Awal penderitaan Zizi.

🌷🌷🌷🌷🌷

.

.

Tiba di dekat mobil, Zizi langsung disuruh masuk oleh anak buah Jimi setelah dia membukakan pintu mobilnya.

Begitu tiba di dalam mobil, suasana langsung terasa mencekam bagi orang yang tidak biasa berada di posisi itu. Namun berbeda dengan yang Zizi rasakan, gadis itu hanya diam tidak berbicara sepatah katapun.

Zizi tidak tau jika diam nya Devan saat ini karena ingin segera tiba di rumah. Lalu dia akan mulai memberikan siksaan untuk Zizi. Si gadis malang yang tidak tau apa-apa ini, sebentar lagi kehidupan barunya akan di mulai.

Lama terdiam tidak ada suara dari Devan maupun sekertaris Jimi. Zizi pun akhirnya memilih bertanya karena tidak tahan hanya diam seperti di kuburan.

"Apakah kita akan langsung pulang ke rumah kakak?" tanya Zizi kepada Devan yang sedang bermain ponsel di samping nya.

Namun Devan tidak menjawabnya, dia seolah-olah tidak mendengar suara Zizi.

Dan melihat hal itu, sekertaris Jimi langsung menjawab pertanyaan Zizi tadi, meskipun bukan di tujukan kepadanya. Namun karena dia merasa kasihan akan nasip gadis yang menjadi istri tuan nya itu.

"Benar Nona, kita akan langsung pulang ke rumah. Anda tidur saja dulu, perjalanan kita masih lumayan jauh." terang Jimi yang semakin menambah kecepatan laju mobil Mercedes Benz yang dia kemudi.

Zizi pun hanya mengangguk dengan pikiran kemana-mana.

"Kenapa setelah bertemu wanita tadi, sikap kakak langsung berubah kepadaku. Biasanya kakak tidak pernah berlaku cuek seperti ini. Apakah benar, wanita itu kekasihnya? jika benar, kenapa kakak menikahi ku dan membawa ku pindah ke kota ini?"

Tanya Zizi kepada dirinya sendiri, dengan penuh pertanyaan di dalam hatinya. Dan dia hanya bisa menduga-duga saja, betulkah wanita itu kekasih Devan atau hanya temannya saja.

Jika hanya teman, kenapa setelah bertemu gadis itu, sikap Devan langsung berubah kepadanya. Meskipun baru menduga seperti itu, namun hati Zizi kembali lagi terluka.

Lain dengan suara hati Zizi, lain pula yang ada di dalam hati Devan. Di dalam hatinya, Devan tidak henti-hentinya memaki Zizi dan juga ibu Ellena.

"Dasar wanita murahan! ternyata dia dan ibunya sama saja, ingin rasanya aku habisi dia sekarang juga. Berani sekali dia bertemu dengan laki-laki lain saat sedang pergi bersama ku. Akan aku tujukan seperti apa setatus mu di mataku wanita murahan, akan aku buat kamu lebih baik memilih menggakhiri hidup mu sendiri, dari pada menjadi nyonya Atmaja seperti ibu mu. Kalian berdua, hanyalah sampah yang tidak berguna, yang di tolong oleh ibuku."

Maki Devan di dalam hatinya, dan jika saja mereka tidak berada di luar seperti saat ini, sudah pasti Devan sudah menyiksa Zizi dari tadi.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat puluh menit, mobil Mercedes Benz itupun sudah berhenti di depan rumah mewah yang berlantai dua milik Devan.

Begitu mobilnya berhenti, Jimi langsung berjalan keluar, dan membukakan pintu mobilnya untuk Devan lebih dulu. Baru setelah itu dia membuka pintu mobilnya untuk Zizi lagi.

"Jimi, antarkan dia keatas beserta barang-barang nya." kata Devan yang sudah keluar lebih dulu, tanpa menoleh lagi kearah Zizi.

"Baik Tuan, Saya akan mengantarkan Nona kelantai atas." jawab Jimi siap menjalankan perintah dari tuan nya itu.

"Mari Nona, ikutlah bersama saya." ajak sekertaris Jimi yang sudah mengeluarkan koper milik Zizi lalu menariknya.

Dan Zizi pun mengikuti kemana Jimi akan membawanya. Di sepanjang jalan menuju kelantai atas, begitu banyak pelayan yang menyambut kedatangan Zizi. Hampir semuanya terpesona melihat istri dari tuan mereka itu.

Ya, para pelayan memang sudah di beritahukan oleh anak buah Jimi, jika nona baru mereka, akan tiba kerumah itu malam ini.

"Selamat datang Nona muda? perkenalkan, saya kepala pelayan di sini. Nama saya Marta." ucap salah satu pelayan perempuan, yang sudah berumur empat puluh lima tahun.

"Terimakasih Bibi, perkenalkan juga nama saya Zivanna." sahut Zizi dengan ramah.

"Mari Nona ikuti saya, Tuan Devan sudah menunggu kita." Jimi menghentikan percakapan Zizi dan Marta.

"Bibi, maaf saya harus keatas dulu! senang berkenalan dengan Anda!" kata Zizi menepuk pelan pundak wanita baya itu.

Lalu diapun mengikuti Jimi masuk kedalam lift menuju ke lantai atas. Desain rumah Devan ini, memang berbeda dengan rumah milik ayahnya di kota X. Rumah ini sudah memiliki lift tidak hanya tangga saja.

Agar mempermudah apabila para pelayan ingin mengantarkan keperluan untuk tuan mereka di lantai atas.

Begitu mereka tiba di lantai atas, Jimi langsung membawa Zizi berjalan menuju ke ruangan yang paling ujung. Meskipun merasa heran, namun Zizi tetap mengikutinya dari belakang.

Kleeeek...

Jimi membuka salah satu kamar yang ruangannya, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga, namun menurut Zizi kamar itu sudah mewah karena dia sudah terbiasa hidup susah sebelum ibunya menikah dengan ayah Dion.

"Ini adalah kamar Anda, Nona! jika Anda membutuhkan sesuatu, Anda bisa meminta tolong pada bibi Marta. Anda tinggal menelponnya mengunakan telepon itu." ucap Jimi seraya menunjukkan telepon rumah ya berada di atas meja, di samping ranjang yang akan menjadi tempat tidur Zizi mulai malam ini.

"Baiklah, saya mengerti sekertaris Jimi. Terimakasih! tapi kak Devan kemana? bukanya tadi kakak sudah lebih dulu dari pada kita?" Zizi yang baru merasa ada keanehan.

"Nona tunggu saja di sini! mungkin Tuan Devan sedang berada di ruang kerja atau juga sedang berada dikamar nya. Jika sudah tidak ada pertanyaan lagi, saya permisi dulu, Nona." pamit Jimi pergi dari sana sebelum Zizi kembali bertanya dengan pertanyaan yang baru lagi.

"Aneh sekali, kenapa harus pisah kamar! bukankah kami sudah menikah!" Zizi menarik nafas pelan, sebab dihatinya sekarang sedang di penuhi banyak pertanyaan.

Namun baru saja Zizi ingin membuka koper untuk mengambil baju gantinya, Devan sudah masuk dengan membuka pintu cukup keras, lalu dia menutup pintunya dengan sangat keras juga.

"Astaga! kakak kenapa? kenapa kakak membanting pintunya?" Zizi kembali berdiri dengan kaget.

"Kenapa kata mu? karna aku ingin menyiksa mu! apa kau paham?" Devan langsung menarik rambut Zizi kebelakang dengan cukup keras.

"Aauuuh! kak, lepas ini sakit! kenapa kakak menarik rambut ku?" ucap Zizi sambil menahan sakit pada kepalanya.

"Sakit, kata mu? ini belum seberapa Zi. Ini baru permulaan! apa kamu tau?" Devan mendorong tubuh kecil Zizi kelantai, dengan sangat kasar. Sampai Zizi mengaduh kesakitan, beserta air matanya yang keluar begitu saja.

Meskipun sudah kesakitan, Namun Zizi kembali lagi berdiri. Untuk menanyakan kenapa Devan berlaku kasar kepada nya.

"Kakak kenapa? seharusnya aku yang marah! karna kakak sudah bersama wanita tadi. Tapi kenapa ini malah sebaliknya?" Zizi masih bertanya, sebab dia memang belum mengerti apa kesalahannya.

"Zivanna! aku menikahimu, karna aku ingin balas dendam pada ibumu. Karna dia sudah merebut ayah, dari ibuku! dan aku akan membalasnya kepadamu." Devan mencengkram dagu Zizi dengan kuat. Seolah-olah dia sudah buta dan tuli, sehingga tidak mendengar jerit dan tangisan istrinya sendiri.

"Tapi bukannya kakak mencintai ku? lalu kenapa sekarang kakak berlaku kasar kepada ku? lagian ibuku juga tidak pernah merebut Ayah Dion dari Tante Marisa kak!" ungkap Zizi membela ibunya.

Sehingga membuat Devan kembali mendorongnya ke lantai yang dingin itu lagi. Namun kali kedua ini, Devan mendorong nya jauh lebih kasar dari tadi.

Ketika melihat Zizi berusaha untuk berdiri. Devan sudah kembali lagi menarik rambut Zizi kebelakang, lalu dengan paksa dia menarik gadis yang sudah berstatus istrinya itu kedalam kamar mandi.

Tiba di dalam kamar mandi, Devan langsung menghidupkan air shower lalu mendorong Zizi kebawah kucuran air dingin itu. Padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah satu malam.

BERSAMBUNG......🤧🤕

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

suami gila.KRT tunDevan./Drool//Drool//Drool/

2024-07-26

0

Ketawang

Ketawang

kejam😡😠
😭😭😭

2023-11-21

1

FUZEIN

FUZEIN

Ni baru jahat

2023-06-12

0

lihat semua
Episodes
1 Devan pulang.
2 Wanita itu adalah Zizi.
3 Mendapatkan restu.
4 Serba dadakan.
5 Persiapan resepsi.
6 Hari bahagia.
7 Malam pertama.
8 Niat Devan.
9 Bukan malam, Tapi pagi.
10 Obat atau vitamin.
11 Cucu.
12 Berpamitan.
13 Dia adik ku
14 Tabur bibit lele.
15 Bukan pencarian jodoh.
16 Gadis yang spesial.
17 Cantik tapi cengeng.
18 Awal penderitaan Zizi.
19 Pembantu.
20 Demam tinggi.
21 Gadis malang.
22 Tak sebanding.
23 Demi ibu.
24 Mulai kuliah.
25 Gadis cengeng itu.
26 Sandiwara.
27 Pembantu setatus istri.
28 Mimpi itu lagi.
29 Ayah, tolong Zizi.
30 Cobalah berdamai.
31 Tatapan penuh kecewa.
32 Kerja paruh waktu.
33 Hilang kendali.
34 Aku bukan wanita bayaran.
35 Dokter Obygn.
36 Tidak ada tempat untuk mengadu.
37 Murka Devan.
38 Cara untuk bertahan hidup.
39 Aku akan menikah lagi.
40 Serba salah.
41 Siapa sebenarnya.
42 Anak Dosen Ski.
43 Tanggung jawab.
44 Darah daging.
45 Menjenguk Zizi.
46 Kebenaran.
47 Menyerah dan memilih pergi.
48 Aku mohon pulang lah.
49 Terpisah jauh.
50 Mencari Zivanna.
51 Mencari petunjuk.
52 Diary Zivanna.
53 Ingin Berdamai
54 Siapa yang salah?
55 Kembalilah.
56 Kenyataan yang sebenarnya.
57 Tidak sepenuhnya bersalah.
58 pengumuman.
59 Pertemuan terakhir.
60 Dendam salah alamat.
61 Pertemuan Zizi dan Eris.
62 Ketulusan Ibu Ellena.
63 Tertutup Dendam.
64 Sebuah tekad.
65 Batal menikah.
66 Berita Duka.
67 Ibu jangan pergi.
68 Berkabung.
69 Tidak menyukai wanita Hamil.
70 Aku tidak akan kembali.
71 Berakhirnya persahabatan.
72 Membuka usaha.
73 Meja Operasi.
74 Do'a Zivanna.
75 Seakan terang kembali.
76 Reyvano Arkana Lois.
77 Ibu sangat menyayangi mu.
78 Taman bermain.
79 Tidak punya ayah.
80 Nama yang sudah direncanakan.
81 Jantung berdebar-debar.
82 Bukan untuk menyakiti kalian.
83 Ayah, bukan, om.
84 Mari kita akhiri.
85 Janji Devan.
86 Seperti tahanan.
87 Bentuk perlindungan diri.
88 Tidak percaya.
89 Kembali ke kota Y.
90 Pengumuman.
91 Rumah impian.
92 Penyerangan.
93 Sebuah tanda tangan.
94 Kenangan indah tapi menyakitkan.
95 Istri dan anakku.
96 Pengumuman.
97 Tamu di rumah suami.
98 Egokah aku.
99 Tidak sanggup.
100 Aku mohon.
101 Mengambil kesempatan.
102 Bukan mimpi.
103 Bukan Zivanna.
104 Barang-barang tidak berguna.
105 Kembali menjadi saudara.
106 Trauma Zivanna.
107 Dokter Psikiater.
108 Pernikahan berselimut dendam.
109 Semuanya menyakiti aku.
110 Akan melepas mu.
111 Entah siapa yang salah.
112 Kantor pengadilan.
113 Kebersamaan yang singkat.
114 Mau punya adik.
115 Tidak memiliki banyak waktu.
116 Di bebas tugaskan.
117 Hasil Akhir.
118 Hilang dari radar.
119 Pengawal Atmaja.
120 Mau Ayah.
121 Baik-baik saja.
122 Menghindar.
123 Mencoba keberuntungan.
124 Bintang-bintang.
125 Senyum yang kembali.
126 Hitungan mundur.
127 Sebagai Hukuman.
128 Cinta yang aku miliki.
129 Rencana Zizi dan Jimi.
130 Sebuah kebahagiaan.
131 Memaafkan, jauh lebih indah.
132 Ingin Sepeda.
133 Rencana liburan.
134 Pergi liburan.
135 Hobi yang sama.
136 Pangilan kakak.
137 Olahraga.
138 Ayah Dion dan Reyvano.
139 Anggap saja, berbulan madu.
140 Sama-sama aman.
141 Nyonya Devan Atmaja.
142 Ingin Dunia tahu.
143 Minder ( Zivanna)
144 Konferensi pers.
145 Putra kedua.
146 Pengumuman novel baru
147 Promo Novel Baru.
148 Promo novel baru.
149 Pengumuman.
150 Promo Novel Ongoing.
151 Promo Novel Baru.
152 Promo Novel Baru.
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Devan pulang.
2
Wanita itu adalah Zizi.
3
Mendapatkan restu.
4
Serba dadakan.
5
Persiapan resepsi.
6
Hari bahagia.
7
Malam pertama.
8
Niat Devan.
9
Bukan malam, Tapi pagi.
10
Obat atau vitamin.
11
Cucu.
12
Berpamitan.
13
Dia adik ku
14
Tabur bibit lele.
15
Bukan pencarian jodoh.
16
Gadis yang spesial.
17
Cantik tapi cengeng.
18
Awal penderitaan Zizi.
19
Pembantu.
20
Demam tinggi.
21
Gadis malang.
22
Tak sebanding.
23
Demi ibu.
24
Mulai kuliah.
25
Gadis cengeng itu.
26
Sandiwara.
27
Pembantu setatus istri.
28
Mimpi itu lagi.
29
Ayah, tolong Zizi.
30
Cobalah berdamai.
31
Tatapan penuh kecewa.
32
Kerja paruh waktu.
33
Hilang kendali.
34
Aku bukan wanita bayaran.
35
Dokter Obygn.
36
Tidak ada tempat untuk mengadu.
37
Murka Devan.
38
Cara untuk bertahan hidup.
39
Aku akan menikah lagi.
40
Serba salah.
41
Siapa sebenarnya.
42
Anak Dosen Ski.
43
Tanggung jawab.
44
Darah daging.
45
Menjenguk Zizi.
46
Kebenaran.
47
Menyerah dan memilih pergi.
48
Aku mohon pulang lah.
49
Terpisah jauh.
50
Mencari Zivanna.
51
Mencari petunjuk.
52
Diary Zivanna.
53
Ingin Berdamai
54
Siapa yang salah?
55
Kembalilah.
56
Kenyataan yang sebenarnya.
57
Tidak sepenuhnya bersalah.
58
pengumuman.
59
Pertemuan terakhir.
60
Dendam salah alamat.
61
Pertemuan Zizi dan Eris.
62
Ketulusan Ibu Ellena.
63
Tertutup Dendam.
64
Sebuah tekad.
65
Batal menikah.
66
Berita Duka.
67
Ibu jangan pergi.
68
Berkabung.
69
Tidak menyukai wanita Hamil.
70
Aku tidak akan kembali.
71
Berakhirnya persahabatan.
72
Membuka usaha.
73
Meja Operasi.
74
Do'a Zivanna.
75
Seakan terang kembali.
76
Reyvano Arkana Lois.
77
Ibu sangat menyayangi mu.
78
Taman bermain.
79
Tidak punya ayah.
80
Nama yang sudah direncanakan.
81
Jantung berdebar-debar.
82
Bukan untuk menyakiti kalian.
83
Ayah, bukan, om.
84
Mari kita akhiri.
85
Janji Devan.
86
Seperti tahanan.
87
Bentuk perlindungan diri.
88
Tidak percaya.
89
Kembali ke kota Y.
90
Pengumuman.
91
Rumah impian.
92
Penyerangan.
93
Sebuah tanda tangan.
94
Kenangan indah tapi menyakitkan.
95
Istri dan anakku.
96
Pengumuman.
97
Tamu di rumah suami.
98
Egokah aku.
99
Tidak sanggup.
100
Aku mohon.
101
Mengambil kesempatan.
102
Bukan mimpi.
103
Bukan Zivanna.
104
Barang-barang tidak berguna.
105
Kembali menjadi saudara.
106
Trauma Zivanna.
107
Dokter Psikiater.
108
Pernikahan berselimut dendam.
109
Semuanya menyakiti aku.
110
Akan melepas mu.
111
Entah siapa yang salah.
112
Kantor pengadilan.
113
Kebersamaan yang singkat.
114
Mau punya adik.
115
Tidak memiliki banyak waktu.
116
Di bebas tugaskan.
117
Hasil Akhir.
118
Hilang dari radar.
119
Pengawal Atmaja.
120
Mau Ayah.
121
Baik-baik saja.
122
Menghindar.
123
Mencoba keberuntungan.
124
Bintang-bintang.
125
Senyum yang kembali.
126
Hitungan mundur.
127
Sebagai Hukuman.
128
Cinta yang aku miliki.
129
Rencana Zizi dan Jimi.
130
Sebuah kebahagiaan.
131
Memaafkan, jauh lebih indah.
132
Ingin Sepeda.
133
Rencana liburan.
134
Pergi liburan.
135
Hobi yang sama.
136
Pangilan kakak.
137
Olahraga.
138
Ayah Dion dan Reyvano.
139
Anggap saja, berbulan madu.
140
Sama-sama aman.
141
Nyonya Devan Atmaja.
142
Ingin Dunia tahu.
143
Minder ( Zivanna)
144
Konferensi pers.
145
Putra kedua.
146
Pengumuman novel baru
147
Promo Novel Baru.
148
Promo novel baru.
149
Pengumuman.
150
Promo Novel Ongoing.
151
Promo Novel Baru.
152
Promo Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!