuk pergi ke hotel Anderson.
Sesampainya Revan di lobi hotel,Rex sudah menunggunya di lobi.
''Ku kira Kau tidak datang ,'' seru Rex saat melihat Revan masuk ke dalam hotel.
''Apa yang Kau lakukan di sini ?'' tanya Revan yang ingin tahu kenapa Rex tidak pulang ke negara asalnya.
''KakekMu yang menyuruhKu untuk menyusulMu ,'' jawab Rex.
''Sudah Ku duga ,'' gumam Revan.
Revan dan Rex beriringan berjalan masuk ke dalam lift.
''Van katakan bagaimana Kamu bisa menikah dengan Gadis cantik itu ?'' tanya Rex yang penasaran.
''Kau cek CCTV yang ada di ruangan VIP, dan setelah itu Kau kirimkan rekaman itu ke ponselKu ,''
Revan bukannya menjawab pertanyaan dari Rex,malah Dia memerintah Rex untuk mengecek CCTV.
Rex mendengus kesal saat tidak mendapat jawaban dari Revan.
Setelah Mereka keluar dari dalam lift Rex dan Revan berpisah di sebuah lorong.Rex langsung menuju di mana ruangan CCTV berada.
Kepala keamanan CCTV melihat Rex masuk ke dalam ruangan pengawasan CCTV membungkuk hormat kepada Rex.
Rex menganggukkan kepalanya dan memberitahu apa tujuan Ia datang kemari.
Pak Hardi pun memutar rekaman CCTV yang di minta Rex.
Rex memperhatikan setiap rekaman CCTV di putar,dan Ia pun tidak menemukan ke Janggalan apapun di dalam rekaman CCTV yang sedang di putar itu.
Rex pun melapor pada Revan lewat sambungan airpone yang ada di telinganya.
Revan di ujung sana selalu memperhatikan setiap rekaman yang di kirimkan oleh Rex.
''Coba di perbesar rekaman pada Wanita sedang berbincang dengan pelayan ,'' ucap Revan lewat airpon yang ada di telinganya.
Rex pun menuruti apa yang di ucapkan Revan.Benar saja setelah gambar pada rekaman itu di zoom, terlihat seorang Wanita memasukkan sesuatu ke minuman yang di bawa oleh pelayan.
Rex pun mengirim rekaman CCTV pada ponsel Revan.
Revan yang sedang berada di ruang ganti tersenyum saat mendapat rekaman yang Ia minta.Revan pun keluar dari ruang ganti dengan memakai pakaian OB.
''Hei tunggu ,'' seru seorang Pria berperut buncit.
''Bapak memanggil Saya ?'' tanya Revan sambil menunjuk dirinya sendiri.
''Iya,siapa lagi yang Saya panggil di sini kan cuma ada Kamu ,'' jawab Pria itu ketus.
Revan pun menghampiri Pria itu.
''Iya Pak ada yang bisa Saya bantu ?'' tanya Revan tersenyum ramah.
''Bawa ini ke gudang ,'' suruh Pria itu sambil menunjuk beberapa kardus yang tersusun rapi di samping ruang ganti.
''Kardus apa itu Pak ?'' tanya Revan penasaran melihat banyaknya kardus-kardus yang ada di tempat itu.
''Tidak usah banyak tanya,kerjakan saja perintah dari Saya ,'' ucap Pria itu.
Pria itu pun berlalu pergi meninggalkan Revan dan dua pegawai yang akan memindahkan kardus-kardus itu ke gudang.Dan Mereka pun tidak tahu apa isi di dalam kardus itu.
''Kau tahu apa isi di dalam kardus ini ?'' tanya Revan sambil mengangkat kardus yang lumayan berat.
''Saya tidak tahu ,'' jawab Bobi yang juga berprofesi sebagai OB.Revan dan Bobi mengangkat satu persatu kardus yang entah apa isinya dan memasukkannya ke dalam gudang.
''Apa Kau tahu untuk apa kardus-kardus ini di letakkan gudang ?'' tanya Revan.
''Aku tidak tahu ,'' jawab Bobi sambil mengelap keringat yang ada di dahinya menggunakan punggung tangannya.
''Apa Kau tahu apa isi di dalamnya ?'' tanya Revan yang penasaran dengan isi di dalam kardus.
''Aku juga tidak tahu apa isinya ,'' jawab Bobi yang tidak tahu apa isinya.
''Hai Kalian berdua,cepat kerja jangan banyak ngobrol ,'' tegur salah satu pengawas yang kebetulan mengawasi pekerja yang ada di gudang.
Revan dan Bobi menoleh dan menundukkan kepalanya saat mendapat tatapan tajam dari pengawas itu.Lalu Revan pun kembali melanjutkan pekerjaannya sembari melirik pengawas itu yang sedang berbicara dengan salah satu manager yang ada di sana.
Revan tidak sengaja melihat manager itu memberikan sebuah amplop ke saku kemeja pengawas itu dengan gerakan mencurigakan.Revan pun pura-pura tidak melihat dan sibuk dengan pekerjaannya saat manager itu menatap nya.
''Hai OB kemari ,'' panggil Rex tiba-tiba saat tidak sengaja melihat Revan berpakaian OB di gudang.
''Sialan ,''
Revan mengumpat Rex yang sengaja memanggilnya OB.Revan pun melangkah mendekati Rex yang berdiri di depan pintu gudang.
''Ada apa bapak memanggil OB ini ?'' tanya Pengawas itu sambil menunjuk Revan yang ada di hadapannya Mereka. ''Apa Dia membuat kesalahan ,'' lanjutnya lagi.
''Tidak ,Saya cuma ingin minta bantuan untuk membersihkan ruangan Saya yang berantakan ,'' jawab Rex.
''Kau,ikutlah keruangan Tuan Rex ,'' suruh pengawas di kartu ID nya tergantung nama Darno.
''Baik Pak ,'' jawab Revan sambil membungkuk hormat kepada Darno.
Rex ingin tertawa melihat Revan yang membungkuk hormat kepada Darno dan dirinya.Rex pun berdehem dan melangkah menuju ke ruangannya di ikuti oleh Revan di belakangnya.
Rex menganggukkan kepalanya saat berpapasan dengan beberapa karyawan hotel yang melewatinya.
Sesampainya Rex dan Revan di ruangan Rex,Rex tertawa saat teringat Revan membungkukkan badannya.
''Kenapa Kau tertawa ? apa ada yang lucu ?'' tanya Revan kesal yang melihat Rex tertawa.
''Ya,ada yang lucu ,seorang Revan mau membungkuk hormat pada bawahannya ,'' jawab Rex.
''Sialan Kau ,'' ketus Revan sambil melempar dokumen yang ada di atas meja ke hadapan Rex.
Sehingga membuat dokumen itu jatuh di lantai karena Rex menghindarinya.
''Tidak kena ,'' ledek Rex saat dokumen itu tidak mengenainya.
Rex melihat dokumen yang berserakan di lantai itu adalah dokumen penting.
''Ya ampun Revan itu dokumen penting ,'' pekik Rex sambil berjongkok untuk mengambil dokumen yang berserakan di lantai.
Revan membiarkan Rex memunguti dokumen penting itu sebagai hukuman telah menertawakannya.Revan pun duduk di kursi kebesarannya.
Rex berdecak dengan sebal setelah mengambil dokumen itu dan meletakkan kembali di atas meja.
Rex dan Revan pun membicarakan hal yang serius mengenai apa yang terjadi di gudang.
''Rex Kau cari tahu kenapa kardus-kardus itu di taruh dalam gudang,padahal kardus-kardus itu masih layak untuk di jual ,'' ucap Revan sambil memerintahkan Rex.
''Apa Kau mencurigai sesuatu Revan ?'' tanya Rex menatap Revan yang sedang berfikir.
''Ya,dan Kau cari tahu ada hubungan apa pengawas dan manager itu ,'' perintah Revan.
''Ya Aku juga mencurigai Mereka berdua ,'' jawab Rex.
Revan dan Rex terdiam,Mereka harus mengawasi Mereka berdua dan mencari siapa saja penghianat di dalam hotel itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments