Seorang Pria yang sedang duduk santai di ruang kerjanya,menikmati pekerjaan yang beberapa hari ini yang menurutnya sangat menyenangkan setelah Bos besarnya berlibur.
''Rex....,'' panggil Pria Yang wajahnya hampir mirip dengannya.
Pria yang di panggil Rex itu tersentak kaget sampai dirinya jatuh terjungkal ke belakang saat mendapat panggilan dari Ayahnya yang langsung menerobos masuk ke dalam ruangannya.
Ayahnya Rex yang bernama Thomas menahan tawanya saat melihat putranya terjungkal ke belakang .
Rex menatap kesal Ayahnya yang mengagetkannya. Beruntung di ruangannya Ia cuma sendirian,kalau sampai para bawahannya dan juga anggota Klan bayangan dan anggota Black Dragon yang melihat dirinya jatuh terjungkal di lantai Mereka semua pasti akan mentertawakannya.
Rex berdiri dan menepuk-nepuk bokongnya yang terkena debu.
''Ada apa Ayah datang ke ruanganKu ?'' tanya Rex sambil membenarkan kursinya itu.
''Tuan Anderson menyuruhmu untuk menyusul Revan ,'' jawab Thomas tidak memperdulikan tatapan kesal dari Rex karna sudah mengganggunya.
''Biarkan Dia berlibur Yah,kenapa Aku harus menyusulnya,nantinya juga Dia akan pulang sendiri, kalau Dia sudah mau pulang ,'' ujar Rex yang ingin menikmati kebebasannya.
''Rex,ini perintah dari Tuan Anderson ,'' geram Thomas yang melihat Rex tidak takut dengan atasannya.
''Yah,biarkan Aku menikmati kebebasanKu Yah ,'' ucap Rex yang tidak tahu kalau Tuan Anderson mendengar percakapan Mereka.
''Rex jaga bicaraMu ,'' hardik Thomas sambil mengcode Rex dengan tangannya kalau ada CCTV di belakang Mereka,
''Baiklah-baiklah Aku akan menyusul Revan ke Indonesia ,'' jawab Rex akhirnya.
''KeberangkatanMu hari ini juga dan sudah di siapkan oleh sekertaris Tuan Anderson ,''
Setelah mengatakan itu Thomas keluar dari ruangan Rex dan mematikan CCTV yang ada di ruangan Rex setelah mendapat perintah dari Anderson.
Rex tersenyum senang saat mendapat perintah untuk menyusul Revan ke indonesia.
''Aku akan cari tahu kenapa Kamu belum mau kembali ke sini setelah urusan di sana selesai,'' gumam Rex yang penasaran Revan tidak mau kembali ke luar negri.
Bib...Bip....
Rex mendapat sinyal bahaya dari anak buahnya yang berjaga-jaga di hotel Anderson.
Rex bergegas mengirim perintah ke klan bayangan yang tidak jauh dari hotel Anderson untuk segera datang ke hotel.
Sedangkan Ia bergegas keluar dari ruangannya untuk menuju jet pribadi milik Revan yang sudah menunggu dirinya di atas gedung Anderson.
***
***
***
Sedangkan kembali ke dalam gedung hotel.
Pria yang menghentikan langkah Revan mendekati Revan yang berdiri tidak jauh dari Keluarga Aurel duduk,Pria itu masih memegang senjata di tangannya.
''Mana ponselMu ,'' Pria itu menodongkan tangan kanannya untuk meminta ponsel Revan,sedangkan tangan Kirinya memegang pistol.
''Kau tenang saja,Aku tidak akan melapor polisi ,'' jawab Revan sambil tersenyum tanpa ada niatan untuk memberikan ponselnya.
''Kau pikir Aku bodoh , serahkan ponselMu sekarang juga ,'' gertak Pria berwajah seram sambil menodongkan pistol itu ke kepala Revan.
Hans dan keluarganya tersenyum saat melihat pistol itu di todongkan di kepala Revan.
''Turunkan PistolMu,Aku takut,Kau tenang saja ponselKu ini mati ,'' ucap Revan masih terlihat santai sambil memperlihatkan ponselnya yang telah mati.
Pria itu menatap ponsel Revan yang telah usang dan retak di layar depannya.
''Ayolah,biarkan Aku ke toilet,tidak mungkinkan Aku kencing di sini,Aku sudah tidak tahan ,'' ucap Revan lagi.
''Pak penjahat,jangan percaya pasti Dia mau kabur ,'' ucap Hans coba memprovokasi para penjahat sambil menatap sinis Revan.
''Tidak mungkin Aku akan kabur,percayalah IstriKu saja ada di sini ,'' jawab Revan coba menyakinkan Pria yang sedang mengecek ponselnya yang telah mati.
''Bobi...,'' panggil Pria berwajah sangar pada bawahannya.
Pria yang bernama Bobi langsung berlari dan menghadap pada Pria berwajah sangar itu.
''Kau Awasi Dia saat ada di kamar mandi ,'' suruh Pria berwajah sangar.
''Ayo,cepat jalan ,'' suruh Bobi sambil mendorong Revan untuk keluar dari ruangan.
Sedangkan di ruangan lain.
Luis menatap Jalanan lewat jendela yang ada di dalam hotel itu.
''Bagaimana kapan Kau akan memberikan uang dan senjata itu ?'' tanya Luis tanpa mengalihkan perhatiannya dari jendela yang ada di hadapannya.
''Uang itu akan Kami segera siapkan,dan senjata itu malam ini baru tiba ,'' jawab Radit yang sudah berkeringat dingin.
''Bos memberi waktu kalian besok kalau uang dan senjata itu tidak Kau kirimkan,Kau akan tahu sendiri akibatnya ,'' ancam Luis.
Luis samar-samar mendengar suara deru pesawat di atas gedung hotel itu.
''Sial,siapa yang datang ,'' gumam Luis dan langsung menghubungi Bawahannya yang bertugas mengawasi di atas.
''Sial,kenapa Dia ada disini ,'' gumam Luis setelah tahu siapa yang ada di atas sana setelah mendapat laporan kalau Rex dan klan bayangan telah tiba.
Radit menatap bingung Luis yang meninggalkan ruangannya itu.
''Ayo Kita cepat pergi ,'' ajak Luis pada Anak buahnya setelah keluar dari dalam ruangan.
Para Anak buahnya menatap Luis yang mengajaknya pergi,namun Mereka tidak membantah.Dengan rasa penasaran Mereka pun menuruti kata Luis untuk segera pergi dari hotel itu.
Para tamu undangan,Aurel dan yang lainnya menatap bingung apa yang terjadi.
Revan yang baru kembali dari toilet pun merasa aneh dengan kepergian Mereka.
Sedangkan Papanya Radit berpikir pasti anaknya yang sudah berhasil membuat Mereka pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Rubahkecil
ceritanya dah bagus thor,tapi alurnya jangan di cmpur" jadi ngk nyambung bacanya
2024-09-21
0