❤️ Happy Reading ❤️
''Sial...kenapa aku jadi kepikiran cewek itu pas tadi nangis sih.'' kata Axel dengan wajah frustasinya.
Pasalnya semua yang Kila lakukan di depan pintu ruko terbayang terus di pikirannya saat ini.
Tok
Tok
Tok
''Masuk.'' seru Axel.
Cklek
''Selamat pagi tuan muda.'' sapa Hanan.
''Pagi kak, ada apa?'' tanya dengan wajah yang tak bersahabat.
''Saya cuma mau memberi tahu kalau nanti pukul sepuluh kita ada pertemuan dengan klien dari perusahaan AA di ruang meeting.'' tutur Hanan.
''Hem.'' sahut Axel dengan malas.
''Kamu kenapa Ax?'' tanya Hanan karena merasa ada yang tidak dengan mood saudara sekaligus atasannya itu. ''Pasti ada hubungannya dengan wanita yang jadi tunangan kamu itu.'' terkanya.
''Kak Hanan sok tau.'' cibir Axel.
''Bukannya sok tau tapi sudah hafal sama sama sikap kamu akhir-akhir ini setelah kehadiran tu cewek cantik.'' sahut Hanan. ''Jadi kali ini ada kejadian apa lagi?'' tanya Hanan.
''Aku ngelihat dia menangis kak...aku buat dia nangis.'' lirih Axel.
''Apa? coba kamu ulangi sekali lagi Ax.'' pinta Hanan.
''Aku buat dia nangis pagi tadi.'' sahut Axel.
''Gimana ceritanya?'' tanya Hanan yang sudah duduk di kursi yang berseberangan dengan Axel...dirinya sungguh-sungguh penasaran dengan apa yang terjadi.
''Huh...'' Axel menghembuskan nafasnya kasar lalu menceritakan kejadian tadi pagi pada Hanan.
''Wah parah kamu Ax.'' respons Hanan. ''Kalau dia ngadu sama mommy gimana? bisa habis kamu Ax.'' imbuhnya.
''Gak taulah kak...aku pusing.'' sahut Axel. ''Sana keluar...memangnya kakak gak ada kerjaan apa.'' usirnya.
''Kerjaanku...banyaklah.'' sahut Axel. ''Oke aku keluar dulu ya...selamat berpusing-pusing Ax.'' ledeknya sebelum keluar ruangan.
''Sialan kamu kak.'' umpat Axel sambil melemparkan pulpen yang ada di tangannya ke arah Hanan....namun sialnya yang jadi target lemparannya sudah keluar dengan tertawa sehingga yang terkena hanya pintu saja yang telah tertutup kembali.
''Ini kenapa lagi Rossi susah bangat di hubungi.'' kesal Axel bertambah karena sang kekasih sedari tadi di telpon tak tersambung. ''Pasti marah ngambek lagi ini.'' gumamnya.
Sedangkan di tempat lain...tepatnya di sebuah apartemen ada sepasang anak manusia berbeda jenis sedang memadu kasih...mereguk indahnya nikmat dunia yang sebenarnya berkubang dalam dosa.
D***han semakin bersaut sautan, pergulatan panas pun semakin tak terkendalikan seolah-olah ingin mencari siapa yang lebih unggul...siapa yang menjadi pemenang dalam permainan kali ini hingga berkali-kali suara nyaring yang berasal dari salah satu ponsel yang tergeletak di nakas sama sekali tak di hiraukan, karena bagi mereka berdua kegiatan merekalah yang paling utama dari segalanya.
Seperti tak kenal lelah hingga berjam-jam sampai mereka berdua mendapatkan apa yang mereka inginkan...puncak dari segalanya...hasil dari keluarnya keringat mereka dan akhirnya mereka memutuskan untuk tidur bersama setelah hasrat terpuas serta tertuntaskan.
...****************...
''Ax, setelah aku pikir-pikir kamu keterlaluan.'' kata Hanan yang saat ini mereka sedang makan siang berdua seusai meeting.
''Hah...?'' beo Axel tak mengerti dengan perkataan Hanan yang tiba-tiba.
''Kamu harus minta maaf deh sama siapa itu...tunangan kamu.'' kata Hanan lagi.
''Kila.'' sahut Axel.
''Iya itu.'' ujar Hanan.
''Gak salah kak nyuruh aku minta maaf?'' tanya Axel.
''Ya kan kamu yang salah dan buat dia nangis.'' jawab Hanan.
''Enggak...enggak...bisa besar kepala nanti tu cewek.'' sahut Axel. ''Sudah biarin sajalah.'' sambungnya.
''Tapi kasihan juga loh Ax, ini semua juga bukan mau dan salah dia.'' kata Hanan. ''Posisi dia itu sama kayak kamu loh Ax.'' imbuhnya. ''Nyadar gak kamu?'' tanya Hanan.
''Iya juga sih kak.'' sahut Axel. ''Tapi kenapa dia tak berontak kak...gak menentang perjodohan ini...'' kesal Axel.
''Kitakan juga gak tau sebenarnya dia sudah pernah nolak atau tidak...apa dia langsung terima, kita juga gak tau.'' analisis Hanan. ''Memangnya kamu sudah pernah bertanya sama dia? berusaha ngajak ngobrol dan mencari tau?'' tanya Hanan beruntun.
''Enggak kak.'' sahut Axel.
''Nah itu dia Ax.'' kata Hanan. ''Pasti ada sesuatu yang membuatnya mau menerima perjodohan ini.'' terkanya.
''Mungkin juga kak.'' kata Axel.
''Coba deh kamu sekali-kali ajak dia ngobrol, jadi kita akan tau apa alasannya.'' usul Hanan.
''Males.'' celetuk Axel secara spontan. ''Kok kakak jadi kelihatan care gitu?'' selidik Axel.
''Aku cuma kasihan aja kali dia kamu tuduh jadi tersangka utama terus dan dapat perlukan kasar dari kamu.'' kata Hanan apa adanya. ''Padahal kalau dugaan aku bener jika posisi kalian sama...jadi gak adil sajakan buat dia.'' imbuhnya.
''Sudahlah kak jangan ngomongin dia lagi...tambah bete aku.'' kata Axel.
''Ngomonh-ngomonh kenapa dari tadi lihatin handphone terus?'' tanya Hanan.
''Ini dari tadi aku tu hubungi Rossi kok gak gak di angkat, di chat juga gak ada yang di baca.'' jawab Axel.
''Lagi sibuk kali dia.'' sahut Hanan.
''Iya kayaknya.'' kata Axel.
...****************...
''Mbak Kila gak pulang?'' tanya Reni.
''Bentar lagi Ren, kalian duluan aja.'' sahut Kila
''Mbak Kila gak apa-apa kalau kita-kita tinggal?'' kata Reni lagi.
''Iya gak apa-apa, sebentar lagi aku juga pulang.'' jawab Kila.
''Ya sudah mbak...kita duluan ya.'' pamit Reni mewakili karyawan yang lain.
''He'em.'' cicit Kila.
Kini hanya tinggallah Kila sendiri di sana. Tak berniat untuk beranjak keluar dari ruko miliknya. Terasa masih sangat enggan untuk kembali kerumah mewah yang saat ini di tempatnya tinggal. Masih terekam dengan jelas semua yang di katakan Axel tadi pagi padanya...entah kenapa rasanya begitu sakit untuknya.
''Sebaiknya aku mandi aja deh biar lebih seger.'' monolog Kila setelah mengunci pintu ruko dan menghidupkan lampu depan.
Kila kemudian bergegas menuju ke lantai atas, kebetulan di sana ada ruangan yang bisa di bilang kantor dan di lengkapi juga dengan satu ruangan yang terhubung sehingga bisa dia gunakan untuk tempat istirahat.
Karena biasa mandi di sana...bahkan setiap hari, maka Kila juga tak pusing dengan pakaian gantinya.
''Laper...'' gumamnya seusai mandi sambil memegang perutnya yang keroncongan, maklum siang tadi Kila hanya makan sedikit karena gak selera.
Perkataan Axel tadi pagi benar-benar membuat perasaannya kacau...moodnya hancur berantakan.
''Em bikin apa ya...'' katanya saat berada di area dapur. ''Masak seblak level pedas aja deh terus sama goreng sosis...kayaknya enak.'' ucapnya sambil membayangkan menyeruput kuah seblak yang panas dan pedas.
''Mommy Shanum nyariin gak ya kalau aku nginep di sini...'' gumamnya lagi sambil memasak. ''Ah terserahlah...nanti kalau telpon ya tinggal saja bilang kalau malam ini gak pulang.'' sambungnya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SIBUK BERZINAH, LO PRIA PINTAR TPI GOBLOK, HRSNYA LO BLAJAR DRI DADDY LO, LO BAYAR ORG2 LO TUK AWASI ROSSI, DN LO HRS PNASARAN KNP MOMMY LO BILANG ROSSI JALANG, BRRTI MOMMY SDH TAU TTG ROSSI.. CMA MOMMY LO MAU, LO TAU & LIAT DGN MATA KPALA LO SENDIRI...
2024-02-13
1
Sulaiman Efendy
BENARKN, TU SI ROSSI WANITA JALANG PEZINAH...
2024-02-13
1
Anis Hasan
lanjut kasian killa . axel jhat
2022-09-23
2