Berpamitan.

🌷🌷🌷🌷🌷

.

.

Jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Zizi sedang membersihkan dirinya di dalam kamar mandi. Sedangkan Devan sendiri masih tidur di atas ranjang Zizi. Karna setelah mengobrol bersama Ayahnya tadi. Devan memilih masuk ke kamar Zizi. Daripada kembali ke kamarnya sendiri.

Kleeeek....

Suara pintu, yang Zizi buka dengan pelan. Karna Zizi takut Devan terbangun sebelum dirinya memakai baju ganti.

Zizi berjalan kearah lemari pakaiannya, lalu memakainya dengan cepat. Setelah selesai, Zizi pun langsung berjalan ke meja rias, untuk memoleskan sedikit bedak bayi dan memberikan liblem di bibir seksinya.

Zizi memang hanya memakai bedak bayi yang botolan ya! karna tanpa memakai riasan saja. Wajah Zizi sudah sangat cantik.

Setelah selesai dirinya bersiap-siap. Zizi melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata waktu sudah menunjukkan hampir setengah tiga sore. Itu berarti Zizi harus membangunkan Devan sekarang.

Tidak banyak berpikir lagi, Zizi langsung berjalan kearah ranjang, lalu duduk di sisi ranjang itu. Agar dia lebih mudah membangunkan Devan yang berada di tengah-tengah ranjang.

"Kak..! Kakak, Ayo bangun! nanti kita terlambat." suara merdu Zizi yang membangunkan Devan.

Merasa ada suara dan goyangan pada lengannya. Devan pun membuka matanya dengan pelan. Dan begitu matanya terbuka, Devan langsung di suguhkan wajah cantik dan imut Zizi. Istri kecilnya, yang setelah tiba di kota Y nanti, akan dia siksa.

Deg....

Jantung Devan berdebar kencang begitu pandangan mata mereka bertemu.

"Kak! kakak kenapa melihat Zizi seperti itu? Apa dandanan Zizi jelek." Zizi malah mengira jika dia berpenampilan tidak pantas. karna sebelumnya Zizi jarang memberikan warna pada bibirnya.

"Agh.., tidak! kamu cantik seperti ini. Tidak terlalu mirip anak kecil." ucap Devan mengelak jika Zizi sangat cantik dengan rambut yang di gerai, di tambah pita kupu-kupu kecil di samping telinganya.

"Kamu sudah siap! jam berapa ini?" Devan duduk sambil menguap.

"Iya, Zizi sudah siap! kakak mandi sana. Ini sudah hampir setengah tiga." kata Zizi mendorong tubuh Devan agar segera pergi membersihkan dirinya.

Cup...

"Jangan banyak bergerak, bagaimana jika kakak memakan dirimu lagi." ujar Devan melirik kebawah. Karna si tabung lelenya suda berdiri tegak. Siap menabur para bibit lele lagi. Padahal hanya terkena pergerakan tangan Zizi sebelum mendorong tubuh nya tadi.

"Aaapa? Zizi minta maaf! Zizi tidak sengaja menyentuhnya. Jika begitu kakak cepat pergi mandi, sebelum dia berubah menjadi burung. Lalu dia terbang." setelah mengatakan itu, Zizi berlari keluar kamar dan menutup pintunya dengan cepat.

Karna dia takut bila Devan kembali menerkamnya. Sedangkan sakit bekas tadi pagi saja belum hilang.

"Hampir saja!" Zizi memegang dadanya, sambil bersandar pada pintu.

Sudah merasa tidak gemetar pada dadanya. Barulah Zizi pergi ke lantai bawah untuk menemui ibunya. Karna tadi setelah membangunkan Devan. Dia memang sudah berniat ingin kesana.

Sementara itu, Devan di dalam kamar tertawa sendiri. Karna melihat kelakuan Zizi yang memang masih mengemaskan seperti anak remaja lainnya.

"Kenapa dia mengemaskan sekali. Awas saja nanti, akan aku buat dia tidak bisa berjalan. Berani sekali dia mengejek tabung leleku menjadi burung, lalu terbang." ucap Devan masih tertawa. Tanpa Devan sadari, dia sudah bahagia melihat tingkah Zizi yang mengemaskan seperti itu. Dan melupakan dendamnya.

Dua menit setelah itu, barulah Devan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Karna dia juga takut, bila mereka terlambat.

Sebab sudah masuk lima hari, dia pulang ke kota X. Untuk melakukan pernikahan kilat, namun sangat mewah.

"Sayang! kamu sudah siap-siap? bukanya kalian akan berangkat jam tiga nanti!" ibu Ellena menyapa kedatangan Zizi.

"Iya, Bu! Zizi takut telat, jadi Zizi bersiap-siap saja dulu. Kalau kak Devan baru saja bangun tidur." terang Zizi ikut duduk disamping ibunya.

"Lalu ada apa ini? Apa kamu benar-benar sudah siap ikut bersama suamimu, Nak?" Ibu Ellena yang tau jika Zizi pasti ingin mengatakan sesuatu. Makanya datang mencari ke taman belakang. Tempat kebiasaan ibu Ellena apabila dia tidak istirahat.

"Ibu sangat hebat! selalu bisa menebak kedatangan Zizi. Padahal Zizi belum mengatakan apapun." puji Zizi memeluk ibunya dari samping.

"Tentu saja ibu tau! kamu kan putri ibu. Sekarang ayo katakan, kamu mau mengatakan apa?"

"Bu...! Zizi mau bilang, tabungan yang ada di ATM akan Zizi bawa ya! Zizi takut, tiba disana terlalu banyak merepotkan kakak." ucap Zizi menunduk takut.

Meskipun itu tabungan dia sendiri yang dia sisihkan dari uang jajan setiap diberi oleh Ayah Dion dan ada juga uang tambahan, ketika ibunya masih bekerja dulu. Zizi tetap takut menyinggung perasaan ibunya.

Mendengar ucapan putri nya itu, membuat ibu Ellena tersenyum lalu memeluk Zizi dengan sayang.

"Tanpa kamu bertanya kepada ibu. Ibu akan menyuruhmu membawanya sayang! Apa kamu pikir ibu akan melepaskan putri ibu begitu saja. Ibu juga memiliki sedikit tabungan. Bisa kita satukan, dan kamu simpan itu baik-baik. Agar bila kamu membutuhkannya, kamu punya uang sendiri." ibu Ellena melepaskan pelukan mereka.

"Ibu...! terimakasih! Zizi berjanji tidak akan mengecewakan ibu. Zizi akan belajar dengan sungguh-sungguh selama disana. Zizi tidak akan pernah membuat ibu malu, memiliki putri seperti Zizi!" kata Zizi menangis dan memeluk ibunya lagi.

"Sudah! jangan menangis lagi. Nanti cantiknya hilang. Sekarang kembalilah keatas. Nanti Devan mencari mu!" ibu Ellena ikut menangis, karna Entah mengapa. Dia merasa berat melepaskan putrinya. Meskipun dia sudah melihat sendiri, betapa Devan mencintai Zizi.

Dan akhirnya Zizi pun kembali lagi kelantai atas, untuk menemui Devan.

"Kakak sudah mandi ternyata!" Zizi berjalan masuk dan duduk di atas sofa melihat Devan yang sedang memakai jam tangan di sebelah sofa yang dia duduki itu.

"Iya, kita berangkat sekarang! soalnya kakak ada pertemuan mendadak jam delapan nanti. Tiba di sana nanti, kamu ikut saja kakak menghadiri pertemuan itu. Tapi jangan bilang jika kamu istri kakak ya! jika mereka bertanya, jawab saja kamu adik kakak. Kamu paham kan!" Devan sedikit tersenyum saat mengatakan itu.

Deg...

"Iya, baiklah! Zizi tidak akan bilang, jika Zizi adalah istri kakak." jawab Zizi ikut tersenyum getir. Mendengar ucapan Devan tadi. Tiba-tiba ada desiran aneh di hatinya.

Namun dengan cepat, Zizi menampik perasaan itu.

"Anak pintar!" Devan mengelus kepala Zizi sebelum dia berdiri.

"Sudah, Ayo kita berangkat sekarang.!" kata Devan yang sudah menarik koper pakaian Zizi. Sebab Devan sendiri tidak membawa pakainya. Karna di kota Y adalah rumah keduanya.

Zizi pun mengangguk dan mengikuti Devan dari belakang.

Tiba di lantai bawah, tepatnya di ruang keluarga. Ayah Dion dan ibu Ellena sedang duduk disana. Karna mereka tau, jika Devan dan Zizi sebentar lagi akan berangkat.

"Loh, kalian akan berangkat sekarang!" Ayah Dion langsung berdiri melihat Devan sudah menarik koper.

"Iya, Yah! soalnya Devan ada pertemuan malam ini. Takut di jalanya nanti terkena macet."

"Nak..! ibu titip Zizi ya! tolong jaga dia dengan baik." ibu Ellena menagis di saat Devan menyalimi tangannya.

"Tentu Bu! Devan akan menjaganya dengan baik." jawab Devan menyakinkan.

"Sayang! kamu hati-hati selama disana. Jangan telat makan, dan istirahat. Ibu pasti sangat merindukanmu.!" Ibu Ellena memeluk Zizi yang ikut memeluknya juga.

Setelah berpamitan kepada Ayah Dion dan ibu Ellena. Devan dan Zizi pun langsung saja pergi menaiki mobil bersama Jimi. Karna ada sopir kepercayaan Ayah Dion yang akan mengantar mereka ke bandara.

BERSAMBUNG......

.

.

.

.

Perjalanan balas dendam Devan, baru akan di mulai ya...!!!

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya.

LIKE.

VOTE.

KOMEN.

Hadiah kopi maupun bunganya.😍

Terimakasih.🤗🙏🙏

Terpopuler

Comments

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

zizi x salah/Sob//Sob//Sob/

2024-07-26

0

Suriani Lahusi Lajahiti

Suriani Lahusi Lajahiti

aku juga ikut nangis 😭😭😭

2024-07-20

2

Kristina Kaka

Kristina Kaka

awas aja kalo kamu bucin Devan 😀

2022-12-08

1

lihat semua
Episodes
1 Devan pulang.
2 Wanita itu adalah Zizi.
3 Mendapatkan restu.
4 Serba dadakan.
5 Persiapan resepsi.
6 Hari bahagia.
7 Malam pertama.
8 Niat Devan.
9 Bukan malam, Tapi pagi.
10 Obat atau vitamin.
11 Cucu.
12 Berpamitan.
13 Dia adik ku
14 Tabur bibit lele.
15 Bukan pencarian jodoh.
16 Gadis yang spesial.
17 Cantik tapi cengeng.
18 Awal penderitaan Zizi.
19 Pembantu.
20 Demam tinggi.
21 Gadis malang.
22 Tak sebanding.
23 Demi ibu.
24 Mulai kuliah.
25 Gadis cengeng itu.
26 Sandiwara.
27 Pembantu setatus istri.
28 Mimpi itu lagi.
29 Ayah, tolong Zizi.
30 Cobalah berdamai.
31 Tatapan penuh kecewa.
32 Kerja paruh waktu.
33 Hilang kendali.
34 Aku bukan wanita bayaran.
35 Dokter Obygn.
36 Tidak ada tempat untuk mengadu.
37 Murka Devan.
38 Cara untuk bertahan hidup.
39 Aku akan menikah lagi.
40 Serba salah.
41 Siapa sebenarnya.
42 Anak Dosen Ski.
43 Tanggung jawab.
44 Darah daging.
45 Menjenguk Zizi.
46 Kebenaran.
47 Menyerah dan memilih pergi.
48 Aku mohon pulang lah.
49 Terpisah jauh.
50 Mencari Zivanna.
51 Mencari petunjuk.
52 Diary Zivanna.
53 Ingin Berdamai
54 Siapa yang salah?
55 Kembalilah.
56 Kenyataan yang sebenarnya.
57 Tidak sepenuhnya bersalah.
58 pengumuman.
59 Pertemuan terakhir.
60 Dendam salah alamat.
61 Pertemuan Zizi dan Eris.
62 Ketulusan Ibu Ellena.
63 Tertutup Dendam.
64 Sebuah tekad.
65 Batal menikah.
66 Berita Duka.
67 Ibu jangan pergi.
68 Berkabung.
69 Tidak menyukai wanita Hamil.
70 Aku tidak akan kembali.
71 Berakhirnya persahabatan.
72 Membuka usaha.
73 Meja Operasi.
74 Do'a Zivanna.
75 Seakan terang kembali.
76 Reyvano Arkana Lois.
77 Ibu sangat menyayangi mu.
78 Taman bermain.
79 Tidak punya ayah.
80 Nama yang sudah direncanakan.
81 Jantung berdebar-debar.
82 Bukan untuk menyakiti kalian.
83 Ayah, bukan, om.
84 Mari kita akhiri.
85 Janji Devan.
86 Seperti tahanan.
87 Bentuk perlindungan diri.
88 Tidak percaya.
89 Kembali ke kota Y.
90 Pengumuman.
91 Rumah impian.
92 Penyerangan.
93 Sebuah tanda tangan.
94 Kenangan indah tapi menyakitkan.
95 Istri dan anakku.
96 Pengumuman.
97 Tamu di rumah suami.
98 Egokah aku.
99 Tidak sanggup.
100 Aku mohon.
101 Mengambil kesempatan.
102 Bukan mimpi.
103 Bukan Zivanna.
104 Barang-barang tidak berguna.
105 Kembali menjadi saudara.
106 Trauma Zivanna.
107 Dokter Psikiater.
108 Pernikahan berselimut dendam.
109 Semuanya menyakiti aku.
110 Akan melepas mu.
111 Entah siapa yang salah.
112 Kantor pengadilan.
113 Kebersamaan yang singkat.
114 Mau punya adik.
115 Tidak memiliki banyak waktu.
116 Di bebas tugaskan.
117 Hasil Akhir.
118 Hilang dari radar.
119 Pengawal Atmaja.
120 Mau Ayah.
121 Baik-baik saja.
122 Menghindar.
123 Mencoba keberuntungan.
124 Bintang-bintang.
125 Senyum yang kembali.
126 Hitungan mundur.
127 Sebagai Hukuman.
128 Cinta yang aku miliki.
129 Rencana Zizi dan Jimi.
130 Sebuah kebahagiaan.
131 Memaafkan, jauh lebih indah.
132 Ingin Sepeda.
133 Rencana liburan.
134 Pergi liburan.
135 Hobi yang sama.
136 Pangilan kakak.
137 Olahraga.
138 Ayah Dion dan Reyvano.
139 Anggap saja, berbulan madu.
140 Sama-sama aman.
141 Nyonya Devan Atmaja.
142 Ingin Dunia tahu.
143 Minder ( Zivanna)
144 Konferensi pers.
145 Putra kedua.
146 Pengumuman novel baru
147 Promo Novel Baru.
148 Promo novel baru.
149 Pengumuman.
150 Promo Novel Ongoing.
151 Promo Novel Baru.
152 Promo Novel Baru.
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Devan pulang.
2
Wanita itu adalah Zizi.
3
Mendapatkan restu.
4
Serba dadakan.
5
Persiapan resepsi.
6
Hari bahagia.
7
Malam pertama.
8
Niat Devan.
9
Bukan malam, Tapi pagi.
10
Obat atau vitamin.
11
Cucu.
12
Berpamitan.
13
Dia adik ku
14
Tabur bibit lele.
15
Bukan pencarian jodoh.
16
Gadis yang spesial.
17
Cantik tapi cengeng.
18
Awal penderitaan Zizi.
19
Pembantu.
20
Demam tinggi.
21
Gadis malang.
22
Tak sebanding.
23
Demi ibu.
24
Mulai kuliah.
25
Gadis cengeng itu.
26
Sandiwara.
27
Pembantu setatus istri.
28
Mimpi itu lagi.
29
Ayah, tolong Zizi.
30
Cobalah berdamai.
31
Tatapan penuh kecewa.
32
Kerja paruh waktu.
33
Hilang kendali.
34
Aku bukan wanita bayaran.
35
Dokter Obygn.
36
Tidak ada tempat untuk mengadu.
37
Murka Devan.
38
Cara untuk bertahan hidup.
39
Aku akan menikah lagi.
40
Serba salah.
41
Siapa sebenarnya.
42
Anak Dosen Ski.
43
Tanggung jawab.
44
Darah daging.
45
Menjenguk Zizi.
46
Kebenaran.
47
Menyerah dan memilih pergi.
48
Aku mohon pulang lah.
49
Terpisah jauh.
50
Mencari Zivanna.
51
Mencari petunjuk.
52
Diary Zivanna.
53
Ingin Berdamai
54
Siapa yang salah?
55
Kembalilah.
56
Kenyataan yang sebenarnya.
57
Tidak sepenuhnya bersalah.
58
pengumuman.
59
Pertemuan terakhir.
60
Dendam salah alamat.
61
Pertemuan Zizi dan Eris.
62
Ketulusan Ibu Ellena.
63
Tertutup Dendam.
64
Sebuah tekad.
65
Batal menikah.
66
Berita Duka.
67
Ibu jangan pergi.
68
Berkabung.
69
Tidak menyukai wanita Hamil.
70
Aku tidak akan kembali.
71
Berakhirnya persahabatan.
72
Membuka usaha.
73
Meja Operasi.
74
Do'a Zivanna.
75
Seakan terang kembali.
76
Reyvano Arkana Lois.
77
Ibu sangat menyayangi mu.
78
Taman bermain.
79
Tidak punya ayah.
80
Nama yang sudah direncanakan.
81
Jantung berdebar-debar.
82
Bukan untuk menyakiti kalian.
83
Ayah, bukan, om.
84
Mari kita akhiri.
85
Janji Devan.
86
Seperti tahanan.
87
Bentuk perlindungan diri.
88
Tidak percaya.
89
Kembali ke kota Y.
90
Pengumuman.
91
Rumah impian.
92
Penyerangan.
93
Sebuah tanda tangan.
94
Kenangan indah tapi menyakitkan.
95
Istri dan anakku.
96
Pengumuman.
97
Tamu di rumah suami.
98
Egokah aku.
99
Tidak sanggup.
100
Aku mohon.
101
Mengambil kesempatan.
102
Bukan mimpi.
103
Bukan Zivanna.
104
Barang-barang tidak berguna.
105
Kembali menjadi saudara.
106
Trauma Zivanna.
107
Dokter Psikiater.
108
Pernikahan berselimut dendam.
109
Semuanya menyakiti aku.
110
Akan melepas mu.
111
Entah siapa yang salah.
112
Kantor pengadilan.
113
Kebersamaan yang singkat.
114
Mau punya adik.
115
Tidak memiliki banyak waktu.
116
Di bebas tugaskan.
117
Hasil Akhir.
118
Hilang dari radar.
119
Pengawal Atmaja.
120
Mau Ayah.
121
Baik-baik saja.
122
Menghindar.
123
Mencoba keberuntungan.
124
Bintang-bintang.
125
Senyum yang kembali.
126
Hitungan mundur.
127
Sebagai Hukuman.
128
Cinta yang aku miliki.
129
Rencana Zizi dan Jimi.
130
Sebuah kebahagiaan.
131
Memaafkan, jauh lebih indah.
132
Ingin Sepeda.
133
Rencana liburan.
134
Pergi liburan.
135
Hobi yang sama.
136
Pangilan kakak.
137
Olahraga.
138
Ayah Dion dan Reyvano.
139
Anggap saja, berbulan madu.
140
Sama-sama aman.
141
Nyonya Devan Atmaja.
142
Ingin Dunia tahu.
143
Minder ( Zivanna)
144
Konferensi pers.
145
Putra kedua.
146
Pengumuman novel baru
147
Promo Novel Baru.
148
Promo novel baru.
149
Pengumuman.
150
Promo Novel Ongoing.
151
Promo Novel Baru.
152
Promo Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!