Niat Devan.

🌷🌷🌷🌷🌷

.

.

Pagi pun tiba.

Tadi malam, setelah selesai mandi. Devan memilih pergi ke balkon, sampai tengah malam.

Karna begitu dia keluar dari kamar mandi. Istri kecilnya itu, memang sudah tertidur dengan nyenyak.

Mungkin karna Zizi masih terlalu polos. Makanya meskipun sewaktu dia masih di dalam kamar mandi. Sempat khwatir, jika Devan akan meminta haknya.

Namun ajaibnya, begitu dia sudah selesai mandi. Zizi sudah melupakan itu semua. Karna lama menunggu Devan selesai membersihkan dirinya.

Akhirnya Zizi memilih tidur duluan. Namun sebelum itu. Dia sudah menyiapkan baju ganti untuk, Devan pakai.

Sebetulnya, Devan memang sengaja berlama-lama di dalam sana. Karna dia ingin meredam emosinya. Setelah menggigat kembali kenangan masa lalu, bersama ibunya.

Dia takut, karna kecerobohannya. Akan menggagalkan semua rencana yang sudah dia susun selama enam tahun ini.

Padahal sebelum bayangan masa lalu itu tiba. Devan sudah punya rencana, dia ingin meminta haknya lebih dulu. Sebelum besok memulai balas dendam nya.

"Kak, apa kita akan pulang sekarang?" Zizi yang sedang mengeringkan rambutnya.

"Heeem, iya. Karna nanti sore. Kita harus kembali ke kota Y." Devan berjalan kearah Zizi yang sedang mengeringkan rambutnya.

Karna Zizi memang sudah menganti pakainya, di dalam kamar mandi.

Tiba di belakang tubuh Zizi. Devan langsung memeluk nya, dari belakang.

"Tidak usah terlalu kering. Seperti ini jauh lebih baik." ucap Devan mengambil alat pengering rambut. Lalu meletakkan di atas meja rias.

Dag... Dig....Dug...

Jantung Zizi seakan mau keluar dari tempatnya.

"Kakak jangan seperti ini. Nanti Zizi bisa-bisa sulit bernafas."

"Kenapa bisa sulit bernafas. Lagian apa salahnya kita seperti ini." Devan membalikkan tubuh Zizi kearahnya.

"Karna... Karna...,! Jantung Zizi berdetak sangat kencang. Zizi takut, nanti jantungnya lepas." Zizi yang malah semakin merasa gugup.

Mendengar nya, Devan tersenyum, lalu matanya langsung mengarah kearah bibir ranum Zizi. Yang terlihat sangat mengodanya.

"Kak....! Kena."

Cup..

Zizi tidak sempat menyelesaikan, ucapannya. Karna Devan sudah lebih dulu mengecup bibir nya.

Tidak hanya sebatas mengecup saja. Tapi Devan malah semakin memperdalam ciuman mereka.

Dia sengaja menahan tengkuk Zizi, agar bisa semakin menikmati ciumannya.

"Jangan lupa menghirup oksigen juga. Nanti kamu benar-benar tidak bisa bernafas lagi. Jika kamu tahan seperti ini." kata Devan melepaskan pangutan nya.

"Zizi kan belum bisa. Kakak sebagai gurunya, tidak memberi pelajaran dulu. Malah langsung praktek." protes Zizi tidak suka.

Karna dia merasa malu, dengan ucapan Devan.

"Kalau begitu, kakak akan mengajarimu lagi. Biar kamu cepat pintar." Devan kembali lagi, melayang kan aksinya.

Lalu, meskipun masih amatiran. Zizi ikut membalas ciuman mereka. Seperti apa yang Devan lakukan pada bibir mereka.

"Aaaaaahhkkk...! kakak" Zizi mendesah setelah merasakan hal aneh pada tubuhnya.

"Kenapa? Apa kamu merasakan sesuatu?" tanya Devan kembali melepaskan pangutan mereka.

Zizi pun mengangguk mengiyakan.

"Apakah kamu, sudah siap, jika kakak meminta hak kakak sekarang." Devan yang sudah tidak tahan, untuk membuang bibit-bibit lele jumbonya.

Sebab, sudah selama berada di kota X. Devan tidak membuang bibit-bibit lelenya itu. Meskipun biasanya dia hanya menaburnya pada wadah kecil. Bukan pada kolam yang sebenarnya.

Setidaknya, bibit itu tidak tertahan pada tabungannya saja.

"Aa...Aap..Aaapa kakak mau memintanya sekarang?" tanya Zizi gugup. Karna dia tau apa yang dimaksud oleh Devan.

"Jika kamu sudah siap, iya,! Karna kakak sangat menginginkannya." ucap Devan dengan suara beratnya.

Lama Zizi terdiam. Sampai Devan kembali memberikan dia pemanasan lagi.

"Aaaghkk..! kakak. Zizi tidak tahan." seru Zizi menahan tangan Devan yang sudah merayap kedalam. Bahkan tangannya sudah mulai mendaki kesalahan satu gunung kembar milik Zizi.

Devan tersenyum, karna berhasil membuat Zizi terangsang.

Seorang kasanova seperti Devan. Tentu tau segalanya. Berbeda dengan Zizi, ciuman saja Devan yang mengajarinya.

"Jika kamu tidak tahan, kita coba ya. Kakak akan pelan-pelan. Agar kamu tidak merasakan sakit." Devan setengah merayu. Karna dia benar-benar sangat membutuhkan pelepasan bibit lelenya.

Meskipun dengan ragu-ragu. Zizi mengangguk. Karna dia juga penasaran rasanya. Sebab teman-teman di sekolahnya dulu. Sering bercerita, bagi mereka yang pernah mencobanya.

Karna di kota X maupun kota Y. Berhubung badan sebelum menikah, itu hal biasa. Asalkan tidak ada pemaksaan pada pasangan masing-masing.

Mendapatkan izin, Devan pun langsung saja memulai cara-cara sebelum dia menabur bibit lelenya.

"Kak, Zizi...!" Zizi tidak melanjutkan lagi, karna sudah kembali di bungkam oleh Devan.

Setelah bermacam-macam petunjuk itu di lakukan. Devan pun mulai melucuti pakaian yang Zizi pakai.

Karna terbuai oleh permainan Devan. Zizi Sampai tidak sadar, jika pakaiannya sudah dilucuti satu persatu.

"Agh..!" jerit Zizi yang merasa tubuhnya melayang.

Masih dalam pangutan nya, Devan mengendong Zizi kearah ranjang yang masih ada tersisa kelopak-kelopak bunga yang seharusnya memang sudah mereka lakukan dari tadi malam.

"Kakak." Zizi yang baru sadar jika dia sudah tidak memakai baju lagi.

Setelah Devan meletakkan dia di atas ranjang. Zizi langsung menarik selimut yang ada di sisinya untuk menutup tubuh polosnya.

"Apa? jangan malu. Nanti kamu juga akan melihat tubuh kakak." seru Devan yang mengerti jika Zizi malu kepada nya.

Lalu Devan pun, langsung ikut duduk di sisi Zizi. Untuk kembali lagi memulai pemanasan yang sempat tertunda beberapa saat lalu.

Jika sudah seperti ini. Devan tidak akan menghentikan niat nya, yang ingin mengarungi sawah milik Zizi.

Apalagi, tadi dia sudah sempat melihat sawah itu. Yang masih di tumbuhi rumput satu-satu. Membuat dia semakin tertantang untuk terjun langsung ke titik lokasi.

Meskipun belum cukup jelas. Karna Zizi sudah menutupnya dengan selimut.

Sambil melakukan aksinya kembali. Devan pun mulai melucuti pakaiannya sendiri. Dan dapat Zizi lihat. Jika tongkat ular Devan sudah berdiri tegak. Sudah siap menyerang apa saja yang ada di depannya.

"Sentuh lah, biar kamu juga ikut bermain." Devan pun menuntun tangan Zizi kearah tongkat ular nya.

"Shiiit...! Kakak benar-benar menginginkannya Zi. Jadi jangan menolaknya nanti. Meskipun diawal terasa sakit. Tapi setelah itu pasti kamu akan ikut menikmatinya." kata Devan dengan muka memerah menahan sensasi dari tongkat ularnya yang di mainkan oleh Zizi.

Sebelum memulai menabur benih lele nya. Devan mengajarkan Zizi banyak hal. Termasuk mulut Zizi harus mencoba lebih dulu tabung itu. Baru setelah nya nanti, benih lelenya dia semai.

"Agghkkh... Terus Zi. Jangan berhenti. Sebelum kakak bilang." seru Devan yang juga ikut mengadakan gladi resik, sebelum si tongkat ular terjun ke titik lokasinya.

BERSAMBUNG ......😂

.

.

.

Jangan lupa untuk selalu meningalkan jejak nya ya...🤗

LIKE.

VOTE.

VAFORIT.

KOMEN.

DAN HADIAHNYA 😍

TERIMAKASIH.🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

wkwkwk

2022-09-11

4

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

panas 🏃🏃🏃

2022-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 Devan pulang.
2 Wanita itu adalah Zizi.
3 Mendapatkan restu.
4 Serba dadakan.
5 Persiapan resepsi.
6 Hari bahagia.
7 Malam pertama.
8 Niat Devan.
9 Bukan malam, Tapi pagi.
10 Obat atau vitamin.
11 Cucu.
12 Berpamitan.
13 Dia adik ku
14 Tabur bibit lele.
15 Bukan pencarian jodoh.
16 Gadis yang spesial.
17 Cantik tapi cengeng.
18 Awal penderitaan Zizi.
19 Pembantu.
20 Demam tinggi.
21 Gadis malang.
22 Tak sebanding.
23 Demi ibu.
24 Mulai kuliah.
25 Gadis cengeng itu.
26 Sandiwara.
27 Pembantu setatus istri.
28 Mimpi itu lagi.
29 Ayah, tolong Zizi.
30 Cobalah berdamai.
31 Tatapan penuh kecewa.
32 Kerja paruh waktu.
33 Hilang kendali.
34 Aku bukan wanita bayaran.
35 Dokter Obygn.
36 Tidak ada tempat untuk mengadu.
37 Murka Devan.
38 Cara untuk bertahan hidup.
39 Aku akan menikah lagi.
40 Serba salah.
41 Siapa sebenarnya.
42 Anak Dosen Ski.
43 Tanggung jawab.
44 Darah daging.
45 Menjenguk Zizi.
46 Kebenaran.
47 Menyerah dan memilih pergi.
48 Aku mohon pulang lah.
49 Terpisah jauh.
50 Mencari Zivanna.
51 Mencari petunjuk.
52 Diary Zivanna.
53 Ingin Berdamai
54 Siapa yang salah?
55 Kembalilah.
56 Kenyataan yang sebenarnya.
57 Tidak sepenuhnya bersalah.
58 pengumuman.
59 Pertemuan terakhir.
60 Dendam salah alamat.
61 Pertemuan Zizi dan Eris.
62 Ketulusan Ibu Ellena.
63 Tertutup Dendam.
64 Sebuah tekad.
65 Batal menikah.
66 Berita Duka.
67 Ibu jangan pergi.
68 Berkabung.
69 Tidak menyukai wanita Hamil.
70 Aku tidak akan kembali.
71 Berakhirnya persahabatan.
72 Membuka usaha.
73 Meja Operasi.
74 Do'a Zivanna.
75 Seakan terang kembali.
76 Reyvano Arkana Lois.
77 Ibu sangat menyayangi mu.
78 Taman bermain.
79 Tidak punya ayah.
80 Nama yang sudah direncanakan.
81 Jantung berdebar-debar.
82 Bukan untuk menyakiti kalian.
83 Ayah, bukan, om.
84 Mari kita akhiri.
85 Janji Devan.
86 Seperti tahanan.
87 Bentuk perlindungan diri.
88 Tidak percaya.
89 Kembali ke kota Y.
90 Pengumuman.
91 Rumah impian.
92 Penyerangan.
93 Sebuah tanda tangan.
94 Kenangan indah tapi menyakitkan.
95 Istri dan anakku.
96 Pengumuman.
97 Tamu di rumah suami.
98 Egokah aku.
99 Tidak sanggup.
100 Aku mohon.
101 Mengambil kesempatan.
102 Bukan mimpi.
103 Bukan Zivanna.
104 Barang-barang tidak berguna.
105 Kembali menjadi saudara.
106 Trauma Zivanna.
107 Dokter Psikiater.
108 Pernikahan berselimut dendam.
109 Semuanya menyakiti aku.
110 Akan melepas mu.
111 Entah siapa yang salah.
112 Kantor pengadilan.
113 Kebersamaan yang singkat.
114 Mau punya adik.
115 Tidak memiliki banyak waktu.
116 Di bebas tugaskan.
117 Hasil Akhir.
118 Hilang dari radar.
119 Pengawal Atmaja.
120 Mau Ayah.
121 Baik-baik saja.
122 Menghindar.
123 Mencoba keberuntungan.
124 Bintang-bintang.
125 Senyum yang kembali.
126 Hitungan mundur.
127 Sebagai Hukuman.
128 Cinta yang aku miliki.
129 Rencana Zizi dan Jimi.
130 Sebuah kebahagiaan.
131 Memaafkan, jauh lebih indah.
132 Ingin Sepeda.
133 Rencana liburan.
134 Pergi liburan.
135 Hobi yang sama.
136 Pangilan kakak.
137 Olahraga.
138 Ayah Dion dan Reyvano.
139 Anggap saja, berbulan madu.
140 Sama-sama aman.
141 Nyonya Devan Atmaja.
142 Ingin Dunia tahu.
143 Minder ( Zivanna)
144 Konferensi pers.
145 Putra kedua.
146 Pengumuman novel baru
147 Promo Novel Baru.
148 Promo novel baru.
149 Pengumuman.
150 Promo Novel Ongoing.
151 Promo Novel Baru.
152 Promo Novel Baru.
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Devan pulang.
2
Wanita itu adalah Zizi.
3
Mendapatkan restu.
4
Serba dadakan.
5
Persiapan resepsi.
6
Hari bahagia.
7
Malam pertama.
8
Niat Devan.
9
Bukan malam, Tapi pagi.
10
Obat atau vitamin.
11
Cucu.
12
Berpamitan.
13
Dia adik ku
14
Tabur bibit lele.
15
Bukan pencarian jodoh.
16
Gadis yang spesial.
17
Cantik tapi cengeng.
18
Awal penderitaan Zizi.
19
Pembantu.
20
Demam tinggi.
21
Gadis malang.
22
Tak sebanding.
23
Demi ibu.
24
Mulai kuliah.
25
Gadis cengeng itu.
26
Sandiwara.
27
Pembantu setatus istri.
28
Mimpi itu lagi.
29
Ayah, tolong Zizi.
30
Cobalah berdamai.
31
Tatapan penuh kecewa.
32
Kerja paruh waktu.
33
Hilang kendali.
34
Aku bukan wanita bayaran.
35
Dokter Obygn.
36
Tidak ada tempat untuk mengadu.
37
Murka Devan.
38
Cara untuk bertahan hidup.
39
Aku akan menikah lagi.
40
Serba salah.
41
Siapa sebenarnya.
42
Anak Dosen Ski.
43
Tanggung jawab.
44
Darah daging.
45
Menjenguk Zizi.
46
Kebenaran.
47
Menyerah dan memilih pergi.
48
Aku mohon pulang lah.
49
Terpisah jauh.
50
Mencari Zivanna.
51
Mencari petunjuk.
52
Diary Zivanna.
53
Ingin Berdamai
54
Siapa yang salah?
55
Kembalilah.
56
Kenyataan yang sebenarnya.
57
Tidak sepenuhnya bersalah.
58
pengumuman.
59
Pertemuan terakhir.
60
Dendam salah alamat.
61
Pertemuan Zizi dan Eris.
62
Ketulusan Ibu Ellena.
63
Tertutup Dendam.
64
Sebuah tekad.
65
Batal menikah.
66
Berita Duka.
67
Ibu jangan pergi.
68
Berkabung.
69
Tidak menyukai wanita Hamil.
70
Aku tidak akan kembali.
71
Berakhirnya persahabatan.
72
Membuka usaha.
73
Meja Operasi.
74
Do'a Zivanna.
75
Seakan terang kembali.
76
Reyvano Arkana Lois.
77
Ibu sangat menyayangi mu.
78
Taman bermain.
79
Tidak punya ayah.
80
Nama yang sudah direncanakan.
81
Jantung berdebar-debar.
82
Bukan untuk menyakiti kalian.
83
Ayah, bukan, om.
84
Mari kita akhiri.
85
Janji Devan.
86
Seperti tahanan.
87
Bentuk perlindungan diri.
88
Tidak percaya.
89
Kembali ke kota Y.
90
Pengumuman.
91
Rumah impian.
92
Penyerangan.
93
Sebuah tanda tangan.
94
Kenangan indah tapi menyakitkan.
95
Istri dan anakku.
96
Pengumuman.
97
Tamu di rumah suami.
98
Egokah aku.
99
Tidak sanggup.
100
Aku mohon.
101
Mengambil kesempatan.
102
Bukan mimpi.
103
Bukan Zivanna.
104
Barang-barang tidak berguna.
105
Kembali menjadi saudara.
106
Trauma Zivanna.
107
Dokter Psikiater.
108
Pernikahan berselimut dendam.
109
Semuanya menyakiti aku.
110
Akan melepas mu.
111
Entah siapa yang salah.
112
Kantor pengadilan.
113
Kebersamaan yang singkat.
114
Mau punya adik.
115
Tidak memiliki banyak waktu.
116
Di bebas tugaskan.
117
Hasil Akhir.
118
Hilang dari radar.
119
Pengawal Atmaja.
120
Mau Ayah.
121
Baik-baik saja.
122
Menghindar.
123
Mencoba keberuntungan.
124
Bintang-bintang.
125
Senyum yang kembali.
126
Hitungan mundur.
127
Sebagai Hukuman.
128
Cinta yang aku miliki.
129
Rencana Zizi dan Jimi.
130
Sebuah kebahagiaan.
131
Memaafkan, jauh lebih indah.
132
Ingin Sepeda.
133
Rencana liburan.
134
Pergi liburan.
135
Hobi yang sama.
136
Pangilan kakak.
137
Olahraga.
138
Ayah Dion dan Reyvano.
139
Anggap saja, berbulan madu.
140
Sama-sama aman.
141
Nyonya Devan Atmaja.
142
Ingin Dunia tahu.
143
Minder ( Zivanna)
144
Konferensi pers.
145
Putra kedua.
146
Pengumuman novel baru
147
Promo Novel Baru.
148
Promo novel baru.
149
Pengumuman.
150
Promo Novel Ongoing.
151
Promo Novel Baru.
152
Promo Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!