Cantik tapi cengeng.

🌷🌷🌷🌷🌷

.

.

"Sekali lagi di mohon kepada Nona Fiona untuk naik keatas panggung." suara MC, yang ikut menyebutkan nama Fiona.

Sedangkan Zizi yang mendengar itu, hatinya langsung hancur berkeping-keping. Entah apa maksud Devan melakukan semua ini. Jika saja Devan tidak menyembunyikan setatus pernikahan mereka. Mungkin Zizi tidak akan kecewa seperti saat ini.

Cemburu, itulah yang Zizi rasakan sekarang. Bagaimana dia tidak cemburu, gadis itu melihat dengan mata kepalanya sendiri. Devan menyambut Fiona dengan bahagia saat Fiona tiba di atas panggung. Sedangkan setatusnya sendiri, di sembunyikan oleh Devan.

Mereka berdua berpelukan bagaikan dua orang kekasih yang sudah lama tidak bertemu. Bukan hanya itu, Zizi juga mendengar bagaimana orang-orang di sekitar bangku yang dia duduki, mengatakan jika Devan dan Fiona memang pasangan yang sangat serasi.

"Saya rasa memang Nona Fiona gadis yang bersanding dengan Tuan Devan dua hari yang lalu." ucap seorang wanita yang ikut menyerukan nama Devan dan Fiona.

"Kamu benar, dari dulu tuan Devan hanya dekat dengan satu orang gadis. Dan gadis itu adalah Nona Fiona." sahut wanita lainnya lagi.

"Iya, aku dengar memang selama ini mereka sudah berpacaran. Mereka berdua sengaja menutupinya, karna untuk kesuksesan mereka berdua. Lagian siapa laki-laki yang mau menolak model cantik itu." Berbagai macam pujian untuk Devan dan Fiona.

Yang Zizi dengar dari sekeliling meja bundar yang dia duduki seorang diri. Karna sampai saat ini, Jimi belum juga kembali menemuinya. Padahal tadi Jimi hanya ingin berpamitan sebentar saja.

Tidak tahan terus menyaksikan suaminya bersama wanita lain, meskipun Zizi belum tahu ada hubungan apa diantara mereka berdua. Di tambah lagi perbincangan orang-orang yang mengatakan jika Devan dan Fiona memang pasangan yang serasi.

Zizi akhirnya pergi meninggalkan tempat itu dengan membawa hati yang terluka.

Tiba di luar, Zizi binggung akan pergi kemana. Karna dia belum tahu menahu kota Y ini.

Untuk menenangkan hatinya, agar tidak berburuk sangka pada Devan suaminya. Zizi pun memilih untuk menunggu di taman yang ada di samping hotel bintang lima itu.

"Aku tidak boleh cemburu seperti ini, mungkin saja wanita itu hanya sahabat kakak. Lagian kakak hanya mencintai aku." Zizi berusaha untuk menguatkan hatinya, agar tidak berburuk sangka dulu.

Dia berniat setelah mereka pulang nanti, baru dia akan bertanya, ada hubungan apa Devan dan wanita itu.

Namun sekuat-kuat Zizi meredam rasa sakit nya, dia tetap saja menangis. Wanita mana yang bisa menahannya, bila mereka berada di posisi Zizi sekarang.

"Ini, Lap ingus mu! cantik-cantik tapi cengeng." kata seorang lelaki memberikan Zizi saputangan kecil.

Mendengar ada suara dari arah samping nya, Zizi langsung mendogak keatas untuk melihat siapa orang itu. Karna saat ini Zizi memang sedang duduk di bangku taman yang memang sedang sepi.

Karna orang-orang sedang berkumpul di dalamnya. Bukan di taman seperti Zizi saat ini.

"Terimakasih!" setelah melihat jika yang mengulurkan sapu tangan itu adalah manusia. Barulah Zizi menerimanya, karna dia memang sangat membutuhkan sapu tangan itu.

Lelaki itu tidak berkata apa-apa, dia hanya ikut duduk di samping Zizi.

Meskipun dia sangat ingin bertanya kenapa seorang gadis menangis di tengah malam seperti ini. Tapi lelaki itu menahanya, karna takut jika dia dikira terlalu ikut campur.

"Aku menangis karna terlalu lama menunggu kakak ku selesai menghadiri acaranya. Bukan karna apa-apa." sebelum lelaki itu bertanya, ternyata Zizi sudah lebih dulu menjelaskannya.

"Aku tidak bertanya! kamu ini aneh sekali, sudah tau setiap acara seperti ini pulang nya pasti sampai tenggah malam. Jika tidak suka, kenapa kamu mau ikut kakak mu kemari." ucap lelaki itu yang berdecak karna merasa heran dengan Zizi.

"Itu karna aku tidak tau jika acaranya lama. Lagian aku juga baru datang ke kota ini tadi sore, mana pernah aku menghadiri acara seperti ini." jawab Zizi yang tidak mau disalahkan begitu saja.

Andai saja lelaki itu tau, jika Zizi menangis bukan karna tidak suka dengan acaranya. Tapi karna dia sedang cemburu melihat suaminya yang lagi bersama wanita lain.

"Apa! berarti kamu belum pernah ke kota ini sebelum nya? Apa kamu datang kesini hanya untuk menemani kakak mu menghadiri acara ini saja?" tanpa sadar keduanya malah bercerita seperti sudah saling kenal. Padahal nama masing-masing saja mereka tidak tau.

"Iya, aku memang belum pernah ke kota ini. Aku datang ke kota ini mengikuti kakak ku,! dan aku kesininya untuk melanjutkan sekolah ku juga." jawab Zizi yang sudah tidak menangis lagi.

"Memangnya kamu sekolah apa sekarang? apa kamu sudah lulus SMA?" lelaki itu semakin bertanya banyak, tentang gadis yang tadi dibilang nya cengeng.

"Aku baru saja lulus SMA, dan baru mau masuk kuliah di sini." terang Zizi jujur.

"Kita sama kalau begitu, aku juga baru mau masuk kuliah. Tapi kamu akan kuliah dimana, jika boleh aku tau? mana tau kan kita kuliah di universitas yang sama."

"Kalau itu aku belum tau, karna kakak ku yang mengurus semuanya." seru Zizi sedikit tersenyum.

Asik mengobrol bersama teman barunya. Mereka berdua sampai sama-sama lupa jika jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam.

Di dalam tempat acaranya berlangsung. Devan dan para anak buahnya sibuk mencari Zizi. Karna setelah turun dari panggung tadi, Devan tidak ingat jika istri nya juga ada di sana.

Dan ingat nya, setelah Jimi kembali dan bertanya keberadaan Zizi padanya.

"Apa kalian sudah menelusuri di seluruh hotel ini? Zizi sangat polos, aku takut dia di beri obat, lalu di bawa oleh seseorang kedalaman kamar hotel yang ada di gedung ini." Devan menguyar rambutnya dengan sangat cemas.

"Sudah Tuan, semua cctv di dalam hotel ini sudah di cek semuanya. Dari hasil pemeriksaan, Nona Zizi terlihat keluar dari hotel ini. Dan sekarang anak buah kita sedang memeriksa di sekeliling hotel dan taman." ucap Jimi memberi laporan.

"Apa, dia keluar dari hotel ini,! kemana dia? kenapa handphone nya harus di matikan' jika begitu Ayo kita cari di luar dulu. Mana tau dia ada di sekitar hotel ini." Devan pun ikut menyusul keluar untuk mencari keberadaan Zizi.

Namun baru saja mereka sampai di luar, salah satu anak buahnya sudah memberi laporan, jika Nona mereka sedang berada di taman bersama seorang laki-laki yang masih seumuran dengan Nona nya.

"Dia sedang bersama laki-laki?" ulang Devan menggertakan giginya untuk menahan amarahnya.

"Benar Tuan, sepertinya mereka sangat akrab. Mungkin dia teman Nona." kata pengawal itu yang sudah menemukan tempat Zizi.

"Tidak peduli siapa dia.' Jimi perintahkan anak buah mu untuk memangilnya ke mobil. Kita pulang sekarang, jika dia tidak mau, seret saja dia, ini perintah ku." Devan berbicara dengan suara dinginnya.

"Baik Tuan!" jawab Jimi langsung memberikan perintah pada anak buahnya lagi, untuk memangil Zizi dan mengajaknya ke mobil. Karna Jimi dan Devan akan menunggu di dalam mobil.

"Permisi Nona! Tuan sudah menunggu Anda di dalam mobil dan mengajak Anda pulang sekarang." ucap anak buah Jimi memangil Zizi.

"Kakak sudah menunggu di mobil? bukankah acaranya belum selesai?" tanya Zizi melihat kearah loby hotel yang tidak terlihat jika orang keluar dari sana.

"Benar Nona, acaranya memang belum selesai. Tapi sepertinya Tuan yang ingin pulang lebih dulu. Mari kita ke mobil, karna Tuan dan sekertaris Jimi sudah menunggu kita." ajak anak buah itu lagi.

"Eh, tunggu sebentar! nama kamu siapa?" tanya lelaki itu meneriaki Zizi yang sudah lebih dulu di bawa pergi oleh anak buah Jimi.

"Aah sial, gara-gara terlalu asik mengobrol bersama gadis itu, sampai-sampai aku lupa menanyakan siapa namanya." rutuk lelaki itu sambil menarik pelan rambutnya ke belakang.

BERSAMBUNG.....🤗

.

.

.

.

.

Hayo, di gantung lagi kan 😂 Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya ya 🤗 Agar Mak author semangat juga buat menulis nya.

TERIMAKASIH.🙏😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Tau cemburu kau Devan./Drool//Sob/

2024-07-26

0

Kristina Kaka

Kristina Kaka

kira2 di apain ya Zizi nya🥱😁

2022-12-09

1

Fatma Kodja

Fatma Kodja

nah cemburu kan, kamu yang memulai, kamu pikir dengan menyatakan kalau Viona adalah orang yang punya andil dalam kesuksesanmu, dan bahkan sampai memperkenalkan di atas podium didepan para kolega dan membuat semua orang berpikiran kalau Viona adalah istrimu, karena hal inilah yang membuat Zizi terpaksa meninggalkan gedung dan pergi ke taman dan beruntungnya ketemu sama pria asing yang nyatanya seumuran dengannya, nah sekarang karena cemburu dan menyuruh orang suruhanmu menyeret Zizi jika Zizi tidak mau pulang, benar" egois 🥺🥺🥺🥺

2022-09-16

4

lihat semua
Episodes
1 Devan pulang.
2 Wanita itu adalah Zizi.
3 Mendapatkan restu.
4 Serba dadakan.
5 Persiapan resepsi.
6 Hari bahagia.
7 Malam pertama.
8 Niat Devan.
9 Bukan malam, Tapi pagi.
10 Obat atau vitamin.
11 Cucu.
12 Berpamitan.
13 Dia adik ku
14 Tabur bibit lele.
15 Bukan pencarian jodoh.
16 Gadis yang spesial.
17 Cantik tapi cengeng.
18 Awal penderitaan Zizi.
19 Pembantu.
20 Demam tinggi.
21 Gadis malang.
22 Tak sebanding.
23 Demi ibu.
24 Mulai kuliah.
25 Gadis cengeng itu.
26 Sandiwara.
27 Pembantu setatus istri.
28 Mimpi itu lagi.
29 Ayah, tolong Zizi.
30 Cobalah berdamai.
31 Tatapan penuh kecewa.
32 Kerja paruh waktu.
33 Hilang kendali.
34 Aku bukan wanita bayaran.
35 Dokter Obygn.
36 Tidak ada tempat untuk mengadu.
37 Murka Devan.
38 Cara untuk bertahan hidup.
39 Aku akan menikah lagi.
40 Serba salah.
41 Siapa sebenarnya.
42 Anak Dosen Ski.
43 Tanggung jawab.
44 Darah daging.
45 Menjenguk Zizi.
46 Kebenaran.
47 Menyerah dan memilih pergi.
48 Aku mohon pulang lah.
49 Terpisah jauh.
50 Mencari Zivanna.
51 Mencari petunjuk.
52 Diary Zivanna.
53 Ingin Berdamai
54 Siapa yang salah?
55 Kembalilah.
56 Kenyataan yang sebenarnya.
57 Tidak sepenuhnya bersalah.
58 pengumuman.
59 Pertemuan terakhir.
60 Dendam salah alamat.
61 Pertemuan Zizi dan Eris.
62 Ketulusan Ibu Ellena.
63 Tertutup Dendam.
64 Sebuah tekad.
65 Batal menikah.
66 Berita Duka.
67 Ibu jangan pergi.
68 Berkabung.
69 Tidak menyukai wanita Hamil.
70 Aku tidak akan kembali.
71 Berakhirnya persahabatan.
72 Membuka usaha.
73 Meja Operasi.
74 Do'a Zivanna.
75 Seakan terang kembali.
76 Reyvano Arkana Lois.
77 Ibu sangat menyayangi mu.
78 Taman bermain.
79 Tidak punya ayah.
80 Nama yang sudah direncanakan.
81 Jantung berdebar-debar.
82 Bukan untuk menyakiti kalian.
83 Ayah, bukan, om.
84 Mari kita akhiri.
85 Janji Devan.
86 Seperti tahanan.
87 Bentuk perlindungan diri.
88 Tidak percaya.
89 Kembali ke kota Y.
90 Pengumuman.
91 Rumah impian.
92 Penyerangan.
93 Sebuah tanda tangan.
94 Kenangan indah tapi menyakitkan.
95 Istri dan anakku.
96 Pengumuman.
97 Tamu di rumah suami.
98 Egokah aku.
99 Tidak sanggup.
100 Aku mohon.
101 Mengambil kesempatan.
102 Bukan mimpi.
103 Bukan Zivanna.
104 Barang-barang tidak berguna.
105 Kembali menjadi saudara.
106 Trauma Zivanna.
107 Dokter Psikiater.
108 Pernikahan berselimut dendam.
109 Semuanya menyakiti aku.
110 Akan melepas mu.
111 Entah siapa yang salah.
112 Kantor pengadilan.
113 Kebersamaan yang singkat.
114 Mau punya adik.
115 Tidak memiliki banyak waktu.
116 Di bebas tugaskan.
117 Hasil Akhir.
118 Hilang dari radar.
119 Pengawal Atmaja.
120 Mau Ayah.
121 Baik-baik saja.
122 Menghindar.
123 Mencoba keberuntungan.
124 Bintang-bintang.
125 Senyum yang kembali.
126 Hitungan mundur.
127 Sebagai Hukuman.
128 Cinta yang aku miliki.
129 Rencana Zizi dan Jimi.
130 Sebuah kebahagiaan.
131 Memaafkan, jauh lebih indah.
132 Ingin Sepeda.
133 Rencana liburan.
134 Pergi liburan.
135 Hobi yang sama.
136 Pangilan kakak.
137 Olahraga.
138 Ayah Dion dan Reyvano.
139 Anggap saja, berbulan madu.
140 Sama-sama aman.
141 Nyonya Devan Atmaja.
142 Ingin Dunia tahu.
143 Minder ( Zivanna)
144 Konferensi pers.
145 Putra kedua.
146 Pengumuman novel baru
147 Promo Novel Baru.
148 Promo novel baru.
149 Pengumuman.
150 Promo Novel Ongoing.
151 Promo Novel Baru.
152 Promo Novel Baru.
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Devan pulang.
2
Wanita itu adalah Zizi.
3
Mendapatkan restu.
4
Serba dadakan.
5
Persiapan resepsi.
6
Hari bahagia.
7
Malam pertama.
8
Niat Devan.
9
Bukan malam, Tapi pagi.
10
Obat atau vitamin.
11
Cucu.
12
Berpamitan.
13
Dia adik ku
14
Tabur bibit lele.
15
Bukan pencarian jodoh.
16
Gadis yang spesial.
17
Cantik tapi cengeng.
18
Awal penderitaan Zizi.
19
Pembantu.
20
Demam tinggi.
21
Gadis malang.
22
Tak sebanding.
23
Demi ibu.
24
Mulai kuliah.
25
Gadis cengeng itu.
26
Sandiwara.
27
Pembantu setatus istri.
28
Mimpi itu lagi.
29
Ayah, tolong Zizi.
30
Cobalah berdamai.
31
Tatapan penuh kecewa.
32
Kerja paruh waktu.
33
Hilang kendali.
34
Aku bukan wanita bayaran.
35
Dokter Obygn.
36
Tidak ada tempat untuk mengadu.
37
Murka Devan.
38
Cara untuk bertahan hidup.
39
Aku akan menikah lagi.
40
Serba salah.
41
Siapa sebenarnya.
42
Anak Dosen Ski.
43
Tanggung jawab.
44
Darah daging.
45
Menjenguk Zizi.
46
Kebenaran.
47
Menyerah dan memilih pergi.
48
Aku mohon pulang lah.
49
Terpisah jauh.
50
Mencari Zivanna.
51
Mencari petunjuk.
52
Diary Zivanna.
53
Ingin Berdamai
54
Siapa yang salah?
55
Kembalilah.
56
Kenyataan yang sebenarnya.
57
Tidak sepenuhnya bersalah.
58
pengumuman.
59
Pertemuan terakhir.
60
Dendam salah alamat.
61
Pertemuan Zizi dan Eris.
62
Ketulusan Ibu Ellena.
63
Tertutup Dendam.
64
Sebuah tekad.
65
Batal menikah.
66
Berita Duka.
67
Ibu jangan pergi.
68
Berkabung.
69
Tidak menyukai wanita Hamil.
70
Aku tidak akan kembali.
71
Berakhirnya persahabatan.
72
Membuka usaha.
73
Meja Operasi.
74
Do'a Zivanna.
75
Seakan terang kembali.
76
Reyvano Arkana Lois.
77
Ibu sangat menyayangi mu.
78
Taman bermain.
79
Tidak punya ayah.
80
Nama yang sudah direncanakan.
81
Jantung berdebar-debar.
82
Bukan untuk menyakiti kalian.
83
Ayah, bukan, om.
84
Mari kita akhiri.
85
Janji Devan.
86
Seperti tahanan.
87
Bentuk perlindungan diri.
88
Tidak percaya.
89
Kembali ke kota Y.
90
Pengumuman.
91
Rumah impian.
92
Penyerangan.
93
Sebuah tanda tangan.
94
Kenangan indah tapi menyakitkan.
95
Istri dan anakku.
96
Pengumuman.
97
Tamu di rumah suami.
98
Egokah aku.
99
Tidak sanggup.
100
Aku mohon.
101
Mengambil kesempatan.
102
Bukan mimpi.
103
Bukan Zivanna.
104
Barang-barang tidak berguna.
105
Kembali menjadi saudara.
106
Trauma Zivanna.
107
Dokter Psikiater.
108
Pernikahan berselimut dendam.
109
Semuanya menyakiti aku.
110
Akan melepas mu.
111
Entah siapa yang salah.
112
Kantor pengadilan.
113
Kebersamaan yang singkat.
114
Mau punya adik.
115
Tidak memiliki banyak waktu.
116
Di bebas tugaskan.
117
Hasil Akhir.
118
Hilang dari radar.
119
Pengawal Atmaja.
120
Mau Ayah.
121
Baik-baik saja.
122
Menghindar.
123
Mencoba keberuntungan.
124
Bintang-bintang.
125
Senyum yang kembali.
126
Hitungan mundur.
127
Sebagai Hukuman.
128
Cinta yang aku miliki.
129
Rencana Zizi dan Jimi.
130
Sebuah kebahagiaan.
131
Memaafkan, jauh lebih indah.
132
Ingin Sepeda.
133
Rencana liburan.
134
Pergi liburan.
135
Hobi yang sama.
136
Pangilan kakak.
137
Olahraga.
138
Ayah Dion dan Reyvano.
139
Anggap saja, berbulan madu.
140
Sama-sama aman.
141
Nyonya Devan Atmaja.
142
Ingin Dunia tahu.
143
Minder ( Zivanna)
144
Konferensi pers.
145
Putra kedua.
146
Pengumuman novel baru
147
Promo Novel Baru.
148
Promo novel baru.
149
Pengumuman.
150
Promo Novel Ongoing.
151
Promo Novel Baru.
152
Promo Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!