❤️ Happy Reading ❤️
''Pagi mbak.'' sapa para karyawan Shakila di toko.
''Pagi.'' sahut Shakila tak sesemangat seperti hari biasanya karena moodnya yang benar-benar hancur.
''Kenapa mbak kok bete banget kelihatannya?'' tanya Reni.
''Huft...kelihatan banget ya dari muka aku Ren?'' bukannya menjawab Shakila malah bertanya balik pada karyawannya itu.
''He'em.'' sahut Reni. ''Ada masalah ya mbak?'' tanyanya lagi. ''Mbak bisa cerita apapun kok ke saya atau ke yang lain, paling tidak itu bisa mengurangi beban mbak walaupun kami mungkin juga gak bisa bantu dan hanya bisa mendengarkan saja.'' sambungnya lagi.
''Iya terimakasih ya Ren, aku gak apa-apa kok.'' sahut Shakila. ''Aku kedalam dulu ya...'' sambungnya.
''Iya mbak.'' jawab Reni.
Shakila kemudian mengganti pakaiannya menggunakan kaos dan celana panjang serta celemek, selanjutnya dirinya berkutat dengan segala bumbu dan peralatan lainnya bersama dengan para staf yang bertugas di dapur sampai siang menjelang.
Sebete apapun dia, dia tetap harus bekerja...mengerjakan apa saja tugasnya, karena di tak ingin kalau usahanya ini bakal kena imbas dari kegalauan hatinya, usahanya ini sangat berharga untuknya karena Shakila sendirilah yang merintisnya dari bawah...dari nol dengan tangan serta pikirannya sendiri.
...***************...
Karena hari sudah siang, akhirnya Shakila memutuskan untuk pergi ke butik yang di katakan Shanum tadi pagi.
Tapi sebelumnya tak lupa dirinya mandi terlebih dahulu dan menggunakan pakaiannya yang dia pakai tadi pagi.
Axel pun begitu, walau dengan sangat terpaksa dirinya juga bergegas berangkat ke butik sang buna dari pada terus menerus di teror oleh telpon yang berasal dari mommynya.
Dan sungguh kebetulan sekali karena mereka berdua datang tepat di waktu yang sama secara bersamaan....entah jodoh atau kebetulan namanya.
''Kau...''
''Kamu...''
Ucap mereka berdua saling tunjuk saat sama-sama baru keluar dari mobil yang di parkirkan dengan sengaja berjejeran.
Lagi dan lagi...halaman parkir yang begitu luas kenapa juga bisa-bisanya mereka memarkirkan mobil bersebelahan.
''Ish...ayo cepat, jangan buang-buang waktuku.'' kata Axel dengan sangat menyebalkan lalu melangkah terlebih dahulu.
''Cih dasar pria sombong, emang di pikir dia aja yang sibuk apa.'' desis Shakila.
Mereka berdua begitu masuk butik langsung di antarkan menuju ke ruangan sang sepupu...Starla.
Starla adalah anak pertama dari Aurora juga Samudra, dia lebih memilih menggeluti bidang yang sama dengan sang buna, sedangkan adiknya Sagara...saat ini ikut mengelola perusahaan keluarga sang ayah.
''Kakakku sayang.'' seru Starla sambil berjalan dan dengan tangan yang hendak memeluk begitu melihat kehadiran Axel di ruangannya.
''Ck, jangan seperti anak kecil Starla...inget umur.'' kata Axel meluncur begitu saja sambil menepis tangan sang sepupu.
''Aku cuma mau peluk aja kak.'' gerutu Starla.
''Ya sudah cepetan.'' ketus Axel. '' Gak malu apa sudah punya tunangan juga.'' kata Axel.
Memang dari dulu putri sulung dari bunanya itu selalu begitu padanya juga Alvan...manja.
''Sudahkan?'' tanya Axel ketika Starla melepas pelukannya. ''Sekarang lebih baik kamu cepat siapkan pakaian yang harus kami coba.'' perintah Axel tanpa mau lebih berbasa-basi lagi.
''Bentar sih kak, aku aja belum kenalan sama calon kakak ipar.'' kata Starla.
''Huh...aku gak punya banyak waktu Star, aku harus segera kembali ke perusahaan.'' kata Axel. ''Aku ada meeting penting.'' sambungnya lagi.
''Hais iya...iya aku minta karyawanku bawakan kemari.'' kata Starla. ''Hai kakak ipar...kenalin aku Starla...sepupu kak Axel.'' kata Starla memperkenalkan diri sebelum memanggil karyawannya.
''Oh hai...aku Shakila...kamu bisa panggil aku Kila.'' sahut Kila sambil menjabat tangan Starla.
''Starla...bisa cepat tidak.'' tekan Axel.
''Iya...iya.'' sahut Starla yang sedikit kesal, karena pasalnya dia ingin sedikit berbincang dengan calon kakak iparnya itu biar lebih akrab.
Kenapa tak di ruang fitting seperti kebiasaan para pelanggan lainnya? tentu saja jawabannya karena mereka keluarga pemilik butik, jadi mereka akan mencoba pakaiannya di kantor sang atasan yang di lengkapi dengan kamar pribadi juga di dalamnya.
''Tu, pilihlah kak.'' tunjuk Starla pada beberapa pakaian yang sudah di bawa ke sana dengan berbagai warna yang soft juga berbagai model yang di bilang masih sopan dan tak terbuka sehingga tak memperlihatkan aset-aset tertentu yang ada pada tubuh seorang wanita, dan tentu saja lagi dan lagi itu adalah pesan dari Shanum yang langsung menghubungi Aurora juga Starla sebelumnya.
''Kamu.'' tunjuk Axel pada Shakila. ''Kamu coba pakaian-pakaian ini, nanti aku akan menilai dan menentukan mana yang akan kita gunakan.'' sambungnya.
''Baiklah...coba ya coba.'' kata Shakila lalu berjalan dan meraih pakaiannya.
...****************...
Sudah kesekian kali Shakila bolak balik keluar masuk kamar pribadi Starla namun si tuan muda jutek itu belum juga menentukan pilihannya dan malah meminta Shakila untuk terus mengganti pakaiannya dengan seenak jidatnya saja.
''Ganti.'' kata Axel berulang kali yang membuat hati Kila dongkol bukan main.
Hingga tibalah di pakaian yang sudah ke delapan.
''Aku capek dan aku gak mau ganti lagi.'' kata Kila. ''Kalau kamu gak suka...kamu saja yang pilih.'' sambungnya lagi.
''Star, aku mau yang ini.'' kata Axel yang membuat Shakila tambah meradang.
Karena bukan apa-apa...setelah dirinya bolak balik ganti baju sampai delapan kali, ternyata yang di pilih Axel adalah pakaian ke tiga yang di cobanya tadi.
''Hah...gak salah?'' tanya Shakila.
''Kenapa?'' tanya Axel lagi.
''Kalau memang kamu pilih ini, kenapa gak bilang dari tadi jadi aku gak perlu bolak-balik ganti.'' protes Shakila.
''Suka-suka aku.'' jawaban enteng dari Axel yang hampir membuat emosi Shakila meledak saat itu juga.
''Baiklah kakakku sayang, sekarang tinggal kamu aja yang fitting.'' kata Starla mengalihkan pembicaraan karena suasana yang sudah tak kondusif lagi.
Dari pada melihat perang dunia lebih baik dirinya mengambil jalan tengah untuk mengalihkan atensi antara Axel dan Shakila.
''Kamu, kalau mau pergi...pergi saja.'' kata Axel dengan ketuanya.
''Iya ini aku mau pergi, memangnya siapa juga yang mau nungguin situ...huh ge-er.'' kata Shakila lalu berjalan mengambil tasnya yang ada di sofa.
Tingkah keduanya membuat Starla tersenyum simpul seakan sedang melihat drama langsung.
''Star...aku pamit duluan ya...'' pamit Shakila. ''Dan terimakasih untuk ini.'' ucapnya.
''Iya kak...hati-hati.'' jawab Starla.
Tak membutuhkan waktu yang lama untuk Axel mencoba pakaiannya, karena dirinya hanya tinggal memakai pakaian dengan nada yang senada dengan pakaian untuk Shakila.
Dia pun lalu pergi dari butik milik adik perempuan daddynya itu untuk kembali ke perusahan, karena pekerjaannya sudah menanti di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Obi Bertolens
29
2022-09-04
2
Anis Hasan
lanjut
2022-09-03
1
Helen Apriyanti
next
2022-09-03
2