Cucu.

🌷🌷🌷🌷🌷

.

.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam. Mobil mewah yang di sopiri oleh Jimi tiba di kediaman Keluarga Atmaja.

Lalu setelah mobilnya berhenti, Devan keluar lebih dulu, setelah pintunya di buka oleh pelayan yang menyambut kedatangan mereka.

Barulah setelah itu Devan membukakan pintu mobil untuk Zizi. Tidak lupa Devan juga mengulurkan tangannya membantu Zizi turun dari sana. Karna Devan tau jika Zizi masih susah untuk melangkah karna perbuatannya pagi ini.

"Terimakasih kak!" Zizi menyambut uluran tangan Devan.

Devan hanya mengangguk kecil. Lalu setelah itu mereka berdua berjalan masuk dengan bergandengan tangan. Seperti pasangan yang saling mencintai pada umunya.

Tapi sayangnya, hanya Zizi yang benar-benar tulus mencintai Devan. Sedangkan Devan hanya berpura-pura mencintai Zizi. Demi membalaskan dendam nya.

"Wah anak-anak Ayah sudah datang! kenapa siang sekali tiba disini nya?" Ayah Dion sengaja ingin menjahili Devan. Padahal dia sudah bisa menebak kenapa anak dan menantunya itu bisa terlambat datang.

"Ibu kemana, Yah? tanya Zizi setelah menyalimi tangan Ayah tiri sekaligus juga sudah menjadi Ayah mertuanya sekarang.

"Ibumu sedang ke kamar, mengambil vitamin untuk Ayah. Jika kalian belum sarapan, maka makan siang saja dulu." seru Ayah Dion kembali melirik kearah Devan yang sudah duduk memainkan HP miliknya.

Dalam hatinya, Ayah Dion tertawa! bagaimana mungkin sarapan menjadi Makan siang.

"Terimakasih, Yah! tapi kami berdua sudah makan siang tadi di hotel." jawab Zizi, karna Devan tidak berbicara sama sekali.

"Ya, Syukurlah! jika kalian sudah makan siang." Ayah Dion merasa lega, karna ternyata anaknya itu masih memberikan Zizi makan. Tidak hanya mengempur nya saja.

"O'ya, Yah! jika begitu Zizi mau ke kamar dulu. Zizi ingin membereskan barang-barang yang akan Zizi bawa." ucap Zizi yang siap ingin melangkahkan kakinya.

"Zi, tunggu! Apa tidak mau kakak antar?" cegah Devan dengan cepat. Dan dia langsung meletakkan HP nya di atas meja kaca yang ada dihadapannya.

"Tidak perlu kak! kakak disini saja temani Ayah. Kalian berdua sangat jarang kan memiliki waktu seperti ini!" Zizi yang tau jika Ayah tirinya itu sering memandang Poto Devan yang berada di ruang keluarga. Apabila Ayah Dion sedang sendirian.

Maka dari itulah, Zizi menolak Devan mengantarnya ke kamar. Karna Zizi tau, meskipun terlihat tegar, Ayah Dion sangat merindukan anak semata wayangnya itu.

Selama Devan berada di kota yang terpisah dengan mereka. Ternyata Ayah Dion memendam sendiri rasa rindunya. Sebab dia tidak mau membuat ibu Ellena dan Zizi merasa di kesampingkan.

"Heem...! jika kamu perlu bantuan, pangil saja kakak." Devan pun kembali lagi mengambil HP yang sempat dia taruh tadi.

Dan Zizi pun juga pergi ke kamarnya untuk mengemasi barang-barang yang akan di bawahnya nanti sore. Karna Devan bilang padanya tadi, jika mereka akan berangkat jam tiga.

"Dev, apa kamu sudah mengauli Zizi? kenapa terburu-buru sekali?" pertanyaan Ayah Dion memecahkan keheningan diantara mereka berdua. Setelah Zizi pergi ke kamarnya sendiri.

"Menurut Ayah! Devan ini laki-laki normal, Yah. Jadi hal wajar jika Devan langsung meminta hak Devan kan." ujar Devan tidak mengalihkan pandangan matanya.

Karna dia bukan sedang bermain atau pun sebagai nya. Tapi Devan sedang menyelesaikan pekerjaan yang di kirim oleh sekertaris nya tadi malam.

"Tentu saja hal wajar, apalagi kalian berdua memang sudah menikah. Tapi Ayah hanya takut Zizi belum siap jika dia hamil sekarang." ujar Ayah Dion masih memperhatikan putranya itu.

Sebab diapun tahu, jika Devan pasti sedang bekerja. Makanya Devan masih pokus pada benda pipih yang di pegang nya.

Namun begitu mendengar ucapan Ayah nya yang menyebutkan kata Hamil. Devan langsung meletakkan HP yang di pegang nya di atas meja lagi.

"Jika masalah itu, Ayah tidak perlu khawatir. Karna Devan bukan anak kecil lagi. Devan sudah tau, caranya agar tidak membuat Zizi hamil. Meskipun Devan menyentuh nya tiap malam." kata Devan yang merasa bangga dengan kehebatan nya.

"Baguslah jika kamu sudah paham! asalkan jangan kamu beri dia obat pencegah kehamilan saja. Karna itu akan berbahaya untuk rahim Zizi. Apalagi Zizi masih sangat muda! Ayah hanya takut, jika kalian tidak memiliki keturunan nantinya." Ayah Dion memang sangat berharap jika Devan dan Zizi memiliki anak lebih dari dua orang.

Tidak seperti dia dan ibu Ellena yang sama-sama memiliki satu orang anak. Setelah anak mereka menikah, mereka hanya tinggal berdua saja.

"Ayah tenang saja, bila tiba waktunya nanti. Sepuluh orang cucu pun akan Devan berikan pada Ayah." Lain ucap di mulut, maka lain pula yang ada di hati Devan.

Karna di dalam hatinya. Devan semakin senang mendengar jika obat penunda kehamilan dapat merusak rahim. Itu berarti dia sudah mulai berhasil membalaskan dendam nya. Karna dia sudah memberikan Zizi obat pencegah kehamilan. Maka sudah bisa di pastikan jika rahim Zizi akan rusak dengan sendirinya.

"Bagus sekali, dengan mengensumsi obat itu terus menerus. Maka Zizi akan sulit untuk memiliki anak. Dan bila waktu itu tiba, aku akan menambah penderitaan nya. Dengan menikahi wanita lain, akan aku buat dia tinggal serumah dengan istri baru ku."

Di dalam hatinya, Devan sudah berniat untuk menikah lagi. Agar Zizi semakin tersiksa.

"Wah kalian sudah datang Nak! kemana Zizi?" tanya ibu Ellena yang baru keluar dari kamar. Karna tadi dia di telpon oleh Tante Alin. Jadinya mereka mengobrol lebih dulu.

Dan kedatangan ibu Ellena menghentikan percakapan antara Devan dan Ayahnya.

"Iya Bu! Zizi sedang berada di kamarnya. Dia lagi membereskan barang-barang yang akan di bawa nya nanti." jawab Devan sopan.

Meskipun didalam hatinya, dia sangat ingin menghabisi nyawa ibu tirinya itu. Karna sepengetahuan Devan. Ibu Ellena lah yang sudah menghancurkan rumah tangga kedua orang tuanya.

"Ooh, ada di kamar ternyata! ibu kira kemana." seru ibu Ellena singkat.

"Kalau begitu Ayah minum vitamin nya dulu ya! karna ibu ingin membantu Zizi." ibu Ellena langsung memberikan air putih beserta vitamin kepada Ayah Dion.

Dan setelah semuanya selesai, ibu Ellena kedapur bersih lebih dulu. Untuk menaruh gelas beserta piring yang ada di tangannya. Setelah selesai, ibu Ellena baru naik kelantai atas tempat kamar Zizi maupun pun kamar Devan berada.

Tok... Tok...

"Zi...! ini ibu Nak." ibu Ellena mengetok pintu kamar yang memang di tutup oleh Zizi.

"Iya Bu! masuk saja, pintunya tidak Zizi kunci." sahut Zizi dari dalam. Yang sedang menutup koper besar yang akan di bawanya nanti.

Ceklek...

Ibu Ellena membuka pintunya dan berjalan mendekati Zizi.

"Loh, sudah beres! tadinya ibu ingin membantu mu sayang. Tapi ternyata kamu sudah selesai." ujar ibu Ellena yang akhirnya memilih duduk di pinggir sofa.

"Iya, Bu.. sudah selesai! karna Zizi hanya membawa yang di perlukan saja. Karna kata kakak nanti setelah disana, beli yang baru saja." jawab Zizi ikut duduk di samping ibunya.

"Tidak apa-apa, Apa yang di katakan Devan benar sayang, kamu masih bisa beli yang baru. Tapi setelah kamu pergi, baju kamu yang masih bagus akan ibu pilih untuk di bagikan ke anak-anak jalanan atau kepada anak yang tidak punya ya. Agar bermanfaat, tidak mubazir karna tidak di pakai oleh mu." ucap ibu Ellena. Yang memang sering membagikan barang-barang yang tidak mereka pakai kepada orang yang tidak mampu.

*BERSAMBUNG*....

.

.

.

.

Sebelum kalian membaca kelanjutan ceritanya nanti. Mak author ingin menegaskan lebih dulu ya..! meskipun judulnya DENDAM KAKAK TIRI KU. Tapi Endingnya nanti. Devan akan tetap bersama Zizi. Karna Mak author nulis sesuai imajinasi Mak sendiri.

Hanya saja Devan tetap melanjutkan balas dendamnya lebih dulu.

Jika penasaran sama ceritanya terus ikuti ya...🤗

Terimakasih.🙏😘😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Tak best la authur ceruta dulu endingnya.Tak suprise

2024-07-26

0

Khanza Safira

Khanza Safira

yuhuuuu aku udh baca mak.. tapi aku balik lagi meski beberapa kali di baca ❤️ syukaa banget sama ceritanya

2024-05-26

2

Rasya Adatha

Rasya Adatha

maaf Mak othor baru bisa baca nich novel nya..dan benar kah Devan seorang Casanova Waahhh sangat licin kaya lele berarti Devan dlm peran nya ya gelar Casanova kaya nya seru nich hahaaaa

2022-09-13

3

lihat semua
Episodes
1 Devan pulang.
2 Wanita itu adalah Zizi.
3 Mendapatkan restu.
4 Serba dadakan.
5 Persiapan resepsi.
6 Hari bahagia.
7 Malam pertama.
8 Niat Devan.
9 Bukan malam, Tapi pagi.
10 Obat atau vitamin.
11 Cucu.
12 Berpamitan.
13 Dia adik ku
14 Tabur bibit lele.
15 Bukan pencarian jodoh.
16 Gadis yang spesial.
17 Cantik tapi cengeng.
18 Awal penderitaan Zizi.
19 Pembantu.
20 Demam tinggi.
21 Gadis malang.
22 Tak sebanding.
23 Demi ibu.
24 Mulai kuliah.
25 Gadis cengeng itu.
26 Sandiwara.
27 Pembantu setatus istri.
28 Mimpi itu lagi.
29 Ayah, tolong Zizi.
30 Cobalah berdamai.
31 Tatapan penuh kecewa.
32 Kerja paruh waktu.
33 Hilang kendali.
34 Aku bukan wanita bayaran.
35 Dokter Obygn.
36 Tidak ada tempat untuk mengadu.
37 Murka Devan.
38 Cara untuk bertahan hidup.
39 Aku akan menikah lagi.
40 Serba salah.
41 Siapa sebenarnya.
42 Anak Dosen Ski.
43 Tanggung jawab.
44 Darah daging.
45 Menjenguk Zizi.
46 Kebenaran.
47 Menyerah dan memilih pergi.
48 Aku mohon pulang lah.
49 Terpisah jauh.
50 Mencari Zivanna.
51 Mencari petunjuk.
52 Diary Zivanna.
53 Ingin Berdamai
54 Siapa yang salah?
55 Kembalilah.
56 Kenyataan yang sebenarnya.
57 Tidak sepenuhnya bersalah.
58 pengumuman.
59 Pertemuan terakhir.
60 Dendam salah alamat.
61 Pertemuan Zizi dan Eris.
62 Ketulusan Ibu Ellena.
63 Tertutup Dendam.
64 Sebuah tekad.
65 Batal menikah.
66 Berita Duka.
67 Ibu jangan pergi.
68 Berkabung.
69 Tidak menyukai wanita Hamil.
70 Aku tidak akan kembali.
71 Berakhirnya persahabatan.
72 Membuka usaha.
73 Meja Operasi.
74 Do'a Zivanna.
75 Seakan terang kembali.
76 Reyvano Arkana Lois.
77 Ibu sangat menyayangi mu.
78 Taman bermain.
79 Tidak punya ayah.
80 Nama yang sudah direncanakan.
81 Jantung berdebar-debar.
82 Bukan untuk menyakiti kalian.
83 Ayah, bukan, om.
84 Mari kita akhiri.
85 Janji Devan.
86 Seperti tahanan.
87 Bentuk perlindungan diri.
88 Tidak percaya.
89 Kembali ke kota Y.
90 Pengumuman.
91 Rumah impian.
92 Penyerangan.
93 Sebuah tanda tangan.
94 Kenangan indah tapi menyakitkan.
95 Istri dan anakku.
96 Pengumuman.
97 Tamu di rumah suami.
98 Egokah aku.
99 Tidak sanggup.
100 Aku mohon.
101 Mengambil kesempatan.
102 Bukan mimpi.
103 Bukan Zivanna.
104 Barang-barang tidak berguna.
105 Kembali menjadi saudara.
106 Trauma Zivanna.
107 Dokter Psikiater.
108 Pernikahan berselimut dendam.
109 Semuanya menyakiti aku.
110 Akan melepas mu.
111 Entah siapa yang salah.
112 Kantor pengadilan.
113 Kebersamaan yang singkat.
114 Mau punya adik.
115 Tidak memiliki banyak waktu.
116 Di bebas tugaskan.
117 Hasil Akhir.
118 Hilang dari radar.
119 Pengawal Atmaja.
120 Mau Ayah.
121 Baik-baik saja.
122 Menghindar.
123 Mencoba keberuntungan.
124 Bintang-bintang.
125 Senyum yang kembali.
126 Hitungan mundur.
127 Sebagai Hukuman.
128 Cinta yang aku miliki.
129 Rencana Zizi dan Jimi.
130 Sebuah kebahagiaan.
131 Memaafkan, jauh lebih indah.
132 Ingin Sepeda.
133 Rencana liburan.
134 Pergi liburan.
135 Hobi yang sama.
136 Pangilan kakak.
137 Olahraga.
138 Ayah Dion dan Reyvano.
139 Anggap saja, berbulan madu.
140 Sama-sama aman.
141 Nyonya Devan Atmaja.
142 Ingin Dunia tahu.
143 Minder ( Zivanna)
144 Konferensi pers.
145 Putra kedua.
146 Pengumuman novel baru
147 Promo Novel Baru.
148 Promo novel baru.
149 Pengumuman.
150 Promo Novel Ongoing.
151 Promo Novel Baru.
152 Promo Novel Baru.
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Devan pulang.
2
Wanita itu adalah Zizi.
3
Mendapatkan restu.
4
Serba dadakan.
5
Persiapan resepsi.
6
Hari bahagia.
7
Malam pertama.
8
Niat Devan.
9
Bukan malam, Tapi pagi.
10
Obat atau vitamin.
11
Cucu.
12
Berpamitan.
13
Dia adik ku
14
Tabur bibit lele.
15
Bukan pencarian jodoh.
16
Gadis yang spesial.
17
Cantik tapi cengeng.
18
Awal penderitaan Zizi.
19
Pembantu.
20
Demam tinggi.
21
Gadis malang.
22
Tak sebanding.
23
Demi ibu.
24
Mulai kuliah.
25
Gadis cengeng itu.
26
Sandiwara.
27
Pembantu setatus istri.
28
Mimpi itu lagi.
29
Ayah, tolong Zizi.
30
Cobalah berdamai.
31
Tatapan penuh kecewa.
32
Kerja paruh waktu.
33
Hilang kendali.
34
Aku bukan wanita bayaran.
35
Dokter Obygn.
36
Tidak ada tempat untuk mengadu.
37
Murka Devan.
38
Cara untuk bertahan hidup.
39
Aku akan menikah lagi.
40
Serba salah.
41
Siapa sebenarnya.
42
Anak Dosen Ski.
43
Tanggung jawab.
44
Darah daging.
45
Menjenguk Zizi.
46
Kebenaran.
47
Menyerah dan memilih pergi.
48
Aku mohon pulang lah.
49
Terpisah jauh.
50
Mencari Zivanna.
51
Mencari petunjuk.
52
Diary Zivanna.
53
Ingin Berdamai
54
Siapa yang salah?
55
Kembalilah.
56
Kenyataan yang sebenarnya.
57
Tidak sepenuhnya bersalah.
58
pengumuman.
59
Pertemuan terakhir.
60
Dendam salah alamat.
61
Pertemuan Zizi dan Eris.
62
Ketulusan Ibu Ellena.
63
Tertutup Dendam.
64
Sebuah tekad.
65
Batal menikah.
66
Berita Duka.
67
Ibu jangan pergi.
68
Berkabung.
69
Tidak menyukai wanita Hamil.
70
Aku tidak akan kembali.
71
Berakhirnya persahabatan.
72
Membuka usaha.
73
Meja Operasi.
74
Do'a Zivanna.
75
Seakan terang kembali.
76
Reyvano Arkana Lois.
77
Ibu sangat menyayangi mu.
78
Taman bermain.
79
Tidak punya ayah.
80
Nama yang sudah direncanakan.
81
Jantung berdebar-debar.
82
Bukan untuk menyakiti kalian.
83
Ayah, bukan, om.
84
Mari kita akhiri.
85
Janji Devan.
86
Seperti tahanan.
87
Bentuk perlindungan diri.
88
Tidak percaya.
89
Kembali ke kota Y.
90
Pengumuman.
91
Rumah impian.
92
Penyerangan.
93
Sebuah tanda tangan.
94
Kenangan indah tapi menyakitkan.
95
Istri dan anakku.
96
Pengumuman.
97
Tamu di rumah suami.
98
Egokah aku.
99
Tidak sanggup.
100
Aku mohon.
101
Mengambil kesempatan.
102
Bukan mimpi.
103
Bukan Zivanna.
104
Barang-barang tidak berguna.
105
Kembali menjadi saudara.
106
Trauma Zivanna.
107
Dokter Psikiater.
108
Pernikahan berselimut dendam.
109
Semuanya menyakiti aku.
110
Akan melepas mu.
111
Entah siapa yang salah.
112
Kantor pengadilan.
113
Kebersamaan yang singkat.
114
Mau punya adik.
115
Tidak memiliki banyak waktu.
116
Di bebas tugaskan.
117
Hasil Akhir.
118
Hilang dari radar.
119
Pengawal Atmaja.
120
Mau Ayah.
121
Baik-baik saja.
122
Menghindar.
123
Mencoba keberuntungan.
124
Bintang-bintang.
125
Senyum yang kembali.
126
Hitungan mundur.
127
Sebagai Hukuman.
128
Cinta yang aku miliki.
129
Rencana Zizi dan Jimi.
130
Sebuah kebahagiaan.
131
Memaafkan, jauh lebih indah.
132
Ingin Sepeda.
133
Rencana liburan.
134
Pergi liburan.
135
Hobi yang sama.
136
Pangilan kakak.
137
Olahraga.
138
Ayah Dion dan Reyvano.
139
Anggap saja, berbulan madu.
140
Sama-sama aman.
141
Nyonya Devan Atmaja.
142
Ingin Dunia tahu.
143
Minder ( Zivanna)
144
Konferensi pers.
145
Putra kedua.
146
Pengumuman novel baru
147
Promo Novel Baru.
148
Promo novel baru.
149
Pengumuman.
150
Promo Novel Ongoing.
151
Promo Novel Baru.
152
Promo Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!