Hari bahagia.

🌷🌷🌷🌷🌷

.

.

"Kamu cantik sekali sayang. Ibu sendiri saja, sampai tidak mengenalimu. Apalagi Devan, pasti dia akan semakin terpukau melihat kecantikan putri ibu." puji ibu Ellena melihat Zizi setelah dirias.

"Ibu juga sangat cantik, ketika menikah dengan Ayah Dion. Padahal ibu sudah punya anak. Apalagi ketika ibu menikah dengan Ayah Aron. Pasti jauh lebih cantik lagi." balas Zizi memuji ibunya juga.

Ibu Ellena pun ikut tersenyum mendengar perkataan zizi. Karna semua yang dikatakan putrinya itu memang benar. Dia memang sangat cantik. Hanya saja, ketika masih duduk di bangku SMA. Ibu Ellena belum pandai merias dirinya sendiri.

"Sayang...! besok pagi, kamu sudah ikut suamimu ke kota Y. Ibu harap, kamu bisa menjaga dirimu dan menjaga pernikahan kalian. Jadilah istri yang berbakti kepada suami." ibu Ellena memberikan nasihat.

"Iya Bu, Zizi pasti akan menjaga diri dan menjaga pernikahan kami. Zizi ingin seperti pernikahan Ibu dan Ayah Aron. Yang dipisahkan oleh maut." Zizi yang memang selalu mengingat sosok Ayahnya.

"Ibu akan selalu memberikan do'a terbaik untuk pernikahan mu Nak." Ibu Ellena menghentikan ucapannya, setelah mendengar pintun di ketuk.

"Sudah Ayo kita keluar, sepertinya acara sudah mau di mulai." Ibu Ellena berjalan lebih dulu, untuk membukakan pintu kamar hotel tempat acaranya berlangsung.

"Apakah acaranya sudah mau dimulai?" tanya ibu Ellena mempersilahkan sepupu Ayah Dion masuk. Yang seumuran dengannya.

"Sudah El, Aku kesini untuk membantu mu membawa Zizi ke tempat acaranya." seru Tante Alin, lalu dia mengikuti ibu Ellena ke tempat Zizi tadi di rias.

"Wah, keponakan Tante cantik sekali. Pasti Devan akan bertambah tergila-gila padamu sayang." puji nya terpukau.

"Tante terlalu memuji. Zizi jadi malu ini." ucap Zizi memberikan Tantenya itu pelukan. Meskipun Zizi bukan bagian dari keluarga Atmaja, tapi mereka semua menerima Zizi seperti menerima ibu nya juga.

"Kamu cantik seperti ibumu Nak. Makanya kakak Tante, sangat mencintai nya." tante Alin tertawa sambil menarik ujung hidung Zizi dengan gemas.

"Sudah Ayo kita ke luar. Jika mengobrol terus, kapan kita turunnya." Ibu Ellena mengandeng Zizi dari sebelah kanan. Sedangkan Tante Alin mengandeng tangan sebelah kiri Zizi.

Begitu mereka mulai berjalan di atas karpet merah, menuju ke tempat mengikrarkan janji pernikahan Devan dan Zizi. Semua para tamu terpukau, melihat kecantikan mempelai wanitanya.

Meskipun sangat terlihat jika Zizi masih belum cukup umur untuk menikah. Tapi tidak ada satu orangpun yang berani untuk membicarakannya.

Yang terdengar hanya suara pujian saja.

"Wah pantas saja Tuan muda Atmaja mau menikahi adik tirinya. Ternyata dia sangat cantik, sama seperti ibunya." puji si A.

"Benar, ternyata wanitanya sangat cantik." ada yang membenarkan lagi.

"Iya, mereka berdua adalah pasangan yang sangat serasi. Satu tampan dan satunya lagi sangat cantik." ucap si L membenarkan.

Tidak hanya para tamu undangan saja yang terpukau. Tapi pengantin prianya pun juga terpukau melihatnya.

Karna selama ini, Zizi memang tidak pernah memakai riasan wajah. Jika bukan pas ada acara-acara tertentu saja.

"Ternyata jika di dandan seperti ini, anak kecil ini sangat cantik. Jika saja ibunya tidak menghancurkan keluarga ku. Maka dia tidak akan pernah aku lepaskan."

Devan ikut memuji didalam hatinya, dengan jantung yang berdetak kencang. Semakin dekat Zizi melangkah kearahnya, maka semakin kencang pula detak jantung Devan.

"Kamu kenapa menjadi tegang seperti itu Dev? awas kamu jangan asal seruduk saja. Disini masih banyak orang." Ayah Dion menyenggol lengan Devan.

Karna dia tau, begitu melihat kedatangan Zizi, Devan seperti sedang terhipnotis.

"Agh, Ayah apa-apaan sih. Memangnya Devan ini apa, main seruduk-suruduk aja." sungut Devan kesal sudah di buat kaget oleh Ayahnya.

"Kan mana tau kamu sudah tidak sabar, ingat Dev, Zizi itu masih terlalu muda untuk mu. Jadi kamu harus memberi pemanasan dulu. Agar dia tidak takut kepada mu." imbuh Ayah Dion lagi, masih dengan cara berbisik.

Ketika Devan ingin kembali menjawab. MC pembawa acara, sudah menyebutkan namanya, karna mempelai wanitanya sudah hampir tiba di dekat Devan.

Begitu Zizi tiba di depannya. Devan langsung menyambut tangan Zizi yang tadi di tuntun oleh ibu Ellena. Dan di satukan dengan tangan Devan.

Lalu Devan dan Zizi berjalan kearah tempat yang akan menyatukan mereka, menjadi dua orang insan yang akan saling melengkapi. Saat susah maupun senang. Saat sehat maupun di saat sakit.

Setelah mereka resmi menjadi pasangan suami-istri. Mereka berdua langsung bertukar cincin perkawinan mereka.

Yang menandakan, jika mereka sudah ada yang memiliki. Baik itu Devan ataupun Zizi.

Lalu setelahnya, terdengar lah suara riauh dari para hadirin tamu undangan dan keluarga Atmaja.

"Cium...Cium...!" ucap mereka secara bersama. Menyuruh Devan mencium Zizi di depan mereka. Karna itu sudah menjadi tradisi di kota X.

Dan Devan pun menarik pinggul Zizi. Agar menempel pada tubuhnya, sebelum dia melakukan acara ritual yang terakhir.

Cup...

Devan bukannya mencium kening Zizi, seperti yang dikira oleh semua orang. Namun Devan langsung pada pusat intinya. Yaitu bibir ranum Zizi. Yang kemarin sore, sudah membuatnya bersolo di kamar mandi.

Tak tanggung-tanggung, Devan juga menarik tengkuk Zizi untuk memperdalam ciumannya. Menandakan jika dia sangat menikmati ciumannya.

"Waw....! Ternyata putra Atmaja ini sudah tidak sabar untuk bersilaturahmi." tawa MC dan semuanya yang menyaksikan.

"Anak ini, benar-benar. Padahal, tadi sudah aku peringatkan." Ayah Dion ikut merangkul mesra ibu Ellena.

Sedangkan ibu Ellena sangat merasa bahagia. Tindakan yang Devan lakukan itu. Seolah-olah menandakan, jika Devan sangat mencintai putrinya. Makanya Devan tidak malu melakukannya di depan semua orang.

"Biar kan saja kak, agar kalian cepat mendapatkan cucu. Bukanya Devan dan Zizi sama-sama anak tunggal." yang di jawab oleh Tante Alin.

"Iya, kamu benar Alin. Biar aku yang mengurus anak mereka." ibu Ellena membenarkan apa yang dikatakan oleh Tante Alin.

Dan tidak terasa, acara itu terus berlanjut dengan acara-acara lainnya.

Semakin siang, hotel mewah itu semakin di padati oleh para tamu-tamu penting. Dari kalangan kolega bisnis Ayah Dion saja, sudah hampir setengah dari kota X.

Sedangkan Devan sendiri, memang tidak mengundang para kolega bisnisnya. Devan hanya mengundang para raeder yang sangat penting saja. Tapi sayangnya, mereka tidak ada yang datang.

"Apa kamu letih?" Devan melihat kearah Zizi yang sudah seperti menahan sakit.

"Iya kak, Zizi sudah tidak kuat lagi berdiri disini." jawab Zizi jujur.

"Devan, kalau begitu kalian kembali saja ke kamar. Kasihan Zizi. Biar kami saja yang menyambut tamunya." titah Ayah Dion yang tidak sengaja mendengar percakapan anak dan menantunya.

BERSAMBUNG....🤗

.

.

.

.

Kira-kira setelah di kamar, Devan sama Zizi mau ngapain ya.🤔 Jadi kepoooooo.😂😂

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Rak kan tak tau. pengantin baru kot./CoolGuy/

2024-07-25

0

Suriani Lahusi Lajahiti

Suriani Lahusi Lajahiti

kasiang zizi tidak tau apa apa

2024-07-20

2

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

heleh, devan. pasti tidak melewatkan kesempatan lah 🏃🏃

2022-09-11

3

lihat semua
Episodes
1 Devan pulang.
2 Wanita itu adalah Zizi.
3 Mendapatkan restu.
4 Serba dadakan.
5 Persiapan resepsi.
6 Hari bahagia.
7 Malam pertama.
8 Niat Devan.
9 Bukan malam, Tapi pagi.
10 Obat atau vitamin.
11 Cucu.
12 Berpamitan.
13 Dia adik ku
14 Tabur bibit lele.
15 Bukan pencarian jodoh.
16 Gadis yang spesial.
17 Cantik tapi cengeng.
18 Awal penderitaan Zizi.
19 Pembantu.
20 Demam tinggi.
21 Gadis malang.
22 Tak sebanding.
23 Demi ibu.
24 Mulai kuliah.
25 Gadis cengeng itu.
26 Sandiwara.
27 Pembantu setatus istri.
28 Mimpi itu lagi.
29 Ayah, tolong Zizi.
30 Cobalah berdamai.
31 Tatapan penuh kecewa.
32 Kerja paruh waktu.
33 Hilang kendali.
34 Aku bukan wanita bayaran.
35 Dokter Obygn.
36 Tidak ada tempat untuk mengadu.
37 Murka Devan.
38 Cara untuk bertahan hidup.
39 Aku akan menikah lagi.
40 Serba salah.
41 Siapa sebenarnya.
42 Anak Dosen Ski.
43 Tanggung jawab.
44 Darah daging.
45 Menjenguk Zizi.
46 Kebenaran.
47 Menyerah dan memilih pergi.
48 Aku mohon pulang lah.
49 Terpisah jauh.
50 Mencari Zivanna.
51 Mencari petunjuk.
52 Diary Zivanna.
53 Ingin Berdamai
54 Siapa yang salah?
55 Kembalilah.
56 Kenyataan yang sebenarnya.
57 Tidak sepenuhnya bersalah.
58 pengumuman.
59 Pertemuan terakhir.
60 Dendam salah alamat.
61 Pertemuan Zizi dan Eris.
62 Ketulusan Ibu Ellena.
63 Tertutup Dendam.
64 Sebuah tekad.
65 Batal menikah.
66 Berita Duka.
67 Ibu jangan pergi.
68 Berkabung.
69 Tidak menyukai wanita Hamil.
70 Aku tidak akan kembali.
71 Berakhirnya persahabatan.
72 Membuka usaha.
73 Meja Operasi.
74 Do'a Zivanna.
75 Seakan terang kembali.
76 Reyvano Arkana Lois.
77 Ibu sangat menyayangi mu.
78 Taman bermain.
79 Tidak punya ayah.
80 Nama yang sudah direncanakan.
81 Jantung berdebar-debar.
82 Bukan untuk menyakiti kalian.
83 Ayah, bukan, om.
84 Mari kita akhiri.
85 Janji Devan.
86 Seperti tahanan.
87 Bentuk perlindungan diri.
88 Tidak percaya.
89 Kembali ke kota Y.
90 Pengumuman.
91 Rumah impian.
92 Penyerangan.
93 Sebuah tanda tangan.
94 Kenangan indah tapi menyakitkan.
95 Istri dan anakku.
96 Pengumuman.
97 Tamu di rumah suami.
98 Egokah aku.
99 Tidak sanggup.
100 Aku mohon.
101 Mengambil kesempatan.
102 Bukan mimpi.
103 Bukan Zivanna.
104 Barang-barang tidak berguna.
105 Kembali menjadi saudara.
106 Trauma Zivanna.
107 Dokter Psikiater.
108 Pernikahan berselimut dendam.
109 Semuanya menyakiti aku.
110 Akan melepas mu.
111 Entah siapa yang salah.
112 Kantor pengadilan.
113 Kebersamaan yang singkat.
114 Mau punya adik.
115 Tidak memiliki banyak waktu.
116 Di bebas tugaskan.
117 Hasil Akhir.
118 Hilang dari radar.
119 Pengawal Atmaja.
120 Mau Ayah.
121 Baik-baik saja.
122 Menghindar.
123 Mencoba keberuntungan.
124 Bintang-bintang.
125 Senyum yang kembali.
126 Hitungan mundur.
127 Sebagai Hukuman.
128 Cinta yang aku miliki.
129 Rencana Zizi dan Jimi.
130 Sebuah kebahagiaan.
131 Memaafkan, jauh lebih indah.
132 Ingin Sepeda.
133 Rencana liburan.
134 Pergi liburan.
135 Hobi yang sama.
136 Pangilan kakak.
137 Olahraga.
138 Ayah Dion dan Reyvano.
139 Anggap saja, berbulan madu.
140 Sama-sama aman.
141 Nyonya Devan Atmaja.
142 Ingin Dunia tahu.
143 Minder ( Zivanna)
144 Konferensi pers.
145 Putra kedua.
146 Pengumuman novel baru
147 Promo Novel Baru.
148 Promo novel baru.
149 Pengumuman.
150 Promo Novel Ongoing.
151 Promo Novel Baru.
152 Promo Novel Baru.
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Devan pulang.
2
Wanita itu adalah Zizi.
3
Mendapatkan restu.
4
Serba dadakan.
5
Persiapan resepsi.
6
Hari bahagia.
7
Malam pertama.
8
Niat Devan.
9
Bukan malam, Tapi pagi.
10
Obat atau vitamin.
11
Cucu.
12
Berpamitan.
13
Dia adik ku
14
Tabur bibit lele.
15
Bukan pencarian jodoh.
16
Gadis yang spesial.
17
Cantik tapi cengeng.
18
Awal penderitaan Zizi.
19
Pembantu.
20
Demam tinggi.
21
Gadis malang.
22
Tak sebanding.
23
Demi ibu.
24
Mulai kuliah.
25
Gadis cengeng itu.
26
Sandiwara.
27
Pembantu setatus istri.
28
Mimpi itu lagi.
29
Ayah, tolong Zizi.
30
Cobalah berdamai.
31
Tatapan penuh kecewa.
32
Kerja paruh waktu.
33
Hilang kendali.
34
Aku bukan wanita bayaran.
35
Dokter Obygn.
36
Tidak ada tempat untuk mengadu.
37
Murka Devan.
38
Cara untuk bertahan hidup.
39
Aku akan menikah lagi.
40
Serba salah.
41
Siapa sebenarnya.
42
Anak Dosen Ski.
43
Tanggung jawab.
44
Darah daging.
45
Menjenguk Zizi.
46
Kebenaran.
47
Menyerah dan memilih pergi.
48
Aku mohon pulang lah.
49
Terpisah jauh.
50
Mencari Zivanna.
51
Mencari petunjuk.
52
Diary Zivanna.
53
Ingin Berdamai
54
Siapa yang salah?
55
Kembalilah.
56
Kenyataan yang sebenarnya.
57
Tidak sepenuhnya bersalah.
58
pengumuman.
59
Pertemuan terakhir.
60
Dendam salah alamat.
61
Pertemuan Zizi dan Eris.
62
Ketulusan Ibu Ellena.
63
Tertutup Dendam.
64
Sebuah tekad.
65
Batal menikah.
66
Berita Duka.
67
Ibu jangan pergi.
68
Berkabung.
69
Tidak menyukai wanita Hamil.
70
Aku tidak akan kembali.
71
Berakhirnya persahabatan.
72
Membuka usaha.
73
Meja Operasi.
74
Do'a Zivanna.
75
Seakan terang kembali.
76
Reyvano Arkana Lois.
77
Ibu sangat menyayangi mu.
78
Taman bermain.
79
Tidak punya ayah.
80
Nama yang sudah direncanakan.
81
Jantung berdebar-debar.
82
Bukan untuk menyakiti kalian.
83
Ayah, bukan, om.
84
Mari kita akhiri.
85
Janji Devan.
86
Seperti tahanan.
87
Bentuk perlindungan diri.
88
Tidak percaya.
89
Kembali ke kota Y.
90
Pengumuman.
91
Rumah impian.
92
Penyerangan.
93
Sebuah tanda tangan.
94
Kenangan indah tapi menyakitkan.
95
Istri dan anakku.
96
Pengumuman.
97
Tamu di rumah suami.
98
Egokah aku.
99
Tidak sanggup.
100
Aku mohon.
101
Mengambil kesempatan.
102
Bukan mimpi.
103
Bukan Zivanna.
104
Barang-barang tidak berguna.
105
Kembali menjadi saudara.
106
Trauma Zivanna.
107
Dokter Psikiater.
108
Pernikahan berselimut dendam.
109
Semuanya menyakiti aku.
110
Akan melepas mu.
111
Entah siapa yang salah.
112
Kantor pengadilan.
113
Kebersamaan yang singkat.
114
Mau punya adik.
115
Tidak memiliki banyak waktu.
116
Di bebas tugaskan.
117
Hasil Akhir.
118
Hilang dari radar.
119
Pengawal Atmaja.
120
Mau Ayah.
121
Baik-baik saja.
122
Menghindar.
123
Mencoba keberuntungan.
124
Bintang-bintang.
125
Senyum yang kembali.
126
Hitungan mundur.
127
Sebagai Hukuman.
128
Cinta yang aku miliki.
129
Rencana Zizi dan Jimi.
130
Sebuah kebahagiaan.
131
Memaafkan, jauh lebih indah.
132
Ingin Sepeda.
133
Rencana liburan.
134
Pergi liburan.
135
Hobi yang sama.
136
Pangilan kakak.
137
Olahraga.
138
Ayah Dion dan Reyvano.
139
Anggap saja, berbulan madu.
140
Sama-sama aman.
141
Nyonya Devan Atmaja.
142
Ingin Dunia tahu.
143
Minder ( Zivanna)
144
Konferensi pers.
145
Putra kedua.
146
Pengumuman novel baru
147
Promo Novel Baru.
148
Promo novel baru.
149
Pengumuman.
150
Promo Novel Ongoing.
151
Promo Novel Baru.
152
Promo Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!