Demam tinggi.

🌷🌷🌷🌷🌷

.

.

Tepat pukul empat subuh, Devan kembali duduk dari atas ranjang king size tempat tidurnya. Semenjak kembali dari kamar Zizi yang berada di ujung rumah mewah itu. Devan tidak bisa memejamkan matanya sama sekali. Semakin dia berusaha untuk memejamkan matanya, semakin dia mendengar suara Zizi saat sedang dia siksa tadi.

"Aah... Brengsek!' Devan melempar bantal guling yang dia peluk dari tadi malam, keatas lantai dengan kasar. Lalu dia membuka pintu kamar dengan cara membantingnya cukup keras. Dan dia pun berjalan menuju kearah kamar Zizi.

Tiba di sana dia langsung berjalan kearah kamar mandi dan membuka pintunya. Begitu dia membuka pintu itu, dia sudah melihat Zizi terbaring di pojokan dengan tubuh panas dan mengigil.

"Hey..., bangun? cepat bangun! Kamu harus bekerja dengan rajin, jika ingin di beri makan." Devan membangunkan Zizi mengunakan kaki kanan nya. Namun bukannya bangun, tapi tubuh yang sudah tidak berdaya itu bertambah terkulai lemas.

Merasa tidak ada sahutan dari empunya. Devan berjongkok untuk mengecek keadaan Zizi. Begitu tangannya menyentuh kening istrinya itu, dia langsung kaget karena kening yang disentuhnya itu sangat panas.

"Hey, ayo bangunlah, pindah kekamar sana." ujar Devan masih membangunkan Zizi namun sekarang sudah menggunakan tangannya. Tapi sayang sekali, gadis malang itu tak kunjung bangun.

"Apa dia pingsan?" Devan bertanya pada dirinya sendiri dengan jantung berdebar kencang. Entah kenapa tiba-tiba perasaan nya merasa tidak karuan.

Tanpa berpikir panjang, Devan langsung mengangkat tubuh Zizi lalu di gendong nya masuk kedalam kamar. Tiba di dalam kamar, Devan mengambil handuk untuk mengeringkan rambut Zizi dan mengelap badannya juga. Namun ketika dia baru mau mengelap rambut Zizi. Devan tiba-tiba saja menghentikan pergerakan tangannya.

"Apa yang aku lakukan, biarkan saja dia bangun dan mengganti pakaiannya sendiri." Devan kembali melempar handuk itu, sebelum dia pergi meninggalkan kamar Zizi, untuk kembali kekamar nya sendiri.

Namun ketika ingin melangkah ke arah kamarnya, Devan membatalkan niat nya itu, lalu dia malah berjalan menuruni tangga satu persatu menuju lantai bawah. Baru saja dia menampakkan kakinya di sana. Kepala pelayan yang bernama Marta sudah lebih dulu menyapa nya.

"Selamat pagi, Tuan Devan? Maaf, apa ada yang bisa saya bantu? kenapa tidak menelpon saja, bila Anda membutuhkan sesuatu?" tanya nya menunduk hormat.

"Pagi juga Bibi,! saya hanya ingin mengambil air hangat." jawab Devan singkat.

"Jika begitu Anda kembali saja lagi keatas, nanti biar saya yang membawanya kesana." ujar Bibi Marta yang sudah ingin membalikan tubuhnya untuk mengambil air hangat yang di perlukan oleh Tuan muda nya.

"Agh, Bibi? apa boleh saya minta tolong gantikan pakaian istri Saya?" dengan ragu Devan menyampaikan permintaan nya

"Menganti baju? Eh, tentu saja boleh Tuan. Setelah selesai mengambil air hangat, Saya akan langsung membawanya keatas sekalian menganti baju Nona Zizi." seru Bibi Marta meskipun dihatinya ada sedikit kebingungan dan di penuhi oleh berbagai pertanyaan.

"Ini maksudnya menganti pakaian bagaimana ya? Aah sudah lah, lebih baik aku ambilkan air nya saja dulu, nanti juga aku akan tau sendiri."

Di dalam hatinya Bibi Marta ingin bertanya, namun melihat muka datar dari Tuan muda nya itu, dia akhirnya memutuskan untuk diam tanpa bertanya lagi.

Devan sendiri pun juga hanya mengangguk benar, sebelum dia berputar arah masuk ke dalam lift yang memang terletak tidak jauh dari tangga tempat dia turun tadi.

Sambil berjalan mengambil air yang di perlukan tuanya. Di hati Bibi Marta terus bertanya-tanya sendiri. Apa maksudnya menganti baju Nona muda, pikir Bibi Marta bingung.

Tiba di dalam dapur bersih, Bibi Marta langsung membuatkan teh hangat juga, karena dia berniat akan membawa air putih hangat dan juga teh hangat. Sebab dia takut jika Tuan nya tadi salah bicara.

Bibi Marta adalah kepala pelayan di rumah mewah ini. Jadi tugasnya lebih banyak daripada pelayanan biasa. Dia akan bangun paling pagi dan akan tidur paling belakangan. Meskipun tugasnya lebih berat, namun gaji yang di dapatnya lebih besar lima kali lipat dari pada pelayan biasa.

Setelah selesai menyiapkan teh dan juga air hangat biasa. Bibi Marta langsung membawanya masuk kedalam lift untuk menuju lantai atas.

Tiba di lantai atas, ternyata Bibi Marta ini sudah tau di mana letak kamar tidur Zizi. Karena begitu tiba di sana, dia langsung menuju ke kamar itu.

Tok...

Tok....

"Masuk!" titah Devan dari dalam kamar Zizi.

"Permisi tuan? maaf, Saya sedikit terlambat. Soalnya tadi Saya membuatkan teh hangat juga." ucap bibi itu setelah dia di izinkan masuk.

"Iya, tidak masalah! O'ya Bi, tolong Bibi ganti pakaian nya, Ya? jika sudah selesai, tolong Bibi beritahu Jimi juga, suruh dia membawa Dokter Kai datang kemari untuk memeriksa nya, karena sepertinya dia deman." kata Devan yang ingin kembali ke kamar dia sendiri.

"Baik, Tuan! Saya akan segera mengganti pakaian Nona lebih dulu. Setelah itu baru Saya menghubungi sekertaris Jimi." Marta dengan patuh menjalankan semua yg di perintahkan oleh tuanya. Karena kepatuhan dia dalam bekerjalah, makanya wanita berumur 45 tahun itu bisa menjadi kepala pelayan di rumah mewah milik Devan.

"Baiklah, tolong Bibi urus dia, Saya akan kembali ke kamar Saya." Devan pun pergi dari sana dengan perasaan yang tidak menentu.

"Nona Zizi kenapa? mengapa badannya bisa memar seperti ini? Perasaan tadi malam tubuhnya tidak seperti ini? Dan juga pakainya dari tadi malam belum diganti juga! Astaga! apa sebenarnya yang terjadi? Apa mungkin mereka bertengkar, lalu Nona Zizi sengaja merendam tubuhnya di dalam kamar mandi! Aneh sekali anak-anak jaman sekarang, baru saja dua hari menikah, tapi sudah bertengkar sampai seperti ini."

Sambil menganti pakaian istri dari Tuan nya itu, pikiran Bibi Marta sudah menduga-duga apa sebenarnya yang terjadi pada kedua pasangan suami-istri itu.

Tiba di dalam kamarnya, Devan langsung masuk kekamar mandi. Dia ingin membersihkan tubuhnya dulu, sebelum menidurkan matanya beberapa menit saja. Karena mengendong tubuh Zizi yang basah, pakaian dia sendiri juga ikut menjadi basah.

"Wanita lemah, baru segitu saja sudah demam. Berarti aku harus menyakitinya dengan cara lain." Devan berbicara sambil dia membersihkan tubuhnya di bawah air shower.

Sementara itu, dikamar Zizi, Dokter Kai sedang memeriksa keadaannya.

"Bagaimana keadaannya, Dokter Kai? kenapa sampai saat ini Nona Zizi belum juga sadar?" Bibi Marta bertanya gusar. Melihat Zizi terus mengigau dengan tubuh yang panas dan mengigil secara bersamaan.

"Nona muda ini demam tinggi, Bi. Menurut ku, dia harus di pasangkan infus juga. Sepertinya dia tidak hanya demam, tapi----"

Dokter Kai tidak melanjutkan ucapannya.

*BERSAMBUNG*.....

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Tapi apa dok/CoolGuy/

2024-07-26

0

Kristina Kaka

Kristina Kaka

semangat Thor 💪😁

2022-12-09

0

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

nasib Zizi miris banget

2022-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Devan pulang.
2 Wanita itu adalah Zizi.
3 Mendapatkan restu.
4 Serba dadakan.
5 Persiapan resepsi.
6 Hari bahagia.
7 Malam pertama.
8 Niat Devan.
9 Bukan malam, Tapi pagi.
10 Obat atau vitamin.
11 Cucu.
12 Berpamitan.
13 Dia adik ku
14 Tabur bibit lele.
15 Bukan pencarian jodoh.
16 Gadis yang spesial.
17 Cantik tapi cengeng.
18 Awal penderitaan Zizi.
19 Pembantu.
20 Demam tinggi.
21 Gadis malang.
22 Tak sebanding.
23 Demi ibu.
24 Mulai kuliah.
25 Gadis cengeng itu.
26 Sandiwara.
27 Pembantu setatus istri.
28 Mimpi itu lagi.
29 Ayah, tolong Zizi.
30 Cobalah berdamai.
31 Tatapan penuh kecewa.
32 Kerja paruh waktu.
33 Hilang kendali.
34 Aku bukan wanita bayaran.
35 Dokter Obygn.
36 Tidak ada tempat untuk mengadu.
37 Murka Devan.
38 Cara untuk bertahan hidup.
39 Aku akan menikah lagi.
40 Serba salah.
41 Siapa sebenarnya.
42 Anak Dosen Ski.
43 Tanggung jawab.
44 Darah daging.
45 Menjenguk Zizi.
46 Kebenaran.
47 Menyerah dan memilih pergi.
48 Aku mohon pulang lah.
49 Terpisah jauh.
50 Mencari Zivanna.
51 Mencari petunjuk.
52 Diary Zivanna.
53 Ingin Berdamai
54 Siapa yang salah?
55 Kembalilah.
56 Kenyataan yang sebenarnya.
57 Tidak sepenuhnya bersalah.
58 pengumuman.
59 Pertemuan terakhir.
60 Dendam salah alamat.
61 Pertemuan Zizi dan Eris.
62 Ketulusan Ibu Ellena.
63 Tertutup Dendam.
64 Sebuah tekad.
65 Batal menikah.
66 Berita Duka.
67 Ibu jangan pergi.
68 Berkabung.
69 Tidak menyukai wanita Hamil.
70 Aku tidak akan kembali.
71 Berakhirnya persahabatan.
72 Membuka usaha.
73 Meja Operasi.
74 Do'a Zivanna.
75 Seakan terang kembali.
76 Reyvano Arkana Lois.
77 Ibu sangat menyayangi mu.
78 Taman bermain.
79 Tidak punya ayah.
80 Nama yang sudah direncanakan.
81 Jantung berdebar-debar.
82 Bukan untuk menyakiti kalian.
83 Ayah, bukan, om.
84 Mari kita akhiri.
85 Janji Devan.
86 Seperti tahanan.
87 Bentuk perlindungan diri.
88 Tidak percaya.
89 Kembali ke kota Y.
90 Pengumuman.
91 Rumah impian.
92 Penyerangan.
93 Sebuah tanda tangan.
94 Kenangan indah tapi menyakitkan.
95 Istri dan anakku.
96 Pengumuman.
97 Tamu di rumah suami.
98 Egokah aku.
99 Tidak sanggup.
100 Aku mohon.
101 Mengambil kesempatan.
102 Bukan mimpi.
103 Bukan Zivanna.
104 Barang-barang tidak berguna.
105 Kembali menjadi saudara.
106 Trauma Zivanna.
107 Dokter Psikiater.
108 Pernikahan berselimut dendam.
109 Semuanya menyakiti aku.
110 Akan melepas mu.
111 Entah siapa yang salah.
112 Kantor pengadilan.
113 Kebersamaan yang singkat.
114 Mau punya adik.
115 Tidak memiliki banyak waktu.
116 Di bebas tugaskan.
117 Hasil Akhir.
118 Hilang dari radar.
119 Pengawal Atmaja.
120 Mau Ayah.
121 Baik-baik saja.
122 Menghindar.
123 Mencoba keberuntungan.
124 Bintang-bintang.
125 Senyum yang kembali.
126 Hitungan mundur.
127 Sebagai Hukuman.
128 Cinta yang aku miliki.
129 Rencana Zizi dan Jimi.
130 Sebuah kebahagiaan.
131 Memaafkan, jauh lebih indah.
132 Ingin Sepeda.
133 Rencana liburan.
134 Pergi liburan.
135 Hobi yang sama.
136 Pangilan kakak.
137 Olahraga.
138 Ayah Dion dan Reyvano.
139 Anggap saja, berbulan madu.
140 Sama-sama aman.
141 Nyonya Devan Atmaja.
142 Ingin Dunia tahu.
143 Minder ( Zivanna)
144 Konferensi pers.
145 Putra kedua.
146 Pengumuman novel baru
147 Promo Novel Baru.
148 Promo novel baru.
149 Pengumuman.
150 Promo Novel Ongoing.
151 Promo Novel Baru.
152 Promo Novel Baru.
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Devan pulang.
2
Wanita itu adalah Zizi.
3
Mendapatkan restu.
4
Serba dadakan.
5
Persiapan resepsi.
6
Hari bahagia.
7
Malam pertama.
8
Niat Devan.
9
Bukan malam, Tapi pagi.
10
Obat atau vitamin.
11
Cucu.
12
Berpamitan.
13
Dia adik ku
14
Tabur bibit lele.
15
Bukan pencarian jodoh.
16
Gadis yang spesial.
17
Cantik tapi cengeng.
18
Awal penderitaan Zizi.
19
Pembantu.
20
Demam tinggi.
21
Gadis malang.
22
Tak sebanding.
23
Demi ibu.
24
Mulai kuliah.
25
Gadis cengeng itu.
26
Sandiwara.
27
Pembantu setatus istri.
28
Mimpi itu lagi.
29
Ayah, tolong Zizi.
30
Cobalah berdamai.
31
Tatapan penuh kecewa.
32
Kerja paruh waktu.
33
Hilang kendali.
34
Aku bukan wanita bayaran.
35
Dokter Obygn.
36
Tidak ada tempat untuk mengadu.
37
Murka Devan.
38
Cara untuk bertahan hidup.
39
Aku akan menikah lagi.
40
Serba salah.
41
Siapa sebenarnya.
42
Anak Dosen Ski.
43
Tanggung jawab.
44
Darah daging.
45
Menjenguk Zizi.
46
Kebenaran.
47
Menyerah dan memilih pergi.
48
Aku mohon pulang lah.
49
Terpisah jauh.
50
Mencari Zivanna.
51
Mencari petunjuk.
52
Diary Zivanna.
53
Ingin Berdamai
54
Siapa yang salah?
55
Kembalilah.
56
Kenyataan yang sebenarnya.
57
Tidak sepenuhnya bersalah.
58
pengumuman.
59
Pertemuan terakhir.
60
Dendam salah alamat.
61
Pertemuan Zizi dan Eris.
62
Ketulusan Ibu Ellena.
63
Tertutup Dendam.
64
Sebuah tekad.
65
Batal menikah.
66
Berita Duka.
67
Ibu jangan pergi.
68
Berkabung.
69
Tidak menyukai wanita Hamil.
70
Aku tidak akan kembali.
71
Berakhirnya persahabatan.
72
Membuka usaha.
73
Meja Operasi.
74
Do'a Zivanna.
75
Seakan terang kembali.
76
Reyvano Arkana Lois.
77
Ibu sangat menyayangi mu.
78
Taman bermain.
79
Tidak punya ayah.
80
Nama yang sudah direncanakan.
81
Jantung berdebar-debar.
82
Bukan untuk menyakiti kalian.
83
Ayah, bukan, om.
84
Mari kita akhiri.
85
Janji Devan.
86
Seperti tahanan.
87
Bentuk perlindungan diri.
88
Tidak percaya.
89
Kembali ke kota Y.
90
Pengumuman.
91
Rumah impian.
92
Penyerangan.
93
Sebuah tanda tangan.
94
Kenangan indah tapi menyakitkan.
95
Istri dan anakku.
96
Pengumuman.
97
Tamu di rumah suami.
98
Egokah aku.
99
Tidak sanggup.
100
Aku mohon.
101
Mengambil kesempatan.
102
Bukan mimpi.
103
Bukan Zivanna.
104
Barang-barang tidak berguna.
105
Kembali menjadi saudara.
106
Trauma Zivanna.
107
Dokter Psikiater.
108
Pernikahan berselimut dendam.
109
Semuanya menyakiti aku.
110
Akan melepas mu.
111
Entah siapa yang salah.
112
Kantor pengadilan.
113
Kebersamaan yang singkat.
114
Mau punya adik.
115
Tidak memiliki banyak waktu.
116
Di bebas tugaskan.
117
Hasil Akhir.
118
Hilang dari radar.
119
Pengawal Atmaja.
120
Mau Ayah.
121
Baik-baik saja.
122
Menghindar.
123
Mencoba keberuntungan.
124
Bintang-bintang.
125
Senyum yang kembali.
126
Hitungan mundur.
127
Sebagai Hukuman.
128
Cinta yang aku miliki.
129
Rencana Zizi dan Jimi.
130
Sebuah kebahagiaan.
131
Memaafkan, jauh lebih indah.
132
Ingin Sepeda.
133
Rencana liburan.
134
Pergi liburan.
135
Hobi yang sama.
136
Pangilan kakak.
137
Olahraga.
138
Ayah Dion dan Reyvano.
139
Anggap saja, berbulan madu.
140
Sama-sama aman.
141
Nyonya Devan Atmaja.
142
Ingin Dunia tahu.
143
Minder ( Zivanna)
144
Konferensi pers.
145
Putra kedua.
146
Pengumuman novel baru
147
Promo Novel Baru.
148
Promo novel baru.
149
Pengumuman.
150
Promo Novel Ongoing.
151
Promo Novel Baru.
152
Promo Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!